Titik kontrol lapangan (GCP) adalah titik-titik yang letaknya pada suatu posisi piksel suatu
citra yang koordinat petanya (referensinya) diketahui. GCP terdiri atas sepasang koordinat x dan
y, yang terdiri atas koordinat sumber dan koordinat referensi. Koordinat-koordinat tersebut tidak
dibatasi oleh adanya koordinat peta. Titik kontrol tanah atau GCP (Ground Control Point)
memiliki peran penting untuk mengkoreksi data dan memperbaiki keseluruhan citra. Tingkat
akurasi titik kontrol tanah sangat bergantung pada jenis GPS yang digunakan dan jumlah sampel
titik terhadap lokasi dan waktu pengambilan (Hasyim, 2009)
1. Faktor penentu ketelitian geometris hasil olah foto (ortofoto, DSM, DTM), semakin teliti GCP
maka semakin baik pula ketelitian geometris output (dengan kaidah-kaidah peletakan GCP
yang dipenuhi).
2. Faktor yang mempermudah proses orientasi relatif antar foto sehingga keberadaan GCP bisa
meningkatkan akurasi geometrik dari peta foto.
3. Faktor koreksi hasil olah foto yang berupa ball effect atau kesalahan yang mengakibatkan
model 3D akan berbentuk cembung ditengah area yang diukur.
4. Faktor yang mempermudah dalam proses penyatuan hasil olah data yang terpisah, misal olah
data area A dan area B dengan lebih cepat dan efektif, daripada proses penyatuan berdasar
seluruh pointcloud (jumlahnya jutaan) yang akan memakan banyak waktu.
Keakuratan dalam penentuan posisi GCP sangat mempengaruhi akurasi koreksi geometrik.
Tidak ada algoritma yang dapat mencapai hasil koreksi geometrik yang baik dengan
menggunakan GCP yang diposisikan buruk. Sistem geo-koreksi yang efisien menuntut penentuan
posisi titik-titik lapangan yang dapat didefinisikan dengan jelas pada gambar: kualitas dalam
istilah ini lebih penting daripada kuantitas GCP [Katiyar et al., 2003]. Jumlah GCP yang sangat
baik yang digunakan pada model koreksi geometrik bervariasi dengan metode pengumpulan, tipe
sensor dan resolusi, jarak gambar, model geometris, lokasi penelitian, lingkungan fisik, definisi
GCP, dan akurasi akhir yang diharapkan [Toutin, 2004].
1. Ordo satu (Linear Order) atau disebut juga Affline, dengan Ground Control Points yang
dibutuhkan minimal 3 buah digunakan untuk daerah yang memiliki topografi relatif datar.
2. ordo dua (Quadratic Order) dengan Ground Control Points yang dibutuhkan minimal 6 buah
digunakan untuk daerah yang berbukit atau topografi sedang.
3. ordo tiga (Qubic Order) dengan Ground Control Points (GCP) yang dibutuhkan minimal 10
buah digunakan untuk yang bergunung atau topografi kasar. Akan tetapi untuk memperoleh
ketelitian yang lebih baik, dalam spesifikasi teknis survei dan pemetaan digunakan GCP
sebanyak dua kali minimal GCP yang dibutuhkan dengan sebaran yang merata di seluruh
liputan citra
Tujuan dari koreksi geometri sendiri adalah melakukan koreksi citra terhadap peta yang
telah mempunyaikoordinat yang benar. Sehingga diperlukan suatu titik control tanah (ground
control point(GCP)) dengan distribusi penyebaran titik harus merata.Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan diperimbangkan dalam pemilihan titik control tanah, yaitu:
Sumber:
.Hasyim, A. W., dan Taufik, M. 2009. Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan
Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan. (Online),
(http://awhasyim.wordpress.com/tag/ menentukan-titik-kontrol-tanah-gcp/,diakses tanggal
17 Maret 2019).
Katiyar S.K., Dikshit O., Kumar K. (2003) - Ground control for the geometric correction of PAN
imagery from Indian remote sensing (IRS) satellites. Proceedings of International
Symposium on Geoscience and Remote Sensing, 6: 4041-4043.
Nguyen, Thanh. (2015). Optimal Ground Control Points for Geometric Correction Using Genetic
Algorithm with Global Accuracy. European Journal Of Remote Sensing. Sensing,
48(1),101-120, Doi: 10.5721/EuJRS20154807