Anda di halaman 1dari 8

Interaksi Sosial

Asal kata sosial dari bahasa Latin → socius = teman Interaksi adalah
tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat dilakukan
secara sendiri, harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk
berinteraksi. Contoh : berbincang-bincang, bersalaman, jual-beli
1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara satu
individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok masyarakat,
atau antara kelompok satu dengan kelompok lain yang ada dalam masyarakat.
Interaksi sosial (positif maupun negatif) diwujudkan dalam bentuk tindakan
sosial. Tindakan sosial adalah perilaku, aksi, atau perbuatan yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
a. Interaksi sosial
 Interaksi Sosial Interaksi sosial POSITIF: interaksi yang dilakukan
dalam bentuk tindakan sosial yang bersifat positif (baik). Contoh:
bekerja sama dalam bisnis, gotong-royong, berdagang, membentuk
koperasi, menjadi pengurus organisasi, dll.
 Interaksi sosial NEGATIF: tindakan/aksi yang merugikan orang lain
b. Tindakan sosial
 Tindakan sosial yang bersifat RASIONAL: tindakan sosial yang
dilakukan secara sadar dan masuk akal berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan yang mantap. Contoh: menentukan pilihan jurusan di
perguruan tinggi berdasarkan cita-cita, minat, dan bakat
 Tindakan sosial yang bersifat IRRASIONAL: tindakan sosial yang
tidak masuk akal, akan tetapi dipercaya bahwa tindakannya itu akan
memberi manfaat padanya. Contoh: menerima iming-iming
menggandakan uang karena berharap mendapat keuntungan
(misalnya: 1 juta menjadi 5 juta tanpa upaya keras, melalui dukun,
dsb).
Catatan: Tidak semua tindakan manusia digolongkan sebagai
TINDAKAN SOSIAL.
Contoh: menyanyi sambil mencuci karena senang/menghibur diri,
tindakan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai tindakan sosial. Namun,
jika seseorang berlatih bernyanyi untuk mengikuti festival/lomba
menyanyi, maka tindakannya digolongkan sebagai tindakan sosial.
Suatu tindakan dapat dapat digolongkan sebagai tindakan sosial
apabila tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu, atau
dipengaruhi orang lain.
Interaksi sosial akan menimbulkan proses sosial. Tanpa interaksi
sosial tidak akan timbul proses sosial karena syarat utama terjadi proses
sosial ialah adanya interaksi sosial.
PROSES SOSIAL: hubungan timbal baik antara bidang-bidang
kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar individu masyarakat.
Proses sosial dan interaksi sosial adalah dua istilah yang saling
terkait. Bentuk umum dari proses sosial adalah interaksi sosial. Interaksi
sosial merupakan kunci dari seluruh kehidupan karena adanya interaksi
sosial akan memungkinkan kehidupan bersama.
Ciri interaksi sosial:
pelakunya > 1 orang
antara pelaku terjadi komunikasi melalui kontak sosial
2. SYARAT INTERAKSI SOSIAL:
 Kontak sosial;
 Komunikasi
 KONTAK SOSIAL tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi
dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
- Kontak Sosial secara LANGSUNG (Primer) → bertemu dan
berhadapan, berjabat tangan, berbicara bertatap muka, termasuk
kontak melalui media komunikasi (berkirim surat, telepon, chatting
lewat internet, dll).
- Kontak sosial secara tidak langsung (Sekunder) → cth: jual beli
tanah melalui perantara.
Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
1) Sosialisasi dalam Keluarga
2) Sosialisasi dalam Masyarakat Nilai-nilai sosial di masyarakat
a. Nilai MATERIAL → segala sesuatu yang berwujud
kebendaan yang bermanfaat bagi manusia, misalnya
kendaraan, gedung, perabot rumah tangga, alat tulis, dsb
b. Nilai VITAL → segala sesuatu yang diperlukan manusia
agar dapat hidup dan melakukan kegiatan atau aktivitas,
misalnya makanan dan minuman, pakaian, dsb.
c. Nilai SPIRITUAL dan KEROHANIAN → segala sesuatu
yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini dibedakan
menjadi 4:
1) Nilai MORAL/kebaikan → bersumber dari unsur
kemauan (etika) dan kehendak (karsa)
2) Nilai KEBENARAN → bersumber dari unsur akal
manusia (akal, budi, dan cipta)
3) Nilai KEINDAHAN → bersumber dari rasa manusia
(perasaan dan seni)
4) Nilai AGAMA/nilai religius → nilai ketuhanan dan
kerohanian yang tertinggi dan bersifat mutlak
3. FUNGSI Nilai Sosial:
a. Sebagai petunjuk (pedoman) yang mengarahkan orang untuk
berpikir dan bertindak sesuai dengan nilainilai sosial yang berlaku
b. sebagai benteng perlindungan hidup masyarakat; mencegah
kejahatan/maksiat
c. sebagai pendorong kehidupan bermasyarakat; menuntun kepada
kebaikan (mampu menempatkan diri sebagai orang yang berbudi
luhur dan kreatif sehingga disenangi dan disegani masyarakat
sekitarnya)
Norma-norma sosial di masyarakat norma dan nilai merupakan
dua istilah yang saling berhubungan, akan tetapi terdapat perbedaan di
antara keduanya.
 NILAI → sesuatu yang baik, luhur, diinginkan, dan dianggap
penting oleh masyarakat
 NORMA → kaidah atau aturan, patokan, ukuran-ukuran
tertentu yang berkembang di masyarakat untuk dipatuhi secara
bersama. Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah
dan larangan yang ditetapkan bersama berdasarkan budaya
setempat yang mengatur perilaku manusia di masyarakat.
1) Norma agama
2) Norma kesopanan
3) Norma kesusilaan
4) Norma hukum
5) Norma adat
6) Norma kebiasaan/kelaziman, dll
4. FUNGSI NORMA SOSIAL
a. mengatur orang untuk bertindak dan berpikir, bertindak, dan
berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku
b. mewajibkan semua orang agar menyesuaikan diri dengan norma
yang berlaku
c. mengikat atau mengendalikan individu
5. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
a. Proses Sosial ASOSIATIF ; terjadi ketika suatu kelompok atau
orang-perorang (individu) melakukan suatu interaksi sosial yang
memilii kesamaan dalam pandangan atau tindakan dalam hubungan
satu sama lain. Adanya kesamaan tindakan di antara kelompok atau
individu yang berinteraksi tersebut akan mengarah kepada
terciptanya kerukunan dan kesatuan. Jenis proses sosial asosiatif:
1) KERJASAMA (cooperation) Kerjasama dapat terjadi pada
anak-anak, pemuda, maupun orang dewasa. Mulai dari
permainan petak umpet, organisasi kepemudaan (karang taruna,
dll), sampai organisasi politik dan pemerintahan. Kerjassama
dapat terbentuk dan berkembang apabila orang dapat digerakkan
karena memiliki kesadaran untuk mencapai suatu tujuan yang
dianggap bermanfaat bagi dirinya atau kelompok.
2) AKOMODASI (acomodation) → suatu proses sosial di mana
orang-orang atau kelompok-kelompok yang mula-mula saling
bertentangan, masing-masing pihak melakukan pendekatan dan
penyesuaian diri untuk mengakhiri pertentangan tersebut. Salah
satu cara penyesuaian diri dalam akomodasi misalnya: masing-
masing pihak mengurangi tuntutannya dan saling menerima
tuntutan pihak lain agar dapat tercapai suatu kesepakatan di
antara mereka yang bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi:
 KOERSI (coercion) → bentuk akomodasi yang dilaksanakan
karena adanya paksaan dari salah satu pihak yang lebih kuat
terhadap pihak lain yang lebih lemah kedudukannya Contoh:
ketidakberdayaan pekerja ketika berhadapan dengan
majikannya yang tidak mau memenuhi tuntutannya. Karena
takut diberhentikan, akhirnya pekerja tersebut menghentikan
tuntutannya
 KOMPROMI (compromise) → bentuk akomodasi yang
masing-masing pihak yang bertentangan saling mengurangi
tuntutannya sehingga terdapat suatu penyelesaian yang baik di
antara pihak-pihak yang bertentangan Contoh: terjadinya
kesepakatan antara buruh dengan perusahaan bahwa kenaikan
upah akan diberikan sebesar 50% dari tuntutan buruh. Buruh
menerima penjelasan bahwa perusahaan kemampuan
perusahaan dan buruh merasakan kesulitan yang terjadi di
masyarakat.
 ARBITRASI (arbitration) → bentuk kompromi yang
menggunakan pihak ketiga. Contoh: dalam contoh sebelumnya,
di antara pihak buruh dan perusahaan diundang pihak
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam proses
pengambilan keputusan.
 MEDIASI (mediation) → hampir sama dengan arbitrasi, hanya
saja pihak ketiga yang diundang untuk mendamaikan kedua
pihak tidak memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan,
melainkan hanya sebagai penasihat. Contoh: dalam
penyelesaian konflik di Myanmar (etnis Rohingya) yang
dimediasi oleh tim PMI (Yusuf Kalla) dan BSMI
 KONSILIASI (consiliation) → bentuk akomodasi dengan cara
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai
untuk mencaai penyelesaian yang terbaik.
 TOLERANSI (tolerantion) → bentuk akomodasi di mana
masing-masing pihak yang berbeda paham menghindarkan diri
dari perselisihan dengan cara menghargai dan menghormati
pihak lain.
 STALEMATE → bentuk akomodasi di mana masing-masing
pihak yang bertikai berhenti pada satu titik tertentu karena
kedua belah pihak memiliki kekuatan yang seimbang.
Keduanya mundur, (tidak ada yang menang atau kalah).
Contoh: “perang dingin” AS dan Uni Sovyet yang berakhir
dengan sendirinya
 AJUDIKASI (adjudication) → bentuk akomodasi di mana
penyelesaian pertikaian dilakukan melalui badan peradilan
karena semua cara musyawarah yang ditempuh tidak
menghasilkan penyelesaian yang dapat diterima semua
masyarakat.
2. ASIMILASI → ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau
kelompok manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi
asimilasi:
 sikap toleransi kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
antar kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan
 sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
 sikap terbuka dari golongan yang berkuasa perkawinan
campuran adanya musuh bersama dari luar
b. Proses Sosial DISOSIATIF
Proses sosial disosiatif bertolak belakang dengan proses sosial
asosiatif. Proses sosial disosiatif menekankan pada persaingan atau
perlawanan. Proses ini disebut juga proses yang bersifat oposisi,
yaitu suatu cara berjuang melawan seseorang atau kelompok untuk
suatu tujuan tertentu. Bentuk-bentuk Proses Sosial Disosiatif:
 PERSAINGAN (kompetisi) → suatu proses sosial yang terjadi
di masyarakat di mana individu-individu atau kelompok saling
bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan
melalui bidangbidang tertentu dengan menggunakan cara-cara
yang terbuka dan adil. Persaingan dapat terjadi dalam sebuah
lomba/kompetisi, pemilu, dll. Menurut berntuknya, persaingan
dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, antara lain:
1) persaingan ekonomi
2) persaingan kebudayaan → (budaya, pendidikan, pergaulan,
kesenian, adat istiadat, dll)
3) persaingan kedudukan dan peran → terjadi di antara orang
dewasa untuk meraih kedudukan/pieran dalam masyarakat
dan negara
 KONTRAVENSI → bentuk proses sosial yang berbeda dengan
persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai oleh gejala-
gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu
rencana, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan,
kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi (tidak
kelihatan) terhadap orang lain atau kelompok.
 PERTENTANGAN (pertikaian atau konflik) → suatu proses
sosial di mana seseorang atau kelompok menentang pihak lain
yang disertai dengan ancaman atau kekerasan untuk mencapai
tujuan/keinginannya. Pertentangan muncul karena adanya
perbedaan-perbedaan antara individu dengan individu, antara
individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan
kelompok. (dalam hal ciri jasmani, emosi, unsur budaya, pola
perilaku, kepentingan ekonomi, politik, dll).
Proses Sosial yang terjadi di masyarakat didasarkan atas beberapa faktor
yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati
a. IMITASI → suatu proses yang terjadi dengan cara mencontoh, meniru,
atau mengikuti perilaku orang lain. Proses belajar dengan imitasi (meniru)
ada yang bersifat positif, ada pula yang bersifat negatif (tergantung «
Sebelumnya Berikutnya » Tinggalkan Balasan 26 Oktober 2012 2 Balasan
dari apa yang ditiru dalam interaksi sosial tersebut).
b. SUGESTI → suatu proses dalam interaksi sosial dengan memberikan
pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain sehingga dapat
menggerakkan atau mempengaruhi hati orang tersebut untuk mengikuti
pandangan atau pengaruh yang diberikannya. Pengaruh sugesti lebih mudah
terjadi bila yang memberi sugesti adalah orang yang berpengaruh, berwibawa,
atau pemimpin dari orang tersebut. Selain itu, sugesti dapat pula terjadi dari
teman-teman dekat, atau bahkan yang lebih muda atau lebih rendah
‘derajat’nya dari orang tersebut.
c. IDENTIFIKASI → suatu proses pada diri seseorang yang memiliki
keinginan atau kecenderungan untuk menjadi sama (identik) dengan orang
lain. Proses identifikasi dapat berlangsung tanpa disadari ataupun dilakukan
secara sengaja oleh orang tersebut. Dalam hal ini orang yang melakukan
identifikasi mengenal betul orang yang menjadi idolanya. Sikap, perilaku,
cara hidup orang yang menjadi idolanya (orang yang dikagumi) sangat dia
sukai dan menjiwai dirinya sehingga ia ingin menjadi seperti orang itu.
d. SIMPATI → ialah perasaan suka ataupun tertarik yang timbul pada diri
seseorang pada diri orang lain. Simpati juga berbentuk kepedulian atas
sesuatu yang menimpa diri orang lain (musibah, kesedihan, dll).

Anda mungkin juga menyukai