KEPERAWATAN JIWA
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI SUSUN OLEH:
1. Ajeng Rindani Putri (21220001)
2. Jamaludin (21220027)
3. Lailatul Ulya (21220032)
4. Marhama (21220036)
5. Meylyana Nabillah (21220037)
6. Molina Kintan Rinjani Jamil (21220039)
7. Panji Pratama (21220048)
8. Rahma Dyani (21220050)
9. Reni Rafadesi Marta (21220053)
Dosen Pembimbing:
Imardiani,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Umur : 27 Tahun
Klien No RM : 20300000
Klien dibawa ke RSJ oleh keluarga dengan alasan dari kuluarga sering mengamuk,
suka mengancam, berbicara keras. Menurut info dari keluarga klien pernah masuk
Rumah sakit jiwa 2 kali sebelumnya. Klien mengatakan sepulang dari Rumah sakit,
klien tidak meminum obat dengan teratur. Klien mengatakan pernah melakukan
aniaya fisik seperti aniaya kekerasan dalam keluarga dan pernah memukul orang lain
karena sering diejek. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa seperti yang di alami dirinya. Klien mengatakan tidak pernah mengalami
masa lalu yang tidak menyenagkan, namun menurut klien hal yang paling tidak menyenagkan
adalah jauh dari keluarganya, terutama ibunya. Saat dilakukkan pengkajian klien mengatakan
cepat tersinggung dan ingin mengamuk, emosi labil. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD
Klien mengatakan kalau kakek dan neneknya telah meninggal dunia. Ayahnya
memiliki 2 saudara laki- dan 1 saudara perempuan. Sedangkan ibunya memiliki 1 saudara
perempuan. Klien tinggal serumah bersama orang tuanya. Klien merupakan anak bungsu dari
klien bersekolah hanya sampai SD, lalu bekerja sebagai buruh tani. Klien belum menikah.
Biasanya klien membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti mencuci, menyapu dan
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul bersama
keluarganya dan bekerja serta menikah. Klien mengatakan merasa malu dengan orang
lain. Menurut klien orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya. Klien termasuk aktif
dengan orang lain karena merasa malu, dan tidak pandai dalam memulai percakapan.
Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai – nilai islam dan klien mengatakan
shalat itu wajib. Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai untuk shalat
Saat dikaji klien tampak cukup rapi, rambut lurus, kemudian menggunakan baju yang
seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan penampilannya.
Klien berbicara dengan keras, agak kacau serta terlihat cepat tersinggung. Klien terlihat sehat
dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit, klien merasa senang dan bahagia
tinggal di Rumah Sakit. Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung. Selama melakukan
wawancara klien baik, namun kontak mata tajam. Klien mengatakan tidak pernah
mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun melihat bayangan-bayangan aneh juga. Saat diajak
bicara klien sering mengganti topic pembicaraan tanpa menyelesaikan topic pertama. Klien
mengatakan dirinya memiliki suatu ilmu dan pernah bekerja di luar daerah serta
menganggap dirinya memiliki kekuatan. Saat ditanya tingkat kesadaran klien baik dan
klien tidak mengalami disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang. Buktinya klien
masih mengingat tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu berada di ruang Asoka. Klien
saat sebelum masuk rumah sakit. Klien dapat dapat berhitung dan dapat menjawab
perhitungan sederhana yang diberikan perawat 5+5=10. Tapi saat diminta memilih klien
bisa tidak bisa memilih antara dua pilihan. Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak
semestinya dibawa ke Rumah Sakit. Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan, dapat
defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekueansi kurang lebih 4x sehari, mandi 2 kali
sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan orang lain, berpakaian dengan rapi tanpa bantuan
orang lain. Klien tidur siang 4-5 jam dan untuk tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum
tidur biasanya pasien hanya berjalan-jalan dan mengobrol bersama teman sekamar
maupun perawat. Untuk pengguanaan obat klien tidak membutuhkan bantuan karena klien
bisa melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat yang di konsumsi. Klien mengatakan
jarang pergi ke pusat kesehatan untuk memeriksakan diri. Klien mampu melakukan kegiatan
rumahan dengan baik misalnya, mononton TV, menyiapkan makanan ataupun menjaga
kerapian rumah. Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara mandiri seperti
saat dia mengalami masalah biasanya klien merusak barang-barang di sekitarnya. Klien
kurang mampu menahan diri untuk memukul orang karena orang-orang sekitarnya selalu
diejek dan ingin memukul orang-orang yang mengejeknya. Klien mengatakan hidupnya dan
STEP 1:
( marhama). ( lailatul).
masalah biasanya klien merusak barang- baik, namun kontak mata tajam
orang lain karena sering diejek. (ajeng) 4. Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti
4. klien mengatakan cepat tersinggung dan kegiatan yang ada di rumah sakit, klien
ingin mengamuk, emosi labil ( reni). merasa senang dan bahagia tinggal di
5. Klien mengatakan saat dia mengalami Rumah Sakit. Afek klien labil, cepat
barang di sekitarnya. Klien kurang 5. Saat ditanya tingkat kesadaran klien baik
mampu menahan diri untuk memukul dan klien tidak mengalami disorientasi
dan ingin memukul orang-orang yang saat sebelum masuk rumah sakit. Klien
mengejeknya.(Molina kintan). dapat dapat berhitung dan dapat
suatu ilmu dan pernah bekerja di luar diberikan perawat 5+5=10. (mellyana)
daerah serta menganggap dirinya 6. Saat diminta memilih klien bisa tidak
8. keluarga klien pernah masuk Rumah 7. Saat dikaji klien tampak cukup rapi,
mengatakan sepulang dari Rumah sakit, baju yang seharusnya, dan mandi 2 kali
teratur. Dan Klien mengatakan tidak ada 8. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD
anggota keluarga yang mengalami 110/90 mmHg, nadi 96 x/m, suhu 37 0C,
N DATA MASALAH
O
1. Ds: Resiko Perilaku Kekerasan
diejek.( Ajeng )
sekitarnya.(rahma)
selalu mengejeknya.( )
(…….)
Do:
Risperidon 2 x 1 mg.(marhama)
2. Ds: Harga diri Rendah(…..)
lain.
percakapan.(………)
Do:
-…………………….
Do:
5. Berikan latihan untuk mengontrol marah seperti Relasksasi Tarik nafas dalam dan
pukul kasur bantal, patuh minum obat, meminta dengan baik dan menolak dengan
berhasil
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya
Tidak
Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan, namun
menurut klien hal yang paling tidak menyenagkan adalah jauh dari keluarganya,
terutama ibunya
IV. FISIK
2. Ukur : TB : 165 BB : 60
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
Jelaskan : Klien anak bungsu dari 6 bersaudara
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep diri
a Gambaran diri : Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai
tubuhnya apa adanya
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang
berkumpul bersama keluarganya dan bekerja serta menikah
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien ikut berperan aktif dalam
kegiatan kelompok
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai-
nilai islam dan klien mengatakan shalat itu wajib
b. Kegiatan ibadah : Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai
untuk shalat
1. Penampilan
Jelaskan : Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus kemudian menggunakan baju
yang seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan
penampilannya
Cepat Keras Gagap Inkoheren
3. Aktivitas Motorik:
Jelaskan : Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit
4. Alam perasaaan
Jelaskan : Klien mengatakan merasa senang dan bahagia tinggal di rumah sakit
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
Jelaskan : Interaksi selama wawancara klien baik, namun kontak mata tajam
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun melihat
bayangan-bayangan aneh juga
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir
flight of idea blocking pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Proses fikir klien adalah flight of ideas karena sering mengganti topic
pembicaraan tanpa menyelesaikan topic pertama
9. Isi Pikir
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya memiliki suatu ilmu dan pernah bekerja di luar daerah
serta menganggap dirinya memiliki kekuatan
Masalah Keperawatan : Waham kebesaran
10. Tingkat kesadaran
Disorientasi
Jelaskan : Tingkat kesadaran klien baik dan klien memiliki disorientasi terhadap orang,
waktu, tempat. Buktinya klien masih mengingat tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu
berada di ruang asoka
11. Memori
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu menjelaskan
kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman saat sebelum masuk
rumah sakit
Jelaskan : Tingkat konsentrasi klien baik karena masih dapat berhitung dan dapat menjawab
perhitungan sederhana yang diberikan perawat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Gangguan ringan gangguan bermakna
Jelaskan : Kemampuan penilaian klien ringan mengalami gangguan penilaian ringan. Klien
tidak bisa memilih antara dua pilihan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak semestinya dibawa ke rumah sakit
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
4. Berpakaian/berhias
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya tidak
Perawatan pendukung
Ya tidak
Mencuci pakaian Ya tidak
Belanja Ya tidak
Transportasi
Ya tidak
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Adaptif Maladaptif
Lainnya _______________ lainnya : Klien mengatakan saat dia
mengalami masalah biasanya klien merusak barang-barang di sekitarnya
Koping obat-obatan
Lainnya : Klien kurang mampu menahan diri untuk memukul orang karena orang-
orang sekitarnya selalu mengejeknya
Data Masalah
Data subjektif :
Klien mengatakan cepat
tersinggung, ingin mengamuk,
pernah memukul orang lain
serta mengungkapkan keinginan
memukul orang-orang yang
mengejeknya
Resiko perilaku kekerasan
Data objektif :
Klien berbicara keras
Agak kacau
Cepat tersinggung
Emosi labil
Kontak mata tajam.
Data subjektif :
Klien merasa malu dengan
orang lain
Data objektif :
Klien lebih banyak
menghabiskan waktu dikamar Harga diri rendah
Klien lebih suka menyendiri
Data subjektif :
Klien mengatakan dirinya
memiliki suatu ilmu,
Klien pernah bekerja di luar
daerah
Klien menganggap dirinya
memiliki kekuatan
Diagnosa Medik :
Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekkersan Effect
↑
Waham Kebesaran Core Problem
↑
Harga Diri Rendah Cause
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Waham Kebesaran
3. Harga Diri Rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATA
No. RM : 20300000
Umur : 27 Tahun
Diagnosa medis : SKizofrenia Paranoid
Ruangan : Asoka
No.RM : 20300000
Do : terpenuhi
- Klien Berbicara Keras - Klien mampu melatih kemampuan positif satu yaitu
- Cepat Tersinggung
- Emosi Labil A:
- Kontak Mata Tajam - RPK masih ada
Kemampuan: P:
Klien mampu nafas dalam - Latihan pukul kasur/ bantal 2x/ hari dan saat ingin
marah
terpenuhi
positik kedua
12-10-2020 Resiko Perilaku Kekerasan S : Klien merasa senang dan sedikit tenang setelah berlatih
Ds : klien mengatakan masih cepat tersinggung, O :
mengamuk, memukul orang lain, serta masih - Klien mampu mengontrol marah secara verbal
mengungkapkan keinginan memukul orang-orang yang - Klien mampu melatih kemampuan positif kedua:
Do : A:
- Klien masih Berbicara Keras, Masih Agak Kacau, - RPK masih ada
Tajam P:
menggambar
Tindakan :
A. KONSEP DASAR
pada diri sendiri atau orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak
memiliki tujuan khusus, tetapi lebih merujuk pada suatu dengan perasaan marah
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk di mana seseorang marah
berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol
(Yosep, 2016).
B. RENTANG RESPON
1. Respon Adaptif.
senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara. Merupakan 6 ungkapan
tanpa menyakit orang akan memberi kelegaan pada individu dan tidak akan
b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena
tujuan yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.
Suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam mencapai
2. Respon Transisi Pasif adalah diam dan merasa tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami, suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu
Klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu,
3. Respon Maladaptif
pasif agresif dan aktif agresif. Pasif agresif adalah perilaku yang tampak dapat
bicara keras, cenderung menuntut secara terus menerus, bertingkah laku kasar
b. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan
kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan
(Stuart,2013).
c.
C. PSIKODINAMIK
Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang dapat
menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat diunkapkan dengan tiga cara,
oleh adanya stressor yang berasal dari internal atau eksternal. Stressor internal seperti
penyakit, hormonal, dendam, kesal sedangkan stressor eksternal bisa berasal dari
dan sebagainya. Hal tersebut dapat mengakibatkan kehilangan atau gangguan pada
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,
tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah. Data
Data yang mungkin muncul pada klien dengan perilaku kekerasan pada data
subjektif dapat ditemukan klien mengatakan kesal, marah, atau jengkel terhadap
orang lain. Pada data objektif yang mungkin timbul klien terlihat emosi labil,
pandangan mata tajam, mengepal, mata merah, suara keras dan kasar,
a. Faktor Predisposisi
yang dialami tiap orang artinya mungkin terjadi (mungkin tidak terjadi)
kebutuhan dasar yang kuat, dan akibat dari respon psikologis terhadap 8
adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau
secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
b. Faktor Presipitasi
presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang
lain.
1) Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas
ekonomi.
rasa frustasi.
keluarga.
Menurut Keliat, dkk, (2010) menyatakan bahwa manifestasi klinik dari perilaku
kekerasan :
a. Aspek fisik, antara lain tekanan darah meningkat, kulit muka merah,
pandangan mata tajam, otot tegang, denyut nadi meningkat, pupil dilatasi,
kehendak.
3. Mekanisme Koping
Menurut Stuart dan Laraia (2001 dalam Damaiyanti, 2014), mekanisme koping
yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara lain:
a. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok
marah.
ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang benci pada orang tuanya yang
tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia
dapat melupakannya.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada
marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar
5. Diagnosa Keperawatan
kesehatan lain.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Umur : 27 Tahun
Ruangan : Asoka
No.RM : 20300000
kekerasan
TUM : Setelah …..x pertemuan 1. Bina hubungan saling percaya
perasaan klien
2. Klien dapat Setelah …..x pertemuan 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan
penyebab perilaku penyebab perilaku Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa
maupun lingkungannya
3. Klien dapat Setelah ………x 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda
ekspresi tegang dan dengan orang lain (tanda-tanda social) saat perilaku
bicara kasar
Tanda social :
kekerasan
4. . Klien dapat Setelah ……..x pertemuan 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan
kekerasan yang kemarahan yang selama kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya
pernah dilakukanny ini dilakukannya Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah
dipakai dalam
menyelesaikan masalah
5. Kien dapat Setelah ………x 5. Diskusikan dengan klien akibat negative
dilakukannya: lingkungan
teman, dll
Orang lain/ keluarga :
luka, tersinggung,
ketakutan, dll
Lingkungan : barang
mengidentiifikasi klien: menjelaskan cara- apakah klien mau mempelajari cara baru
marah:
olahraga
Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang
mendemonstrasikan klien memperagakan cara anjurkan klien memilih cara yang mungkin
perilaku kekerasan).
memeperagakan ulang.
yang dilatihkan.
9. Klien menggunakan Setelah ……x pertemuan 9.1 jelaskan manfaat menggunakan obat secara
obat sesuai program klien menjelaskan : teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat.
yang telah ditetapkan Manfaat minum obat 9.2 Jelaskan kepada klien: o Jenis obat(nama, warna
kepadanya klien
perawatatau dokter jika 9.4 Beri pujian jika klien minum obat dengan benar
menyenangkan
6. Pelaksanaan
tindakan pada pelaksanaan keperawatan ini terdiri dari tindakan mandiri, saling
a. Tahap Komunikasi
1) Tahap Prainteraksi Tahap ini dimulai sebelum kontak pertama perawat dengan
klien. Salah satu tugas awal perawat adalah mengeksplorasi diri, hal ini
diri perawat dalam fase pra-interaksi ini adalah tugas yang penting. Tugas lain
pada fase ini adalah pengumpulan data tentang klien apabila tersedia informasi
2) Tahap Perkenalan atau Orientasi Selama tahap perkenalan, perawat dank lien
ini adalah perawat mengetahui mengapa klien mencari bantuan. Dalam hal ini
kepada klien. Salah satu cara untuk dapat membina hubungan yang lebih baik
bersikap terbuka pada klien dan diharapkan klien juga akan terdorong untuk
3) Tahap Kerja Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan pada saat tahap orientasi. Focus pada tahap ini perawat dank lien
pertemuan maka aka nada pula perpisahan, diman hubungan yang dilakukan
1) Tujuan
1.1 Tujuan Umum Klien dapat Mengendalikan Perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
minum obat
dilaksanakan dalam lima sesi yang bertujuan agar klien mampu untuk
7. Evaluasi
kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan serta menilai derajat pencapaian
hasil klien. Evaluasi yang dilakukan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan respon
klien pada tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditemukan. Evaluasi hasil yang