Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.

1 Mei 2018: 1-8


eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda


terhadap Efisiensi Penggunaan Energi pada Ayam Lokal
Persilangan
(The Influence of Different Dietary Protein Source on Energy Utilization
Effciency in Crossbred Local Chicken)

B. N. Juzmi* , U. Atmomarsono dan N. Suthama


Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Intisari

Tujuan penelitian untuk mengetahui efisiensi penggunaan energi pada ayam lokal persilangan
yang diberi sumber protein berbeda. Ternak penelitian berupa ayam lokal persilangan umur 2
minggu sebanyak 126 ekor dengan bobot badan 129,02±6,29 g. Penelitian dilaksanakan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan, masing-masing
6 ekor ayam. Adapun perlakuan yang diberikan adalah T1 = 2 sumber protein (tepung ikan dan
bungkil kedelai), T2 = 3 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, dan MBM), T3 = 4 sumber
protein (tepung ikan, bungkil kedelai, MBM, dan PMM). Semua ayam diberi jagung dan bekatul
sebagai sumber energi dan CaCO3 sebagai sumber kalsium. Semua bahan pakan diberikan secara
terpisah dengan metode bebas memilih. Parameter yang diamati yaitu ketersediaan energi, massa
kalsium daging, massa protein daging dan efisiensi penggunaan energi. Data dianalisis ragam dan
dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf probabilitas 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pakan dengan sumber protein berbeda, nyata (P<0,05) lebih tinggi pada ketersediaan
energi, massa kalsium daging, massa protein daging dan efisiensi penggunaan energi lebih baik.
Kesimpulan semakin banyak variasi bahan pakan sumber protein (T3) dapat meningkatkan
ketersediaan energi, massa kalsium daging, massa protein daging, dan penggunaan energi lebih
efisien.

Kata kunci: protein, daging, efisiensi, energi, ayam lokal

Abstract

The aim of the research was to determine the effect of different dietary protein source on energy
utilization efficiency in crossbred local chicken. A total of 126 birds of 2-week-old crossbred local
chicken with initial body weight of 129,02±6,29 g were used in this research. The study was
assigned in a completely randomized design with 3 treatments and 7 replications (6 birds each).
The treatments applied were T1: 2 protein sources (fish meal and soybean meal, T2: 3 protein
sources (fish meal, soybean meal and meat bone meal (MBM)), T3: 4 protein sources (fish meal,
soybean meal, meat bone meal (MBM) and poultry meat meal (PMM)). All birds were fed corn and
rice bran as energy sources and CaCO3 as calcium source. Feed ingredients were provided
separately with free choice feeding method. The parameters observed were energy availability,
calcium and protein meat mass, and energy utilization efficiency. Data were tested using analysis
of variance (ANOVA) and continued to Duncan test at 5% probability level. The results showed
that the treatment of feeding different protein sources significantly (P<0.05) higher on energy
availability, calcium, protein meat mass and energy efficiency utilization. In conclusion, the more
variations of feeding protein source ingredients can increase energy availability, calcium and
protein meat mass, with more efficient of energy utilization.

Keywords: protein meat, efficiency, local chicken


*) penulis koresponden Email : brilian.novalia@gmail.com

1
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

Pendahuluan penggunaan dan metabolisme energi


pada ayam lokal persilangan yang
Diversifikasi peternakan ung- diberi pakan bebas memilih. Aspek
gas dengan pengembangan ayam peng-gunaan energi meliputi keter-
lokal persilangan perlu dilakukan sediaan energi dan efisiensi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan penggunaan energi yang sangat
protein hewani nasional. Ayam lokal terkait dengan kemampuan ayam
persilangan merupakan hasil memilih pakan sumber protein
persilangan antara ayam kam-pung berbeda. Penelitian ini mene-kankan
jantan dengan ayam ras petelur pada variasi pemberian sumber
betina. Kebutuhan nutrisi untuk protein yang disajikan secara bebas
ayam lokal persilangan sampai saat memilih dikaitkan dengan efisiensi
ini belum diketahui secara pasti, penggunaan energi pada ayam lokal
sehingga dengan melakukan persilangan. Efisiensi penggu-naan
pemberian pakan sumber protein energi berdasarkan pada banyaknya
yang berbeda membantu untuk energi yang digu-nakan untuk
mengetahui kebutuhan. Pembe-rian membentuk massa protein daging
pakan dengan metode bebas memilih (deposisi protein). Tolak ukur dari
sangat memungkinkan dapat efisiensi energi maupun protein
diketahui dan dihitung kebu-tuhan dapat dinya-takan dengan tingginya
ayam kampung super terhadap pemben-tukan daging (Sari dkk.,
protein atau energi sesuai umur. 2014).
Pemberian pakan bebas memilih
merupakan metode alternatif dengan
penyediaan bahan pakan secara Materi dan Metode
terpisah dan ternak bebas memilih
bahan pakan sumber energi, protein, Materi dan Peralatan Penelitian
mineral dan vitamin (Fanatico dkk., Penelitian menggunakan ayam
2013). lokal persilangan umur 2 minggu
Pakan sumber energi dan sebanyak 126 ekor dengan bobot
protein mutlak dibutuhkan ayam badan 129,02±6,29 g yang dipelihara
untuk produksi dan pertum-buhan. selama 8 minggu pada kandang tipe
Bebas memilih memungkinkan slat dengan ukuran 1 x 1 x 1,25 m.
nutrisi yang dibutuhkan dapat Bahan pakan sumber energi adalah
dihitung berdasarkan jumlah kon- jagung dan bekatul, dan bahan pakan
sumsi. Sebaliknya, jumlah konsumsi sumber protein meliputi tepung ikan,
dipengaruhi oleh kandungan protein bungkil kedelai, MBM (meat bone
dan energi suatu bahan pakan yang meal) dan PMM (poultry meat meal)
akhirnya mempengaruhi pertum- dengan kandungan nutrisi pada
buhan dan produksi (Malheiros dkk., Tabel 1, serta sumber kalsium berupa
2003). Pengamatan yang diutamakan CaCO3. Bahan pakan yang digunakan
pada penelitian ini adalah aspek berbentuk mash. Vaksinasi Newcastle
Desease pada umur 2 hari dan

2
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Berdasarkan Kering Udara


Bahan
EMa PKb SKb Lisinc Metioninc Cac Pb
Pakan
(kkal/k
---------------------------------(%)-----------------------
g)
Jagung
3.240 6,54 2,15 0,34 0,21 0,03 0,20
Kuning
Bekatul 3.055 10,86 7,55 0,58 0,22 0,05 1,53
Bungkil
2.782 45,76 3,97 2,98 0,70 0,28 0,39
kedelai
Tepung
2.785 31,51 1,82 6,56 2,56 4,20 2,04
ikan
MBM 2.567 58,49 1,07 3,45 0,75 11,06 4,14
PMM 2.749 43,08 7,82 1,19 0,54 6,45 2,12
CaCO3 – – – – – 39,39 –
aHasil perhitungan menggunakan rumus Carpenter dan Clegg: BETN: 100 – (%air +
%abu+%PK+%LK+%SK), EM = 40,81 (0,87(PK + 2,25 LK+ BETN) + 25). bHasil analisis Proksimat di
PT. Sidomuncul, Ungaran (2016). cMenurut Hartadi (1980).

Rancangan Percobaan, Parame-ter daging, dan efisiensi penggunaan


dan Analisis Statistik energi.
Penelitian disusun dalam Ketersediaan energi diukur
rancangan acak lengkap dengan 3 dari koleksi ekskreta selama 2 hari
perlakuan dan 7 ulangan (masing- pada minggu terakhir penelitian,
masing 6 ekor ayam). Pakanbasal menggunakan 2 ekor ayam setiap
menggunakan 2 sumber energi ulangan. Pelaksanaan koleksi
berupa jagung dan bekatul, dengan ekksreta dengan pakan yang
perlakuan sebagai berikut: ditambah indikator Fe2O3 sebanyak
T1 = dua sumber protein (tepung 0,5%. Ketersediaan energi dihitung
ikan dan bungkil kedelai). dengan rumus Sibbald dan Wolynest
T2 = tiga sumber protein (tepung (1985) sebagai berikut:
ikan, bungkil kedelai, dan MBM). Ketersediaan energi (Kkal/kg)
T3 = empat sumber protein (tepung (A x B) – (C x D)
=
ikan, bungkil kedelai, MBM, dan A
PMM). Keterangan
Pakan perlakuan diberikan selama 8 A : Ʃ konsumsi pakan
minggu dengan metode bebas B : gross energy pakan
memilih dan air minum disediakan ad C : Ʃ ekskreta
libitum. Bobot badan ditimbang setiap D : gross energy eksreta
minggu dan konsumsi ransum dicatat
setiap hari. Parameter yang diamati Massa kalsium dan massa protein
adalah ketersediaan energi, massa daging diukur dengan meng-ambil
kalsium daging, massa protein daging ayam yang sudah dipisahkan
dari tulang dan kulit pada akhir

3
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

penelitian (umur 10 minggu) Data dianalisis ragam untuk


sebanyak 2 ekor setiap ulangan. mengetahui pengaruh perlakuan, dan
Daging di campur dan dihaluskan dilanjutkan dengan uji Duncan pada
kemudian diambil sampel 25 g untuk taraf probabilitas 5% (Steell dan
dianalisis kadar kalsium dan protein. Torrie, 1981).
Massa kalsium dan massa protein
daging dihitung menurut Suthama Hasil dan Pembahasan
(2003) sebagai berikut:
Massa kalsium daging (g) = kadar Pemberian sumber protein
kalsium daging (%) × bobot daging berbeda berpengaruh nyata (P<0,05)
(g) terhadap semua para-meter yang
Massa protein daging total (g) = meliputi ketersediaan energi, massa
kadar kalsium daging (%) × bobot kalsium dan protein daging, dan
daging (g) efisiensi penggunaan energi (Tabel 2).
Massa protein daging (MPD) (100 g Perlakuan dengan pemberian bahan
MPD Total (g) × 100 sumber protein lebih bervariasi yaitu
karkas) = Bobot karkas 3 macam (T2) dan 4 jenis (T3)
menghasilkan ketersediaan energi
Efisiensi penggunaan energi (EPE) nyata (P<0,05) lebih tinggi diban-
dihitung berdasarkan konsumsi dingkan 2 jenis sumber protein (T1).
energi selama pene-litian dibagi Namun, massa kalsium dan protein
dengan MPD, dengan rumus sebagai daging nyata (P<0,05) paling tinggi,
berikut : dan nilai efisiensi penggunaan energi
Konsumsi Energi (kkal) nyata paling baik (P<0,05) dengan
EPE =
Massa Protein Daging (g) pemberian 4 jenis bahan sumber
protein (T3).

Tabel 2. Ketersediaan Energi, Massa Kalsium Daging, Massa Protein Daging dan
Efisiensi Penggunaan Energi pada Ayam Lokal Persilangan yang Diberi
Perlakuan Sumber Protein Berbeda.

Perlakuan
Parameter
T1 T2 T3
Ketersediaan Energi
2.218,47 ±63,55b 2.778,80± 57,93a 2.767,02±145,37a
(kkal/kg)
MKD (mg/ekor) 6,11±0.88b 6,91±1,30b 10,03± 1,09a
MPD (100g karkas) 14,21± 1,38b 14,82± 0.89ab 15,52± 0,91a
EPE 124,98± 14,56a 113,15± 10,64a 95,28±10b
a-bSuperskrip
yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).
MKD: Massa kalsium daging. MPD: Massa protein daging. EPE: Efisiensi Penggunaan Energi

4
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

Ketersediaan Energi Fanani dkk. (2016) apabila konsumsi


Ketersediaan energi pada kalsium meningkat maka yang
perlaluan T2 dan T3 lebih tinggi dideposisikan ke dalam daging juga
dibanding T1 (Tabel 2). Ini lebih banyak. Selain konsumsi,
disebabkan oleh konsumsi pakan peningkatan kalsium dalam tubuh
yang tinggi mempengaruhi konsumsi ayam juga dipengaruhi oleh asupan
energi metabolis tinggi yaitu T1: protein. Menurut Scott dkk. (1982)
128,64; T2: 155,79 dan T3: 154,26 bahwa protein berperan penting
kkal/ekor yang juga diperkuat dalam absorbsi kalsium karena
dengan energi ekskreta rendah, dapat mengikat kalsium yang
sehingga mempengaruhi keterse- disebut Calsium Binding Protein
diaan energi pada tubuh ayam. (CaBP). Asupan protein mempunyai
Menurut McDonald dkk. (2002) peran penting dalam mekanisme
bahwa banyaknya energi yang hilang pengangkutan kalsium dalam bentuk
dalam eksreta berdampak pada CaBP ke dalam darah diangkut ke
rendahnyaenergi metabolis. Pembe- jaringan yang membutuhkan
rian pakan dengan cara bebas (Maharani dkk., 2013). Oleh sebab itu,
memilih menyebabkan ayam dapat peningkatan asupan protein pada
menentukan pakan sesuai keinginan penelitian ini yaitu T1: 5,82, T2: 7,30,
dan kebutuhan. Sistem pemberian dan T3: 8,82 g/ekor erat kaitannya
pakan tersebut menyebabkan ayam dengan tingginya kalsium daging
mengkonsumsi pakan lebih tinggi atau MKD. Menurut Syafitri dkk.
pada T2 dan T3berhubung jenis lebih (2015) bahwa meningkatnya
beragam. Perlakuan T2 dan T3 pembentukan kalsium daging
masing-masing dengan 2 dan 3 jenis dipengaruhi oleh tingginya asupan
sumber protein.Ayam yang diberi protein.
pakan sumber protein lebih
bervariasi, lebih banyak memiliki Massa Protein Daging
kesempatan memilih untuk Perlakuan T3 menghasilkan
memenuhi kebutuhan. Tillman dkk. massa protein daging (MPD) lebih
(1991) menyatakan bahwa faktor tinggi (Tabel 2) karena ditunjang oleh
yang mempengaruhi energi asupan protein tinggi yaitu T1: 5,82;
metabolis adalah cara penyediaan T2: 7,30 dan T3: 8,82 g/ekor/hari.
dan jenis pemberian bahan pakan. Asupan protein merupakan bahan
atau substrat untuk sintesis protein
Massa Kalsium Daging yang menentukan deposisi protein
Massa kalsium daging (MKD) yang pada penelitian ini berupa
pada perlakuan T3 tinggi (Tabel 2) massa protein daging. Peningkatan
seiring dengan meningkatnya asupan protein dapat diasumsikan
konsumsi kalsium yaitu T1: 44,12; T2: bahwa asam amino lebih seimbang
61,14 dan T3: 71,10 g/ekor. Konsumsi maka pembentukan protein daging
kasium memberikan kontribusi semakin tinggi. Menurut Sari dkk.
terhadap asupan kalsium untuk (2014) semakin tinggi asupan protein
dapat dimetabolisir yang berdampak sebagai substrat untuk sintesis
pada peningkatan MKD. Menurut protein, maka semakin tinggi pula

5
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

massa protein daging. Massa protein Efisiensi Penggunaan Energi


daging (MPD) tinggi menunjukkan Perlakuan T3 menunjukkan
kualitas daging berkualitas baik penggunaan energi lebih efisien
seperti yang dicapai pada T3. untuk pembentukan daging, karena
Menurut Ibrahim (2006) bahwa konsumsi pakan, terutama sumber
jumlah bahan pakan sumber protein energi, tinggi. Konsumsi energi yang
yang diberikan kepada ayam tinggi maka dapat diubah menjadi
mempengaruhi produksi ayam energi tersedia juga lebih tinggi
seperti bobot daging, kandungan (Tabel 2). Sebagaimana diketahui
kimiawi daging dan juga telur. bahwa energi merupakan fasilitator
Massa protein daging pembentukan protein tubuh. Oleh
dipengaruhi oleh massa kalsium sebab itu, konsumsi protein tinggi
daging, karena keberadaan kalsium, didukung dengan ketersediaan
terutama dalam bentuk ion bebas, energi tinggi sangat logis
berperan sebagai aktivator enzim menghasilkan peningkatan MPD.
proteolitik dalam daging yang Hasil penelitian ini konsisten dengan
disebut calcium activated neutral laporan Nuningtyas (2014) bahwa
protease (CANP) (Maharani dkk., konsumsi protein yang tinggi
2013). Kalsium yang diserap dan memerlukan ketersediaan energi
diangkut ke sel tagetyang yang memadai tinggi untuk
membutuhkan adadalam tiga bentuk pembentukan daging atau produk
yaitu berupa ion bebas, terikat ternak yang berkualitas baik. Efisiensi
dengan protein, dan yang tidak larut penggunaan energi juga dapat
karena berikatan dengan mineral lain dikaitkan dengan lemak dalam tubuh
(Pond dkk.,1995). Aktivitas CANP ayam. Ayam yang memanfaatkan
dipengaruhi oleh ion Ca bebas yang energi secara maksimal seperti pada
pada penelitian ini didasarkan pada T3 memiliki lemak lebih sedikit, yang
massa kalsium daging secara total. dapat dibuktikan dengan data lemak
Massa kalsium daging (MKD) pada abdominal yang rendah pada T3 (1,93
perlakuan T3 menunjukkan nilai g) dibanding T1 dengan lemak lebih
tinggi (Tabel 2) tetapi MPD juga tinggi (2,22 g). Dewanti dkk. (2013)
tinggi. Ini memberikan arti bahwa melaporkanbahwa penggunaan
kalsium dalam bentuk ion bebas energi dinyatakan tidak efisien jika
rendah, meskipun MKD tinggi, energi terlalu tinggi dan disimpan
sehingga tidak degradatif terhadap dalam bentuk lemak.
protein daging dan menghasilkan
deposisi protein (MPD) tetap tinggi. Kesimpulan
Menurut Suzuki dkk. (1987) bahwa
tinggi rendahnya degradasi protein Pemberian pakan sumber
tergantung ativitas CANP yang protein lebih banyak variasi (T3)
berkaitan dengan Ca dalam bentuk pada ayam lokal persilangan dapat
ion bebas. meningkatkan ketersediaan energi,
massa kalsium daging dan massa
protein daging, sehingga efisiensi
penggunaan energi yang berkaitan

6
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

dengan massa protein daging lebih Malheiros R.D., M.B. Moraes, A.


baik. Collin, P.J. Janssens, E.
Daftar Pustaka Decuypere and J. Buyse. 2003.
Dietary Macronutrients,
Dewanti, R., M. Irham, dan Sudiyono. Endocrine Functioning and
2013. Pengaruh penggunaan Intermediary Metabolism in
enceng gondok (Eichornia Broiler Chickens. Nutr. Res. 23
crassipes) terfermentasi dalam : 567 – 578.
ransum terhadap persentase
karkas, non-karkas, dan lemak McDonald, P., R. A. Edwards, J. F. D.
abdominal itik lokal jantan Greenhalgh, and C. A.
umur delapan minggu. Bul. Morgan. 2002. Animal
Peternakan 37 (1): 19-25. Nutrition. 6th Ed. Ashford
Colour Press, Ltd., Gosport.
Fanani, A. F., N. Suthama dan B.
Sukamto. 2016. Efek Nuningtyas, Y. F. 2014. Pengaruh
penambahan umbi bunga penambahan tepung bawang
dahlia sebagai sumber inulin putih (Allium Sativum) sebagai
terhadap kecernaan protein aditif terhadap penampilan
dan produktivitas ayam lokal produksi ayam pedaging. J.
persilangan. J. Ked. Hewan 10 Ternak Tropika 15 (1): 21-30.
(1): 58-62.
Pond, W. G., D. C. Church and K. R.
Fanatico, A. C., V. B. Brewer, C. M. O. Pond. 1995. Basic Animal
Hanning, D. J. Donoghue and Nutrition and Feeding. 4th Ed.
A. M. Monoghue. 2013. Free John Willey and Sons, New
choice feeding of free range York.
meat chickens. J. Appl. Poult.
Res. (22): 750-758. Tillman, A.D., H.Hartadi, S.
Reksodiprodjo, S.
Ibrahim, S., 2006. Pengaruh Prawirokusumo dan S.
pemberian tepung ikan Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu
Lemuru terhadap persentase Makanan Ternak Dasar.
karkas broiler. J. Agripet. 6 (2): Gadah Mada University Press,
39 – 44. Yogyakarta.

Maharani, P., N. Suthama dan H. I. Sari, K. A., Sukamto, B., Dwiloka, B.,
Wahyuni. 2013. Massa 2014. Efisiensi penggunaan
kalsium dan protein daging protein pada ayam broiler
pada ayam arab petelur yang dengan pemberian pakan
diberi ransum menggunakan mengandung tepung daun
Azolla microphylla. J. Anim. kayambang (Salvinia molesta). J.
Agric. 2 (1): 18-27. Agripet. 14 (2): 76-83.

7
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1 Mei 2018: 1-8
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v21i1.5064

Scott, M. L., M. C. Nesheim dan R. J.


Young. 1982. Nutrition of the
chicken. 3rd Ed. M. L. Scott and
Associate, Ithaca, New York.

Sibbald, I. R and M. S. Wolynest.


1985. Estimates of retained
nitrogen used to correct
estimates of bioavailable
energy. Poult. Sci. 64: 1506-
1513.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1981.


Principles and Procedures of
Statistics. McGraw Hill Book
Co., Inc., New York.

Suthama, N., 2003. Metabolisme


protein pada ayam kampung
periode pertumbuhan yang
diberi ransum memakai dedak
padi fermentasi. Jurnal
Pengembangan Peternakan
Tropis. Edisi Special. Oktober
2003. Hal. 44-48.

Suzuki, K.S. Ohno, Y. Emori, S. Inajoh


and H. Kawasaki. 1987.
Calcium activated neutral
protease (CANP) and its
biological and medical
implications. Progress Clin.
Biochem. J. Medical. 5: 44-63.

Syafitri, Y.E., V.D. Yunianto, dan N.


Suthama. 2015. Pemberian
ekstrak daun beluntas (Pluchea
indica Less) dan klorin
terhadap massa kalsium dan
massa protein daging pada
ayam broiler. J. Anim. Agric. 4
(1): 155-164.

Anda mungkin juga menyukai