Anda di halaman 1dari 44

ALKOHOL, ETER, DAN FENOL

ANDI FITRIANI
B1A119193
Alkohol adalah senyawa yang molekulnya
memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat
pada suatu atom karbon jenuh.
Atom karbon jenuh dimaksud dapat berupa
atom karbon dari suatu gugus alkil yang
sederhana.
Struktur Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang molekulnya
memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat
pada suatu atom karbon jenuh.
Atom karbon jenuh dimaksud dapat berupa
atom karbon dari suatu gugus alkil yang
sederhana.
CH3
CH3OH CH3CHCH3

CH3CCH3
Metanol
OH

CH3CH2OH OH
2-Propanol
Etanol (isopropil alkohol) 2-Metil-2-propanol
(tert -butil alkohol) 3
CH3OH CH3CHCH3 CH3
2-Metil-2-propanol
Metanol CH3CCH3
OH (tert -butil alkohol)
CH3CH2OH 2-Propanol
OH
Etanol (isopropil alkohol)

Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau gugus
alkunil.
Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh dari suatu cincin benzena.

CH2OH CH2 CHCH2OH

2-Propenol (alil alkohol)


Benzil alkohol
Suatu alkohol alilik
Suatu alkohol benzilik
Alkohol dibagi dalam tiga golongan:
a. Alkohol primer
b. Alkohol sekunder
c. Alkohol tersier
Penggolongan didasarkan pada derajat substitusi dari atom
karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil.
Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain,
maka disebut karbon primer dan alkoholnya disebut
alkohol primer.
Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat dua
atom karbon lain, maka disebut karbon sekunder dan
alkoholnya disebut alkohol sekunder.
Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat tiga
atom karbon lain, maka disebut karbon tersier dan
alkoholnya disebut alkohol tersier.
Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu nama harus
mengandung empat karakter : lokant, awalan, senyawa induk, dan
suatu akhiran.

CH3CH2CHCH2CH2CH2OH

CH3

4-Metil-1-heksanol

lokant awalan lokant induk akhiran


Lokant 4 menunjukkan bahwa substituen gugus metil,
yang merupakanawalan , terikat padasenyawa induk di
posisi C-4.
Senyawa induk mengandung enam atom karbon dan
tidak ada ikatan rangkap, jadi induknya adalah heksana.
Dan karena merupakan suatu alkohol, maka memiliki
akhiran -ol.
Lokant 1 menunjukkan bahwa C-1 mengikat gugus
hidroksil.
Secara umum, penomoran pada rantai karbon selalu
dimulai dari bagian akhir yang lebih dekat dengan
gugus yang mendapat nama sebagai suatu akhiran.
Prosedur berikut harus diikuti untuk memberi nama
alkohol sesuai tatanama substitutif IUPAC:
Atom oksigen dari suatu alkohol mem-polarisasi ikatan
C–O dan ikatan O–H dari alkohol tersebut.
Polarisasi ikatan O–H menyebabkan atom hidrogen
bermuatan positif parsial, dan hal ini menjelaskan
mengapa alkohol bersifat asam lemah.
Polarisasi ikatan C–O menyebabkan atom karbon
bermuatan positif parsial.
Reaksi alkohol dengan hidrogen halida

Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen


halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
menghasilkan suatu alkil halida dan air.
Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
menjadi alkil klorida dan alkil bromida
melalui reaksi alkil halida dengan natrium
halida dan asam sulfat.

9
Alkohol dapat dilihat secara struktural:
a . sebagai turunan hidroksi dari alkana.
b . sebagai turunan alkil dari air.
Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen diganti
dengan gugus hidroksil.
Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti
dengan gugus etil.

Gugus etil
CH3CH2 H
CH3CH3
1090 O 1050 O

H H
Gugus hidroksil
Etana Etil Air
alkohol 10
Sintesis Alkohol dari Alkena
1 Hidrasi Alkena
Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan
katalis asam.
Metode pembuatan alkohol dengan berat
molekul rendah (kegunaan utama pada
proses industri skala besar).
Katalis asam yg paling sering digunakan:
asam sulfat & asam fosfat.

11
Reaksi bersifat regioselektif.
Adisi air pada alkena mengikuti hukum
Markovnikov.
Reaksi secara umum sebagai berikut:
+
H
C C + H O H C C

H O H

Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena

CH3 CH3
+
H
H 3C C CH2 + H O H H 3C C CH2 H
0
25 C

O H
2-Metilpropena tert -Butil alkohol
12
Sesuai hukum Markovnikov: reaksi tidak
menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus
khusus pada hidrasi etena.

H 3P O 4

H 2C CH2 + H O H C H 2C H 2O H
0
300 C

Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana


merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi
alkohol.

13
2 Reaksi Oksimerkurasi-Demerkurasi
Reaksi dua tahap yang sangat berguna untuk
mensintesis alkohol dari alkena.
Alkena bereaksi dgn Hg(OAc)2 dalam
campuran THF dan air menghasilkan
senyawa merkuri(hidroksialkil).
Senyawa merkuri(hidroksialkil) dapat
direduksi oleh natrium borohidrida menjadi
alkohol.
Persentase hasil reaksi keseluruhan 90%
dengan regioselektifitas yang tinggi.

14
3 Reaksi Hidroborasi - Oksidasi
Adisi elemen air pada suatu ikatan rangkap
dapat pula dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan diboran atau THF : BH3.
Adisi air adalah bersifat tidak langsung dan
melibatkan dua tahap reaksi.
Pertama adalah adisi boran pada ikatan
rangkap yang disebut hidroborasi.
Kedua adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa
antara organoboron menghasilkan suatu
alkohol dan asam borat.

15
1 Reaksi alkohol dengan hidrogen halida
Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
menghasilkan suatu alkil halida dan air.
Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah
HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif).
Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil.
Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
menjadi alkil klorida dan alkil bromida
melalui reaksi alkil halida dengan natrium
halida dan asam sulfat.

16
17
Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif
(alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang
terstabilkan dan menjadi asam yang lebih lemah.

18
Konversi Alkohol menjadi Alkil halida

Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi


menghasilkan alkil halida.
Pereaksi yang paling sering digunakan
adalah hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI),
fosfor tribromida (PBr3), dan tionil klorida
(SOCl2).
Semua reaksi di atas merupakan hasil dari
pemutusan ikatan C–O dari alkohol.

19
Reaksi alkohol dengan hidrogen halida
Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
menghasilkan suatu alkil halida dan air.
Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah
HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif).
Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil.
Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
menjadi alkil klorida dan alkil bromida
melalui reaksi alkil halida dengan natrium
halida dan asam sulfat.

20
21
2 Reaksi alkohol dengan PBr3
Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan
fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida.
Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi dengan
PBr3 tidak melibatkan pembentukan karbokation.
Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari
kerangka karbon.
Sering menjadi pereaksi terpilih untuk mengubah
suatu alkohol menjadi alkil bromida yang
bersesuaian.
Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil
dibromofosfit terprotonasi.

22
HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol
sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol
alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor
tribromida.
23
Eter berbeda dari alkohol, dimana atom
oksigen dari suatu eter terikat pada dua
atom karbon. Gugus hidrokarbon dapat
berupa alkil, alkenil, vinil, atau aril.
Eter memiliki rumus umum R-O-R
Eter = air dimana kedua atom hidrogen
diganti dengan gugus alkil.
Eter sederhana sering dinamai dengan nama
radikofungsional umum.
Tuliskan kedua gugus yang terikat pada atom oksigen
(sesuai urutan abjad) dan tambahkan kataeter .

CH3

CH3OCH2CH3 CH3CH2OCH2CH3 C6H5OC CH3

CH3
Etil metil eter Dietil eter
tert -Butil fenil eter
Sifat Fisik Alkohol & Eter
Eter memiliki titik didih yang sebanding
dengan hidrokarbon dengan berat
molekul yang sama.
Titik didih dietil eter adalah 34,6ºC
Alhohol memiliki titik didih yang lebih
tinggi dibandingkan dengan eter atau
hidrokarbon yang sebanding.
Titik didih butil alkohol adalah 117,7ºC.
Molekul-molekul alkohol dapat berikatan
satu sama lain melalui ikatan hidrogen,
sementara eter dan hidrokarbon tidak
dapat.
Meskipun demikian, eter juga dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan
senyawa-senyawa seperti air.
Reaksi-reaksi Eter

Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi


diluar asam-asam.
Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan
basa.
Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men-
solvasi kation (dengan mendonorkan
sepasang elektron dari atom oksigen)
membuat eter berguna sebagai solven dari
banyak reaksi.

28
Reaksi-reaksi Epoksida
Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain)
yang sangat tinggi dalam molekul epoksida
menyebabkan epoksida lebih reaktif
terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan
dengan eter yang lain.
Katalisis asam membantu pembukaan
cincin epoksida dengan menyediakan suatu
gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol)
pada atom karbon yang mengalami
serangan nukleofilik.

29
Katalisis ini sangat penting terutama jika
nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah
seperti air atau suatu alkohol:

¤ Pembukaan cincin dengan katalis asam

30
Pembukaan cincin dengan katalis basa

Jika epoksidanya tidak simetris, seranganpembukaan


cincin dengan katalis basa oleh ion alkoksida
berlangsung terutamapada atom karbon yang kurang
tersubstitusi . Sebagai contoh, metiloksirana bereaksi
dengan suatu ion alkoksida terutama pada atom karbon
primernya:

31
Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus
hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena.
Jadi fenol adalah nama spesifik untuk hidroksibenzena

OH H3C OH

Fenol 4-Metilfenol
Senyawa yang memiliki suatu gugus
hidroksil, yang terikat langsung pada cincin
benzena disebut fenol.

OH H3C OH

Fenol p -Metilfenol

Ar OH

Rumus umum suatu fenol

33
Fenol yang Terdapat di Alam
Fenol dan senyawa sejenisnya tersebar meluas di alam.
Tirosina adalah asam amino yang terdapat dalam
protein.
Metil salisilat didapatkan dalamwintergreen oil
(tumbuhan).
Eugenol didapatkan dalam minyak cengkeh.
Timol didapatkan dalamthyme (tumbuhan).
Urushiol adalahblistering agent (vesicant) yang
didapatkan dalamivy (tumbuhan) beracun.
Sintesis Eter
1 Dehidrasi alkohol
Alkohol mengalami dehidrasi membentuk alkena
(lihat Bab Alkena).
Alkohol primer dapat juga terdehidrasi membentuk
eter.
Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung pada suhu
yang lebih rendah dibanding reaksi dehidrasi
membentuk alkena.
Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan distilasi
eter segera setelah terbentuk.

35
H 2S O 4
CH2 CH2
0
1 80 C
E te n a
C H 3C H 2O H

H 2S O 4

0
C H 3C H 2O C H 2C H 3
1 40 C
D ie til e te r

36
Sifat Fisik Fenol
Adanya gugus hidroksil dalam fenol berarti fenol
adalah seperti alkohol yang dapat membentuk
ikatan hidrogen intermolekular yang kuat.
Ikatan hidrogen ini menyebabkan fenol
berasosiasi sehingga memiliki titik didih yang
lebih tinggi dibanding hidrokarbon dengan berat
molekul yang sama.
Fenol memiliki titik didih 70ºC lebih tinggi
dibanding toluena meskipun berat molekulnya
hampir sama.
Reaksi Fenol sebagai Asam
Meskipun fenol secara struktural mirip dengan alkohol
tapi fenol merupakan asam yang lebih kuat.
Harga pKa kebanyakan alkohol adalah 18, sedangkan
pK
a fenol lebih kecil dari 11.
Bandingkan sikloheksanol dan fenol.

OH OH

Sikloheksanol Fenol
pKa = 18 pKa = 9,89
Sintesis Fenol
1 Sintesis Laboratoris
Sintesis fenol secara laboratoris yang paling
penting adalah hidrolisis garam
arenadiazonium.
Metode ini sangat serbaguna.
Kondisi untuk tahap diazotasi dan hidrolisis
bersifatmild .
Gugus lain yang ada dalam molekul tidak
berubah.
+
HONO +
H 3O
Ar NH2 Ar N2 Ar O H
p an a s
39
N H2 OH
( 1 ) N a N O 2 , H 2S O 4
0
0 - 5 C

(2 ) H 2 O , pa n as

Br 3-Bromofenol (66%)
Br

N H2 OH
( 1 ) N a N O 2 , H 2S O 4
0
0 - 5 C

(2 ) H 2 O , pa n as

NO 2 NO 2

3-Nitrofenol (80%)
N H2 OH
( 1 ) N a N O 2 , H 2S O 4
Br 0 Br
0 - 5 C

(2 ) H 2 O , pa n as

C H3 C H3

2-Bromo-4-metilfenol (80-92%) 40
2 Sintesis Industrial
Fenol merupakan bahan kimia industri yang
sangat penting, sebagai material awal untuk
sejumlah besar produk komersial mulai dari
aspirin sampai plastik.
a Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)
Cl ONa
0
3 50 C
+ 2 NaO H + N aC l + H 2O
( h ig h p r e s s u r e )

ONa OH
HCl
+ NaC l

41
Fenol dalam Sintesis Williamson
Fenol dapat diubah menjadi eter melalui
sintesis Williamson.
Karena fenol lebih asam dibanding alkohol,
maka fenol diubah menjadi natrium
fenoksida dengan memakai NaOH (logam
Na dipakai untuk mengubah alkohol menjadi
ion alkoksida).

Reaksi Umum

N aO H R X
A rO H A rO Na A rO R + N aX
X = C l, B r , I ,
O S O 2 O R a ta u
O S O 2R '
42
Contoh spesifik

Anisol
(Metoksibenzena)
43
Membedakan dan memisahkan
fenoldari alkohol dan asam
karboksilat

 Fenollarut dalam larutan NaOH,


sedangkan alkohol tidak larut.
 Sebagian besar fenol tidak larut
dalam larutan Na HCO , tapi asam
2 3

karboksilat larut.

44

Anda mungkin juga menyukai