Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Ke-1

Hari, tanggal : Jumat, 27 Februari 2015

M.K. SIG dan Kartografi

KOREKSI GEOMETRIK

Disusun Oleh :
Umar Muhamad Adnan Assobari (G24120072)

DEPARTEMEN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengolahan citra bertujuan untuk mengekstrak informasi-informasi yang
terdapat pada citra baik yang bersifat informasi spasial maupun informasi
deskriptik. Proses pengolahan dapat dilakukan secara digital dengan bantuan
computer menggunakan perangkat lunak ArcGis. Kesalahan sistematis dan non
sistematis sering muncul sebelum melakukan pengolahan data citra. Oleh karena
itu, sebelum dilakukan pengolahan, data citra harus dikoreksi menggunakan
metode koreksi geometric agar koordinatnya sesuai dengan peta proyeksi yang
diinginkan dan harus diperbaiki kualitas visualnya agar informasi yang diperoleh
menjadi akurat. Koreksi Geometrik ini bertujuan untuk menyesuaikan bahan peta
yang dimiliki dengan system koordinat yang akan digunakan agar peta yang
dihasilkan sesuai dengan system proyeksi yang ada.
Tujuan
Tujuan dari praktikum Koreksi Geometrik ini adalah untuk melakukan
rektifikasi atau pembetulan pada citra agar koordinatnya sesuai dengan koordinat
geografis yang digunakan.
METODE
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Koreksi Geometrik ini
adalah :
1. Peta wilayah Bandung (admin, landuse, dan landsys)
2. Laptop
3. Aplikasi ArcGIS 10.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Koreksi Geometrik ini dilaksanakan pada :
hari / tanggal : Jumat / 27 Februari 2015
waktu
: 15.00 18.00 WIB
tempat
: Laboratorium Kartografi, Departemen Ilmu Tanah

Metodologi

Masukkan Data Peta


ke dalam ArcGis
10.1

Pilih sistem
koordinat WGS
1984 UTM Zone
48S karena wilayah
kaji berada di Zona
48S (indonesia)

Tandai empat titik


yang memiliki
koordinat jelas
menggunakan
fungsi Add Control
Point

Ubah ketiga jenis


peta (admin,
Landuse, dan
Landsys) ke dalam
koordinat UTM

Ubah file yang


sudah di Rectify ke
dalam koordinat
UTM menggunakan
fungsi Project
Raster

Rectify

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 Koreksi geometric peta admin wilayah Bandung

Gambar 2 Koreksi geometric peta landuse wilayah Bandung

Gambar 3 Koreksi geometric peta landsys wilayah Bandung


Koreksi geometrik merupakan langkah yang dilakukan untuk memperbaiki
citra dari pengaruh kelengkungan bumi dan pergerakan muka bumi. Kedua faktor
tersebut dapat menyebabkan objek yang nampak pada citra satelit tidak sama
koordinatnya dengan posisi objek pada peta dunia. Sehingga, perlu dilakukan
koreksi geometrik agar orientasi proyeksi dan anotasinya sesuai dengan yang ada
pada peta dunia (Jensen 1986).
Terdapat dua jenis koreksi geometrik yang umum digunakan, yaitu
rektifikasi dan registrasi citra. Rektifikasi citra adalah suatu proses pekerjaan
untuk memproyeksikan citra yang ada ke bidang datar dan menjadikannya dalam
bentuk konform (sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga
terkadang mengorientasikan citra sehingga mempunyai arah yang benar (Yuwono

dkk 2008). Proses rektifikasi ini memerlukan beberapa GCP (Ground Control
Point). GCP merupakan titik yang digunakan dalam menetapkan atau
mengesahkan proses transformasi geometrik, juga digunakan sebagai titik
referensi pada pengukuran lapangan (Lillesand & Kiefer 1990). GCP lebih baik
diperoleh dari peta yang sesuai, kemudian disusun menjadi matriks transformasi
untuk rektifikasi citra. GCP yang digunakan dalam satu citra adalah minimal 30
titik, karena semakin banyak GCP yang digunakan akan meningkatkan ketelitian
hasil koreksi geometrik. Proses pemulihan seperti inilah yang disebut resampling
(Sukojo & Susilowati 2003). Berbeda dengan rektifikasi yang menggunakan peta
sebagai acuan, registrasi citra menggunakan citra yang telah terkoreksi sebagai
acuan dalam proses pemulihan citra, yaitu dengan menyesuaikan posisi citra satu
dengan yang lainnya atau mentransformasikan koordinat citra satu ke citra lainnya
(Supriatna & Sukartono 2002). Tujuan dari koreksi geometrik adalah untuk
memperbaiki distorsi geometrik dengan meletakkan elemen citra pada posisi
planimetric (x dan y) yang seharusnya, sehingga citra mempunyai kenampakan
yang lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya di permukaan bumi sehingga dapat
digunakan sebagai peta (Sutanto 1994).
Pada umumnya, ada dua jenis sistem koordinat yang lazim digunakan
yakni Sistem Koordinat Geografis (Geographic Coordinate System), dan UTM
(Universal Transverse Mercator).
Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan datum global WGS (World
Geodetic System) 84. Datum global merupakan salah satu pendekatan dalam
membuat permukaan bumi mendekati ellipse sempurna. Dalam kenyataannya,
bumi kita ini tidaklah berbentuk ellipse secara utuh. Oleh karena itu, diperlukan
beragam pendekatan untuk membuat permukaan bola bumi (titik ketinggian nol)
mendekati ellipse supaya sistem koordinat bisa diterapkan.
Wilayah Indonesia memiliki koordinat UTM dimulai dari zona 46
(meridian sentral 930 BT) hingga zona 54 (meridian sentral 1410 BT). Pemilihan
Zona ini didasarkan dari koordinat wilayah kaji yang ingin di analisis. Untuk
wilayah Bandung, terletak di Belahan Bumi Selatan (BBS) sehingga system
koordniat yang digunakan untuk mengkaji Bandung adalah WGS 84 dengan Zona
UTM 48S.
KESIMPULAN
Koreksi Geometrik perlu dilakukan sebelum pengolahan citra peta
dilakukan. Koreksi ini dilakukan agar citra peta yang akan diolah memiliki system
koordinat yang sesuai dengan kegunaan. Untuk Wilayah Bandung, koordinat yang
digunakan adalah WGS 1984 dengan Zona UTM 48S

DAFTAR PUSTAKA
Jensen JR. 1986. Introductory Digital Image Processing: A Remote Sensing
Perspective. New Jersey: Prentice Hall.
Supriatna Wahyu dan Sukartono. 2002. Teknik Perbaikan Data Digital (Koreksi
dan Penajaman) Citra Satelit. Buletin Teknik Pertanian 7:4-6.
Sukojo Bangun Muljo dan Susilowati Diah. 2003. Penerapan Metode
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Analisa
Perubahan Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya).
Makara Teknologi 7:1-9.
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid II, Edisi 2. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Lillesand TM dan Kiefer RW. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai