Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR PERBANKAN

“KREDIT “

DOSEN PENGAMPU:DR.Ahmad Fuad,SE.I.,M.Esy

DISUSUN OLEH:

Ella Melza Saputri (601191010003)

Nurhikmah (601191020028)

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,karena berkat rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul kredit.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas dari dosen kami dengan mata kuliah Pengantar Perbankan
bapak Ahmad Fuad,SE.I.,M.Esy.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai dengan waktu nya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami bisa
membuat makalah dengan lebih baik lagi.

Tembilahan 20 September 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB 1...........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH......................................................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
ISI.................................................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN KREDIT........................................................................................................................4
B. TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT..........................................................................................................5
C. JENIS-JENIS KREDIT..........................................................................................................................6
D. UNSUR-UNSUR KREDIT....................................................................................................................7
E. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM KREDIT............................................................................8
F. PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADINYA KREDIT BERMASALAH......................................................8
G. PROSES PEMBERIAN KREDIT............................................................................................................9
H. Perjanjian Kredit............................................................................................................................10
BAB 3.........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
KESIMPULAN.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1
Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi
dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali yang ditemui
di lapangan perjanjian kredit dibuat oleh pihak kreditur atau dalam hal ini adalah bank, sedangkan
debitur hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik. Namun demikian perjanjian kredit ini
perlu mendapat perhatian khusus dari kedua belah pihak dikarenakan perjanjian kredit mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan dan penatalaksanaan kredit tersebut dalam
kesepakatan yang dilakukan antara debitur dengan kreditur, apabila debitur menandatangani
perjanjian kredit yang dianggap mengikat kedua belah pihak dan berlaku sebagai undang-undang
bagi keduanya. Perjanjian Kredit berdasarkan perjanjian standard yang isinya telah ditetapkan oleh
pihak bank, yang dituangkan dalam konsep janji janji tertulis yang disusun tanpa membicarakan
isinya kepada debitur, kemudian diformulasikan dalam bentuk formulir perjanjian dan sejumlah
aturan addendum atau aturan tambahan, sehingga yang terjadi adalah kreditur menyodorkan bentuk
perjanjian yang berwujud perihal perjanjian Kredit dengan klausul yang telah ditetapkan, terkecuali
mengenai judul perjanjian Kredit, komparasi atau identitas, dasar hukum, dan kedudukan para pihak
yang akan mengadakan perjanjian kredit bank yang isinya telah disetujui sepenuhnya oleh peminjam
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kredit yang telah diberikan oleh bank
sebagaimana bank memberi Kredit oleh peminjam akan dipergunakan untuk keperluan sesuai dengan
rencana yang telah disetujui oleh bank. Proses pelaksanaan prosedur Kredit melalui tahapantahapan
yang tak sedikit yang di antaranya prosedur untuk calon debitur yaitu bank menyerahkan aplikasi
permohonan kredit yang harus di isi oleh debitur dan melakukan wawancara kepada debitur guna
memberikan kepercayaan kepada bank bahwa si debitur benar-benar ingin mengajukan pada Bank
yang bersangkutan sesuai dengan persyaratan yang ada. Problemmatik pelaksanaan pemberian kredit
yang dilakukan oleh bank tentu saja tidak selalu berjalan mulus sesuai harapan sehingga dalam
pelaksanaanya bank harus hati-hati. Bank harus dapat bersikap bijak dalam memberikan pinjaman
atau kredit kepada masyarakat sehingga dalam hal ini pihak bank harus meperhatikan prinsip-prinsip
penyaluran atau pemberian kredit. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan, tenggang
waktu, degree of risk, resiko, prestasi/objek kredit. Indikator dari pemberian kredit ini adalah
kepercayaan moral, komersial, finansial, dan angunan. Masalah yang sering timbul dalam
pelaksanaan perjanjian kredit adalah keadaan dimana debitur lalai untuk melakukan kewajibannya
atau yang biasanya disebut wanprestasi. Fakta yang sering kali terjadi dilapangan adalah debitur
terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga. Oleh karena itu setiap
pemberian kredit yang disalurkan oleh bank, dalam prakteknya bank selalu meminta kepada nasabah

1
Ernayanti,” “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KREDIT PROSONAL LOAN ANTARA BANK JATENG CABANG
SURAKARTA DENGAN DEBITUR”.( https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kredit/)

1
debitur untuk menyerahkan jaminan, guna keamanan dalam pengembalian kredit tersebut. Kredit
yang diberikan oleh bank didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit
merupakan pemberian kepercayaan kepada nasabah.
2
Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Perbankan menyebutkan bahwa : “Bank
adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak”. Bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama dalam bidang perkreditan. Kemampuan untuk
melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan
dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan menyatakan bahwa “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain,
yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga”. Jaminan merupakan unsur yang sangat penting dan mempunyai peran dalam penentuan analisis
kredit. Dalam UU Perbankan, yang dimaksud dengan pemberian jaminan kredit adalah “keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur” untuk melunasi utangnya.Sedangkan agunan (collateral) adalah
merupakan salah satu unsur dari jaminan, sehingga apabila berdasarkan unsur-unsur lain (watak,
kemampuan, modal dan prospek usaha) telah dapat diperoleh keyakinan, maka agunan dapat hanya
berupa barang, proyek atau hak tagih dari proyek yang dibiayainya tersebut. Dengan demikian agunan
tambahan (diluar proyek/barang yang dibiayai) tidak mutlak harus disediakan oleh debitur, bank arena
kredit yang diberikan tanpa disertai dengan agunan tambahan bukan merupakan criminal (Agus Santoso:
2010). Sehubungan dengan adanya perjanjian kredit yang berlangsung antara pemberi kredit dengan
penerima kredit disamping hak dan kewajiban yang timbul dengan adanya perjanjian kredit tersebut serta
hambatan-hambatan yang mungkin timbul dengan adanya perjanjian kredit tersebut dalam melakukan
perbuatan hukum, maka harus ada kesepakatan tertulis yang dapat dijadikan dasar sehingga ada ketegasan
dan kepastian hukum antara keduanya. Kesepakatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam bentuk
perjanjian Kredit. Kesepakatan di dalam Perjanjian Kredit dicapai apabila pihak pemohon kredit
membutuhkan tanda tangan pada formulir perjanjian. Hal ini berarti pemohon kredit tersebut telah
menyetujui isi dari perjanjian tanpa dimintai pendapat terlebih dahulu, karena dalam perjanjian kredit
bank, formulir perjanjiannya sudah baku. Begitu juga pada perjanjian Kredit Pegawai Negeri,
kesepakatan tercapai jika pemohon kredit mendatangani formulir perjanjian. Hampir semua Pegawai
Negeri menggunakan jasa perkreditan terutama kredit bank. Dalam pelaksanaan perjanjian kredit tidak
lepas dari berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan demi kelancaran pemberian kredit.
Pegawasan yang dilakukan oleh bank yaitu preventif yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum
terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh pihak bank dan pengawasan represif yaitu pengawasan
yang dilakukan setelah terjadinya sesuatu. Dalam kenyataannya, debitur kadang melakukan wanpresasi
yang mengakibatkan kredit macet. Permasalahan kredit macet yang menimpa dunia perbankan sebagai
akibat dari adanya wansprestasi atau keterlambatan dalam pembayaran oleh debitur ditambah dengan
banyaknya kredit yang dijamin dengan jaminan kebendaan akan tetapi jaminan tersebut setelah dijual
tidak mencukupi untuk memenuhi hutangnya. Sehingga dengan itu dapat diwujudkan sebuah dunia
perbankan yang sehat karena pada dasarnya modal pokok untuk perkreditan dari bank-bank ialah sumber
simpanan dari masyarakat, bagi bank milik BUMN dapat juga bersumber dari uang negara. Hasil

2
Muhammad Djumhana, 1997, Hukum Perbankan Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, Hal. 394.

2
penelitian ini kemudian dideskripsikan. Bank yang pada hakikatnya merupakan lembaga intermediasi di
mana di satu sisi ia menampung dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan di sisi lain ia juga
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagai pemberi kredit, bank wajib
menetapkan suatu kebijakan perkreditan agar tetap dapat memelihara keseimbangan yang tepat antara
keinginan untuk memperoleh dan menjamin lunasnya semua kredit yang disalurkan.

B. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah “Kredit” maka perumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut
1. Apa Pengertian kredit
2. Apa Tujuan dan fungsi kredit
3. Ada berapa Jenis-jenis kredit
4. Apa saja Unsur-unsur yang terkandung dalam kredit
5. Ketentuan dan persyaratan umum kredit
6. Bagaimana Pencegahan terjadinya kredit bermasalah
7. Bagaimana Proses pemberian kredit
8. Apa saja Perjanjian kredit

C. TUJUAN PENULISAN
Dalam setiap aktivitas penulisan tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang ingin dicapai dalam
penyelenggaraan aktivitas tersebut. Hal ini lebih bermanfaat dalam penyelenggaraan suatu kegiatan,
apabila telah dirumuskan terlebih dahulu yaitu dapat dijadikan tolak ukur dan pegangan dalam
penyelenggaraan suatu aktifitas, karena yang ingin dicapai pada dasarnya merupakan hasil dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Sesuai dengan pernyataan diatas maka dalam penulisan ini penulis
mempunyai tujuan :

1. Untuk mengetahui pengertian kredit,baik secara umum maupun menurut para ahli
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari kredit
3. Untuk mengetahui macam dan jenis jenis kredit jika dilihat dari segi kegunaan,dari segi
tujuan,dari segi jangka waktu dan dari segi jaminan,
4. Untuk mengetahui unsure-unsur yang terkandungn dalam mengajukan perkreditan
5. Untuk mengetahui ketentuan dan persyaratan umum dalam perkreditan
6. Mengetahui cara agar tidak terjadi kredit bermasalah
7. Mengetahui proses pemberian kredit
8. Mengetahui fungsi dari perjanjian dalam perkreditan.

3
BAB 2

ISI

A. PENGERTIAN KREDIT
3
'Kredit' diambil dari bahasa Yunani ' credere ' yang kepercayaan artinya akan kebenaran atau
' credo ' yang berarti saya percaya.

Definisi kredit adalah penggunaan penggunaan suatu uang atau barang kepada orang lain di waktu
tertentu dengan jaminan atau tidak dengan jaminan, dengan mempersembahkan jasa atau bunga, atau
tanpa bunga. Sedangkan Undang-undang Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan
menjelaskan bahwa, “Kredit adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
persetujuan / kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan mempersembahkan bunga.”. Kredit
dalam arti ekonomi yang sederhana yaitu penundaan pembayaran. Artinya, barang atau uang yang
diterima sekarang dikembalikan pada masa yang akan datang. 

Untuk lebih meyakinkan lagi tentang definisi pengertian kredit menurut para ahli.

1. Anwar
Menurut Anwar mengungkapkan bahwa kredit ialah suatu pemberian prestasi (jasa) dari pihak
yang satu kepada pihak lain dan prestasinya akan dikembalikan lagi dalam jangka waktu tertentu
dan uang sebagai kontraprestasinya (balas jasa).
2. Hasibuan
Menurut Hasibuan mengungkapkan bahwa kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus
dibayar bersama bunganya oleh sih peminjam seperti perjanjian yang sudah disepakati bersama.
3. Thomas Suyatno
Menurut Thomas Suyatno menyatakan bahwa Kredit adalah suatu penyediaan uang yang dapat
disamakan dengan suatu tagihan-tagihannya yang sesuai dengan persetujuan antara peminjam dan
yang meminjamkan.
4. Kasmir
Menurut Kasmir menyatakan bahwa Kredit ialah suatu pembiayaan yang bisa berupa uang
ataupun tagihan yang nilainya bisa ditukar dengan uang.
5. Henry Dunning
Menurut Henry Dunning mengungkapkan bahwa kredit ialah saat yang dimana seseorang
memberikan suatu jasa atas perjanjian untuk pembayarannya.
6. Dr. Al-amin Ahmad
Menurut Dr. Al-amin Ahmad menyatakan bahwa Kredit adalah membayar hutang yang dilakukan
secara berangsur-angsur setiap tempo yang telah ditetapkan atau ditentukan.

3
Bitar”,pengertian kredit tujuan dan unsur kredit”,( https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kredit/ diakses
pada 24 september 2020)

4
7. Muljono
Menurut Muljono menyatakan bahwa Kredit adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu
pembelian atau melaksanakan sebuah pinjaman dengan perjanjian untuk membayar dalam waktu
yang sudah ditentukan.
8. MecleodRivai dan Veithzal
Menurut keduanya menyatakan bahwa Kredit ialah suatu penyerahan uang, jasa atau barang dari
satu pihak kepada pihak lain atas dasar kepercayaan dengan sebuah perjanjian mampu atau bisa
membayar pada tanggal yang sudah disepakati.
9. Undang – undang No 7 1998
Menurut Undang-Undang No 7 1998 menyatakan bahwa Kredit ialah suatu penyediaan tagihan
dan uang yang bisa disamakan yang berdasarkan dengan kesepakatan atau persetujuan pinjam
meminjam anata pihak bank dengan pihak lainnya dan untuk mewajibkan peminjam untuk
melunasi hutangnya dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasilnya dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan.
10. Brymont P. Kent
Menurut Brymont P. Kent menyatakan bahwa kredit ialah hak untuk menerima pembayaran atau
sebuah kewajiban dalam melakukan pembayaran pada waktu yang diminta atau pada waktu yang
akan datang, dalam penyerahan suatu barang-barang pada waktu sekarang.
11. Rolling G. Thomas
Menurutnya Rolling G. Thomas menyatakan bahwa kredit ialah suatu kepercayaan si peminjam
untuk membayar sejumlah uang pada waktu masa yang akan datang.Didalam kerdit sesuatu pasti
sudah ada perjanjian atau kontrak didalamnya antar kedua belah pihak yang sudah disetujui
bersama-sama.

B. TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT


Dalam prakteknya tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut:

1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, hasil keuntungan ini
diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi
kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dan untuk
investasi maupun dana untuk modal kerja atau konsumsi. Dengan dana tersebut, maka pihak
debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun
nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu Pemerintah
4. Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin
banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank semakin baik, mengingat semakin semakin
banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai
sektor terutama sektor rill.

5
Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dalam pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah
sebagai berikut :

1. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dari bank.


2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan
usaha baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, bahwa sebahagian besar yang disalurkan akan dapat
meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar dimasyarakat, sehingga masyarakat
memiliki banyak pilihan.
4. Menghemat devisa, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah
dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada, jelas akan dapat menghemat
devisa negara.
5. Meningkatkan devisa negara apabila kredit yang dibiayai adalah keperluan ekspor.

Pemberian kredit juga memiliki fungsi sebsgai berikut :


1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah maka tidak akan menghasilkan sesuatu,
dengan diberikannya kredit yang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa
bagi si penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah
lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang akan memperoleh uang dari daerah
lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengelolah suatu barang yang
semula tidak berguna menjadi bermanfaat, misalnya pengusaha meubel yang memperoleh dana
kredit.
4. Meningkatkan peredaran barang
Yaitu barang dari satu daerah ke daerah lain dapat beredar sehingga jumlah barang dari satu
wilayah ke wilayah lain bertambah. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang biasanya kredit
untuk perdagangan ekspor – impor.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan
oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan gairah keusahaan
Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan gairah keusahaan karena adanya tambahan modal
yang banyak.
7. Untuk meningkatkan tambahan modal pendapatan
Yaitu semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik karena jika sebuah pabrik
diberikan kredit maka akan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

C. JENIS-JENIS KREDIT.
Dilihat dari segi kegunaan:

1. Kredit Investas

6
Yaitu kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan proyek atau
usaha.
2. Kredit Modal Kerja
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalny

Dilihat dari segi tujuan kredit

1. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi dan investasi.
2. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi, misalanya untuk perumahan, kredit mobil,
dan sebagaianya.
3. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedaganng dan digunakan untuk membiayai
aktivitas perdagangannya.

Dilihat dari segi jangka waktu

1. Kredit jangka pendek


Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun
dan biasanya digunakan untuk modal kerja.
2. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kredit ini biasanya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, dan
biasanya digunakan untuk melakukan investasi.
3. Kredit jangka panjang
Yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling panjang jangka waktunya diatas tiga tahun atau
lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang, seperti perkebunan kelapa sawit
atau manufaktur dan untuk konsumtif seperti kredit perumahan.

Dilihat dari segi jaminan

1. Kredit dengan jaminan


Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan apakah jaminan berbentuk barang
berwujud, atau tidak berwujud, atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi minimal seniali jaminan atau kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit
yang diajukan calon debitur.
2. Kredit tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan, kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas
atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank.

D. UNSUR-UNSUR KREDIT
Sebagaimana diketahui bahwa unsure esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank
sebagai kreditur terhadap nasabah peminjam sebagai debitur. Unsur-unsur kredit terdiri atas:

1. kepercayaan,

7
yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk
uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di
masa yang akan datang.
2. tenggang waktu
yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan
diterima pada masa yang akan datang. dalam unsur ini terkandung pengertian nilai agio dari uang,
yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima di masa
mendatang.
3. degree of risk,
yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang
memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian
hari. dengan adanya unsur resiko, maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.
4. prestasi atau objek kredit.
pemberian kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau
jasa. namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka
transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang setiap kali kita jumpai dalam praktik
perkreditan.

bertitik tolak pada pendapat diatas, maka dapat dikemukakan bahwa selain unsur kepercayaan tersebut,
dalam permohonan dan pemberian kredit juga mengandung unsure lain, yaitu unsur waktu, unsur resiko,
dan unsur prestasi.

E. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM KREDIT


ketentuan dan persyaratan umum dalam pemberian kredit oleh perbankan terdiri dari Sembilan
persyaratan sebagai berikut:

1. mempunyai feasibility study, yang dalam penyusunannya melibatkan konsultan yang terkait
2. mempunyai dokumen administrasi dan izin-izin usaha, misalnya akta perusahaan, NPWP, SIUP,
dan lain-lain
3. maksimum jangka waktu kredit adalah 15 tahun dan masa tenggang waktu (grace period)
maksimum 4 tahun
4. agunan utama adalah usaha yang dibiayai. debitur menyerahkan agunan tambahan jika menurut
penilaian bank diperlukan. dalam hal ini akan melibatkan pejabat penilai (appraiser) independen
untuk menentukan nilai agunan
5. maksimum pembiayaan bank adalah 65% dan self-financing adalah sebesar 35%
6. penarikan atau pencairan kredit biasanya didasarkan atas dasar prestasi proyek. dalam hal ini
biasanya melibatkan konsultan pengawas independen untuk menentukan progress proyek
7. pencairan biasanaya dipindahbukukan ke rekening giro
8. rencana angsuran ditetapkan atas dasar cash flow yang disusun berdasarkan analisis dalam
feasibility study
9. pelunasan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan

F. PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADINYA KREDIT BERMASALAH


untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari, maka dilakukan pedoman
formula.Formula 4P

8
1. Personality : dalam hal ini pihak bank mencari data secara lengkap mengenai kepribadian si
pemohon kredit, antara lain mengenai riwayat hidup, pengalamannya dalam berusaha, pergaulan
dalam masyarakat, dan lain-lain.
2. Purpose: bank juga harus mencari data tentang tujuan atau penggunaan kredit tersebut sesuai line
of business kredit bank yang bersangkutan
3. Prospect: bank harus melakukan analisis secara cermat dan mendalam tentang bentuk usaha yang
akan dilakukan oleh pemohon kredit
4. payment: dalam penyaluran kredit, bank harus mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan
dari pemohon kredit untuk melunasi utang kredit dalam jumlah dan jangka waktu yang
ditentukan.

G. PROSES PEMBERIAN KREDIT


Untuk memperoleh kredit bank seorang debitur harus melalui beberapa tahapan, yaitu dari tahap
pengajuan aplikasi kredit samapi dengan tahap penerimaan kredit. proses pemberian kredit oleh satu
bank dengan yang lain tidak jauh berbeda. kalaupun ada perbedaan hanya terletak pada persyaratan
dan ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing dengan tetap
memperhitungkan unsur persaingan atau kompetisi. proses-proses tersebut adalah sebagai berikut :

A. Pengajuan Permohonan/ Aplikasi Kredit


Bahwa untuk memperoleh kredit dari bank , maka tahap pertama yang dilakukan adalah
mengajukan permohonan/ aplikasi kredit kepada bank yang bersangkutan, dan harus dilampiri
dokumen-dokumen perusahaan yang dipersyaratkan. sekurang-kurangnya memuat hal sebagai
berikut.
1. Profil perusahaan beserta pengurusnya
2. Tujuan dan manfaat kredit
3. Besarnya kredit dan jangka waktu pelunasan kredit
4. Cara pengembalian kredit
5. Agunan dan jaminan kredit

B. Penelitian berkas kredit


Setelah permohonan/ aplikasi tersebut diterima oleh bank, maka bank akan melakukan,
penelitian secara mendalam dan mendetail terhadap berkas aplikasi kredit yang diajukan.
apabila dari hasil penelitian yang dilakukan itu, bank berpendapat bahwa berkas aplikasi
tersebut telah lengkap dan memenuhi syarat,maka bank akan melakukan tahap selanjutnya
yaitu penilaian kelayakan kredit, dan apabila ternyata berkas aplikasi kredit yang dilakukan
belum memenuhi persyaratan, maka bank akan meminta kepada pemohon kredit untuk
melengkapinya.
C. Penilaian Kelayakn kredit (Studi Kelayakan Kredit)
1. Aspek hukum : penilaian terhadap keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang
diajukan oleh pemohon kredit

9
2. Aspek pasar dan pemasaran : penilaian terhadap prospek usaha yang akan dijalankan
oleh pemohon kredit untuk masa sekarang dan masa yang akan datang
3. Aspek Keuangan : penilaian terhadap aspek keuangan perusahaan yang dilihat dari
laporan keuangan yang termuat dalam neraca laporan laba rugi yang dilampirkan dalam
aplikasi kredit
4. Aspek Manajemen : penilaian pengalaman dari perusahaan yang memohon kredit dalam
mengelola kegiatan usahanya, termasuk sumber daya manusia yang mendukung
kegiatan usaha tersebut
5. Aspek social ekonomi : penilaian terhadap dampak dari kegiatan usaha yang dijalankan
oleh perusahaan yang memohon kredit khususnya bagi masyarakat baik secara
ekonomis maupun social
6. Aspek teknis/operasional: penilaian terhadap teknis atau operasional dari perusahaan
yang mengajukan aplikasi kredit, misalnya mengenai lokasi tempat usaha, kondisi
gedung, beserta sarana dan prasarana pendukung lainnya
7. Aspek AMDAL : penilaian terhadap AMDAL sangat penting karena merupakan salah satu
persyaratan pokok untuk dapat beroperasinya suatu perusahaan. oleh karena itu
kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti mempunyai dampak
terhadap lingkungan baik darat, air, dan udara

H. Perjanjian Kredit
perjanjian kredit adalah perjanjian pokok (prinsipil) yang bersifat riil. sebagai perjanjial prinsipiil,
maka perjanjian jaminan adalah accessor-nya. ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung
pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa terjanjinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan
uang oleh bank kepada nasabah debitur. menurut Ch. Gatot Wardoyo perjanjian kredit mempunyai
fungus-fungsi sebagai berikut.

1. perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok.


2. perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban
diantara kreditur dan debitur
3. perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.

10
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN
perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari kedua belah pihak dikarenakan
perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan dan
penatalaksanaan kredit tersebut dalam kesepakatan yang dilakukan antara debitur dengan kreditur, apabila
debitur menandatangani perjanjian kredit yang dianggap mengikat kedua belah pihak dan berlaku sebagai
undang-undang bagi keduanya. Perjanjian Kredit berdasarkan perjanjian standard yang isinya telah
ditetapkan oleh pihak bank, yang dituangkan dalam konsep janji janji tertulis yang disusun tanpa
membicarakan isinya kepada debitur, kemudian diformulasikan dalam bentuk formulir perjanjian dan
sejumlah aturan addendum atau aturan tambahan, sehingga yang terjadi adalah kreditur menyodorkan
bentuk perjanjian yang berwujud perihal perjanjian Kredit dengan klausul yang telah ditetapterkecuali
mengenai judul perjanjian Kredit, komparasi atau identitas, dasar hukum, dan kedudukan para pihak yang
akan mengadakan perjanjian kredit bank yang isinya telah disetujui sepenuhnya oleh peminjam dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kredit yang telah diberikan oleh bank
sebagaimana bank memberi Kredit oleh peminjam akan dipergunakan untuk keperluan sesuai dengan
rencana yang telah disetujui oleh bank..

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Djumahana,Muhammad.1997. Hukum perbankan Indonesia. Bandung : Citra Adya bakti.


2. Ernayanti . 2012. Tinjauan yuridis terhadap perjanjian kredit prosonal loan antara bank jateng
cabang Surakarta dengan debitur. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kredit/
(diakses tanggal 24 september 2020)
3. Bitar. 2020. pengertian kredit tujuan dan unsur
kredit.,https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kredit/ (diakses pada 24 september 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai