Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COVID 19

DOSEN PENGAMPUH
Ns. H. Abd. Wahab Pakaya, Mm. M.Kep

DI SUSUN OLEH :
Kelas B Keperawatan 2018

FAKULTAS ILMU KESSEHATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
NIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
NAMA-NAMA MAHASISWA
Ketua : Alfandi Usman
Sekertaris : Fitrananda Napu
Anggota :

1. Cindy Septianingsih Maga 23. Maryam Kau


2. Nurillah Avelia Putri Camaru 24. Yunus Zakaria
3. Safitriyanti Samarang 25. Mytha Damayanti Bataha
4. Adam Mohamad S. Hau 26. Ningsi Adede
5. Amelia Pakaya 27. Nur Rahmatia Mohamad
6. Anisa Radjab 28. Nurain Tanua
7. Chintari Mukminat Abubakar 29. Nurnaningsih Djafar
8. Dessy Purwaningsih U. Laguna 30. Pebiyola Uyan
9. Dian Putri Anggraini 31. Rahmitiya Nadjamudin
10. Elisa Putri Luawo 32. Restivera Botutihe
11. Fahrianti Djamadi 33. Sarif S. Guba
12. Febraini R. Karim 34. Silvana Yakub
13. Febriyanti Nalole 35. Sintiati Dukalang
14. Firanti Nur Djafar 36. Siti Nurain Dunggio
15. Fitriyanty Oktaviani 37. Sri Elisa Nento
16. Friskawaty S. Ahmad 38. Sri Sintiyas Y. Pipi
17. Hendra Jamil 39. Sultika Kaluku
18. Ijul Adhi Satria 40. Tiansi I. Hasan
19. Indrianitami Lihu 41. Vegita D. Imran
20. Izrak Habu 42. Windrawati Ismail
21. Laras Siswati Aliwu 43. Friska S. Laumar
22. Lilis Nugrawati
44.
A. KONSEP DASAR MEDIC

1. PENGERTIAN

Corona virus adalah virus RNA berukuran 120-160 nm. Pada Manusia menyebabkan penyakit
saluran pernafasan mulai flu hingga penyakit serius. Corona virus mulai di laporkan mulai
muncul di wuhan pda12 desember 2019, kemudian di beri nama ‘severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2(sars- covid 2, dan menyebabkan penyakit corona virus disease 2019
(covid-19).
2. ETIOLOGI

Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:
a. Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
b. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
c. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur pengidap virus corona.
d. Tinja atau feses (jarang terjadi)
Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala
yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu,
metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis
COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID 19 merupakan virus yang
beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing dan kelelawar. Sebenarnya virus ini
jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu lainnya. Namun,
kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke
manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.

3. PATOFISIOLOGI

COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah memasuki
sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang mambantu adaptasi
severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen,
insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di
kemudian hari.[2,3] severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)
menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan pada traktus
respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike
(S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki
fungsi sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki
fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.

Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA
virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-
transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang
mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.

Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan
glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi ke
membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus
yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan
traktus respiratori bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.[2,3]

4. MANIFESTSI KLINIS

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini
bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
a. Hidung beringus.
b. Sakit kepala.
c. Batuk.
d. Sakit tenggorokan.
e. Demam.
f. Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya
dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang
mengakibatkan gejala seperti:
a. Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.

b. Batuk dengan lendir.

c. Sesak napas.
d. Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang
dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan
lansia.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk
membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau
spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan
melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.
6. PENGOBATAN

Pengobatan Infeksi Coronavirus Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus
corona. Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang
bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:
a. Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di
bawah empat tahun.
b. Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
c. Perbanyak istirahat.
d. Perbanyak asupan cairan tubuh.
e. Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi
pasien.
7. PENCEGAHAN

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang
telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa
alasan, dokter akan melakukan:
a. Isolasi.
b. Serial foto toraks sesuai indikasi.
c. Terapi simptomatik.
d. Terapi cairan.
e. Ventilator mekanik (bila gagal napas)
f. Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

8. KOMPLIKASI

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia,
dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu,
SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius.
Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak) perlu
dilakukan pengkajian :

a. Riwayat perjalanan
Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan pasien saat ditemukan pasien
demam dan penyakit pernapasan akut.

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pasien COVID-19 harus diawali dengan pemeriksaan keadaan umum dan tanda-
tanda vital pasien. Pemeriksaan toraks dan status generalis dapat diikuti selanjutnya.

2. KLASIFIKASI DATA
RINGAN SEDANG BERAT
Demam >38oC batuk, nyeri Demam >38oC, sesak napas, Demam >38oC yang menetap.
tenggorokan hidung tersumbat batuk disertai sputumyang ISPA berat/ pneumonia berat:
malaise ( tanpa pneumonia, menetap, sakit tenggorokan. Pasien remaja atau dewasa
tanpa komorbid ) Pada anak : batuk dan takipnea dengan demam atau dalam
anak dengan pneumonia ringan pengawasan infeksi saluran napas,
mengalami batuk atau kesulitan ditambah satu dari; frekuensi
bernapas, frekuensi napas <2 napas >30x/menit distress
bulan >60x/menit; 2-11 bulan, pernapasan berat, atau saturasi
>50x/menit; 1-5 tahun, oksigen <90% pada udara kamar.
>40x/menit dan tidak ada tanda
Pasien anak dengan batuk atau
pneumonia berat kesulitan bernapas, ditambah
setidaknya satu dari berikut ini :
 Sianosis sentral atau SpO2
<90%:
 Distress pernapasan berat
(seperti mendengkur tarikan
dada yang berat) :
 Tanda Pneumonia berat
ketidakmampuan menyusui
atau minum, letargi atau
penurunan kesadaran atau
kejang.
Dalam pemeriksaan darah :
Leukopnia, peningkatan monosit,
dan peningkatan limfosit atipik

3. PENYIMPANGAN KDM
Yang terinfeksi virus Corona 2 ( SARS-COV2)
( Seafood / Animal /Human )

Masuk kedalam tubuh melalui Cairan


(droplet, Air liur, darah )

Invasi Sel

Enconding Genome

Berfusi Ke membrane Plasma

Eksitosis

Infeksi bractus respiratori bawah

Stimulasi kemoreseptor Radang bronkus


hipotalamus

Respon menggigil Peningkatan produksi mukus

Peningkatan panas tubuh Sputum berlebihan

Hipertermia Bersihan Jalan Naps tidak Efektif Radang trakea

Peningkatan Frekuensi napas Nyeri Otot pernapasan


dan sakit Tenggorokan
Perangsangan pusat tidur

Gangguan Ventilasi Spontan


Sulit tidur

Ancaman terhadap diri

Ansietas
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Bersihan Jalan Napas tidak Efektif berhubungan dengan proses infeksi.


b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
c. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan.
d. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

5. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)
D.0149 Bersihan Jalan Napas tidak Dalam 3x24 jam Bersihan I.01011
Efektif. jalan napas meningkat Manajemen Jalan Napas
Kategori : Fisiologis dengan kriteria : Definisi
Subkategori : Respirasi Mengidentifikasi dan
1. Batuk efektif meningkat.
Definisi mengelolah kepatenan jalan
Ketidakmampuan 2. Sputum menurun. napas.
membersihkan secret atau 3. Wheezing menurun Tindakan
obstruksi jalan napas untuk Observasi
mempertahankan jalan napas
 Monitor pola napas
tetap paten.
(frekuensi, kedalaman,
Penyebab
usaha napas).
Fisiologis
 Monitor bunyi napas
1. Spasme jalan napas.
tambahan(mis. Gurgling,
2. Hipersekresi jalan napas.
mengi, wheezing, ronchi
3. Disfungsi neoromuskuler. kering).
4. Benda asing dalam jalan
napas.  Monitor sputum (jumlah,
warna aroma).
5. Adanya jalan napas
Terapeutik
buatan.
6. Sekresi yang tertahan.  Posisikan semi-Fowler
atau Fowler.
7. Hyperplasia dinding jalan
napas.  Berikan minum hangat.
8. Proses infeksi.
 Lakukan penghisapan
9. Respond alergi.
10. Efek agen farmakologis. lendir kurang dari 15
detik.
Situasional Edukasi
1. Merokok aktif.  Anjurkan asupan cairan
2. Merokok passif. 2000 ml/hari, jika tidak
3. Terpajan polutan. kontraindikasi.

 Anjurkan teknik batuk


efektif.
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
D.0080 Ansietas Dalam 3x24 jam Tingkat I.09314
Kategori : Psikologis ansietas menurun dengan Reduksi Ansietas
Subkategori : Integritas Ego kriteria : Definisi
Definisi Meminimalkan kondisi
1. verbalisasi
Kondisi emosi danpengalaman kebingungan menurun individu dan pengalaman
subyektif individu terhadap 2. verbalisasi khawatir subjektif terhadap objek yang
object yang tidak jelas dan akibat kondisi yang tidak jelas dan spesifik akibat
spesifik akibat antisipasi dihadapi menurun antisipasi bahaya yang
bahaya yang memungkinkan 3. perilaku gelisah Memungkinkan individu
menurun
individu melakukan tindakan melakukan tindakan untuk
untuk menghadapi ancaman. 4. perilaku tegang menghadapi ancaman.
menurun
Penyebab Tindakan
5. pola tidur membaik
Observasi
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi  monitor tanda-tanda

3. Krisis maturasional ansietas (verbal dan non


4. Ancaman terhadap konsep verbal).
diri. Terapeutik
5. Ancaman terhadap
 temanai pasien untuk
Kematian.
mengurangi kecemasan,
6. Kekhawatiran mengalami
jika memungkinkan.
kegagalan
7. Disfungsi system keluarga  Dengarkan dengan penuh

8. Hubungan orang tua-anak perhatian.


tidak memuaskan
 Pendekatan yang tenang
9. Factor keturunan dan meyakinkan.
10. Penyalagunaan zat Edukasi
11. Terpapar bahaya
 Jelaskan prosedur,
lingkungan.
termasuk sensasi yang
12. kurang terpapar informasi
mungkin dialami.

 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan presepsi.
 Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat.

 Latih teknik relaksasi.


Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu.
D.0004 Gangguan Ventilasi Spontan Setelah 3x24jam Ventilasi I.01002
Kategori : Fisiologis spontan meningkat dengan Dukungan ventilasi
Subkategori : Respirasi kriteria : Definisi
Definisi Memfasilitasi dalam
1. Volume tidal menurun
Penurunan cadangan energy mempertahankan pernapasan
2. Penggunaan otot bantu
yang mengakibatkan individu napas menurun spontan untuk
tidak mampu bernapas secara memaksimalkan pertukaran
3. Gelisah menurun
adekuat. gas di paru-paru.
Factor resiko Tindakan
Observasi
1. Gangguan metabolisme.
2. Kelelahan otot pernapasan  Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu
napas.

 Monitor status respirasi


dan oksigenasi (mis.
Frekuensi dan kedalaman
napas, penggunaan otot
bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi
oksigen).
Terapeutik

 Pertahankan kepatenan
jalan napas.

 Berikan posisi semi


Fowler atau Fowler

 Monitor status respirasi


dan oksigenasi (mis.
Nasal kanul, masker
wajah, masker
rebreathing dan non
rebreathing).
Edukasi

 Ajarkan teknik batuk


efektif.
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
bronchodilator,
jikaperlu.
D.0130 Hipertermia Dalam 3x24jam I.15506
Kategori : lingkungan Termoregulasi membaik Manajemen hipertermia
Subketegori : keamanan dan dengan kriteria : Tindakan
proteksi Observasi
1. Menggigil menurun
Definisi
2. Kejang menurun  Identifikasi penyebab
Suhu tubuh meningkat diatas
3. Suhu tubuh membaik hipertermia.
rentang normal tubuh.
Penyebab 4. Ventilasi membaik  Monitor suhu tubuh
Terapeutik
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan  Berikan cairan oral
panas
 Lakukan pendinginan
3. Proses penyakit (mis. eksternal (mis. Selimut
Infeksi kanker)
hipotemia atau kompres
4. Ketidaksesuaian pakaian
dingin ada dahi, leher,
dengan suhu lingkungan
dada, abdomen, aksila).
5. Peningkatan laju
metabolisme  Hindari pemberian
6. Respon trauma antipiretik atau aspirin.
7. Aktivitas berlebihan
 Berikan oksigen, jika
8. Penggunaan inkubator perlu.
Edukasi

1. Anjurkan tirah baring


Kolaborasi

2. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dimana peran perawat harus memenuhi kebutuhan bernapas pasien sesuai tingkat kebutuhannya,
dari mulai pengkajian pernapasan, peberian oksigen sampai kebutuhan yang harus
dikolaborasikan untuk medapatkan perawatan intensif menggunakan ventilator. Demikian juga
bagaimana memelihara kestabilan suhu tubuh pasien, kebutuhan makan dan minum, membantu
pemenuhan kebutuhan BAB, BAK kebersihan diri dan ling kungan, pergerakan seperti olahraga
dan istrahat serta tidur dengan nyaman.

7. EVALUASI KEPERAWATAN
Tujuan keperawatan terpenuhi sebagaimana dibuktikan oleh :

1. Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan PHBS dan isolasi
pernapasan adekuat

2. Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaanya

3. Pasien ampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat

4. Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali normal

5. Pasien tidak terlihat cemas.

6. Pemeriksaan PCR selama 2 hari berturut-turut dinyatakan negative.

Anda mungkin juga menyukai