Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME

PENGANTAR RISET KEPERAWATAN

OLEH :

NAMA : BQ. ARIFA

NIM : P07120118057

TINGKAT/KLS : 3/B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

PRODI DIII KEPERAWATAN

2020
Sampel dan Sampling

A. Pengertian sampling

Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari


populasi terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili
sebagian dari batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk kepada
semua populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing-masing
karakteristiknya.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel sebagai berikut : Sax (1979
: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari
unsur yang terpilih dari suatu populasi. Unsur tersebut hendaklan mewakili
populasi. Adapun Werwick (1975: 69) mengemukakan bahwa sampel adalah
sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili
keseluruhan. Tidak jauh berbeda dari pendapat-pendapat tersebut, Kerlinger
(1973 : 118) menyatakan : sampling is taking any potion or universe as
representative of that papulation or uneverse. Adapun leedy (1980 :111)
mengemukakan bahwa : sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan
memulai cara demikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total
populasi.

B. Metode Sampling

a) Random sampling
Teknik sampling yang diberi nama random sampling ini diberi nama
demikian karena didalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur
subyek-subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap
sama.
b) Sampel bersetrata
Apabila populasi penelitian terbagi atas tingkat-tingkat strata, maka
pengambilan sampel maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan
secara random. Adanya strata tidak bpleh diabaikan, setiap strata harus
diwakili sebagai sampel, misalnya kita ingin meneliti kehadiran
mahasiswa dalam perkuliahan untuk suatu perguruan tinggi, maka kita
haru mengambil sampe dari semua fakultas dan dari semua jurusan
(prodi) dan pada setiap semester yang akan diteliti.
Sampel berstrata digunakan apabila ada perbedaan ciri atau
karakteristik diantarastrata-strata yang ada, dan perbedaan itu
mempengaruhi variabel penelitian.
c) Sampel wilayah (area probability sample)
Pengambilan sampel ini juga dilakukan apabila ada perbedaan antara
strata yang satu dengan strata yang lain. Sampel wilayah adalah teknik
sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah
yang terdapat dalam populasi. Misalnya kita akan meneliti
keberhasilan program KB di seluruh wilayah Indonesia. Maka kita
harus memgambil sampel dari seluruh wilayah Indonesia yang
berjumlah 34 Provinsi. Ke-34 Provinsi itu tentu mempunyai ciri-ciri
dan karakteristiknya berbeda, sehingga sampelnya heterogen.
d) Sampel proporsi (Proporsional sample) atau sampel imbangan
Teknik pengambilan sampel proporsi atau imbangan ini digunakan
untuk menyempurnakan teknik pengambilan sampel berstrata atau
juga teknik pengambilan sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya
subyek yang terdapat pada setiap strata atau wilayah tidak sama. Oleh
karena itu untuk mengambil sampel yang refresentatif,pengambilan
subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau
sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau
wilayah.
e) Sampel bertujuan (purposive sample)
Pengambilan sampel bertujuan (purposive sample) tidak didasarkan
atas strata, random, atau wilayah, tetapi didasarkan atas tujuan
tertentu. Penggunaan teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, diantaranya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan
biaya, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Meskipun cara ini diperbolehkan, namun untuk meminimalkan teknik
analisis kurangannya peneliti diharuskan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
(i) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
(ii) Subyek yang dijadikan sampel benar-benar merupakan subyek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat populasi (key
subject).
(iii)Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat pada
waktu melakukan studi pendahuluan.
Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena
sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga datanya dapat
dikumpulkan dan memenuhi ketentuan jumlah minimal dalam teknik
sampling. Hanya perlu diingat teknik ini mengandung kelemahan,
yaitu tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik
analisis data, karena tidak memenuhi persyaratan random.
f) Sampel kuota (quota sampel)
Teknik sampling kuota ini juga tidak didasarkan pada strata atau
wilayah, tetapi lebih pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam
mengumpulkan data, peneliti menghubungi subyek yang memenuhi
persyaratan ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan dari mana asal
subyek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang
dihubungi itu adalah subyek yang sudah ditemui, sehingga
pengumpulan datanya mudah, yang penting disini terpenuhinya jumlah
(quota) yang sudah ditetapkan.
g) Sampel kelompok (cluster sample)
Sampel kelompok adalah sampel penelitian yang diambil dari
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, seperti misalnya dalam
lapangan pekerjaan (profesi) ada PNS, TNI/POLRI, Pegawai sawata,
Petani, Nelayan, dan sebagainya. Di lembaga pendidikan ada SD,
SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi, kalau kita melakukan penelitian
yang berkenaan dengan bidang pekerjaan anggota
masyarakat, maka sampelnya adalah subyek-subyek yang ada dalam
bidang/lapangan pekerjaan di masyarakat tersebut. Begitu pula jika kita
melakukan penelitian tentang pendidikan maka sampelnya diambil dari
kelompok-kelompok yang ada dilembaga pendidikan. Sampel-sampel
yang demikian inilah yang disebut sampel kelompok (cluster). Sebelum
memgambil sampel ini peneliti harus lebih dahulu memperhitungkan
masak-masak apa yang menjadi ciri-ciri yang harus ada pada sampel
kelompok.
h) Sampel kembar (double sample)
Sampel kembar adalah sampel yang memang diambil dua buah oleh
peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang
tidak masuk di sampel pertama atau juga akan digunakan untuk
pengecekan terhadap kebenaran dari data pada sampel pertama. Biasanya
sampel pertama jumlah besar, sedangkan sampel kedua jumlahnya kecil
karena hanya untuk keprluan pengecekan saja.

C. Visualisasi metode sampling

Prosedur pengambilan sampel mempunyai langkahlangkah tersendiri


sesuai dengan kekhususan masingmasing sampel.Di samping itu, penentuan
ukuran sampel hendaklah selalu memedomani kriteria yang benar sehingga
membantu peneliti dalam merumuskan hasil penelitiannya dengan tepat.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik persentase secara
proporsional tanpa mempertimbangkan faktorfaktor ketelitian dan tingkat
kepercayaan, akan mendatangkan dampak yang kurang baik dalam penarikan
kesimpulan, sebab cara itu akan menimbulkan kesalah an sebagai akibat
kesalahan dalam menentukan sampel (sampling error).
Langkahlangkah umum dalam pengambilan sampel sebagai berikut:
1) Jabarkan dengan baik permasalahan yang akan diteliti sehingga
menjadi operasional.
2) Rumuskan karakteristik populasi penelitian dan tentukan batas
wilayah populasinya.
3) Tentukan jumlah populasi penelitian.
4) Masukkan semua unsur populasi ke dalam sampel.
5) Tentukan besarnya ukuran sampel.
6) Pilihlah jenis dan cara penentuan sampel yang tepat sesuai dengan
sifat populasi dan kemudian tentukan responden penelitian

D. Besar Sampel

Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan peneliti terlebih


dahulu sebelum menentukan teknik mana yang akan digunakan dalam
menentukan sampel penelitian. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
sebagai berikut:
1. Apakah yang diharapkan dari hasil penelitian itu?
2. Apakah hanya sebatas mendeskripsikan keadaan, ataukah akan
menerangkan dan menguji sesuatu, ataukah mau melakukan
prediksi untuk masa datang?
3. Apakah studi kasus, ataukah studi pengembangan, ataukah untuk
menemukan berbagai indikator yang akan digunakan untuk
perencanaan?
4. Selanjutnya yang perlu menjadi perhatian peneliti yaitu
karakteristik populasi secara mendalam.
5. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian yaitu jumlah dana yang
tersedia, waktu yang mungkin digunakan, serta tenaga yang
mungkin dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian, sehingga
tidak mengurangi ketepatan penelitian.
6. Beberapa pertimbangan lain yang selalu menjadi perhatian dalam
menentukan ukuran sampel, yaitu:
a) Faktor ketelitian, mencakup:
1) Seberapa jauh taraf kepercayaan yang diinginkan dalam
penelitian itu.
2) Berapa besarkah kekeliruan sampel yang dapat
diterima/toleransi.
b) Teknik analisis yang akan digunakan.
Hal ini perlu mendapat perhatian karena tiap rumus
yang akan dipakai selalu memprasyaratkan kondisi tertentu
sebelum dapat digunakan. Seperti data harus normal, linier,
atau homogen.Andai kata tidak memenuhi persyaratan
tersebut, peneliti terpaksa menggunakan rumus nonparametrik.
Beberapa rumus yang dapat digunakan dalam menentukan
besaran sampel dari populasi yang diketahui sebagai berikut: 1.
Rumus yang dikemukakan Tuckman c.s
N{z/e}*2 (p) (p-1)
Keterangan:
N = ukuran sampel
z = standar skor pada tingkat kepercayaan yang
diinginkan
e = proporsi kesalahan sampling
p = proporsi perkiraan kasus dalam populasi

Anda mungkin juga menyukai