Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN TUTORIAL

KEPERAWATAN JIWA
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI SUSUN OLEH:
1. Ajeng Rindani Putri (21220001)
2. Jamaludin (21220027)
3. Lailatul Ulya (21220032)
4. Marhama (21220036)
5. Meylyana Nabillah (21220037)
6. Molina Kintan Rinjani Jamil (21220039)
7. Panji Pratama (21220048)
8. Rahma Dyani (21220050)
9. Reni Rafadesi Marta (21220053)

Dosen Pembimbing:
Imardiani,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KASUS TUTORIAL

Hari/ tanggal pengkajian : Rabu, 10 Februari 2020

Ruang : Asoka , Hari/tanggal di rawat : Selasa, 26 Januari 2020

Nama : Tn “H” Insial : Laki-laki

Umur : 27 Tahun

Alamat : Lubuk Linggau

Agama : Islam Informan

Klien No RM : 20300000

Klien dibawa ke RSJ oleh keluarga dengan alasan dari kuluarga sering mengamuk,

suka mengancam, berbicara keras. Menurut info dari keluarga klien pernah masuk

Rumah sakit jiwa 2 kali sebelumnya. Klien mengatakan sepulang dari Rumah sakit,

klien tidak meminum obat dengan teratur. Klien mengatakan pernah melakukan

aniaya fisik seperti aniaya kekerasan dalam keluarga dan pernah memukul orang lain

karena sering diejek. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa seperti yang di alami dirinya. Klien mengatakan tidak pernah mengalami

masa lalu yang tidak menyenagkan, namun menurut klien hal yang paling tidak menyenagkan

adalah jauh dari keluarganya, terutama ibunya. Saat dilakukkan pengkajian klien mengatakan

cepat tersinggung dan ingin mengamuk, emosi labil. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD

110/90 mmHg, nadi 96 x/m, suhu 37 0C, dan RR = 20 x/mnt.

Klien mengatakan kalau kakek dan neneknya telah meninggal dunia. Ayahnya

memiliki 2 saudara laki- dan 1 saudara perempuan. Sedangkan ibunya memiliki 1 saudara

perempuan. Klien tinggal serumah bersama orang tuanya. Klien merupakan anak bungsu dari

6 bersaudara dimana saudara klien adalah perempuan semua


Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai tubuhnya apa adanya,

klien bersekolah hanya sampai SD, lalu bekerja sebagai buruh tani. Klien belum menikah.

Biasanya klien membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti mencuci, menyapu dan

membantu ayahnya dalam beraktivitas karena ayahnya dalam kondisi buta.

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul bersama

keluarganya dan bekerja serta menikah. Klien mengatakan merasa malu dengan orang

lain. Menurut klien orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya. Klien termasuk aktif

dalam kegiatan kelompok. Klien mengatakan memiliki hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain karena merasa malu, dan tidak pandai dalam memulai percakapan.

Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai – nilai islam dan klien mengatakan

shalat itu wajib. Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai untuk shalat

Saat dikaji klien tampak cukup rapi, rambut lurus, kemudian menggunakan baju yang

seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan penampilannya.

Klien berbicara dengan keras, agak kacau serta terlihat cepat tersinggung. Klien terlihat sehat

dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit, klien merasa senang dan bahagia

tinggal di Rumah Sakit. Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung. Selama melakukan

wawancara klien baik, namun kontak mata tajam. Klien mengatakan tidak pernah

mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun melihat bayangan-bayangan aneh juga. Saat diajak

bicara klien sering mengganti topic pembicaraan tanpa menyelesaikan topic pertama. Klien

mengatakan dirinya memiliki suatu ilmu dan pernah bekerja di luar daerah serta

menganggap dirinya memiliki kekuatan. Saat ditanya tingkat kesadaran klien baik dan

klien tidak mengalami disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang. Buktinya klien

masih mengingat tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu berada di ruang Asoka. Klien

mampu menjelaskan kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman

saat sebelum masuk rumah sakit. Klien dapat dapat berhitung dan dapat menjawab
perhitungan sederhana yang diberikan perawat 5+5=10. Tapi saat diminta memilih klien

bisa tidak bisa memilih antara dua pilihan. Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak

semestinya dibawa ke Rumah Sakit. Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan, dapat

defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekueansi kurang lebih 4x sehari, mandi 2 kali

sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan orang lain, berpakaian dengan rapi tanpa bantuan

orang lain. Klien tidur siang 4-5 jam dan untuk tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum

tidur biasanya pasien hanya berjalan-jalan dan mengobrol bersama teman sekamar

maupun perawat. Untuk pengguanaan obat klien tidak membutuhkan bantuan karena klien

bisa melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat yang di konsumsi. Klien mengatakan

jarang pergi ke pusat kesehatan untuk memeriksakan diri. Klien mampu melakukan kegiatan

rumahan dengan baik misalnya, mononton TV, menyiapkan makanan ataupun menjaga

kerapian rumah. Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara mandiri seperti

berkendaraan ataupun berjalan-jalan dan mengobrol dengan keluarganya. Klien mengatakan

saat dia mengalami masalah biasanya klien merusak barang-barang di sekitarnya. Klien

kurang mampu menahan diri untuk memukul orang karena orang-orang sekitarnya selalu

mengejeknya. Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk

kesembuhannya. Klien megatakan mengalami masalah dengan lingkungan karena sering

diejek dan ingin memukul orang-orang yang mengejeknya. Klien mengatakan hidupnya dan

keluarganya masih mampu dan berkecukupan. Diagnosa Medik Skizofrenia paranoid,

terapi medik Risperidon 2 x 1 mg.


LAPORAN TUTORIAL

STEP 1:

DS (DATA SUBJEKTIF) DO (DATA OBJEKTIF)


1. keluarga mengatakan sering mengamuk, 1. Klien berbicara dengan keras, agak

suka mengancam, berbicara keras. kacau serta terlihat cepat tersinggung

( marhama). ( lailatul).

2. Klien mengatakan saat dia mengalami 2. Selama melakukan wawancara klien

masalah biasanya klien merusak barang- baik, namun kontak mata tajam

barang di sekitarnya. (melyana) ( ajeng ).

3. Klien mengatakan pernah melakukan 3. Saat diajak bicara klien sering

aniaya fisik seperti aniaya kekerasan mengganti topic pembicaraan tanpa

dalam keluarga dan pernah memukul menyelesaikan topic pertama.(rahma).

orang lain karena sering diejek. (ajeng) 4. Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti

4. klien mengatakan cepat tersinggung dan kegiatan yang ada di rumah sakit, klien

ingin mengamuk, emosi labil ( reni). merasa senang dan bahagia tinggal di

5. Klien mengatakan saat dia mengalami Rumah Sakit. Afek klien labil, cepat

masalah biasanya klien merusak barang- marah dan tersinggung (marhama).

barang di sekitarnya. Klien kurang 5. Saat ditanya tingkat kesadaran klien baik

mampu menahan diri untuk memukul dan klien tidak mengalami disorientasi

orang karena orang-orang sekitarnya terhadap waktu, tempat dan orang.

selalu mengejeknya (jamal). buktinya Klien mampu menjelaskan

6. Klien megatakan mengalami masalah kegiatan sehari-hari dan juga

dengan lingkungan karena sering diejek menceritakan pengalaman-pengalaman

dan ingin memukul orang-orang yang saat sebelum masuk rumah sakit. Klien
mengejeknya.(Molina kintan). dapat dapat berhitung dan dapat

7. Klien mengatakan dirinya memiliki menjawab perhitungan sederhana yang

suatu ilmu dan pernah bekerja di luar diberikan perawat 5+5=10. (mellyana)

daerah serta menganggap dirinya 6. Saat diminta memilih klien bisa tidak

memiliki kekuatan ( rahma). bisa memilih antara dua pilihan (panji)

8. keluarga klien pernah masuk Rumah 7. Saat dikaji klien tampak cukup rapi,

sakit jiwa 2 kali sebelumnya. Klien rambut lurus, kemudian menggunakan

mengatakan sepulang dari Rumah sakit, baju yang seharusnya, dan mandi 2 kali

klien tidak meminum obat dengan dalam sehari. (jamal).

teratur. Dan Klien mengatakan tidak ada 8. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD

anggota keluarga yang mengalami 110/90 mmHg, nadi 96 x/m, suhu 37 0C,

gangguan jiwa seperti yang di alami dan RR = 20 x/mnt ( reni).

dirinya (lailatul ulya) 9. Terapi medik di gunakan terapi medik

9. Klien mengatakan memiliki hambatan Risperidon 2 x 1 mg. (.(Molina kintan).

dalam berhubungan dengan orang lain

karena merasa malu, dan tidak pandai

dalam memulai percakapan. ( panji).

STEP 2 : ANALISA DATA

N DATA MASALAH

O
1. Ds: Resiko Perilaku Kekerasan

- Klien mengatakan pernah melakukan aniaya ( Ajeng )

fisik seperti aniaya kekerasan dalam keluarga


dan pernah memukul orang lain karena sering

diejek.( Ajeng )

- Klien mengatakan saat dia mengalami masalah

biasanya klien merusak barang-barang di

sekitarnya.(rahma)

- Klien kurang mampu menahan diri untuk

memukul orang karena orang-orang sekitarnya

selalu mengejeknya.( )

- Klien megatakan mengalami masalah dengan

lingkungan karena sering diejek dan ingin

memukul orang-orang yang mengejeknya.

(…….)

Do:

- pengkajian klien mengatakan cepat tersinggung

dan ingin mengamuk, emosi labil

- Klien berbicara dengan keras, agak kacau serta

terlihat cepat tersinggung.

- Selama melakukan wawancara klien baik,

namun kontak mata tajam.(

- Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung.

- Terapi medik di gunakan terapi medik

Risperidon 2 x 1 mg.(marhama)
2. Ds: Harga diri Rendah(…..)

- Klien mengatakan merasa malu dengan orang

lain.

- Klien mengatakan memiliki hambatan dalam


berhubungan dengan orang lain karena merasa

malu, dan tidak pandai dalam memulai

percakapan.(………)

Do:

-…………………….

3. Ds: Waham kebesaran(…)

- Klien mengatakan dirinya memiliki suatu ilmu

- dan pernah bekerja di luar daerah.

Do:

- Berkata tidak sesuai kenyataan

- Klien menganggap dirinya memiliki kekuatan.

Step 3 : Pathway (pohon masalah)( Reni)

Resiko Perilaku Kekkersan Effect



Waham Kebesaran Core Problem

Harga Diri Rendah Cause

Tahap 4 :intervensi (ajeng)

1. Membina hubungan saling percaya dengan komunikasi terapeutik.

2. Mendiskusikan bersama pasien tentang perasaan marahnya.

3. Bantu pasien mengungkapkan tanda-tanda jika terjadi RP.


4. Medniskusikan bersama pasien akibat dari marahnya

5. Berikan latihan untuk mengontrol marah seperti Relasksasi Tarik nafas dalam dan

pukul kasur bantal, patuh minum obat, meminta dengan baik dan menolak dengan

baik, dan spiritual.

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT: Asoka

TANGGAL DIRAWAT: Selasa, 26 Februari 2020


I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn.H (L) Tanggal Pengkajian :10 Februari


2020
Umur : 27 tahun RM No. :
20300000
Informan : Klien

II. ALASAN MASUK

Mengamuk, suka mengancam, berbicara keras.

III. FAKTOR PREDISPOSISI



1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya
Tidak 

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak

berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia



Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : Klien mengatakan pernah masuk RSJ 2 kali. Klien


mengatakan sepulang dari rumah sakit, klien tidak
meminum obat dengan teratur. Klien mengatakan
pernah melakukan aniaya fisik seperti aniaya kekerasan
dalam keluarga dan pernah memukul orang lain karena
sering diejek.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan


4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya
Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

_______________________ ____________________ ___________________

_______________________ _____________________ ___________________

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan, namun
menurut klien hal yang paling tidak menyenagkan adalah jauh dari keluarganya,
terutama ibunya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK

1. Tanda vital : TD : 110/90 mmHg N : 96x/m S : 37°C P : 20x/m

2. Ukur : TB : 165 BB : 60

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : Tidak ada keluhan fisik

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


1. Genogram

keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
Jelaskan : Klien anak bungsu dari 6 bersaudara
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri
a Gambaran diri : Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai
tubuhnya apa adanya

b. Identitas : Klien mengatakan anak terakhir dari 6 bersaudara. Klien


bersekolah hanya sampai SD, lalu bekerja sebagai buruh tani

c. Peran : Klien mengatakan berperan sebagai ke 6 dalam keluarga.


Klien belum menikah. Biasanya klien membantu pekerjaan ibunya dirumah seperti
mencuci, menyapu dan membantu ayahnya dalam beraktivitas karena ayahnya dalam
kondisi buta

d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang
berkumpul bersama keluarganya dan bekerja serta menikah

e. Harga diri : Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah


3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
ibunya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien ikut berperan aktif dalam
kegiatan kelompok

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Klien mengatakan memiliki


hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena merasa malu, tidak pandai dalam
memulai percakapan

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai-
nilai islam dan klien mengatakan shalat itu wajib

b. Kegiatan ibadah : Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai
untuk shalat

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti

tidak sesuai biasanya

Jelaskan : Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus kemudian menggunakan baju
yang seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan
penampilannya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


2. Pembicaraan


Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu


memulai
pembicaraan
lelaskan : Klien berbicara dengan keras, agak kacau serta terlihat cepat tersinggung

Masalah Keperawan : Resiko Perilaku Kekerasan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira


berlebihan

Jelaskan : Klien mengatakan merasa senang dan bahagia tinggal di rumah sakit

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Afek


Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

 Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Interaksi selama wawancara klien baik, namun kontak mata tajam
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun melihat
bayangan-bayangan aneh juga
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi


flight of idea blocking pengulangan
pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : Proses fikir klien adalah flight of ideas karena sering mengganti topic
pembicaraan tanpa menyelesaikan topic pertama

Masalah Keperawatan : Waham

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham


Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Klien mengatakan dirinya memiliki suatu ilmu dan pernah bekerja di luar daerah
serta menganggap dirinya memiliki kekuatan
Masalah Keperawatan : Waham kebesaran
10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : Tingkat kesadaran klien baik dan klien memiliki disorientasi terhadap orang,
waktu, tempat. Buktinya klien masih mengingat tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu
berada di ruang asoka

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka


pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu menjelaskan
kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman saat sebelum masuk
rumah sakit

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung
sederhana

Jelaskan : Tingkat konsentrasi klien baik karena masih dapat berhitung dan dapat menjawab
perhitungan sederhana yang diberikan perawat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : Kemampuan penilaian klien ringan mengalami gangguan penilaian ringan. Klien
tidak bisa memilih antara dua pilihan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak semestinya dibawa ke rumah sakit
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan


Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total


3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 13:00.s/d16:00

Tidur malam lama : 21:00 s/d 05:00


Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan


Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung 
Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah



Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah 


Ya tidak


Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya  tidak

9. Kegiatan di luar rumah


Belanja Ya tidak

Transportasi 
Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol


Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri


Lainnya _______________ lainnya : Klien mengatakan saat dia
mengalami masalah biasanya klien merusak barang-barang di sekitarnya

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :

Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk kesembuhannya

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik :


Klien mengatakan mengalami masalah dengan lingkungan karena sering diejek dan
ingin memukul orang-orang yang mengejeknya

Masalah dengan pendidikan, spesifik :


Klien mengatakan putus sekolah sejak kelas 5 SD

Masalah dengan pekerjaan, spesifik :


Klien tidak mengalami masalah dalam bekerja

Masalah dengan perumahan, spesifik :


Klien mengatakan tidak ada masalah dirumahnya

Masalah ekonomi, spesifik :


Klien mengatakan hidupnya dan keluarganya masih mampu dan berkecukupan

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :


Klien tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya : Klien kurang mampu menahan diri untuk memukul orang karena orang-
orang sekitarnya selalu mengejeknya

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan


Analisa Data

Data Masalah
Data subjektif :
 Klien mengatakan cepat
tersinggung, ingin mengamuk,
pernah memukul orang lain
serta mengungkapkan keinginan
memukul orang-orang yang
mengejeknya
Resiko perilaku kekerasan
Data objektif :
 Klien berbicara keras
 Agak kacau
 Cepat tersinggung
 Emosi labil
 Kontak mata tajam.
Data subjektif :
 Klien merasa malu dengan
orang lain

Data objektif :
 Klien lebih banyak
menghabiskan waktu dikamar Harga diri rendah
 Klien lebih suka menyendiri

Data subjektif :
 Klien mengatakan dirinya
memiliki suatu ilmu,
 Klien pernah bekerja di luar
daerah
 Klien menganggap dirinya
memiliki kekuatan

Data objektif : Waham Kebesaran

 Proses fikir flight of ideas


 Berkata tidak sesuai dengan
kenyataan
 Cepat tersinggung

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :

1. Resiko Perilaku Kekerasan


Terapi Medik :

1. Terapi obat Resperidon 2 x 1 mg

XII. Daftar Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekkersan Effect

Waham Kebesaran Core Problem

Harga Diri Rendah Cause

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Waham Kebesaran
3. Harga Diri Rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATA

KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN (PK)

Nama klien : Tn. H Dx Medis : Skizofrenia Paranoid

No. RM : 20300000

Diagnosa Rencana Tindakan keperawatan


Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Perilaku Kekersasan TUM :
Klien dapat
Data subjektif :
mengontrol atau
 Klien
mengatakan mengendalikan
cepat perilaku kekerasan
tersinggung,
ingin
mengamuk,
pernah
memukul orang
lain serta
mengungkapkan
keinginan
memukul
orang-orang
yang
mengejeknya
Data objektif :
 Klien berbicara
keras
 Agak kacau
 Cepat
tersinggung
 Emosi labil
 Kontak mata
tajam.
TUK 1 : Setelah 3x interaksi Bina hubungan Kepercayaan dari
Klien dapat membina klien menunjukkan saling percaya pasien merupakan
hubungan saling tanda-tanda percaya dengan hal yang mutlak serta
percaya pada perawat menggunakan akan memudahkan
1. Ekspresi wajah prinsip komunikasi dalam pendekatan
bersahabat teraupetik dan tindakan
2. Menunjukkan keperawatan kepada
1. Sapa pasien
rasa senang pasein.
dengan ramah
3. Ada kontak mata
baik verbal
4. Mau
maupun non
menyebutkan
verbal
nama
2. Perkenalkan
5. Mau duduk
nama lengkap,
berdampingan
nama panggilan
dengan perawat
dan tujuan
6. Bersedia
perawat berken
mengungkapkan alan
Masalah yang 3. Tanyakan nama
dihadapi lengkap dan
7. Ekspresi pasien panggilan yag
disukai klien
TUK 2 : Setelah 3x interaksi Bantu pasien Menentukan
Klien dapat pasien menceritakan mengungkapkan makanisme koping
mengenal penyebab penyebab PK yang perasaan marahnya yang dimiliki pasien
perilaku kekersan dilakukan. 1. Motivasi pasien dalam menghadapi
yang dilakukan 1. Menceritakan untuk masalah serta
penyebab menceritakan sebagai langkah
perasaan penyebab rasa dalam menyusun
jengkel/marah kesal/jengkel streategi berikunya
baik dari diri 2. Dengarkan tanpa
sendiri maupun menyela.
lingkungan. 3. Memberi
penilaian setiap
perasaan klien
TUK 3 : Stelah 3x interaksi Bantu pasien Deteksi dini
Pasen dapat pasien menceritakan mengungkapkan sehingga dapat
mengidentifikasi tanda-tanda saat PK tanda-tanda PK yang mencegah tindakan
tanda-tanda PK 1. Tanda sosial dialami yang dapat
bermusuh yang 1. Motivasi pasien membahayakan
dialami terjadi PK untuk pasien dengan
2. Tanda emosiaonal menceritakan lingkungan sekitar.
perasaan marah kondisi fisik saat
jengkel dan berperilaku
berbicara kasar 2. Motivasi pasien
3. Tanda fisik mata menceritakan
merah dan tangan kondis
mengepal emosional saat
terjadi PK
3. Movasi pasien
menceritakan
hubungan
dengan orang
lain saat terjadi
PK
TUK 4 : Setelah 3x interaksi Diskusikan dengan Melihat mekanisme
Pasien dapat pasien menjelaskan : klien perilaku koping pasien dalam
mengidentifikasi PK 1. Jenis ekspresi kekerasan yang menyelesaikan
yang pernah kemarahn yang dilakukan selama ini: masalah yang
dilakukan selama ini 1. Motivasi klien dihadapi.
dilakukan menceritakan
2. Perasaan saat jenis-jenis
melakukan tindakan
kekerasakan kekerasan yang
3. Efektivitas cara selama ini
dalam pernah
menyelesaikan dilakukannya.
masalah 2. Motivasi klien
menceritakan
perasaan klien
setelah tindak
kekerasan
tersebut terjadi.
3. Diskusikan
apakah dengan
tindak
kekerasan yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi
TUK 5 : Setelah 3x interaksi Diskusikan dengan Membantu pasien
Pasien dapat pasien menjelaskan pasien akibat negatif melihat dampak yang
mengidentifikasi akibat tindakannya yang dilakukan ditimbulkan akibat
akibat perilaku 1. Diri sendiri kepada : pk yang dilakukan
kekerasan 2. Orang lain 1. Diri sendiri pasien.
3. lingkungan 2. Orang lain
3. Lingkungan
TUK 6 : Setelah 3x interaksi Diskusikan dengan Menurunkan
Pasein dapat pasien menjelaskan pasien : perilaku destruktif
mengidentifikasi cara yang sehat 1. Apakah pasien yang mecederai
cara kontruktif dalam untuk mengucapkan mau mempelajari pasien dan
mengucapkan kemarahan cara baru untuk lingkungan sekitar.
kemarahan mengucapkan
marah yang sehat
2. Jelaskan alternatif
pilihan untuk
mengungkapkan
kemarahan. Baik
secara fisik, verbal
maupun sosial.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama pasien : Tn. “H”

Umur : 27 Tahun
Diagnosa medis : SKizofrenia Paranoid

Ruangan : Asoka

No.RM : 20300000

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN EVALUASI


11-2-2020 Resiko Perilaku Kekerasa S : Klien mengatakan merasa senang dan sedikit tenang

setetlah berkenelan, mengungkapkan keinginan memukul

Ds : klien mengatakan cepat tersinggung, ingin orang yang mengejeknya

mengamuk, pernah memukul orang lain, serta

mengungkapkan keinginan memukul orang-orang yang O :

mengejeknya - Klien mampu pukul kasur/ bantal

- Klien mampu berdiskusi tentang kelebihan yang tidak

Do : terpenuhi

- Klien Berbicara Keras - Klien mampu melatih kemampuan positif satu yaitu

- Agak Kacau menggambar

- Cepat Tersinggung

- Emosi Labil A:
- Kontak Mata Tajam - RPK masih ada

Kemampuan: P:

Klien mampu nafas dalam - Latihan pukul kasur/ bantal 2x/ hari dan saat ingin

marah

Tindakan : Latihan menggambar 2x/hari

- Melatih pukul bantal

- Melatih kemampuan positif satu

- Berdiskusi tentang kebutuhan klien yang tidak

terpenuhi

Rencana tindak lanjut :

Latih mengontrol marah secara verbal, latih kemampuan

positik kedua

12-10-2020 Resiko Perilaku Kekerasan S : Klien merasa senang dan sedikit tenang setelah berlatih
Ds : klien mengatakan masih cepat tersinggung, O :

mengamuk, memukul orang lain, serta masih - Klien mampu mengontrol marah secara verbal

mengungkapkan keinginan memukul orang-orang yang - Klien mampu melatih kemampuan positif kedua:

mengejeknya merapikan tempat tidur

Do : A:

- Klien masih Berbicara Keras, Masih Agak Kacau, - RPK masih ada

Cepat Tersinggung, Emosi Labil, Kontak Mata

Tajam P:

- Latihan mengontrol marah secara verbal 2 x/hari

Kemampuan: Latihan merapikan tempat tidur 2x/hari

Klien mampu nafas dalam, pukul kasur/ bantal,

menggambar

Tindakan :

- Melatih mengontrol marah secara verbal


- Melatih kemampuan positif kedua

Rencana tindak lanjut :

Latih mengontrol marah secara spiritual


TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR

Pengertian Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan, ditujukan

pada diri sendiri atau orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada

lingkungan (Depkes RI, 2006 dalam Dermawan, 2013).

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak

memiliki tujuan khusus, tetapi lebih merujuk pada suatu dengan perasaan marah

(Berkowitz, 1993 dalam Dermawan, 2013).

Perilaku Kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun

orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk di mana seseorang marah

berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol

(Yosep, 2016).

B. RENTANG RESPON

Skema 1 : Rentang Respon Marah (Yusuf, 2015).

1. Respon Adaptif.

a. Asertif adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak

senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara. Merupakan 6 ungkapan

tanpa menyakit orang akan memberi kelegaan pada individu dan tidak akan

menimbulkan masalah (Stuart, 2013).

b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena

tujuan yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.
Suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam mencapai

keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda

sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya

individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan perannya dan terlihat

pasif (Stuart, 2013).

2. Respon Transisi Pasif adalah diam dan merasa tidak mampu mengungkapkan

perasaan yang dialami, suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu

untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya.

Klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu,

rendah diri atau kurang menghargai dirinya (Stuart, 2013).

3. Respon Maladaptif

a. Agresif adalah suatu perilaku yang menyertai rasa marah, merupakan

dorongan mental untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan

masih terkontrol. Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu

pasif agresif dan aktif agresif. Pasif agresif adalah perilaku yang tampak dapat

berupa pendendam, bermuka asam, keras kepala, suka menghambat dan

bermalas-malasan. Aktif agresif adalah sikap menentang, suka membantah,

bicara keras, cenderung menuntut secara terus menerus, bertingkah laku kasar

disertai kekerasan (Stuart, 2013).

b. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan

kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan

(Stuart,2013).

c.

C. PSIKODINAMIK
Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus

dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang dapat

menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat

menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat diunkapkan dengan tiga cara,

yaitu mengungkapkan secara verbal, menekan dan menantang. Kemarahan diawali

oleh adanya stressor yang berasal dari internal atau eksternal. Stressor internal seperti

penyakit, hormonal, dendam, kesal sedangkan stressor eksternal bisa berasal dari

ledekan, cacian, makian, hilangnya benda berharga, tertipu, penggusuran, bencana

dan sebagainya. Hal tersebut dapat mengakibatkan kehilangan atau gangguan pada

system individu (disruption and loss).

D. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,

tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah. Data

yang dikumpulkan meliputi, data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Data yang mungkin muncul pada klien dengan perilaku kekerasan pada data

subjektif dapat ditemukan klien mengatakan kesal, marah, atau jengkel terhadap

orang lain. Pada data objektif yang mungkin timbul klien terlihat emosi labil,

pandangan mata tajam, mengepal, mata merah, suara keras dan kasar,

mengepalkan tangan dan terkadang sampai mengancam.

a. Faktor Predisposisi

Menurut Riyadi (2009), faktor predisposisi didapat dari berbagai pengalaman

yang dialami tiap orang artinya mungkin terjadi (mungkin tidak terjadi)

perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:


1) Faktor biologis, perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan

kebutuhan dasar yang kuat, dan akibat dari respon psikologis terhadap 8

stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem

limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun

menghambat rasa marah (Riyadi, 2009).

2) Faktor Psikologis, Menurut teori agresif frustasi perilaku kekerasan terjadi

sebagai hasil akumulasi frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk

mencapai suatu gagal atau terhambat. Dalam teori perilaku kemarahan

adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

situasi yang mendukung. Serta teori aksistensi bertindak sesuai perilaku

adalah kebutuhan dasar manusia apabila kebutuhan dasar tersebut tidak

dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi

kebutuhannya melalui perilaku destruktif.

3) Faktor sosial kultural, lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap

individu dalam mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas

secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap

perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan

diterima. Serta perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun

melalui proses sosialisasi.

b. Faktor Presipitasi

Menurut Yosep (2010 dalam Damaiyanti, 2014), menyatakan bahwa faktor

presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang

lain.
1) Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas

seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,

perkelahian masal dan sebagainya.

2) Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial

ekonomi.

3) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak

membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan

kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

4) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan

dirinya sebagai seorang yang dewasa.

5) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan

alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi

rasa frustasi.

6) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan

keluarga.

2. Tanda dan Gejala

Menurut Keliat, dkk, (2010) menyatakan bahwa manifestasi klinik dari perilaku

kekerasan :

a. Aspek fisik, antara lain tekanan darah meningkat, kulit muka merah,

pandangan mata tajam, otot tegang, denyut nadi meningkat, pupil dilatasi,

frekuensi BAK meningkat.


b. Aspek emosi, antara lain emosi labil, tak sabar, ekspresi muka tampak tegang,

bicara dengan nada suara tinggi, suka berdebat, klien memaksanakan

kehendak.

c. Aspek perubahan perilaku, antara lain agresif, bermusuhan sinis, curiga,

psikomotor meningkat, nada bicara keras dan kasar .

3. Mekanisme Koping

Menurut Stuart dan Laraia (2001 dalam Damaiyanti, 2014), mekanisme koping

yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara lain:

a. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya

secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan

kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok

dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa

marah.

b. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau

keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita 10 muda yang

menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya,

berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.

c. Represi yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk

ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang benci pada orang tuanya yang

tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya

sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan

dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia

dapat melupakannya.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,

dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan

menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada

teman suaminya, akan memperlakukan orang dengan kasar .

e. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya

bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada

mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun

marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar

di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.

4. Pohon masalah (pathway)

Resiko mencederai orang lain

Resiko perilaku kekerasan (core problem)

Harga diri rendah

5. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko Perilaku Kekerasan

b. Harga Diri Rendah

c. Resiko Mencederai Diri Sendiri Atau Orang Lain


6. Perencanaan

Perencanaan keperawatan merupakan suatu proses penyusunan dari berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau

mengurangi masalah keperawatan klien. Menurut Hidayat [2007], dalam

menentukan perencanaan keperawatan perawat harus mempunyai keterampilan,

diantaranya pengetahuan tetntang kekuatan dan kelemahan klien, batasan praktik

keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam

memecahkan masalah, mengambil keputusan , menulis tujuan serta memilih dan

membuat strategi yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi

keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama degan tenaga

kesehatan lain.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama pasien : Tn. “H”

Umur : 27 Tahun

Diagnosa medis : SKizofrenia Paranoid

Ruangan : Asoka

No.RM : 20300000

No.D Diagnose Intervensi


Tujuan Kriteria Evaluasi
x Keperawatan
1 2 3 4 5
Resiko TUM :

perilaku Klien dapat

Kekerasan. mengontrol perilaku

kekerasan
TUM : Setelah …..x pertemuan 1. Bina hubungan saling percaya

1. Klien dapat klien menunjukkan  Beri salam setiap berinteraksi


mengontrol tandatanda percaya kepada  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan

perilaku kekerasan perawat tujuan perawat berinteraksi

 Wajah cerah, tersenyum  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

 Mau berkenalan  Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji

 Ada kontak mata setiap berinteraksi

 Bersedia menceritakan  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang

perasaan dihadapi klien

 Buat kontrak interaksi yang jelas

 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan

perasaan klien
2. Klien dapat Setelah …..x pertemuan 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan

mengidentifikasi klien menceritakan marahnya :

penyebab perilaku penyebab perilaku  Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa

kekerasan yang kekerasan yang kesal atau jengkelnya

dilakukannya dilakukannya :  Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian

 Menceritakan penyebab setiap ungkapan perasaan klien

perasaan jengkel/ kesal


baik dari diri sendiri

maupun lingkungannya
3. Klien dapat Setelah ………x 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda

mengidentifikasikan pertemuan klien perilaku kekerasan yang dialaminya:

tandatanda menceritakan tandatanda  Motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat

perilaku kekerasan saat terjadi perilaku perilaku kekerasan terjadi

kekerasan  Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya saat

 Tanda fisik ; mata perilaku kekerasan terjadi

merah, tangan mengepal,  Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan

ekspresi tegang dan dengan orang lain (tanda-tanda social) saat perilaku

 Tanda emosional: kekerasan terjadi

perasaan marah jengkel,

bicara kasar

 Tanda social :

bermusuhan yang dialami

saat terjadi perilaku

kekerasan
4. . Klien dapat Setelah ……..x pertemuan 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan

mengidentifikasi klien menjelaskan: yang dilakukannya selama ini ;

jenis perilaku  Jenis-jenis ekspresi  Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindakan

kekerasan yang kemarahan yang selama kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya

pernah dilakukanny ini dilakukannya  Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah

 Perasaan saat melakukan tindakan kekerasan itu terjadi

kekerasan  Diskusikan apakah dengan tindakan kekerasan

 Efektifitas cara yang yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi

dipakai dalam

menyelesaikan masalah
5. Kien dapat Setelah ………x 5. Diskusikan dengan klien akibat negative

mengidentifikasi pertemuan klien (kerugian) cara yang dilakukan pada

akibat perilaku menjelaskan akibat  Diri sendiri

kekerasan tindakan kekerasan yang  Orang lain/ keluarga

dilakukannya:  lingkungan

 Diri sendiri: luka, dijauhi

teman, dll
 Orang lain/ keluarga :

luka, tersinggung,

ketakutan, dll

 Lingkungan : barang

atau benda rusak, dll


6. klien dapat Setelah …….x pertemuan 6. diskusikan dengan klien:

mengidentiifikasi klien:  menjelaskan cara-  apakah klien mau mempelajari cara baru

cara cara sehat mengungkapkan mengungkapkan marah yang sehat.

mengungkapkan marah mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan

kemarahan yang diketahui klien.

konstruktif dalam  Jelaskan berbagai alternative pilihan untuk

mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan

yang diketahui klien

 Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan

marah:

 Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur,

olahraga
 Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang

kesal kepada orang lain

 Sosial: latihan asertif dengan orang lain

 Spiritual: sembahyang, doa, dzikir, meditasi dsb

sesuai keyakinan agamanya masing-masing


7. . Klien dapat Setelah …….x pertemuan 7.1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan

mendemonstrasikan klien memperagakan cara anjurkan klien memilih cara yang mungkin

cara mengontrol mengontrol perilaku untuk mengungkapkan kemarahan

perilaku kekerasan kekerasan: 7.2 Latih klien memperagakan cara yang

 Fisik : tarik nafas dalam, dipilih:Peragakan cara melaksanakan cara

memukul bantal/ kasur yang dipilih

 Verbal: mengungkapkan  Jelaskan manfaat cara tersebut

perasaan kesal/ jengkel  Anjurkan klien menirukan peragaan

pada orang lain tanpa  Anjurkan klien menirukan peragaan


8. Klien mendapat Setelah …...x pertemuan 8.1 Diskusiksn pentingnya peran serta keluarga

dukungan keluarga keluarga: sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku

untuk mengontrol  Menjelaskan cara kekerasan.


perilaku kekerasan merawat klien dengan 8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu

perilaku kekerasan klien mengatasi perilaku kekerasan

 Mengungkapkan rasa 8.3 Jelaskan pengertian ,penyebab,akibat dan cara

puas dalam merawat klien merawat klien perilaku kekerasanyang dapat

dilaksanakan oleh keluarga.

8.4 Peragakan cara merawat klien (menangani

perilaku kekerasan).

8.5 Beri kesempatan keluaraga untuk

memeperagakan ulang.

8.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan. 8.7

Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara

yang dilatihkan.
9. Klien menggunakan Setelah ……x pertemuan 9.1 jelaskan manfaat menggunakan obat secara

obat sesuai program klien menjelaskan : teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat.

yang telah ditetapkan  Manfaat minum obat 9.2 Jelaskan kepada klien: o Jenis obat(nama, warna

 Kerugian tidak minum dan bentuk obat)

obat  Nama obat  Dosis yang tepat untuk klien


 Bentuk dan warna obat  Waktu pemakaian

 Dosis yang diberikan  Cara pemakaian Efek yang akan dirasakan

kepadanya klien

 Waktu pemakaian 9.3 anjurkan klien : melaporkan pada perawatatau

 melaporkan pada dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan

perawatatau dokter jika 9.4 Beri pujian jika klien minum obat dengan benar

merasakan efek yang tidak

menyenangkan
6. Pelaksanaan

Pelaksanaan keperawatan adalah permualaan dari perencanaan keperawatan. Jenis

tindakan pada pelaksanaan keperawatan ini terdiri dari tindakan mandiri, saling

ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan atau ketergantungan.

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.

a. Tahap Komunikasi

Menurut Stuart G. W, 2016 bahwa dalam pelaksanaan proses komunikasi

terapeutik dibagi menjadi empat tahapan yaitu:

1) Tahap Prainteraksi Tahap ini dimulai sebelum kontak pertama perawat dengan

klien. Salah satu tugas awal perawat adalah mengeksplorasi diri, hal ini

sangatlah dibutuhkan agar pelaksanaan interaksi berjalan dengan baik. Analisis

diri perawat dalam fase pra-interaksi ini adalah tugas yang penting. Tugas lain

pada fase ini adalah pengumpulan data tentang klien apabila tersedia informasi

dan perencanaan interaksi pertama.

2) Tahap Perkenalan atau Orientasi Selama tahap perkenalan, perawat dank lien

bertemu untuk pertamakalinya. Satuhal yang paling diperhatikan pada tahap

ini adalah perawat mengetahui mengapa klien mencari bantuan. Dalam hal ini

berarti perawat sudah siap sedia untuk memberikan pelayanan keperawatan

kepada klien. Salah satu cara untuk dapat membina hubungan yang lebih baik

adalah dengan perawat memperkenalkan dirinya, berarti perawat telah

bersikap terbuka pada klien dan diharapkan klien juga akan terdorong untuk

membuka dirinya. (Abdul Nasir, dkk, 2014).

3) Tahap Kerja Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan yang telah

direncanakan pada saat tahap orientasi. Focus pada tahap ini perawat dank lien

menggali stressor dan meningkatkan perkembangan penghayatan klien dengan


mengaitkan persepsi, 19 pikiran, perasaan dan tindakan. Perawat menolong

klien untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab

terhadap diri serta mengembangkan mekanisme koping konstruktif, (Abdul

Nasir, dkk, 2014). d)

4) Tahap Terminasi Tahap ini merupakan tahap dimana perawat mengakhiri

pertemuan dalam menjalankan tindakan keperawatan serta mengakhiri

interaksinya dengan klien. Dengan dilakukan terminasi klien menerima

kondisi perpisahan tanpa mengalami regresi (putus asa) serta menghindari

kecemasan. Terminasi dilakukan agar klien menyadari bahwa setelah

pertemuan maka aka nada pula perpisahan, diman hubungan yang dilakukan

adalah hubungan professional.

b. Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan Terapi

aktifitas kelompok stimulasi persepsi Perilaku Kekerasan adalah upaya yang

dilakukan untuk memfasilitasi klien untuk dapat mengontrol perilaku

kekerasannya kearah yang konstruktif.

1) Tujuan

1.1 Tujuan Umum Klien dapat Mengendalikan Perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan

1.2 Tujuan Khusus

 Klien mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

 Klien mampu untuk mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik

 Klien mampu untuk mencegah perilaku kekerasan dengan cara Sosial

 Klien mampu untuk mencegah perilaku kekerasan dengan cara Spiritual


 Klien mampu untuk mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh

minum obat

2) Aktifitas dan indikasi Aktifitas TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan

dilaksanakan dalam lima sesi yang bertujuan agar klien mampu untuk

mengontrol/ mengendalikan perilaku kekerasan. Klien yang diindikasikan

untuk mendapat TAK ini adalah klien yang mengalami:

 Klien yang mempunyai riwayat perilaku kekerasan

 Klien tidak mengalami perilaku agresif/ mengamuk atau klien dalam

keadaan tenang  Klien sudah dapat diajak kerjasama (koperatif).

7. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses keperawatan yang terencana dan sistematis

dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisa dan membandingkan status

kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan serta menilai derajat pencapaian

hasil klien. Evaluasi yang dilakukan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu evaluasi

proses dan evaluasi hasil. Evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan respon

klien pada tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditemukan. Evaluasi hasil yang

sudah ditentukan perawat pada klien dengan perilaku kekerasan adalah:

a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya

b. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan yang dilakukannya

c. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya

d. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukannya

e. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan perasaan

marahnya f. F. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan .

g. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan

h. Klien dapat menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai