Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ISOLASI KASEIN DARI SUSU

Disusun Oleh :

Kelompok 5
1. Bella Tri Ramadina (06101381823050)
2. Ela Agustin (06101381823059)
3. Wulan Sundari Apriana (06101381823056)

Dosen Pengampu :
Drs. Made Sukaryawan, M.Si., Ph.D
Dr. Diah Kartika Sari, S.Pd.,M.Si

Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2020
LAPORAN 8
PRAKTIKUM BIOKIMIA

1. Nomor Percobaan :8
2. Nama Percobaan : Isolasi Kasein Dari susu
3. Uji/Sampel : Tabel 8
Tabel 8. Sampel Isolasi Kasein
Sampel Susu
100 ml sampel susu

4. Teori Percobaan
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak
susu, kasein (protein susu, dan laktosa (karbohidrat susu). Seperti halnya asam amino,
protein susu (kasein) juga bersifat amfoter. Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur
primer terdiri dari rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan
peptida (peptida linkages). Protein juga memiliki pH isoelektrik tertentu. pH isoelektrik
merupakan suati nilai pH dimana jumlah muatan listrik positif sama dengan muatan
negatifnya. Pada pH tersebut, protein tidak bermuatan positif maupun negatif, sehingga
dapat membentuk agregat (gumpalan-gumpalan yang keruh) dan mengendap, karena
sebagian protein menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH isolektriknya. Sifat inilah
yang akan digunakan untuk memisahkan atau mengisolasi kasein dari susu.

Protein susu memiliki protein-protein spesifik. Salah satunya adalah kasein.


Kasein merupakan komponen terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein.
kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti
alpha-casein, beta casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen
organik yang melimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein
merupakan protein konjugasi antara protein dengan fosfat membentuk fosfoprotein.
Kasein berupa serbuk amorf warna putih. Dalam kasein tidak hanya terdiri dari zat-zat
organik, melainkan mengandung juga zat anorganil seperti kalsium, fosfor, dan
magnesium. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau, dan
tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein murni tidak larut dalam air dingin dan garam
netral. Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan garam basa seperti natrium asetat,
dan natrium oksalat.
Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain
penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin,
yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu
dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai
aktivitas dari mikroba. Kasein digunakan untuk sumber protein dalam tubuh. Sebagai
suplai asam-asam amino essential.Secara komersial digunakan untuk bahan perekat,
pelindung lapisan kertas, dan plastik kasein. selain itu pencernaan kasein di dalam tubuh
sangat lambat, sehingga dapat mencegah penyusutan otot lebih baik daripada whey
protein.

5. Prosedur Percobaan
a. Prosedur Percobaan
1. 100 ml susu disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 20-25 menit pada
suhu kamar.
2. Untuk mendapatkan susu skim yang diperlukan untuk prosedur. Buang
krim/lemak yang menempel di permukaan susu dengan hati-hati dengan bantuan
spatula..
3. Pindahkan susu skim kedalam gelas 500 ml gelas kimia..Tambahkan volume air
yang sama kesusu skim.
4. Ambil buret 50 ml yang akan digunakan untuk menambahkan 0,2 N HCl.
5. Tempatkan pengaduk magnet pada dudukan buret. Masukkan batang magnet
kedalam gelas kimia berisi susu. Dengan pengaduk magnetik isi ke dalam gelas
kimia.
6. Lepaskan elektroda pengukur pH dari larutan HCl.
7. Cuci elektroda menggunakan air suling. Keringkan elektroda menggunakan
kertas tisu.
8. Celupkan elektroda kedalam gelas kimia berisi susu, dan periksa pHnya. pH
harus ~ 6,6.
9. Atur peralatan seperti yang situnjukkan, sambil mengaduk susu dan tambahkan
HCl setetes demi setetes. Kasein mulai mengendap pada pH antara 4,6 - 4,8.
10. Tunggu sampai kasein mengendap. Saring kasein dengan menuangkan melalui
corong dan kertas saring.
11. Cuci kasein yang di endapkan terlebih dahulu dengan air suling dan kemudian
dengan etanol dan terakhir dengan dietil eter.
12. Pindahkan kasein dari kertas saring ke cawan petri. Biarkan kasein mengering
lalu timbang.
13. Catat hasil amatan

b. Diagram Alir Percobaan


100 ml susu disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 20-25 menit pada
suhu kamar.

Buang krim/lemak yang menempel di permukaan susu dengan hati-hati dengan


bantuan spatula.

Pindahkan susu skim kedalam gelas 500 ml gelas kimia.

Masukkan HCl kedalam buret 50 ml

Masukkan batang magnet kedalam gelas kimia berisi susu, lalu diaduk. sambil
mengaduk susu dan tambahkan HCl setetes demi setetes.

Celupkan elektroda kedalam gelas kimia berisi susu, dan periksa pHnya. pH harus
~ 6,6.

Kasein mulai mengendap pada pH antara 4,6 - 4,8. Saring kasein dengan
menuangkan melalui corong dan kertas saring.

Cuci kasein yang di endapkan terlebih dahulu dengan air suling dan kemudian
dengan etanol dan terakhir dengan dietil eter.

Pindahkan kasein dari kertas saring ke cawan petri. Biarkan kasein mengering lalu
timbang. Catat hasil amatan
6. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan
 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Buret
 Pipet tetes
 pH meter
 Pengaduk magnetik
 Magnetik stirer
 Spatula
 Corong
 Sentifugasi
 Kertas saring
 Cawan
 Neraca analitik
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi

b. Bahan yang digunakan


– Susu
– HCl
– Air suling
– Etanol (C2H5OH)
– Dietil eter (C2H5)2O

7. Pengamatan
Prosedur percobaan Pengamatan Gambar
Sampel disentrifugasi Larutan berwarna putih

Sampel dipindahkan Larutan berwarna putih


kedalam beaker glass

Sampel diaduk dengan Larutan berwarna putih


pengaduk magnetic

Mencelupkan elektroda Larutan berwarna putih


kedalam sampel

Sampel diaduk dan Pada pH 4,6 – 4,8 kasein


ditambah HCL perlahan mulai mengendap

Saring kasein kedalam Analit berwarna jernih


erlenmeyer kekuningan dan endapan
berwarna putih

Pindahkan kasein kedalam Analit berwarna jernih


cawan dan biarkan kekuningan dan endapan
mongering berwarna putih

Timbang sampel yang Endapan yang telah


dihassilkan dikerringkan berwarna putih
keruh dan hasil endapan yang
didapatkan sebesar 3,5 gr

8. Pembahasan
Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu tentang Isolasi kasein dari susu sapi dengan metode
pengendapan pada titik isoelektrik yang dilakukan hanya sekali. Rendemen rata-rata yang
diperoleh sebesar 0,035 gr/ml. Kandungan kasein secara teoritis sebesar 80% dari total
kandungan protein pada susu sapi dan 2,8% dari kandungan 100 mL susu sapi. Rendemen
kasein yang didapatkan secara teoritis sebesar 0,028 g/mL susu sapi. Rendemen kasein
secara teoritis tersebut berbeda dengan hasil penelitian. Hal ini dapat dijelaskan
berdasarkan Oka dkk yang menyatakan bahwa susu sapi perah dari KUD yang berbeda
memiliki kadar protein yang berbeda. Susu sapi dari KUD Batu Leppa,KUD Batu
Pangkaiya, dan KUD Pattiroang berturut-turut menghasilkan kadar protein sebesar 0,036
g/mL, 0,035 g/mL dan 0,030 g/mL. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
tersebut diantaranya jenis sapi penghasil susu, waktu pemerahan dan jenis pakan yang
diberikan pada sapi. Analogi ini yang dapat menjelaskan mengapa rendemen kasein yang
diperoleh dari penelitian ini lebih tinggi daripada rendemen secara teoritis. Karena pH
susu jauh lebih tinggi dari pada titik isoelektrik maka kaseinnya mengendap.

Reaksi :
Pertanyaan :
1. Berapa rendemennya?
Jawab :

9. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasein hasil isolasi berwarna putih dengan
rendemen hasil sebesar 0,035 g/mL susu.

10. Daftar Pustaka


https://nanikimia.wordpress.com/2013/05/24/isolasi-kasein-dari-susu/
http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/09-Yoga-Pratama.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=HN4jD2MCKfg&feature=youtu.be

Anda mungkin juga menyukai