Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUTORIAL

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun oleh :
Kelompok 6

1. Bagus Dian Saputra (2122.0010)


2. Ajeng Rindani Putri (2122.0001)
3. Amanah Utami (2122.0003)
4. Annisa Afianria Yoja Cindona (2122.0005)
5. Cyndilia Fatriada Suci (2122.0012)
6. Dina Ekadasi Oktaryana (2122.0014)
7. Dwi Merlina (2122.0016)
8. Mutia (2122.0042)
9. Tasya Melangga Putri (2122.0070)

Dosen Pembimbing :
Apriyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SKENARIO KASUS

Tn. B berumur 44th datang ke IGD RSUD diantar oleh keluarganya dengan keluhan utama klien
mengeluh sakit saat BAK, Klien dinyatakan terdiagnosa penyakit GGK sejak 3 bulan yg lalu dan
sudah menjalani Hemodialisa 2 kali seminggu. pengkajian klien mengatakan nyeri muncul dari
pinggang sebelah kiri. Klien mengatakan nyerinya sejak 5 hari yang lalu saat buang air kecil. 
TTV klien TD :140/90mmHg.
Suhu : 36,5 oC, 
RR: 22x/menit.
Nadi  : 90x/menit.
Setelah dilakukan pengkajian, klien ditemukan masalah keperawatan yaitu gangguan rasa
nyaman nyeri, gangguan elimininasi urine Klien terpasang infus RL 500ml 20 t/m.
BAK  4-5 x/hari namun keluar sedikit lebih kurang 100-200 cc/hari, warna urin merah pekat,
menggunakan diuretik (lasix). 

1. Clarify Unfamiliar Terms (Mengklarifikasi Istilah atau Konsep yang belum difahami)

- Amanah : Hemodialisa
Bagus : Proses pembersihan darah dari zat2 sampah melalui proses penyaringan
di luar tubuh
Mutia : Prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal akibat
kerusakan pada organ tersebut
Hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti pada saat ini paling murah dan
sederhana. Bagi penderita gagal ginjal akut maupun gagal ginjal terminal dapat
mengalami keadaan kegawatan berupa : gagal jantung kongestif, hiperkalemia, asidosis
metabolik, serta pendarahan, dan pasien dapat meninggal dunia bila tidak dilakukan
dialisis.

- Tasya : Eliminasi urine


Annisa : Eliminasi urine adalah Salah satu proses metabolik dari tubuh seperti
mengeluarkan urine melalui saluran perkemihan
Ajeng : Eliminasi urine beetujuan untuk megetahui kejernihan bau dan warna
urin
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma
darah di glomerulus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2
liter saja yang dapat berupa urin. Sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali di
tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010).

- Dina : Diuretik
Cyndi : Obat yg digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam
tubuh melalui urine
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja
langsung terhadap ginjal (Tjay dan Rahardja, 2002). Pada umumnya diuretik digunakan
untuk mengurangi kelebihan cairan misalnya pada udem.

- Cyndi : GGK
Ajeng : GGK adalah suatu keadaan ginjal mengalami kerusakan sehinggta tidak
mampu lagi mengeluarkan sisa metabolisme yang ada di tubuh dan menyebabkan
oenumpukan urea dan sampah metabolik lainya serta ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
Annisa :Penyakit ginjal yang telah berlangsung lama sehingga menyebabkan
gagal ginjal.
Gagal Ginjal Kronis adalah penurunan fungsi ginjal kronis yang bersifat progresif dan
ireversibel yang ditandai dengan penurunan atau keruksakan struktur serta fungsi ginjal
selama lebih dari 3 bulan, sehingga menggangu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
yang berdampak pada semua sistem tubuh yang dapat terjadi berbagai faktor yang terjadi
dalam waktu yang lama semakin lama kerusakannya semakin parah (Sumitra,2015).

- Mutia : Infus RL
Dwi Merlina : Ringer laktat (RL) jenis cairan infus golongan kristaloid yang diberikan
kepada pasien yang mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh.
Dina : Tujuan pemberian infus ringer laktat untuk menggantikan cairan tubuh
yang hilang serta meningkatkan diuresis, yaitu penambah cairan kencing (urine).

2. Define the Problems (Merumuskan dan mendefinisikan Permasalahan)


a. Ajeng : Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi rasa nyeri pinggan yang di
rasakan pada pasien?
b. Mutia : Apa yang menyebabkan urine klien berwarna merah pekat?
c. Cyndi : Apa saja efek samping dari penggunaan direutik ?
d. Tasya : Bagaimana tindakan dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi gangguan
eliminasi urin?
e. Amanah : Apa saja diagnosa utama pada kasus tersebut ?
f. Annisa : Apa yang menyebabkan nyeri pinggang sebelah kiri pada Klien tersebut ?
g. Dwi Merlina : Apa saja faktor apa saja yang dapat menyebabkan GGK ?
h. Dina : Apa tindakan intervesi utama yang harus dilakukan pada kasus tersebut untuk
mengatasi masalah keperawatan yang muncul?
i. Den Bagus : Apa pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut ?

3. Brainstorm Possible Hypothesis (Brainstorming & pernyataan Sementara / Hipotesis)


a. Ajeng : Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi rasa nyeri pinggan yang di
rasakan pada pasien?
Mutia : Lakukan kompres pada daerah nyeri, teknik relaksasi

b. Mutia : Apa yang menyebabkan urine klien berwarna merah pekat?


Ajeng : Penyebab urine klien menjadi pekat disbabkan olwh infeksi pada saluran kemih
dan penyakit pada ginjal

c. Cyndi : Apa saja efek samping dari penggunaan direutik ?


Den Bagus : Pusing, sakit kepala, mulut kering
Ajeng : Efek samping penggunaan obat diuretik keram otot, keram perut, rasa
lelah dan lemas , perubahan dan ketidakseimbangan elektrolit natrium dan klorida.

d. Tasya : Bagaimana tindakan dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi gangguan
eliminasi urin?
Dwi :Pemasangan kateter.
Amanah :batasi cairan yang masuk

e. Amanah : Apa saja diagnosa utama pada kasus tersebut ?


Annisa : Gangguan rasa nyaman : Nyeri .

f. Annisa : Apa yang menyebabkan nyeri pinggang sebelah kiri pada Klien
tersebut ?
Cyndi :Karna disebabkan batu ginjal yg membengkak dan terjepit dlm ureter,
sehingga menyebabkan rasa nyeri pd pinggang.

g. Dwi Merlina : Apa saja faktor apa saja yang dapat menyebabkan GGK ?
Annisa : Kadar gula darah tinggi menyebabkan pembuluh darah pada ginjal
mengalami kerusakan, Hipertensi, Penyakit ginjal dan infeksi, Penggunaan obat obatan
jangka panjang, Obstruksi saluran kemih

h. Dina : Apa tindakan intervesi utama yang harus dilakukan pada kasus tersebut untuk
mengatasi masalah keperawatan yang muncul?
Tasya : Manajemen Nyeri

i. Den Bagus : Apa pemeriksaan penunjang pada pada pasien GGK?


Dina :Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan penyakit ginjal kronis
biasanya meliputi hitung darah lengkap, panel metabolik dasar, dan urinalisis, dengan
perhitungan fungsi ginjal. Anemia normokromik normositik biasanya terlihat pada
penyakit ginjal kronis.
4. Inventory and analyze the problems (Menginventarisasi dan menganalisis Permasalahan & Membuat Problem Tree /
Pathway)

Kadar gula meningkat Hipertensi Penyakit Ginjal (Infeksi) Penggunaan diuretik

Pembuluh darah pada ginjal mengalami Glomerulo fitration rate Obstruksi saluran
kerusakan kemih

Merusak fungsi ginjal

GGK (Gagal Ginjal


Kronis)

Batu ginjal yang membengkak

Perubahan pola eliminasi

Retensi urine Obstruksi sebagian / total

Menigkatnya tekanan Penyempitan ureter / uretra


intravesikula

Urine yang keluar sedikit


Nyeri saat berkemih

Gg. Pola Eliminasi Urine


Gg. Rasa Nyaman : Nyeri
5. Defining Learning Objectives (LO) / Merumuskan Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa/i Mengetahui Tijauan Teoritis mengenai Gagal Ginjal Kronis
- Mahasiswa/i Mengetahui Asuhan Keperawatan pada kasus
6. Information Gathering : Private Study (Mengumpulkan Informasi Tambahan :
Belajar Mandiri)

No. Pertanyaan Jawaban


1. Ajeng : Apa yang dapat kita lakukan Mutia:
untuk mengurangi rasa nyeri pinggan Gali dengan pasien tindakan-tindakan untuk
yang di rasakan pada pasien? menurunkan atau menghilangkan nyeri:
pengubahan posisi, penggunaan bantal untuk
penyangga, kompres dingin atau hangat,
manipulasi atau pemijatan bagian tubuh yang
nyeri.
Berikan distraksi dari nyeri (pembicaraan,
bahan bacaan, musik yang tenang)
Kaji jika perlunya pemberian obat nyeri sesuai
kebutuhan

Referensi:
Tucker, Susan Martin. Dkk. 2010. Standar
perawatan pasien: proses keperawatan,
diagnosis, dan evaluasi. Ed. 7. Jakarta: EGC
2. Mutia : Apa yang menyebabkan urine Tasya : Gagal ginjal didefinisikan sebagai
klien berwarna merah pekat?
penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal
selama 3 bulan atau lebih. Ginjal berfungsi
menyaring limbah dan kelebihan cairan dari
darah sebelum dibuang melalui cairan urine.
Setiap hari, kedua ginjal menyaring sekitar
120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar
1-2 liter urine. Didalam ginjal, terdapat unit
penyaring atau nefron yang terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Glomerulus
menyaring cairan dan limbah untuk
dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel
darah dan molekul besar yang berbentuk
protein. Dalam kondisi gagal ginjal kronis,
cairan dan elektrolit, serta limbah dapat
menumpuk dalam tubuh . Urin yang berwarna
merah dapat disebabkan oleh adanya darah.
Darah dalam urin dapat berasal dari infeksi,
penyakit ginjal, batu saluran kemih, kanker,
atau pembesaran prostat pada pria.
Referensi : Willy, Tjin. Kelainan Pada Urin.
2018

( Ajeng Rindani Putri )


Seseorang yang menderita GGK mengalami
penurunan GFR moderat yaitu diantara 30-59
ml/min. dengan penurunan pada tingkat ini
akumulasi sisa-sisa metabolisme akan
menumpuk dalam darah yang disebut uremia.
perubahan pada urine yang keluar dapat
berbusa yang menandakan adanya kandungan
protein dalam urine, selain itu warna urine juga
mengalami perubahan menjadi coklat, orange
koma, atau merah apabila bercampur darah.
Kuantitas urine bias bertambah atau berkurang
dan terkadang penderita sering terbangun
untuk buang air kecil di tengah malam.

Referensi: Husna, cut. 2010. Gagal Ginjal


Kronis dan Penanganannya. Vol 3 No.2.
Jurnal Keperawatan FIKes.
3. Cyndi : Apa saja efek samping dari
penggunaan direutik ?
4. Tasya : Bagaimana tindakan dapat
dilakukan oleh perawat untuk mengatasi
gangguan eliminasi urin?

5. Amanah : Apa saja diagnosa


utama pada kasus tersebut ?

6. Annisa : Apa yang menyebabkan


nyeri pinggang sebelah kiri pada Klien
tersebut ?

7. Dwi Merlina : Apa saja faktor yang


dapat menyebabkan GGK ?
8. Dina : Apa tindakan intervesi utama
yang harus dilakukan pada kasus
tersebut untuk mengatasi masalah
keperawatan yang muncul?

9. Den Bagus : Apa pemeriksaan Pemerikasaan penunjang GGK :


penunjang pada pasien GGK? a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal
dan menilai derajat dari komplikasi yang
terjadi.
b. Foto polos abdomen untuk menilai
bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi). Dehidrasi akan memperburuk
keadaan ginjal oleh sebab itu penderita
diharapkan tidak puasa.
c. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk
menilai sistem pelviokalises dan ureter.
Pemeriksaan ini mempunyai resiko
penurunan faal ginjal pada keadaan
tertentu, misalnya : usia lanjut, DM, dan
Nefropati Asam Urat.
d. USG untuk menilai besar dan bentuk
ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, antomi sistem
pelviokalises, ureter proksimal, kandung
kemih serta prostat.
e. Renogram untuk menilai fungsi ginjal
kanan dan kiri, lokasi dari gangguan
(vaskuler, parenkim, ekskresi ), serta sisa
fungsi ginjal.
f. Pemeriksaan radiologi jantung untuk
mencari kardiomegali, efusi perikardial.
g. Pemeriksaan Radiologi tulang untuk
mencari osteodistrofi (terutama untuk
falanks jari), kalsifikasi metastasik.
h. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari
uremik lung; yang terkhir ini dianggap
sebagai bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila
dicurigai obstruksi yang reversibel.
j. EKG untuk melihat kemungkinan
:hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit
(hiperkalemia).

Smeltzer, S. 2009. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.

1. Reporting Phase : Synthesize and Test Acquired Informations (Mensintesis &


Menguji Informasi Baru

A. Tinjauan Teoritus Gagal Ginjal Kronis

A. DEFINISI
Gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemapuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan serta elektrolit sehingga menyebabkan uremia yaitu retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah (Smeltzer & Bare, 2013).
Gagal Ginjal Kronis adalah penurunan fungsi ginjal kronis yang bersifat progresif
dan ireversibel yang ditandai dengan penurunan atau keruksakan struktur serta fungsi
ginjal selama lebih dari 3 bulan, sehingga menggangu keseimbangan cairan dan elektrolit
tumbuh yang berdampak pada semua sistem tubuh yang dapat terjadi berbagai faktor
yang terjadi dalam waktu yang lama semakin lama kerusakannya semakin parah
(Sumitra,2015).

B. ETIOLOGI
Penyebab tersering terjadinya gagal gionjal kronik adalah diabetes dan tekanan
darah tinggi, yaitu dari sekitrar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney
Foundation, 2015). Gagal ginjal kronik disebabkan oleh bebrapa faktor diantaranya
adalah gangguan penurunan laju filtrasi glomeruluis, retensi cairanb dan natrium,
asidosis, anemia ketidakseimbanbgan kalsium dan fosfatdan penyakjit tulang uremik
(Smeltzer & Bare, 2008).
Beberapa penyebab penyakit ginjal kronis adalah sebagai berikut:
a. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah penyakit inflamasi atau non inflamasi pada glomerulus
yang menyebabkan perubahan permeabilitas, perubahan struktur, dan fungsi
glomerulus. (Sudoyo, 2014)
b. Ginjal polikistik
Penyakit ginjal polikistik adalah gangguan turun temurun dimana kistik seperti
anggur berisi cairan serosa, darah, atau urine menggantikan jaringan ginjal normal.
(Black, 2014)
c. Nefropati diabetik
Nefropati diabetik ditandai dengan adanya mikroalbuminuria (30 mg/hari, atau 2µg/
menit) tanpa adanya gangguan ginjal, disertai dengan peningkatan tekanan darah
sehinggga mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus dan akhirnya
menyebabkan gagal ginjal tahap akhir. (Sudoyo, 2014)

d. Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih, berdasarkan rata-rata tiga kali pengukuran
atau lebih yang diukur secara terpisah. (Priscilla LeMone, 2015)
e. Obstruksi
Karena batu Batu ginjal merupakan keadaan tidak normal didalam ginjal, dan
mengandung komponen kristal serta matriks organik. (Sudoyo, 2014)

C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Smeltzer dan Bare (2014) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronik
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka klien akan menunjukkan sejumlah tanda dan
gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal,
usia klien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala klien gagal ginjal kronis adalah
sebagai berikut:

a. Manifestasi Kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki, tangan, sakrum), pembesaran vena leher.
b. Manifestasi Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis
dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul.
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia, mual, muntah,
konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku.
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler.

D. KOMPLIKASI

Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, klien gagal ginjal kronis akan
mengalami beberapa komplikasi. Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurut Suwitra
(2006) antara lain adalah:

a. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan masukan
diit berlebih.
b. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin angiotensin
aldosteron.
d. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
e. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar
alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
f. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
g. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
h. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
i. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.

E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Konservatif
Tujuannya adalah untuk mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif,
meringankan keluhan akibat akumulasi toksin, memperbaiki metabolisme secara
opitimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
a. Peranan Diet
Terapi diet rendah protein menguntungkan untuk mencegah atau mengurangi
toksin, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan terutama gangguan
keseimbangan negative nitrogen
b. Kebutuhan Jumlah Kalori
Kebutuhan jumlah kalori atau sumber energy untuk gagal ginjal kronis harus
adekuat dengan tujuan yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen,
memelihara status nutrisi dan memelihara status gizi.
c. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuretus mencapai 2L perhari.

2. Terapi Simptomatik
a. Asidosis Metabolik
Ini harus dikoreksi karena untulk meningkatkan serum kalsium (hiperglikermia),
unutl mencegah dan menmgobati asidosis metabolic dapat diberikan suplemen
alkali.
b. Anemia
Transfuse darah merupakan salah satu terapi aternatif, muarh dan efektif. Tetapi,
terapi pemberian transfuse darah dapat mengakibatkan kematian mendadak.
c. Keluhan Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dijumpai pad GGK.
Keluhanb gastrointestinal ini merupakan keluhan utama dari GGK.
d. Kelainan Kulit
Tindakan yang diberikan tergantung dengan jenis keluhan kulit.
e. Kelainan Neuromuskular
Bebrapa terapi pilihanj yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialysis regular
yang adekuat.
f. Hipertensi
Pemberian obat hipertensi
g. Kelainan Sistem Kardiovaskular
Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular yang diderita.

F. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi gagal ginjal kronik pada awalnya tergantung dari penyakit yang
mendasarinya. Namun, setelah itu proses yang terjadi adalah sama. Pada diabetes melitus,
terjadi hambatan aliran pembuluh darah sehingga terjadi nefropati diabetik, dimana
terjadi peningkatan tekanan glomerular sehingga terjadi ekspansi mesangial, hipertrofi
glomerular. Semua itu akan menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang mengarah pada
glomerulosklerosis (Sudoyo, 2009). Tingginya tekanan darah juga menyebabkan terjadi
gagal ginjal kronis. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan perlukaan pada arteriol
aferen ginjal sehingga dapat terjadi penurunan filtrasi (Rahman, dkk, 2013). Pada pasien
gagal ginjal kronis, terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh. Hal ini
disebabkan karena gangguan ginjal dapat mengganggu keseimbangan glomerulotubular
sehingga terjadi peningkatan intake natrium yang akan menyebabkan retensi natrium dan
meningkatkan volume cairan ekstrasel. Reabsorbsi natrium akan menstimulasi osmosis
air dari lumen tubulus menuju kapiler peritubular sehingga dapat terjadi hipertensi.
Hipertensi akan menyebabkan kerja jantung meningkat dan merusak pembuluh darah
ginjal. Rusaknya pembuluh darah ginjal mengakibatkan gangguan filtrasi dan
meningkatkan keparahan dari hipertensi (Rahman, 2013).

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia


dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Teori hierarki kebutuhan
dasar manusia yang dikemukakan Abraham Maslow dalam buku Hidayat 2014 dapat
dikembangkan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat tidur, serta
kebutuhan seksual. Pada Gagal Ginjal Kronik ada beberapa kebutuhan yang
terganggu, yaitu:
a. Kebutuhan Oksigenasi
Klien dengan Gagal Ginjal Kronik pada sistem kardiovaskuler mengalami
hipertensi, pitting edema (kaki, tangan, dan sakrum), edema periorbital, gesekan
perikardium, pembesaran vena-vena dileher, perikarditis, tamponade perikardium,
hiperkalemia, hiperlipidemia, perubahan elektrokardiografi (EKG).
b. Kebutuhan Nutrisi
Pada penyakit gagal ginjal kronik sistem pencernaan cenderung ditemukan adanya
ulserasi dan perdarahan pada saluran cerna, anoreksia, mual dan muntah, cegukan,
konstipasi atau diare, foeter uremik, gastritis erosif yang berhubungan dengan
gangguan metabolisme protein dan kalori. Keadaan Gagal Ginjal Kronik
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal (nefron) dalam hal mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme tubuh yang salah satunya adalah ureum.
c. Kebutuhan aktifitas
Klien dengan Gagal Ginjal Kronik pada sistem neurologik mengalami konfusi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi, tremor, kejang, asteriksis, tungkai
tidak nyaman, telapak kaki serasa terbakar, perubahan perilaku, gangguan tidur,
sakit kepala, letargi, neuropati perifer, bingung, koma. Sedangkan pada sistem
muskuloskeletal ditemukan adanya kram otot, lemah, kehilangan kekuatan otot,
osteodistrofi ginjal menyebabkan osteomalasia, nyeri tulang, fraktur.
2. Kebutuhan Aman & Nyaman
Pada klien dengan Gagal Ginjal Kronik cenderung ditemukan adanya warna kulit
keabu-abuan, kulit kering dan gampang terkelupas, ekimosis, purpura, kuku rapuh,
rambut kasar dan tipis, pucat, hiperpigmentasi, pluritis, dan adanya rasa gatal akibat
dari uremi frost.
3. Kebutuhan Rasa Cinta serta Memiliki dan Dimiliki
Memberi dan menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan keluarga, memiliki
sahabat, diterima oleh kelompok sosial, dan sebagainya.
4. Kebutuhan Akan Harga Diri Ataupun Perasaan Dihargai Oleh Orang Lain
Pada klien dengan Gagal Ginjal Kronik biasanya mengalami perasaan tak berdaya,
tak ada kekuatan, tak ada harapan, takut, marah, mudah tersinggung dan terdapatnya
perubahan kepribadian.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi
pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

G. PATHWAY
Glomerulonefritis,
Pielonefritis, Hidronefosis
Sindroma Nefrotik
Tumor Ginjal

Glomerular Filtration Rate menurun

Gagal Ginjal Kronis

Sekresi Protein Mengekresi Air Dan Sekresi Eritropoiten


Terganggu Garam Kurang Dari Normal Menurun

Retensi Na Menimbulkan Retensi Produksi Hb Dan


Air Dan Garam Sel Darah Merah
Menurun
Imbalance Cairan Tekanan Vena Ekstremitas Suplai Oksigen
Dan Elekltrolit Meningkat Kejaringan
Menurun

Edema Edema Meningkat

Kelebihan Kerusakan
Intoleransi volume Integritas
Aktivitas cairan jaringan

H. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian fokus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal
ginjal kronik menurut Prabowo (2014) dan Le Mone & Burke (2016):
1) Identitas
Selain identitas klien: nama tempat tanggal lahir, usia, agama, jenis kelamin, juga
identitas orangtuanya yang meliputi: nama orangtua, pendidikan, dan pekerjaan.
2) Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
i. Saat masuk Rumah Sakit
Keluhan utama penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit.
ii. Saat Pengkajian
Keluhan yang dialami pasien saat dilakukan pengkajian meliputi PQRST
(palliative, quantitatif, region, scale, timing).
iii. Keluhan Penyerta
Keluhan yang dialami oleh pasien selain keluhan utama. Tanda dan gejala klinis
gagal ginjal kronis seperti: keluhan anoreksia, mual, kenaikan berat badan, atau
edema, penurunan output urin, perubahan pola napas, perubahan fisiologis kulit
dan bau urea pada napas.
3) Riwayat Kehamilan
a. Pre Natal: kurang asupan nutrisi, terserang penyakit infeksi selama hamil.
b. Intra Natal: Bayi terlalu lama di jalan lahir, terjepit jalan lahir, bayi menderita
caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom.
c. Post Natal: Kurang asupan nutrisi, bayi menderita penyakit infeksi, asfiksia,
dan icterus.
4) Riwayat Masa Lalu
a. Penyakit waktu kecil
Penyakit yang pernah diderita dan apakah pernah berobat tapi tidak sembuh?
b. Pernah di rawat di Rumah Sakit
Tanyakan apakah sakit yang dialami di waktu kecil sampai membuat pasien
dirawat dirumah sakit, jika ia, apakah keadaannya parah atau seperti apa.

c. Obat-obatan yang pernah digunakan


Obat-obatan yang pernah diberikan sangat penting untuk diketahui, agar kerja
obat serta efek samping yang timbul dapat di ketahui. Pemberian antibiotik
dalam jangka panjang perlu diidentifikasi.
d. Tindakan (Operasi)
Apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan operasi, pada bagian apa,
atas indikasi apa.
e. Alergi
Apakah mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan, udara atau makanan.
f. Kecelakaan
Pernah mengalami kecelakaan ringan sampai hebat sebelumnya, apabila
mengalami kecelakaan apakah langsung di beri tindakan, atau di bawa
berobat ke dokter atau hanya di diamkan saja.
g. Imunisasi
 Imunisasi aktif: merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara
menyuntikkan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang
akan membuat zat antibody yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya.
Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif
 Imunisasi pasif: disini tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi
tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikkan bahan atau
serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak tersebut
mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan
5) Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah,
disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.
2. Antropometri
Mengukur lingkar kepala, lengan, dada dan panjang badan serta berat badan.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala: kaji bentuk kepala, kebersihan rambut
b. Mata: kaji bentuk mata, konjungtiva, sklera, pupil
c. Hidung: terdapat cuping hidung atau tidak, ada penumpukkan sekret atau
tidak, simetris tidak.
d. Mulut: kaji kebersihan mulut, apakah ada stomatitis, gigi yang tumbuh
e. Telinga: kaji kebersihan telinga, bentuk sejajar dengan mata, ada cairan atau
tidak, uji pendengaran anak
f. Leher: Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla, inguinal
dan sub mandibula.
g. Dada
 Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang/
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk
purulen (menghasilkan sputum).
 Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru.
 Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai
ke pleura.
 Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot dan kering diwaktu malam hari.
 Ronchi basah, kasar dan nyaring.
 Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi
memberi suara limforik.
 Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
 Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara
pekak)
h. Perut: kaji bentuk perut, bising usus
i. Ekstermitas: kaji kekuatan ekstermitas atas dan bawah, apakah ada kelemahan
j. Kulit: Pembesaran kelenjar biasanya multipel.
k. Genetalia: kaji apakah ada disfungsi pada alat genitalia, kaji bentuk, skrotum
sudah turun atau belum, apakah lubang ureter ditengah.

B. Diagnosa keperawatan yang sering muncul


1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asupan
cairan berlebihan
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring
atau imobilisasi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai