Bq. Arifa - Tugas Riset Kep
Bq. Arifa - Tugas Riset Kep
OLEH :
NIM : P07120118057
TINGKAT/KLS : 3/B
2020
Sampel dan Sampling
A. Pengertian sampling
B. Metode Sampling
a) Random sampling
Teknik sampling yang diberi nama random sampling ini diberi nama
demikian karena didalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur
subyek-subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap
sama.
b) Sampel bersetrata
Apabila populasi penelitian terbagi atas tingkat-tingkat strata, maka
pengambilan sampel maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan
secara random. Adanya strata tidak bpleh diabaikan, setiap strata harus
diwakili sebagai sampel, misalnya kita ingin meneliti kehadiran
mahasiswa dalam perkuliahan untuk suatu perguruan tinggi, maka kita
haru mengambil sampe dari semua fakultas dan dari semua jurusan
(prodi) dan pada setiap semester yang akan diteliti.
Sampel berstrata digunakan apabila ada perbedaan ciri atau
karakteristik diantarastrata-strata yang ada, dan perbedaan itu
mempengaruhi variabel penelitian.
c) Sampel wilayah (area probability sample)
Pengambilan sampel ini juga dilakukan apabila ada perbedaan antara
strata yang satu dengan strata yang lain. Sampel wilayah adalah teknik
sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah
yang terdapat dalam populasi. Misalnya kita akan meneliti
keberhasilan program KB di seluruh wilayah Indonesia. Maka kita
harus memgambil sampel dari seluruh wilayah Indonesia yang
berjumlah 34 Provinsi. Ke-34 Provinsi itu tentu mempunyai ciri-ciri
dan karakteristiknya berbeda, sehingga sampelnya heterogen.
d) Sampel proporsi (Proporsional sample) atau sampel imbangan
Teknik pengambilan sampel proporsi atau imbangan ini digunakan
untuk menyempurnakan teknik pengambilan sampel berstrata atau
juga teknik pengambilan sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya
subyek yang terdapat pada setiap strata atau wilayah tidak sama. Oleh
karena itu untuk mengambil sampel yang refresentatif,pengambilan
subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau
sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau
wilayah.
e) Sampel bertujuan (purposive sample)
Pengambilan sampel bertujuan (purposive sample) tidak didasarkan
atas strata, random, atau wilayah, tetapi didasarkan atas tujuan
tertentu. Penggunaan teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, diantaranya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan
biaya, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Meskipun cara ini diperbolehkan, namun untuk meminimalkan teknik
analisis kurangannya peneliti diharuskan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
(i) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
(ii) Subyek yang dijadikan sampel benar-benar merupakan subyek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat populasi (key
subject).
(iii)Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat pada
waktu melakukan studi pendahuluan.
Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena
sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga datanya dapat
dikumpulkan dan memenuhi ketentuan jumlah minimal dalam teknik
sampling. Hanya perlu diingat teknik ini mengandung kelemahan,
yaitu tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik
analisis data, karena tidak memenuhi persyaratan random.
f) Sampel kuota (quota sampel)
Teknik sampling kuota ini juga tidak didasarkan pada strata atau
wilayah, tetapi lebih pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam
mengumpulkan data, peneliti menghubungi subyek yang memenuhi
persyaratan ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan dari mana asal
subyek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang
dihubungi itu adalah subyek yang sudah ditemui, sehingga
pengumpulan datanya mudah, yang penting disini terpenuhinya jumlah
(quota) yang sudah ditetapkan.
g) Sampel kelompok (cluster sample)
Sampel kelompok adalah sampel penelitian yang diambil dari
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, seperti misalnya dalam
lapangan pekerjaan (profesi) ada PNS, TNI/POLRI, Pegawai sawata,
Petani, Nelayan, dan sebagainya. Di lembaga pendidikan ada SD,
SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi, kalau kita melakukan penelitian
yang berkenaan dengan bidang pekerjaan anggota
masyarakat, maka sampelnya adalah subyek-subyek yang ada dalam
bidang/lapangan pekerjaan di masyarakat tersebut. Begitu pula jika kita
melakukan penelitian tentang pendidikan maka sampelnya diambil dari
kelompok-kelompok yang ada dilembaga pendidikan. Sampel-sampel
yang demikian inilah yang disebut sampel kelompok (cluster). Sebelum
memgambil sampel ini peneliti harus lebih dahulu memperhitungkan
masak-masak apa yang menjadi ciri-ciri yang harus ada pada sampel
kelompok.
h) Sampel kembar (double sample)
Sampel kembar adalah sampel yang memang diambil dua buah oleh
peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang
tidak masuk di sampel pertama atau juga akan digunakan untuk
pengecekan terhadap kebenaran dari data pada sampel pertama. Biasanya
sampel pertama jumlah besar, sedangkan sampel kedua jumlahnya kecil
karena hanya untuk keprluan pengecekan saja.
D. Besar Sampel