Disusun Oleh:
UNIVERSITAS LAMPUNG
2 OKTOBER 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan serta bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hasan Hariri S.Pd, MBA, Ph.D selaku
dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Kepada para pembaca juga diharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi warga Universitas Lampung dan masyarakat luas.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pembelajaran PAIKEM……………………………………………… 2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
6. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada
saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai
guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh
kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
3
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan
berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan
kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir
tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-
sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan
yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada
yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup
(jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam
PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang
kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan
memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa
lain.
4
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau
kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan
dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar
angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan
sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok
serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang
sebenarnya dari PAIKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
5
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi
jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM menyenangkan.
6
Hubungan guru dan siswa dalam rangka manajemen proses pembelajaran
Seorang guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi siswanya. Untuk memahami permasalahan siswa, guru sebaiknya mengikuti delapan
gambaran tentang guru seperti yang dikemukakan oleh Thomas Gordon sebagai berikut :
1. Guru yang baik adalah guru tenang (tetapi tidak “louo”), tidak pernah kehilangan
ketenangannya, tidak pernah menunjukkan emosi yang menyala.
2. Guru yang baik adalah bertindak adil (tidak pernah membedakan siswa dari segi agama,
suku, asal-usul dan sebagainya yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah).
3. Guru yang baik adalah yang dapat menyembunyikan perasanaannya dari pandangan siswa.
4. Guru yang baik adalah guru yang dapat memandang semua siswanya sama, sehingga tidak
mempunyai siswa kesayangan.
5. Guru yang baik adalah guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang menarik,
bebas, member dorongan kepada siswanya untuk sadar dan mau belajar demi belajar.
6. Guru yang baik adalah guru yang konsisten, tidak pernah berubah-ubah pendirian, lupa,
berperasaan tinggi atau rendah, atau sering berbuat kesalahan.
7. Guru yang baik adalah guru yang pandai, cekatan, mampu memberikan jawaban semua pihak
sehingga pihak yang mengajukan pertanyaan menjadi puas, bijaksana dalam memperlakukan
siswa.
8. Guru yang baik adalah guru yang sanggup memberikan bantuan secara maksimal kepada
siswa sehingga siswa-siswi tersebut dapat berkembang secara optimal di sekolah.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa guru yang baik haruslah mempunyai kelebihan dalam
segala hal: harus lebih baik, lebih memiliki pengalaman, lebih menguasai pengetahuan, lebih
sempurna dibandingkan dengan orang lain. Kepada mereka yang ingin mendapat julukan
guru yang baik harus sabar, memberi banyak kebebasan pada siswa, jujur, konsisten, cermat,
dan lain-lain. Seorang guru dituntut untuk lebih baik dari segala hal. Dan jangan sampai
kekurangannya nampak didepan siswanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa guru yang
baik harus berbudi luhur.
Menurut Thomas Gordon, guru yang baik adalah guru yang manusia biasa, yakni guru yang
mempunyai keunikan sendiri yang tidak sama dengan guru lain. Mereka ingin lebih dekat
dengan siswanya yang merupakan manusia juga. Maka dapat dikatakan bahwa model
hubungan yang baik anatara guru dan siswa adalah apabila guru dan siswa sama-sama pernah
merasakan menang dan merasakan kalah
7
Siswa akan dapat belajar dengan baik apabila dapat terjalin hubungan yang baik
antara guru dengan siswa. Menurut Thomas Gordon, hubungan yang baik antara guru dengan
siswa adalah hubungan yang :
1. Memiliki keterbukaan (openness or transparency) sehingga masing-masing pihak merasa
bebas bertindak dan saling menjaga kejujuran.
2. Mengandung rasa saling menjaga, saling membutuhkan serta saling berguna bagi pihak lain.
3. Diwarnai oleh rasa saling tergantung satu sama lain.
4. Masing-masing pihak meraskaan terpisah satu sama lin sehingga saling memberikan
kesempatan untuk mengembangkan keunikannya, kreativitasnya dan individualisasinya.
5. Dirasakan oleh masing-masing pihak sebagai tempat bertemunya kebutuhan-kebutuhan
sehingga kebutuhan satu pihak hanya dapat terpenuhi bersama-sama dengan dan melalui
terpenuhinya kebutuhan pihak lain.
8
2. Pendekatan pemecahan masalah kelompok memperlancar tugas, mengadakan terjadinya
kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas. Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok,
memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
3. Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah. Guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul,
guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah tersebut.
Serta berusaha mencari pemecahanya.
Hal-hal yang harus di hindari dalam menangani masalah siswa:
a) Campur tangan yang berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk
mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak
memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
b) Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau
petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan
yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
c) Ketidaktepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
d) Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti
sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada
hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas
terganggu.
e) Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat: mengulang-ulangi hal-hal
tertentu,memperpanjang pelajaran atau penjelasan,mengubah teguran menjadi ocehan
yang panjang. Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas.
Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat
dalam kegiatan di kelas.
f) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
Terjadi jika guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi
kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap
kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh
kelompok sekali saja di depan kelas.
9
2.2 Hjg
2.3 Manajemen Pendidikan dari Sudut Proses Pencapaian Tujuan Pendidikan.
a) Perencanaan
Perencanaan adalah pemiihan dari sejumlah alternative tentang penetapan
prosedur pencapaian,serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai
tujuan tersebut.Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber
manusia,material,uang dan waktu.Dalam perencanaan,kita mengenal beberapa
tahap,yaitu;
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penetapan tujuan
4. Identifikasi alternative
5. Pemilihan alternative
6. Elaborasi alternative
1. Jangkauan waktunya
Perencanaan di pendidikan menengah dapat dibagai menjadi perencanaan jangka
pendek(perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu
seminggu,sebula sampai dua tahun),perencanaan jangka menengah yaitu
perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu 3 sampai 7 tahun.Perencanaan
jangka panjang,yaitu perencanaanyang dibuat untuk jangka waktu 8 sampai 25
tahun.Pembagian waktu ini bersifat kira-kira,dan tiap ahli dapat saja memberikan
batas yag berlainan.
2. Timbulnya
Menurut timbulnya,perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan yang berasal
dari bawah,misalnya mulai dari gurukepala sekolahkantor departemen P dan
K tingkat IIkantor departemen P dan Kdepartemen P dan K dan perencanaan
10
yang berasal dari atas misalnya mulai dari pusat(departemen P dan K) sampai
kepada guru.
3. Besarnya
Dari sudut besarnya perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan makro,yaitu
perencanaan pada tingkat nasional atau tingkat departemen,yaitu pada tingkat
direktorat jendral,direktorat atau provinsi sampai tingkat kantor departemen
kecamatan dan perencanaan mikro,yaitu yang dilaksanakan pada tingkat sekolah
atau kelas.
4. Pendekatan
Menurut pendekatannya,perencanaan dapat dibedakan menjadi perencanaan
terpadu,yaitu perencanaan yang menyatukan semua sumbel dalam rangka
mencapai tujuan serta melihat penggunaan sumber itu dalam kaitannya dengan
pengelolaan sekolah secara menyeluruh,dan perencanaan tercerai yaitu hanya
melihat sumber secara terpisah-pisah untuk tujuan tertentu.Disamping itu juga
dapat dibedakan antara perencanaan berdasarkan program,yaitu yang didasarkan
atas program yang dibuat secara menyeluruh(komprehensif) dan perencanaan
tambal sulam,yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan kecenderungan
pengalaman sebelumnya saja,tanpa dilihat adanya kemungkinan
perubahan,misalnya dalam pengembangan kurikulum,isi kurikulum dapat
dirombak dan diganti yangbaru,ditambah pada bagian yang dianggap kurang.
5. Pelakunya
Menurut pelakunya,perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan
individual,yang dilakukan guru secara sendiri-sendiri,perencanaan kelompok,dan
perencanaan lembaga yaitu perencanaan yang berlaku dan dibuat oleh sekolah.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk
memilih dan menilai orang-orang(guru dan personel sekolah lainnya) serta
mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam
rangka mencapai tujuan sekolah.Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian
adalah penetapan tugas,tanggung jawab,dan wewenang orang-orang tersebut serta
mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan sekolah itu.
Ada beberapa hal pokok yang dapat dipedomi dan diperhatikan dalam hubungannya
dengan pengorganisasian ini.Siagian(1985),mengemukakan prinsip pengorganisasian
itu adalah:
1. Organisasi itu mempunyai tujuan yang jelas
2. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap anggota organisasi
3. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam organisasi
4. Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi
5. Adanya kesatuan perintah
6. Adanya keseimbangan antar wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam
melaksanakan tugasnya
7. Adanya pembagian tugas yang jelas
8. Struktur organisasi harus disususn sederhana mungkin
11
9. Pola dasar organisasi harus relative permanen
10. Adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi itu
11. Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota organisasi
12. Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu hendaknya sesuai dengan
kemampuannya
c) Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah
direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.Suharsimi Arikunto(1998)
memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan,petunjuk serta pertimbangan dan
bimbingan terhadap para petugas yang terlibat,baik secara structural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.Kegiatan pengarahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara ;
1. Melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau
kelompok
2. Memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus baik secara lisan maupun
tertulis,secara langsung maupun tidak langsung
d) Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan
dari berbagai individu atau unit di sekolah itu agar kegiatan mereka berjalan selaras
dengan aggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.Usaha
pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara;
1. Melaksanakan penjelasan singkat(briefing)
2. Mengadakan rapat kerja
3. Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
4. Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan
e) Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola aggaran
pendapatan dan belanja pendidikan menengah.Kegiatan ini dimulai dari perencanaan
biaya,usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu,penggunaan serta
pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
f) Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu,sekolah pada umumnya atau anggota organisasi seperti
guru,kepala sekolah dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tenytang
seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai,serta mengetahui kekuatan dan
kelemahan program yang dilaksanakan.Secara lebih rinci,maksud penilaian adalah
untuk;
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja
pekerjaan tersebut berhasil
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien
12
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindarkan
situasi yang dapat merusak
4. Memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan
organisasi sekolah (Suryosubroto.2002.Manajemen Pendidikan Di
Sekolah.Jakarta:PT.Rineka Cipta.)
Survei kecil yang dilakukan kepada 67 mahasiswa baru(dua kelas) yang sudah tiga
minggu melaksanakan kuliah di KI-MP menunjukkan bahwa masalah belajar
mahasiswa tidaklah ringan.Masalah belajar timbul dari internal
mahasiswa,seperti;malas,bosan dan masalah pribadi.Malas belajar adalah sifat umum
mahasiswa karena jiwa mereka masih labil;belum matang dalam menentukan
tindakan baik buruk,benar salah.Tugas dosen menumbuhkan kecintaan belajar
sehingga mahasiswa semangat belajar kelompok maupun mandiri.Masalah belajar
yang muncul dari eksternal mahasiswa,yaitu pribadi dosen,metode
mengajar,tumpukan tugas,fasilitas belajar dan beban belajar/kuliah.
Belajar menjadi hal yang menyenangkan dan nyaman jika fasilitas belajar yang ada di
rumah/kos,di kelas,dan kampus memadai.Di rumah dan kos menjadi tugas orangtua
13
menyediakan ruang belajar. Yang nyaman meskipun tidak besar.Lemari dan buku-
buku referensi kuliah harus disediakan bagia anak yang sedang kuliah.Komunikasi
yang baik antara anak dan orang tua terkait kuliah berikut tugas-tugasnya akan
menjadi spirit belajar anak.
Kampus wajib menyediakan kelas yang nyaman sehingga belajar tidak terganggu oleh
hal-hal yang bisa memecah konsentrasi belajar,seperti panas,bising,dan banyaknya
jumlah mahasiswa.Jika masalah ini tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu ,patut dipertanyakan komitmen pemimpin terutama sekolah
negeri.Perpustakaan memiliki andil besar bagi lancarnya tugas kuliah dan
pengembangan penelitian dosen dan mahasiswa.Mutu lembaga bisa diukur dari mutu
buku dan jurnal yang tersedia di perpustakaannya.Secara bertahap,koleksi buku
perpustakaan harus semakin banyak.Pengeolaan perpustakaan harus mencari buku
baru yang sesuai dengan jumlah prodi,bahka n hingga ke luar negeri
(Musfah,Jejen.2015.Manajemen Pendidikian Teori,Kebijakan dan
Praktik.Jakarta:Prenadamedia Group.)
2.5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15