Anda di halaman 1dari 15

Tugas Remedial Agama

Rangkuman Materi Semester 1

Alissa Revolius
XII MIPA 3

SMA Negeri 5 Kota Bengkulu


Jl.Cendana No.20 Kec.Ratu Samban
Sawah Lebar Kode Pos 38227
Tahun Pelajaran 2019-2020
Bab 1 : Semangat Beribadah Dengan Meyakini Hari Akhir
Hari Kiamat menurut bahasa adalah hari kehancuran dunia, kata ini diserap dari bahasa Arab
“Yaum al Qiyamah” , yang arti sebenarnya adalah hari kebangkitan umat. Sedangkan hari kiamat
(kehancuran alam semesta beserta isinya) dalam bahasa Arab sering disebut dengan “As-Saa’ah“.Secara
istilah Yaumul Qiyamah sering diartikan hari kiamat (kehancuran alam semesta beserta isinya).  Ada dua
macam jenis hari akhir, yaitu:
A. kiamat sughra atau kiamat kecil
Yaitu berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir
bandang, angin beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan
yang kepanjangan, hama tanaman yang merajalela.
B. Kiamat kubro atau kiamat besar
Yaitu masa kehancuran seluruh alam semesta secara masal dan berakhirnya kehidupan alam
dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam
sampai manusia terakhir, untuk menjalankan proses kehidupan berikutnya.

Berikut ini urutan terjadinya Kiamat Kubro :


1. perang akhir zaman / armageddon
2. kemunculan imam
3. perang melawan semenanjung arabia, persia, dan pengkianatan bangsa rum
4. malhamah kubra
5. penaklukkan konstatin
6. munculnya dajjal
ciri-cirinya adalah sebagai berikut: 
“ternyata ia adalah seorang iaki-iaki yang berbadan besar, merah, berambut keriting dan
bermata sebeiah.” (hr. bukhari)
“sesungguhnya ai masihud dajjal adalah seorang iaki-iaki yang pendek, ujung telapak kakinya
berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan, berambut keriting, bermata sebelah dengan mata
yang terhapus.” (hr. abu dawud, ahmad)
7. turunnya isa al masih dan terbunuhnya dajjal
sesungguhnya kiamat tak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda:
1. asap yang keluar dari perut bumi yang memenuhi hampir seluruh isi bumi.
2. munculnya dajjal, sang pendusta yang mengajak manusia pada kekafiran.
3. keluarnya binatang melata yang dapat berbicara.
4. terbitnya matahari dari barat.
5. turunnya nabi isa bin maryam, dari langit yang terdekat dengan bumi, di atas menara timur di
kota damaskus saat shalat subuh. nabi isa akan mematahkan kayu-kayu salib, membunuh dajjal,
menghapuskan pajak, dan mengajak seluruh umat manusia memeluk islam.
6.dilepasnya yakjud dan makjud, digambarkan bahwa kedatangannya untuk merusak, mengacau
balaukan, dan membuat kehancuran dimana-mana.
7.tiga kali tanah tenggelam: tanah tenggelam di timur,
8 tanah tenggelam di barat, dan
9. tanah tenggelam di jazirah arab.
10. dan akhir dari semua itu adalah api yang muncul dari arah timur, menggiring manusia
menuju tempat penghimpunan mereka.
8. kehancuran orang yahudi untuk kedua kalinya
diriwayatkan abu hurairah ra,“kiamat tak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi kaum
yahudi. sampai ada seorang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, maka berkatalah batu
dan pohon itu: “hai muslim, wahai hamba allah, ini ada yahudi di belakangku. kemarilah, bunuh
dia!,”. kecuali pohon gharqad*, karena dia adalah pohon yahudi.”
*gharqad adalah nama pohon yang ditanam oleh orang-orang yahudi. tingginya, satu sampai
tiga meter, kulit dan batangnya berwarna putih.
9. penaklukan roma
10. perang dengan bangsa turk
11. munculnya ya’juj dan ma’juj
ciri- ciri ya;juj dan ma'juj
ya’juj ma’juj adalah manusia biasa seperti layaknya manusia yang lain. mereka mirip orang-
orang yang sebangsa dengan mereka, yaitu bangsa turki, dengan mata cekung, berhidung pesek,
berambut pirang, sekalipun bentuk dan warna kulit mereka bervariasi. dan juga keturunan nabi
adam as. (landasan hadits shahih bukhari-muslim)
12. masa  umat islam mengalami kejayaan
13. wafatnya isa al masih dan imam mahdi
15. munculnya binatang yang dapat berbicara (dabbah)
16. keluarnya asap
17. datangnya angin lembut yang bertiup untuk mewafatkan orang-orang mukmin
18. penghalalan baitullah dan penghancuran kakbah
19. kehancuran madinah dan keluarnya seluruh manusia dari kota tersebut
20. pembenaman bumi di timur, barat dan tanah arab
21. munculnya api yang menggiring manusia ke mahsyar
22. datangnya kiamat. peniupan sangkakala dan kehancuran alam semesta

tahapan periode hari akhir atau hari kiamat:


1. Yaumul Ba'ats
2. Yaumul Hasyr
3. Buku Catatan
4. Yaumul Hisãb dan Mizan
5. As-Siratjembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga.
6. Yaumul Jaza'
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka

Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Datangnya Hari Kiamat :


ُ‫ إِنَّ َوعْ َد هَّللا ِ َح ٌّق ۖ َفاَل َت ُغرَّ َّن ُك ُم ْال َح َياة‬ ۚ   ‫از َعنْ َوالِ ِد ِه َش ْي ًئا‬ ْ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ْم َو‬
ٍ ‫اخ َش ْوا َي ْومًا اَل َيجْ ِزي َوالِ ٌد َعنْ َولَ ِد ِه َواَل َم ْولُو ٌد ه َُو َج‬
َ ْ ‫هَّلل‬ ُ َّ
‫الدن َيا َو َيغرَّ نك ْم ِبا ِ الغرُو ُر‬ ُ ‫اَل‬ ْ ُّ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak
tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan
kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.  (QS : Al –
Lukmam ayat 33)
َ ‫ي ُْظلَم‬ َ‫ال‬ ‫ َو ُه ْم‬ ‫ت‬
‫ُون‬ ْ ‫ َك َس َب‬ ‫مَّا‬ ‫س‬ ٍ ‫ َن ْف‬ ‫ ُت َو َّفى ُك ُّل‬ ‫ ُث َّم‬ ِ ‫هّللا‬ ‫إِلَى‬ ‫فِي ِه‬ ‫ُون‬
َ ‫ ُترْ َجع‬ ‫ َي ْومًا‬ ‫ َوا َّتقُو ْا‬ 
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan
kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (QS : Al- Baqarah ayat 281)

Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali
hanya naungan Allah Ta’ala. Yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka
pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki
kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air
mata.

Bab 2 : Meyakini Qada dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja


Qada berarti:
1. Keputusan atau Hukum (Qur’an Surat. An- Nisa’ ayat 65)
2. Menjadikan atau Mewujudkan (Qur’an Surat.Fussilat ayat 12)
3. Kehendak  (Qur’an Surat. Ali Imron ayat 47)
4. Perintah  (Qur’an Surat Al- Isra’ ayat 23)
Qadar berarti:
1. Mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Qur’an Surat. Fussilat ayat 10)
2. Ukuran (Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17)
3. Kemampuan atau Kekuasaan (Qur’an Surat. Al- Baqarah ayat 236)
4. KJetentuan atau Kepastian (Qur’an Surat. Al- Mursalat ayat 23)
5. Perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan
tertentu (Qur’an Surat Al- Qomar ayat 49)

Macam-Macam Takdir :
 Taqdir muallaq
Taqdir Mallaq yakni takdir yang masih digantungkan pada usaha atau daya ikhtiar makhluk Seperti
misalnya seseorang ingin kaya, dll itu artinya orang tersebut harus melalui usaha/ikhtiar untuk mencapai
 Taqdir Mubrom
Taqdir Mubrom yakni takdir yang sudah tidak dapat dirubah oleh makhluk meskipun makhluk itu
berikhtiar dan tawakal. Misalnya seperti kematian manusia.

Ciri-Ciri Beriman Kepada Qada dan Qadar


Seorang muslim yang beriman kepada ketentuan Allah SWT pasti akan memiliki tingkat ketaatan
yang tinggi. Terdapat ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar, yakni :
1. Senantiasa sadar dan menerima kenyataan.
2. Selalu bersabar.
3. Giat dan semangat dalam berusahaserta tidak mudah menyerah.
4. Mempunyai sikap optimis bukan pesimis.
5. Patuh terhadap perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
6. Bertawakal kepada Allah SWT
7. Mengisi kehidupan dengan berbuat baik dan selalu positif untuk mencapai kebahagiaan di
akhirat kelak
Hikmah beriman kepada qada dan qadar :
1. Melatih diri agar lebih bersyukur kepada Allah swt.
2. Selalu mendekatkan diri kepada Allah swt.
3. Melatih Mahkluk khususnya manusia agar menjadi orang yang giat berusaha dan tidak cepat
putus asa.
4. Menghindar dari sifat sombong.
5. Menentramkan jiwa.
6. Melatih diri agar bersabar dan bertawakal kepada Allah swt.
Fungsi beriman kepada qada dan qadar:
1. Agar mendekatkan diri kepada Allah SWT (Q.S. Al Hadid ayat 22)
2. Agar mendidik manusia agar senantiasa berusaha / ikhtiar (Q.S. Ar Ra’du ayat 11 dan An Najm
ayat 39 – 42)
3. Agar mendidik manusia agar senantiasa sabar dan tawakal (Q.S. Al  Baqarah ayat 155 – 156 dan
Ali Imran ayat 159)
4. Agar mendidik manusia agar tidak besikap sombong /takabur (Q.S. Lukman ayat 18)

Contoh Qada Dan Qodar


 Contoh Qada
1. Allah swt telah menetapkan matahari terbit pada siang hari serta bulan dan bintang tampak
pada malam hari .
2. Allah swt telah menetapkan kapan laut harus pasang dan surut .
3. Allah swt telah enetapkan setiap mahluk pasti akan mati .
4. Allah swt telah menetapkan mahluk-Nya untuk berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
5. Allah swt telah menetapkan kelahiran seseorang .
 Contoh Qadar
Qadar atau takdir dibagi menjadi dua macam :
1. Takdir Mubram. Yang mesti terjadi dan tidak bisa diubah. Misalnya :
 Matahari hanya akan ada pada siang hari, Sementara bulan dan bintang hanya ada pada malam
hari.
 Kejadian laut pasang dan surut.
 Kematian setiap mahluk.
 Mahluk berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
 Peristiwa kelahiran seseorang
2. Takdir mualak . Yang bisa saja diubah dengan jalan ikhtiar dan berdoa . Misalnya :
 Orang yang bodoh akan cerdas apabila orang tersebut giat belajar dan selalu berdoa kepada
Allah swt.
 Orang miskin akan menjadi kaya apabila dia berusaha dan berdoa.
 Bencana alam tidak akan menimbulkan korban yang banyak jika manusia telah mempersiapkan
diri dalam menghadapinnya dengan menggunakan kemampuan atau yang telah Allah berikan.

Bab 3 : Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan
mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang
memandu keyakinan dan tindakan. Sedangkan sikap dan tindakan yang mencerminkan berfikir kritis
terhadap  ayat-ayat Allah Swt adalah berusaha memahami, menganalisis, dan merenungi kandungan
ayat-ayat Allah Swt tersebut, kemudian menindak lanjuti dengan sikap dan tindakan.
Cara berpikir kritis menurut Islam
1. Pengamatan
2. Dzikir
3. Pikir
4. Tasbih dan Doa
5. Simpulan
Pada pembelajaran kali ini erat kaitannya dengan surat al imran ayat 190-191

Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat
Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
lindungilah kami dari siksa api neraka”.
Kandungan dari ayat di atas adalah
Pada surat al imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi,
dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
Dalam ayat yang ke-191, orang-orang yang berakal adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah
Swt dalam keadaan apapun.
Selain dari ali imran 190-191, pembelajaran ini juga berkaitan dengan QS. Ali Imran ayat 159
 

Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemmah kembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan merek dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukain orang-orang yang bertawakkal kepadanya.” (QS Ali Imran : 159)
Kandungan ayat diatas adalah
-Memecahkan masalah dengan cara lemah lembut
-Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
-Bertawakkal kepada Allah Swt.

Manfaat Berpikir Kritis :


1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
2. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.
3. Mampu mengembangkan IPTEK dengan mengambil inspirasi dari segala ciptaan Allah Swt.
4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam melalui penelitian.
5. Mengantisipasi bencana alam melalui gejala dan fenomena alam.
6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas segala anugrah yang diberikan.
7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat.

Sikap dan perilaku terpuji dari berpikir kritis:


1. Senantiasa bersyukur atas anugrah akal sehat.
2. Senantiasa bersyukur atas anugrah alam semesta bagi manusia.
3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur’an secara lebih mendalam bersama para pakar di
bidang masing-masing.
4. Menjadikan ayat-ayat al-Qur’an sebagai inpirasi dalam melakukan penelitianpenelitian ilmiah untuk
mengungkap misteri penciptaan alam.
5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.
7. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner. 

Ciri-ciri ulil albab :


1. bersungguh-sungguh menggali ilmu pengetahuan.
2. selalu berpegang pada kebaikan dan keadilan.
3. teliti dan kritis dalam menerima informasi,
4. sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu.
5. rajin bangun malam untuk sujud dan rukuk dihadapan Allah swt.
tidak takut kepada siapapun, kecuali Allah semata

Bab 7 : Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga


Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti
berkumpul atau bersatu. Dalam istilah syariat, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian
untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menghasilkan hubungan
kelamin antara keduanya dengan suka rela dan persetujuan bersama, demi terwujudnya keluarga
(rumah tangga) bahagia, yang di ridai oleh Allah SWT.

Hukum Nikah
      1.  Sunah
            Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan mampu pula mengendalikan diri dari perzinaan,
walaupun tidak segera menikah, maka hukum nikah adalah sunah.
      2. Wajib
            Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan ia khawatir berbuat zina jika tidak segera
menikah, maka hukum nikah adalah wajib.
      3.  Makruh
             Bagi orang yang ingin menikah, tetapi belum mampu member nafkah terhadap istri dan anak-
anaknya, maka hukum nikah adalah makruh.
      4.  Haram
             Bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang akan ia nikahi, maka hukum nikah adalah haram.

Tujuan Pernikahan
 Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang. Allah SWT berfirman: ”Dan jadikan-Nya di
antara kamu rasa kasih dan sayang…” (Q.S. Ar-Rum, 30: 21)
 Untuk memperoleh ketenangan hidup (sakinah). Allah SWT berfirman: “Dan di antara tanda-
tanda kebiasaan-Nya ialah Dia menciptakan istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya…” (Q.S. Ar-Rum, 30:21)
 Untuk mewujudkan keluarga bahagia di dunia dan akhirat.
    
Rukun Nikah
              Rukun nikah ada lima macam yakni sebagai berikut:
        1)  Ada calon suami, dengan syarat: laki-laki yang sudah berusia dewasa (19 tahun), beragama Islam,
tidak dipaksa/terpaksa, tidak ssedang dalam ihram haji atau umrah, dan bukan mahram calon istrinya.
        2)  Ada calon istri, dengan syarat: wanita yang sudah cukup umur (16 tahun): bukan perempuan
musyrik, tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain, bukan mahram bagi calon suami dan tidak
dalam keadaan ihram haji atau umrah.
        3)  Ada wali nikah, yaitu orang yang menikahkan mempelai laki-laki dengan mempelai wanita atau
mengizinkan pernikahannya.
             a)  Wali Nasab, yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang akan
dinikahkan. Berdasarkan mahzab Syafi’i maka urutan wali nasab adalah sebagai berikut :
 Bapak, kakek (orang tua bapak) dan seterusnya ke atas
 Saudara laki-laki kandung sebapak seibu
 Saudara laki-laki sebapak lain ibu
 Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki kandung
 Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sebapak dan seterusnya
 Paman, yaitu saudara dari bapak sekandung
 Paman sebapak, yaitu saudara dari bapak sebapak lain ibu
 Anak-anak paman kandung (saudara sepupu)
 Anak laki-laki paman sebapak

             b)  Wakil Hakim, yaitu kepala negara yang beragama Islam.


        Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang wali nikah adalah sebagai berikut:
                  a)      Beragama Islam.
                  b)      Laki-laki.
                  c)      Balig dan berakal.
                  d)      Merdeka dan bukan hamba sahaya.
                  e)      Bersifat adil.
                  f)       Tidak sedang ihram haji atau umrah.
         4)  Ada dua orang saksi.
         5)  Ada akad nikah yakni ucapan ijab kabul. Ijab adalah  ucapan wali (dari pihak mempelai wanita),
sebagai penyerahan kepada mempelai laki-laki. Qabal adalah ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda
penerimaan. Suami wajib memberikan mas kawin (mahar) kepada istrinya, tetapi mengucapkannya
dalam akad nikah hukumnya sunnah. Suruhan untuk memberikan mas kawin terdapat dalam Al-Qur’an
yang artinya: “Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan…” (Q.S. An-Nisa’, 4: 4)
  
Muhrim
           Menurut pengertian bahasa, muhrim berarti yang diharamkan. Dalam ilmu fikih, muhrim adalah
wanita yang haram dinikahi. Adapun penyebab seorang wanita haram dinikahi ada empat macam, yaitu
sebagai berikut: 
    Wanita yang haram dinikahi karena keturunan:
              a. Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah).
              b. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya). 
              c.  Saudara perempuan (sekandung, sebapak atau seibu).
              d. Saudara perempuan dari bapak
              e. Saudara perempuan dari ibu. 
              f.  Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah.
              g. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah.
     Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan:
              a. Ibu yang menyusui.
              b. Saudara perempuan sesusuan. 
     Wanita yang haram dinikahi karena perkawinan:
              a. Ibu dari istri (mertua).
              b. Anak tiri (anak dari istri dengan suami lain), apabila suami telah berkumpul dengan ibunya.
              c. Ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah dicerai atau belum. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan
janganlah kamu kawini wanita-wanita yang pernah dikawini oleh ayahmu.” (Q.S. An-Nisa’, 4: 22)
              d. Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.
     Wanita yang haram dinikahi karena pertalian muhrim dengan istri. Misalnya, haram
melakukan poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua orang bersaudara, terhadap seorang
perempuan dengan bibinya, terhadap seorang perempuan dengan kemenakannya.

Kewajiban Suami dan Istri


                Secara umum kewajiban suami-istri adalah sebagai berikut:
    Kewajiban Suami
             a. Memberi nafkah, sandang, pangan, dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya, sesuai
dengan kemampuan yang diusahakan secara maksimal.
             b. Memimpin serta membimbing istri dan anak-anak, agar menjadi orang yang berguna, keluarga,
agama, masyarakat, serta bangsa dan negaranya.
             c. Bergaul dengan istri dan anak-anak dengan baik (makruf).
             d. Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik anak-anak agar
menjadi anak saleh.
    Kewajiban Istri
             a. Taat kepada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam.
             b. Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami, baik di hadapan atau di belakangnya.
             c. Membantu suami dalam memimpin kesejahteraan dan keselamatan keluarga.
             d. Menerima dan menghormati pemberian suami walaupun sedikit, serta mencukupkan nafkah yang
diberikan suami, sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya, hemat, cermat, dan bijaksana.
             e. Hormat dan sopan kepada suami dan keluarganya
             f. Memelihara, mengasuh, dan mendidik anak agar menjadi anak yang saleh. 
    
Perceraian
                 Hal-hal yang dapat memutuskan ikatan perkawinan adalah meninggalnya salah satu pihak suami
atau istri, talak, fasakh, khulu’, li’an, ila’, dan zihar. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
     a.      Talak
          Talak berarti melepaskan ikatan perkawinan dengan mengucapkan secara suka rela ucapan talak dari
pihak suami kepada istrinya. Talak dibagi menjadi dua macam, yaitu:
         a.      Talak Raj’i, yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya untuk pertama kalinya, dan suami
boleh rujuk (kembali) kepada istri yang telah ditalaknya selama masih dalam masa ‘iddah.
         b.      Talak Ba’i n, yaitu talak yang suami tidak boleh rujuk (kembali) kepada istri yang ditalaknya itu,
melainkan mesti dengan akad nikah baru.
      b.      Fasakh
          Fasakh adalah pembatalan pernikahan antara suami-istri karena sebab-sebab
tertentu. Fasakh dilakukan oleh hakim agama, karena adanya pengaduan dari istri atau suami dengan
alasan yang dapat dibenarkan.
      c.       Khulu’
          Menurut istilah bahasa, khulu’ berarti tanggal. Dalam ilmu fikih, khulu’ adalah talak yang dijatuhkan
suami kepada istrinya, dengan jalan tebusan dari pihak istri, baik dengan jalan mengembalikan mas
kawin kepada suaminya, atau dengan memberikan sejumlah uang (harta) yang disetujui oleh mereka
berdua.
      d.  Li’an
          Li’an adalah sumpah suami yang menuduh istrinya berzina (karena suami tidak dapat mengajukan 4
orang saksi yang melihat istrinya berzina). Dengan mengangkat sumpah 4 kali di depan hakim, dan pada
ucapan kelima kalinya dia mengatakan, “Laknat (kutukan) Allah akan ditimpakan atas diriku, apabila
tuduhanku itu dusta.”
          Apabila suami sudah menjatuhkan li’an, berlakulah hukum rajam terhadap istrinya, yaitu dilempari
dengan batu yang sedang sampai mati.
      e. Ila’
          Ila’ berarti sumpah suami yang mengatakan bahwa ia tidak akan meniduri istrinya selama 4 bulan atau
lebih, atau dalam masa yang tidak ditentukan. Jika sebelum 4 bulan dia kembali kepada istrinya dengan
baik, maka dia diwajibkan membayar denda sumpah (kafarat).
      f.  Zihar
               Zihar adalah ucapan suami yang menyerupakan istrinya dengan ibunya, seperti suami berkata
kepada istrinya, “Punggungmu sama dengan punggung ibuku.” Jika suami mengucapkan kata-kata
tersebut, dan tidak melanjutkannya dengan mentalak istrinya, wajib baginya membayar kafarat, dan
haram meniduri istrinya sebelum kafarat dibayar.
    8. ‘Iddah
             ‘Iddah berarti masa menunggu bagi istri yang ditinggal mati atau bercerai dengan suaminya untuk
dibolehkan menikah kembali dengan laki-laki lain. Tujuan ‘iddah adalah untuk melihat perkembangan,
apakah istri yang bercerai itu hamil atau tidak.
              Lama masa ‘iddah adalah sebagai berikut:
      1.‘Iddah karena suami wafat
            a. Bagi istri yang tidak hamil, baik sudah campur dengan suaminya yang wafat atau belum, masa
‘iddah-nya adalah empat bulan sepuluh hari. (Q.S. Al-Baqarah, 2: 234)
            b. Bagi istri yang sedang hamil, masa ‘iddah-nya adalah sampai melahirkan. (Q.S. At-Talaq, 65: 4)
      2. ‘Iddah karena talak, fasakh, dan khulu’
            a. Bagi istri yang belum campur dengan suami yang baru saja bercerai dengannya, tidak ada
masa ‘iddah. (Q.S. Al-Ahzab, 33: 49)
            b. Bagi istri yang sudah campur, masa ‘iddah-nya adalah:
       1) Bagi yang masih mengalami menstruasi, masa ‘iddah-nya ialah tiga kali suci. (Q.S. Al-Baqarah, 2: 228)
       2)Bagi istri yang tidak mengalami menstruasi, misalnya karena usia tua (menopause), masa ‘iddah-nya
adalah 3 bulan. (Q.S. At-Talaq, 65: 4)
       3) Bagi istri yang sedang mengandung, masa ‘iddah-nya ialah sampai dengan melahirkan kandungannya
(Q.S. At-Talaq, 65: 4)
  
Rujuk
              Rujuk berarti kembali, yaitu kembalinya suami kepada ikatan nikah dengan istrinya sebagaimana
semula, selama istrinya masih dalam masa ‘iddah raj’iyah. Hukum rujuk asalnya mubah, artinya boleh
rujuk dan boleh pula tidak. Akan tetapi, hukum rujuk bisa berubah, sebagai berikut:
      1. Sunah, misalnya apabila rujuknya suami kepada istrinya dengan niat karena Allah, untuk memperbaiki
sikap dan perilaku serta bertekad untuk menjadikan rumah tangganya sebagai rumah tangga bahagia.
      2. Wajib, misalnya bagi suami mentalak salah seorang istinya, sedangkan sebelum mentalaknya, ia belum
menyempurnakan pembagian waktunya.
      3. Makruh (dibenci), apabila meneruskan perceraian lebih bermanfaat dari pada rujuk.
      4. Haram, misalnya jika maksud rujuknya suami adalah untuk menyakiti istri atau untuk mendurhakai
Allah SWT.
                Rukun rujuk ada 4 macam, yaitu sebagai berikut:
      1.  Istri sudah bercampur dengan suami yang mentalaknya dan masih berada pada masa ‘iddah raj’iyah. 
      2.  Keinginan rujuk suami atas kehendak sendiri, bukan karena dipaksa.
      3.  Ada dua orang saksi, yaitu dua orang laki-laki yang adil. (Q.S. At-Talaq, 65: 2)
      4. Ada sigat atau ucapan rujuk, misalnya suami berkata kepada istri yang diceraikannya selama masih
berada dalam masa ‘iddah raj’iyah, “Saya rujuk kepada engkau!”

     B.    HIKMAH PERNIKAHAN
      
             Fuqaha (ulama fikih) menjelaskan tentang hikmah-hikmah pernikahan yang islami, antara lain:
       1.  Memenuhi kebutuhan seksual dengan cara yang diridai Allah (cara yang islami), dan menghindari cara
yang dimurkai Allah seperti perzinaan atau homoseks (gay atau lesbian).
       2.  Pernikahan merupakan cara yang benar, baik, dan diridai Allah untuk memperoleh anak serta
mengembangkan keturunan yang sah.
       3.  Melalui pernikahan, suami-istri dapat memupuk rasa tanggung jawab membaginya dalam rangka
memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anaknya, sehingga memberikan motivasi yang kuat untuk
membahagiakan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
       4.  Menjalin hubungan silaturahmi antara keluarga suami dan keluarga istri, sehingga sesama mereka
saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan serta tidak tolong-menolong dalam dosa dan
permusuhan.
    
     C. PERKAWINAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
             Hal-hal yang perlu diketahui dari Kompilasi Hukum Islam di Bidang Hukum Perkawinan antara lain:
        1. Pengertian dan Tujuan Perkawinan
                   Dalam pasal 2 dan pasal 3 dari Kompilasi Hukum Islam di Bidang Hukum Perkawinan dijelaskan
bahwa perngertian perkawinan menurut Hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat
atau misaqan galizan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
Sedangkan tujuan perkawinan ialah untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah, dan rahmah.
 2. Sahnya Perkawinan
                   Dalam pasal 4 dari Kompilasi Hukum Islam di bidang Hukum Perkawinan dijelaskan bahwa
perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut Hukum Islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Undang-
Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Penjelasan pasal 2 ayat (1) UU RI Tahun 1974
mengatakan sebagai berikut:
·         Dengan perumusan pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada perkawinan di luar hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaan itu, sesuai dengan UUD 1945.
·         Yang dimaksud dengan hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu termasuk ketentuan
perundang-undangan yang berlaku bagi golongan agamanya dan kepercayaannya itu, sepanjang tidak
bertentangan atau tidak ditentukan lain dalam undang-undang ini.
 3. Pencatatan Perkawinan
Dalam pasal 5 dan 6 Kompilasi Hukum Islam di bidang Hukum Perkawinan dijelaskan:
 Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap perkawinan harus dicatat.
 Pencatatan perkawinan dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah (Kantor Urusan Agama
Kecamatan        di mana calon mempelai bertempat tinggal). 
 Agar pelaksanaan pencatatan perkawinan itu dapat berlangsung dengan baik, maka setiap
perkawinan harus dilangsungkan di hadapan dan di bawah pengawasan Pegawai Pencatat
Nikah.
 Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat Nikah tidak mempunyai
kekuatan hukum.
       4. Akta Nikah
                   Akta Nikah atau Buku Nikah (Surat Nikah) adalah surat keterangan yang dibuat oleh Pegawai
Pencatat Nikah yakni Kantor Urusan Agama Kecamatan, tempat dilangsungkannya pernikahan yang
menerangkan bahwa pada hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam telah terjadi akad nikah antara: seorang
laki-laki (dituliskan nama, tanggal dan tempat lahir, pekerjaan, dan tempat tinggal) dengan seorang
perempuan (dituliskan nama, tanggal dan tempat lahir, pekerjaan, dan tempat tinggal) dan yang
menjadi wali (juga dituliskan nama, tanggal dan tempat lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan apa
hubungannya dengan yang diwalikan).
5.  Kawin Hamil
                   Dalam pasal 53 ayat (1), (2), dan (3) dari Kompilasi Hukum Islam di bidang hukum perkawinan
dijelaskan:
       1. Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat menikah dengan pria yang menghamilinnya.
       2.  Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu
lebih dahulu kelahiran anaknya.
       3. Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang
setelah anak yang dikandung lahir.

Bab 9 : Rahmat Islam Bagi Nusantara


A. teori tentang masuknya Islam ke Indonesia:
1.      Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam masuk ke Indonesia
dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.
2.      Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh pedagang
Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia dengan Persia.
3.      Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah Mekkah, teori ini
berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat
perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

B. Strategi Dakwah Islam Di Nusantara


1. Perdagangan
2. Perkawinan
3. Pendidikan
4. Politik
5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat
Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa. Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu :
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
4. Sunan Giri (Raden Paku)
5. Sunan Derajat (Syarifuddin)
6. Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)
7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Faletehan)
Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang
beberapaperan di kalangan masyarakat sebagai :
1. penyebar agama Islam
2. pendukung kerajaan-kerajaan Islam
3. penasihat raja-raja Islam
4. pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.
Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.

6. Seni Budaya
misalnya :
o Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair.
Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan
o Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.
o Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.
Contohnya : Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau mencipta nama lainnyayang
biasa mendekatkan dengan ajaran Islam.
·      Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.
·      Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat, Sebab
insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebgai pemanggil untuk acara keramaian.
Menggeser tradisi klenik dengan doa-doa pengusir jin sekalugus doa ngirim leluhur.
Contohnya : Tahlil.
7. Tasawuf
faktor-faktor yang menyebabkan Islam cepat bekembang di Indonesia antara lain :
Ø  Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat;
Ø  Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;
Ø  Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia;
Ø  Penyebaran Islam dilakuakn secara damai.

C. Perkembangan Dakwah Islam Di Nusantara


1. Perkembangan Islam di Sumatera
Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan dimasukinya pemahaman ajaran
islam daerah Pasai di Aceh Utara dan pantai barat Sumatera, di kedua wilayah tersebut masing-masing
berdiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Islam Perak dan Samudera Pasai.
2. Perkembangan Islam di Jawa
Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat Islam, cikal kedatangan Islam
ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun ke tujuh masehi atau abad pertama Hijriyah yaitu
pada tahun 674 M – 675 M. Salah satu sahabat nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan yang pernah singgah di
Kerajaan Kalingga di Jawa. Waktu itu dia menyamar sebagai pedagang. Mungkin pada waktu itu
Muawiyah baru penjajakan saja, namun proses dakwahnya tetap berlangsung dan diteruskan oleh para
da’i yang berasal dari Kerajaan Pasai dan Malaka. Karena pada waktu itu jalur perhungan antara Pasai
dengan Jawa begitu pesat.
3. Perkembangan Islam di Kalimantan
Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam masuk ke sana melalui tiga
jalur. Jalur yang pertama adalah melalui Kerajaan Islam Pasai dan Perlak. Jalur kedua Islam disebarkan
oleh para da’i dari tanah jawa. Mereka melakukan ekspedisi ke pulau Kalimantan sejak Kerajaan Demak
berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan Demak mengirimkan banyak sekali da’i ke luar pulau Jawa, salah
satunya ke pulau Kalimantan. Jalur ketiga melalu kedatangan para da’i yang berasal dari tanah Sulawesi.
Salah satu da’i yang terkenal pada waktu itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
4. Perkembangan Islam di Maluku
Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak ayal hal ini menjadi daya
tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya pedagang mulim dari Jawa, Malaka, Sumatera dan
Manca Negara. Dengan kedatangan para pedagang muslim ini, menyebabkan perkembangan Islam di
Kepulauan Maluku ini menyebar dengan cepat. tepatnya sekitar pertengahan abad ke 15 atau tahun
1440 Islam mulai masuk ke Maluku.
Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam. Namun menurut sejarawan
Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin. Setelah raja
Ternate masuk Islam, hal ini semakin mempercepat perkembangan Islam di Maluku dan mempengaruhi
kerajaan-kerajaan lain di Maluku yang mulai menerima paham ajaran Islam. Namun dari sekian kerajaan
Islam yang ada di Maluku, yang paling terkenal adalah Kerajaan Ternate dan Tidore.
Setelah Islam masuk dan berkembang cepat di Maluku, Islam juga mulai masuk ke Irian. Para
raja-raja Islam dari Maluku, da’i dan pedagang yang menyiarkan ajaran Islam ke Irian. Wilayah-wilayah di
Irian Jaya yang dimasuki Islam yaitu: Jalawati, Musi, Pulau Gebi dan Pulau Waigio.
D. Kerajaan Islam Di Indonesia
 Kerajaan Samudera Pasai
 Kerajaan Aceh
 Kerajaan Demak
 Kerajaan Banten
 Kerajaan Mataram Islam
 Kerajaan Cirebon
 Kerajaan Ternate dan Tidore
 Kerajaan Banjar

D. Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia


Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang berpendapat bahwa
penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang
jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara
lain di dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan
yang penting bagi bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri,
umat Islam merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta
banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.
Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya di Jawa
oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai
oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di
Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya
Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat
Indonesia, terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.
Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi dan Mistik.
Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam yang meluaskan
pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera. Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran
terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang sebenarnya belum tentu sesuai
dengan ajaran-ajaran tauhid.
Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha. Setelah
kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara itu mereka masih
membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-
Budha dengan ajaran Islam. Hal tersebut berlangsung dari abad ke abad, sehingga sulit dipisahkan
antara ajaran Islam yang murni dengan tradisi peninggalan Hindu atau peninggalan agama Budha. Dan
tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi seakan-akan “Tradisi Islam”. Seperti kebiasaan menyelamati
orang yang telah mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun dan ke 1000-nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi
orang yang sedang hamil pertama kali, mengkeramatkan kubur seseorang, meyakini benda-benda
bertuah dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai