Anda di halaman 1dari 5

TECHNIQUE SAMPLING

1. Probability Sampling

Teknik sampling probabilitas (probability) merupakan teknik yang memberikan peluang


atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.

a. Simple Random Sampling


 Bersifat sangat sederhana (simple)
 Setiap unit sampling memiliki peluang yang sama untuk mewakili populasi
 Cara ini dilakukan bila populasi bersifat homogen

 Kelebihan: Mudah dilakukan dan Estimator populasi unbias


 Kelemahan: sampel dapat menyebar jauh atau mengumpul

Contoh: populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit sampling). Untuk
memperoleh sampel sebanyak 120 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik
dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.

b. Proportionate Stratified Random Sampling


 Populasi dibagi kedalam beberapa strata
 Selanjutnya dari setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.
 Teknik ini digunakan apabila populasi bersifat heterogen
 Kelebihan:
1) Sampel yang terambil mampu memberikan informasi lebih baik dikarenakan perbedaan
antarkelompok dapat terlihat.
2) Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisi yang dikehendaki
maupun penyajiannya bisa tersendiri
 Kelemahan:
1) Sering tidak ada informasi awal yang tepat sebagai dasar pengelompokkan, akibatnya strata
yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan. Pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk
menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi.
2) Harus dibuat kerangka sample terpisah dan berbeda untuk tiap kelompok, sehingga
dibutuhkan daftar populasi setiap strata.
3) Jika daerah geografisnya luas, maka biaya yang diperlukan juga tinggi..

Contoh Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan,
maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30,
STM = 800, ST = 900, SMA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi
strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling


 Digunakan jika strata populasi kurang proporsional
 Unsur populasi tidak homogen dan berstrata

Contoh: karyawan di suatu perusahaan tertentu mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan
S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan
S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu
kecil bila dibandingkan denan kelompok S1, SMU dan SMP.

d. Area/Cluster Sampling.
 Digunakan pada populasi yang bersifat kelompok-kelompok atau cluster
 Wilayah penelitian sangat luas, seperti kabupaten, kota, provinsi atau Negara

 Kelebihan:
Tidak diperlukannya kerangka sampel yang berisi daftar semua anggota populasi, tetapi
cukup dengan daftar anggota dari cluster saja.
 Kelemahan:
Derajat efisiensi ditinjau dari segi peluang membuat error, akan lebih banyak pada
cluster sampling dibandingkan dengan
2metode stratified random sampling. Dalam cluster sampling, unit samplingyang terpilih
adakalanya berdekatan, sehingga informasi yang diberikan tidak cukup representatif
dibandingkan dengan informasi dari unit elementer yang cukup berpencar pada
stratified random sampling.

Contoh: penelitian dilakukan terhadap populai pelajar SMU di suatu kota. Untuk random tidak
dilakukan langsung pada semua pelajarpelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau
cluster. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah
itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.

CONTOH APLIKASI SAMPLING TECHNIQUE PADA JURNAL GEOGRAFI INDONESIA


BERJUDUL “KERENTANAN MASYARAKAT PERKOTAAN TERHADAP BAHAYA
BANJIR DI KELURAHAN LEGOK, KECAMATAN TELANIPURA, KOTA JAMBI”

Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk memetakan bencana banjir serta menganalisis
kerentanan fisik dan sosial ekonomi masyarakat perkotaan terhadap bencana banjir di Kelurahan
Legok, Kecamatan Telanipura, Kota Jambi.
Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive kualitatif dengan data primer
diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur. Sedangkan, data sekunder
diperoleh dari dokumen-dokumen yang berasal dari instansi terkait. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh rumah tangga yang menghuni bangunan di Kelurahan Legok (476 rumah tangga
di 476 blok bangunan). Seluruh bangunan yang masuk sebagai populasi dikelompokkan dalam
tiga golongan tipe struktur bangunan yaitu tipe bangunan tembok, bangunan semi tembok, dan
bangunan non tembok. Pengambilan sampel ditetapkan berjumlah 90 rumah tangga di 90 blok
bangunan dan sampel diambil dengan metode simple random sampling
Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis kerentanan fisik, maka penelitian pada jurnal menyimpulkan bahwa
tingkat kerentanan fisik tinggi ditemukan sebanyak 35 bangunan, kerentanan fisik sedang
sebanyak 46 bangunan, dan kerentanan rendah sebanyak 9 bangunan.

Anda mungkin juga menyukai