BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit. Hal ini
terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien yang
membutuhkan, sehingga pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara
terus-menerus dan berkesinambungan sehingga pelayanan rumah sakit akan meningkat
juga seiring dengan peningkatan kualitas perawatan. Mempertahankan kesehatan telah
menjadi industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan
kesehatan menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh
system yang ada. Pelayanan kesehatana yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran, dan fungsi dari
manajemen pelayanan keperawatan. Seluruh kegiatan pelayanan keperawatan diinisiasi
oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
dengan melibatkan perawat pelaksana. Mamajemen keperawatana adalah suatau tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik
sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Adapun unsur yang dikelola dalam
manajemen yaitu Man, method, material dan mane.Mamajemen keperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata dirumah sakit, sehingga perawat perlu
memahami bagaimana konsep dan aplikasinya didalam organisasi keperawatan itu
sendiri.Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan
yang professional, dan salah satu praktor yang menentukan dalam manajemen tersebut
adalah bagaimana asuhan keperawatana diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawtan yang diberikan.Sehingga tujuan pemberian asuhan
2
keperawatan untuk memandirikan pasien dapat berfungsi secara optiman (Suarli, dkk,
2009).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebar kuesioner yang dilakukan oleh
mahasiswa program profesi ners universitas sarimutiara dari tanggal 4-6 Februari 2019 di
ruang IIB rumah sakit sari mutiara lubuk pakam ditemukan beberapa masalah dalam
fungsi manajemen.hal ini dapat dilihat mulai dari proses perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), kepegawaian staffing, pengarahan, directing, dan
pengawasan (kontroling) dengan memperhatikan unsur Man, method, material dan
mone.mengingan pentingnya peranan manajemen keperarawatan maka dirasakan penting
untuk melakukan kegiatan manajemen keperawatan di ruang II B rumah sakit sari
mutiara lubuk pakam agar kualitas pelayanan keperawatan akan menjalan optimal dan
tingkat kepuasan pasien akan terpenuhi dengan baik pula.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori dan prinsip manajemen dalam
pengololaan asuhan keperawatan pada pasien di ruang IIB rumah sakit sari mutiara
lubuk pakam.
2. Tujuan Khusus
Adapapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah:
a) Mahasiswa mampu menerapkan konsep teori manajemen keperawatan dan
manajemen asuhan keperawatan di ruang IIB rumah sakit sari mutiara lubuk
pakam.
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen yang terdapat di ruang
II B rumah sakit sari mutiara lubuk pakam.
c) Mahasiswa mampu mengaplikasikan model keperawatan modifikasi tim denga
cara bermain peran atau role play cara professional di ruang IIB rumah sakit sari
mutiara lubuk pakam.
3
C. Mamfaat Penulisan
Diharapkan praktek manajemen keperawatan ini akan memberikan manfaat kepada:
a) Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep, teori dan prinsip-prinsip yang
didapatkan di akademik kedalam situasi nyata dilapangan dengan menggunakan
prinsip praktek manajemen keperawatan baik dalam manajemen pelayanan maupun
dalam manajemen asuhan keperawatan serta mendapat pengalaman baru dalam
menerapkan manajemen keperawatan secara nyata di lapangan baik sebagia kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana.
b) Pasien
Asuhan keperawatan yang komprehensip akan meningkatkan kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakitnya.
c) Perawat
Meningkatkan pengetahuan perawat tentang manajemen pelayanan dan manajemen
asuhan keperawatan melalui penyegaran kasus yang diberikan sesuai dengan masalah
yang ditemukan, serta memberikan pedoman kepada perawat tentang perawatan yang
komprehensip kepada pasien.
d) Rumah sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan menjadi bahan masukan bagi rumah
sakit dalam upaya meningkatkan mutu manajerial pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Manajemen Keperawatan
1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu di lakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang telah di tentukan pada tingkat
administrasi.Manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang
telah di tentukan sebelumnya.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para menejer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat
pelaksana. Berdasarkan gambaran di atas maka lngkup manajemen keperawatan terdiri dari
a. Manajemen operasional.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit di kelola oleh bidang keperawatan yang terdiri
dari tiga tingkatan menejerial yaitu,
1. Manajemen puncak
2. Manajemen menengah
3. Manajemen bawah
8
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terepeutik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan harus mampu memberikan khasiat terapy bagi proses penyembuhan
pasien.oleh karnanya seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan aplikatif
komunikasi teraupeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi (nort house
dalam molby 2012) mendefenisikan komunikasi tereupeutik sebagai kemampuan dan
keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain (stuart G.W
dalam intan 2011) menyatakan bahwa komunaksi teraupeutik merupakan hubungan
interpersonal antara perawat dank lien, dalam hubungan ini perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien. (nort house dalam molby 2012) menyatakan bahwa hubungan terapeutik
9
adalah hubungan kerja sama yang di tandai tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan
pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutikdari beberapa pengertian di
atas dapat di pahami bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang memeliki
makna terapeutikbagi klien dan dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu klien
mencapai kembali kondisi yang adaftif dan positif.
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru,
informed consent sentralisasi obat, format pengkajian, nursing kit, buku status
pasien, lembar kuosioner tingkat kepauasan pasien, serta lembar tata tertib pasien
dan pengunjung.
13
2) Penerimaan pasien baru pada sif pagi dilakukan oleh KARU, Katim, dan PA.
Sementara, pada sif sore dilakukan oleh Katim dan PA.
b. Evaluasi Proses
1) Pasien baru disambut oleh Karu, Katim, dan PA.
2) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruang, perawatan (termasuk
sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruang.
3) PP dibantu PA melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik kepada
pasien baru.
4) Perawat melakukan komunikasi terapiutik dengan pasien dan keluarga.
5) KARU menemani Katim dan PA dalam melaksanakan kegiatan penerimaan pasien
baru.
D. Metode Asuhan Keperawatan
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode
fungsional, tim keperawatan, keperawatan primer dan sistem manajemen kasus (Kozier Erb,
2002 dikitip Priharjo R, 2005).
1. Metode Kasus
Disebut juga sebagai perawatan total (total care) yang merupakan metode paling awal.
Pada metiode ini seorang perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan
pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam setiap shif. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada
keadaan kurang tenaga perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat
yang baru.
2. Metode Fungsional
Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi bisnis yang
berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan pendidikan kurang akan
melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan dengan perawat profesional.
Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas (Job description), prosedur , kebijakan
dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta
mengarahkan pemutusan pengendalian.Kelemahan dari metode ini adalah munculnya
14
Kepala Ruangan
Pasien/Klien
Sumber : DEPKES (202), Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, cet 1.Direktorat
Pelayanan Keperawatan Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan, Jakarta :
Depkes RI.
3. Metode Tim
Metode ini dirancang oleh Elanor Lamberston pada tahun 1950-an yang digunakan
untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan memenuhi
peninngkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul karena kemajuan
teknologi dan kesehatan dan perawatan. Tim keperawatan terdiri dari perawat
profesional (registered nursing), perawat praktis yang mendapat izin serta pembantu
perawat. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan sejumlah
pasien selama 8-12 jam. Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para
perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal pokok yang harus ada adalah konfrensi
tim yang dipimpin ketua tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan
kepemimpinan.
15
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat
pada pasien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan
semua personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan
anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan
asuhan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada
pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu
menyusun dan memenuhi standart asuhan keperawatan.
Kepala Ruangan :
Staf Perawat
Staf Perawat Staf Perawat
4. Keperawatan Primer
Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7
hari/ minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif,
individual dan konsisten.Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan keterampilan manajemen.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan
pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan,
16
Dokter Sarana / RS
Perawat Primer
Perawat Perawat
Perawat
Pelaksana Pelaksana jika diperlukan
Pelaksana
Ini merupakan sistem pelayanan keperawatan yang lebih baru dimana para manajer kasus
(case manager) bertangging jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para
manager dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti:
Kepala Ruangan :
Tugas pokok :
5. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi
untuk diruang rawat, berkoordinasi dengan superviser keperawatan atau kepala instalasi
d. Pemakaian suctions
e. Gelisah / disorientasi
Akreditasi
Akreditasi adalah proses dimana suatu lembaga, yang terpisah dan berbeda dari organisasi
pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk menentukan apakah organisasi tersebut telah
memenuhi seperngkat persyaratan (Standar) yang dirancang untuk memperbaiki
keselamatan dan kualitas pelayanan.Akreditasi biasanya bersifat sukarela.Akreditasi standar
biasanya diyakini sebagai sesuatu yang optimal dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukkan
komitmen nyata sebuah organisasi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan keselamatan
dan kualitas perawatan pasien, memastikan bahwa suatu lingkungan perawatan itu aman,
dan terus bekerja untuk mengurangi resiko bagi para pasien dan petugas kesehatan.seluruh
dunia telah memandang perluya akreditasi sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu
suatu organisasi pelayanan kesehatan, yang sekaligus juga berperan sebagai sarana
manajemen.
Manfaat Akreditasi
26
Akreditasi dirancang untuk menciptakan budaya keselamatan dan budaya kuallitas dalam
suatu organisasi pelayanan kesehatan, sehingga organisasi itu akan senantiasa berusaha
meningkatkan mutu proses perawatannya.
Prosesnya dipandu oleh sebuah sub komite standar international dengan 12 anggota,
terdiri atas dokter, perawat, administrator, dan ahli kebijakan publik yang
berpengalaman. Keanggotaan sub komite ini mencakup 6 wilayah utama dunia, Amerika
Latin dan Karebia, Asia dan Pasifik Timur Tengah, Eropa tengah, Timur, Eropa Barat,
afrika. Kemudian hasil kerja mereka disempurnakan berdasarkan hasil telaah standar-
standar ini dari sudut pandang international dan masukan-masukan para ahli serta orang
dengan pengetahuan khusus.
Standar diatur menurut fungsi-fungsi penting yang umum dalam organisasi pelayanan
kesehatan.Pengorganisasian standar-standar yang kini fungsional juga paling banyak
digunakan diseluruh dunia saat ini.Standar-standar tersebut telah tervalidasi lewat
penelitian ilmiah, pengujian, dan penerapan tersebuttidak hanya berlaku untuk
organisasinya secara keseluruhan tetapi juga untu setiap unit, departemen, atau layanan
yang ada dalam organisasi tersebut. Lewat proses survei dikumpulkan informasi sejauh
mana seluruh organisasi menaati pedoman yang ditentukan oleh standar. Keputusan
27
Standar ini telah tersedia dalam ranah publik international dan siap digunakan oleh setiap
organisasi pelayanan kesehatan dan badan umum dalam upaya mereka meningkatkan
kualitas perawatan pasien. Untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan tiap negara,
standar dapat diubah tanpa biaya dari situs web JCI. Untuk menerjemahkan dan
menerapkan hasil terjemahan standar JCI dibutuhkan ijin.Jika pemenuhan standar
tertentu terkait dengan hukum dan peraturan, yang berlaku adalah yang menetapkan
persyaratan lebih tinggi atau lebih ketat.
JCI adalah versi international dari The Joint Commission (USA), Misi JCI adalah
memperbaiki kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan dimasyarakat International.
Selama lebih dari 75 tahun, The Joint Commision( USA) dan organisasi pendahuluannya
didedikasikan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan. Kini the
Joint Commission (USA) merupakan pemberi akreditasi terbesar di Amerika Serikat
dibidang organisasi pelayanan kesehatan, lembaga ini menyurvei hampir 16.000 program
layanan kesehatan melalui proses akreditasi sukarela. Baik The Joint Commission (USA)
maupun JCI bersifat nonpemerintah, dan merupakan perusahaan nirlaba di Amerika
Serikat.
28
saran ini, dapat dilihat pada bagian berikutnya dalam bab ini yakni sasaran, tujuan, dan
elemen penilaian.
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, Prosedur yan benar, Pembedahan pada
pasien yang benar
5. Mengurangi resiko infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
6. Mengurangi resiko cidera Pasien Akibat Jatuh
Elemen Penilaian 1 :
Maksud dan tujuan 2 : komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan dapat di pahami penerima, mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang paling rentan salah adalah jika perintah keperawatan pasien
diberikan secara lisan dan melalui telepon, jika hal ini diperbolehkan hukum atau
peraturan setempat. Komunikasi lain yang rawan salah adalah ketika melaporkan
kembali hasil tes pernting seperti misalnya ketika laboratorium klinik menelepon unit
perawatan pasien untuk melaporkan hasil tes CITO.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan kebiajakan dan atau prosedur untuk
pemberian perintah baik secara lisan maupun via telepon termasuk pencacatan (pada
buku atau di enter ke komputer) perintah secara lengkap atau hasil tes oleh si
penerima informasi tersebut, penerima kemudian membaca kembali perintah atau
32
hasil tes tersebut dan menginformasikan apakah yang telah ditulis dan dibaca ulang
itu sudah tepat. Kebiajakan dan atau prosedur mengidentifikasi alternative yang
diperbolehlkan bila proses membaca ulang tidak selalu dimungkinkan misalnya di
ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian gawat darurat atau unit perawatan
intensif.
Makud dan tujuan SIKP.3 : bilamana dalam rencana perawatan pasien terdapat juga
pemberian obat – obatan, maka untuk memastikan keselamatan pasien pengelolaan obat
yang tepat menjadi sangat penting. Obat – obatan yang perlu diwaspadai adalah obat –
obatan yang termasuk dalam sejumlah besar kesalahan dan atau kejadian sentinel : obat –
obatan yang bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan resikonya lebih tinggi, begitu pula
obat – obatan yang mirip benyuk bunyi namanya. Daftar obat berisiko tinggi dapat
diperoleh dari organisasi seperti minsalnya WHO. Masalah kekeliuaran obat yang kerap
dikutip adalah pemberian elektronik konsentrat secara tidak disengaja (minsalnya, kalium
klorida lebih besar dari pada 0,9 % dan magnesium fosfat sama atau lebih besar dari 50
%). Kesalahan dapat terjadi jika staf belum sungguh – sungguh mengenai unit perawatan
pasien, yang diperkerjakan adalah perawat kontrakan yang tidak diberi pengenalan secara
memadai, atau dalam keadaan darurat. Cara paling efektif untuk mengurangi atau
menghilangkan kejadian ini adalah menyusun proses pengelolaan obat yang patut
Diwaspadai, termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit perawatan pasien ke
farmasi.Rumah sakit bersama sama menyusun kebijakan dan atau prosedur untuk
33
mengidentifikasi obat – obatan yang patut diwaspadai apa saja yang dimiliki rumah sakit
berdasarkan data yang ada. Kebijakan dan atau prosedurjuga menetapkan bagian mana
saja secara klinis memang memerlukan elektrolit konsentrat sesuai bukti dan praktik
profesional yang ada, seperti minsalnya bagian gawat darurat atau kamar operasi dan
menetapkan cara lebel yang pelebelan yang jelas dan cara penyimpanannya sedemikian
rupa sehingga aksesnya terbatas agar terhindar dari pemakaian tak sengaja.
Elemen penilaian SIKP-3
1. Kebijakan dan atau prosedur disusun untuk mengatasi masalah identifikasi,lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat yang patut diwaspadai.
2. Kebijakan dan atau prosedur ditetapkan.
3. Elektrolit konsentrat tidak boleh ada di unitperawatan pasien kecuali jika secara klinis
diperlukan dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian tidak sengaja di wilayah
yang diizinkaan oleh aturan kebijakannya.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit perawatan pasien diberi label jelas dan
disimpan sedemikian rupa hingga tidak mudah diakses.
Sasaran 4 : memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar
pembedahan pada pasien yang benar.
Standar SIKP 4 :Rumah sakit menyusun pendekatan untuk memastikan lokasi
pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang
benar.
Maksud dan tujuan SIKP 4 : lokasi pembedahan yang salah, prosedur yang salah,
pembedahan pada pasien yang salah adalah peristiwa menghawatirkan yang sangat umum
terjadi di rumah sakit, keadaan ini diakibatkan komunikasi yang tidak efektif atau tidak
memandai antara anggota tim bedah, kurangnyaketerlibatan pasien pada pemberian tanda
pada lokasi pembedahan dan kurang memadainya prosedur verifikasio lokasioperasi. Di
samping itu faktor – faktor yang sering kali turut berdistribusi adalah : kurangnya
keterlibatan pasien dalam menilai kurangnya pengkajian terhadap rekaman medis, budaya
yang tidak mendukung komunikasi secara terbuka antara anggota tim bedah, masalah
akibat tulisan tanggan yang terbaca, dan penggunaan singkatan –singkatan.
Rumah sakit harus secara kolaboratif menyusun kebijakan dan atau prosedur yang
efektif untuk menghilangkan masalah yang mengkhawatirkan ini.Kebijakan ini
34
2. Rumah sakit menggunakan daftar atau proses lain untuk sebelum operasi untuk
memverifikasi apakah lokasinya, prosedur, dan pasien sudah benar dan bahwa seluruh
dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah ada, tepat, dan fungsional.
3. Tim bedah lengkap melakukan dan mendokumentasikan prosedur jeda sesaat sebelum
memulai prosedur pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur disusun sedemikian sehingga semua proses seragam sehingga
dapat dipastikan lokasi benar, prosedur benar, dan pasien juga benar, termasuk
prosedur medis i yang dilakukan di ruang operasi.
Sasaran 5 : Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Standar SIKP 5 : Rumah sakit menyusun pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan.
Maksud dan tujuan SIKP 5 pada sebagian besar lokasi perawatan kesehatan, pencegahan dan
pengendalian infeksi merupakan masalah.Semakin meningkatnya angka infeksi karena
perawatan kesehatan membuat pasien dan praktisi kesehatan sungguh prihatin.Infeksi yang
umum terkadi di semua lokasi perawatan kesehatan adalah infeksi saluran urin akibat
pemakaian kateter, infeksi aliran darah, dan radang paru – paru pnemonia (sering dikaitkan
dengan ventilasi mekanik).
Kebersihan tangan yang memadai itu penting dalam usaha menghilangkan infeksi – infeksi
dan infeksi lainnya.Panduan kebersihan tangan yang sudah diterima secara internasional
adalah panduan dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dan berbagai organisasi nasional dan
internasional lainnya.
Rumah sakit memiliki proses kolaboratif untuk menyusun kebijakan dan atau prosedur yang
mengadaptasi atau mengadopsi panduan kebersihan tangan yang baru dipublikasika dan
pelaksanaan panduan tersebut dengan rumah sakit.
BAB III
ANALISA SITUASI
A. Analisa Situasi Ruangan
1. Gambaran Umum Ruangan
Rumah sakit Sari Mutiara Lubuk Pakam, lantai II B tempat kelompok melaksanakan
praktek manajemen keperawatan. Ruangan ini merupakan ruangan lantai 2 yang terdiri
dari 14 ruangan yaitu Mawar 1-4, Melati 1-5, teratai 1-2 dengan kapasitas tempat tidur
berjumlah 25tempat tidur. Ruangan yang tersedia untuk Kelas I, II, III dan ruangan
Isolasi.
2. Ketenagaan
Ruang IIB di kelola oleh 1 orang kepala ruangan dengan jumlah anggota keperawatan 9
orang dengan tingkat Pendidikan lulusan D III Keperawatan.
ISOLASI
KABID
Melati III
Nurse station
Mawar V Mawar VI
Teratai II
Melati V
Teratai III
C. Hasil Pengkajian
Analisa hasil pengkajian yang dilakukan dengan mempelajari secara seksama informasi-
informasi yang diperoleh melalui berbagai pendekatan yaitu meliputi:
1. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan selama 2 hari di ruangan IIB, yang dilakukan pada
tanggal 4-6 february 2019.
a. kurang jelasnya penggunaan metode penugasan keperawatan profesional (MPKP),
b. penempatan nurse station yang tidak rapi,
c. persediaan obat terbatas , tidak sesuai dengan yang dianjurkan,
d. prosedur dalam pemberian asuhan keperawatan yang meliputi ronde keperawatan,
pre dan post confrens serta kepuasaan pasien bermasalah.
e. Berdasarkan hasil observasi pakaian perawat masih belum seragam
2. Berdasarkan observasi pada perawat dan wawancara pada pasien yang telah dilakukan
pada tanggal 4 februari 2019.
a. Caring perawat yang kurang optimal
39
b. Masih terlihat kurangnya kerja sama antar perawat sehingga asuhan keperawatan
yang dilakukan kurang baik.
3. Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang rawat inap II-B pada tanggal 4 februari
2019 .
a. Keluarga pasien tidak mengetahui cara mencuci tangan yang benar sesuai standar
kesehatan.
b. Terdapat tempelan-tempelan plaster di troli
c. Handcrap terlihat kosong tidak ada isi, dan
d. Ada beberapa penetapan handscrub tanpa petunjuk penggunaan.
4. Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang rawat inab II-B pada tanggal 5 februari
2019.
a. Tidak terdapat struktur organisasi didalam ruangan
5. Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang rawat inab II-B pada tanggal 6 februari
2019.
a. Perawat kurang memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien.
b. Perawat kurang memberikan edukasi kepada pasien mengenai obat.
6. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala bidang keperawatan pada tanggal 6 february pukul
12.10 bahwa:
a. setiap ruangan sudah diberikan SOP namun ketika di validasi keruangan tidak
ditemukan adanya SOP.
b. Berdasarakan hasil wawancara dengan kepala keperawatan dengan menggunakan
metode fungsional, (namum hasil observasi 04 februari 2019 tidak menggambarkan
metode fungsional yang sesuai standar)
D. ANALISA SWOT
a. Fungsi perencanaan (planning)
40
Rumah sakit Sari Mutiara Lubuk Pakam, lantai II B tempat kelompok melaksanakan praktek
manajemen keperawatan. Ruangan ini merupakan ruangan lantai 2 yang terdiri dari 14
ruangan yaitu Mawar 1-6, Melati 1-5, teratai 1-3 dengan kapasitas tempat tidur berjumlah
25tempat tidur. Ruangan yang tersedia untuk Kelas I, II, III dan ruangan Isolasi. Untuk
ruanagan pegawai terdiri dari 1 ruang kerja (nurse station) dengan dipimpin oleh kepala
ruangan.
Salah satunya indicator mengukur tingkat pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah BOR
(bed occupancy rate)/ angka pemakaian tempat tidur BOR adalah persentasi pemakaian
tempat tidur rumah sakit. Dari hasil pengkajian data tanggal 4-6 februari 2019, didapatkan
jumlah bed yang ada diruangan IIB yaitu 25 bed.
Jumlah tempat tidur yang digunakan
BOR = x= X 100
Jumlah tempat tidur pasien
Pengkajian yang dilakukan selama tiga hari di dapatkan:
1. Tanggal 4 februari 2019, jumlah pasien 7 dengan jumlah tempat tidur 25 bed, hasilnya
BOR=28%
2. Tanggal 5 februari 2019, jumlah pasien 5 dengan jumlah tempat tidur 25 bed, hasilnya
BOR= 20%
3. Tanggal 6 februari 201, jumlah pasien 20 dengan jumlah tempat tempat tidur 25 bed,
hasilnya BOR= 80%
Rata-rata BOR ruangan IIB dalam 3 hari kerja adalah 43% indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal antara 60-80% (depkes, 2005).
b. Pengorganisasian (Organizing)
a. Man
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai mcam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan, fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam
mencapai tujuan yang telah dicapai.
41
E. Nama-Nama Inventaris
Nama-nama inventaris di IIB rumah Sakit Umum Sari Mutiara Lubuk Pakam
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Tensimeter 1
2 Stetoskop 1
3 Thermometer 0
4 Nierbeken 1
5 Senter 0
6 Gunting Plaster 1
7 Bak Instrumen 1
8 Trolly 1
9 Tourniquet 0
10 Tong spatel 1
11 Com alcohol 1
12 Pinset anatomis 1
43
13 Pinset sirurgis 1
14 Pelubang 1
15 Kulkas 1
16 Gilingan obat 1
17 Keset kaki 10
18 Ember 10
19 Pispot 5
20 Remot ac 1
21 Gayung 10
22 Buku vital 1
23 Buku injeksi 1
c. Ketenagaan (Staffing)
1. Man
Ruangan IIB memiliki tenaga perawat sebanyak 10 orang, dengan latar belakang tingkat
pendidikan DIII Keperawatan.
Uraian Tugas
Kepala Ruangan
Kedudukan :
Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis fungsional bertanggung
jawab kepada perawat pelaksana.
Tugas pokok :
a) Menyusun rencana kebutuhan sarana, fasilitas, penunjang, dan SDM di IIB
b) Menggerakkan dan melaksanakan pelayanan keperawatan penyakit medikal bedah
dengan kekhususan pada kasus-kasus penyakit dalam.
c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan di IIB
d)
F. Pembahasan
1. Analisa Swot
44
a. Kekuatan (Strength)
Internal
1) Merupakan rumah sakit umum swasta Tipe C
2) Merupakan Rumah Sakit dengan system manajemen terbuka
3) Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan
4) Mempunyai standar asuhan keperawatan
5) Memiliki perawat dengan tingkat pendidikan D-III Keperawatan
6) Ada kemauan perawat untuk berubah
7) Adanya prosedur pendelegasian tugas masing-masing tim kerja Rumah Sakit
8) Jumlah tenaga yang dibutuhkan sudah sesuai.
Eksternal
1) Memiliki UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
2) Memiliki organisasi yang sah yaitu PPNI
b. Weaknes (Kelemahan)
1) Sebagai perawat belum memahami tentang peran dan fungsinya
2) Pembagian uraian tugas yang belum jelas
3) Belum memiliki pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi ruangan
4) Kualitas SDM yang belum memadai
c. Opportunity (Kesempatan)
1) Adanya mahasiswa profesi Ners dan praklinik yang praktek di ruang rawat inap
RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam.
2) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa Profesi dengan perawat
ruangan
3) Adanya kerjasama antara institusi Profesi dengan Rumah Sakit
4) Adanya kerjasama antara perawat pelaksana, kepala ruangan, kepala
keperawatan dan Direktur Rumah Sakit
5) Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme perawat
45
d. Threath (Ancaman)
1) Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional
2) Persaingan antara rumah sakit swasta yang semakin ketat
3) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum
4) Adanya tanggunggugat dari pasien yang merasa tidak puas dengan pelayanan
Rumah sakit
Diagram 3.1
Umur
16-30 31-40 41-60
29%
57%
14%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi umur didapatkan mayoritas pasien di ruang
rawat inap 2B berumur 41-60 tahun (57%).
Diagram 3.2
Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis kelamin
jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
43%
57%
46
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang 2b mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak (57%).
Diagram 3.3
Karaktristik perawat berdasarkan perawat memberi informasi tentang informasi
Tangible 1
Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering Selalu
14%
14% 43%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Tangiable 1 dapat disimpulkan bahwa di ruang rawat
inap 2B, perawat tidak pernah memeberi informasi tentang administrasi yang berlaku bagi pasien
rawat inap rumah sakit sari mutiara Lubuk Pakam sebanyak (43%).
Diagram 3.4
Karaktristik perawat berdasarkan perawat berdasarkan perawat menjaga kebersihan dan
kesiapan alat-alat kesehatan
Tangible 2
Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering Selalu
43%
57%
47
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Tangiable 2 dapat disimpulkan bahwa di ruang rawat
inap 2B perawat mengatakan sering menjaga menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan yang digunakan sebanyak (57%).
Diagram 3.5
Karaktristik perawat berdasarkan perawat memperhatikan kenyamanan tempat tidur
Tangible 3
Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering Selalu
29% 14%
14% 43%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Tangiable dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B kadang-kadang perwat memperhatikan kenyamanan
tempat tidur di ruang rawatan sebanyak (43%).
Diagram 3.6
Karaktristik perawat berdasarkan tempat tidur telah di siapkan dalam keadaan rapi
bersih dan siap pakai
Tangible 4
Tidak pernah Kadang-Kadang Sering Selalu
29%
71%
48
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Tangiable 4 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat sering menyiapkan tempat tidur dengan
rapi, bersih dan siap pakai saat pertama kali masuk ruang rawatan sebanyak (71%).
Diagram 3.7
Karaktristik perawat berdasarkan perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya
Tangible 5
Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu
14%
57% 29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Tangiable 5 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang inap 2B, perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya
sebanyak ( 57%).
Diagram 3.8
Karaktristik perawat berdasarkan perawat mampu menangani perawatan anda dengan
tepat dan propesional
Reliability 1
Kadang-Kadang Tidak Pernah Sering Selalu
29%
43%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Reliability 1 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang inap 2B, perawat selalu mampu menangani masalah perawatan
pasien dengan tepat dan profesional sebanyak (43%).
Diagram 3.9
49
29%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Reliability 2 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, Kadang-kadang perawat memeberikan informasi
tentang pasilitas yang tersedia, cara penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit
sebanyak (29%).
Diagram 3.10
Karaktristik perawat berdasarkan perawat berdasarkan perawat menjaga kebersihan dan
kesiapan alat-alat kesehatan
Reliability 3
Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering Selalu
29%
43%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Reliability 3 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang inap 2B, perawat sering memberi tahu dengan jelas tentang hal-hal
yang harus dipatuhi dalam perawatan.
Diagram 3.11
Karaktristik perawat berdasarkan tempat tidur telah di siapkan dalam keadaan rapi
bersih dan siap pakai
50
Reliability 4
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Selalu
29%
43%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Reliability 4 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang inap 2B, Kadang-kadang perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan pasien sebanyak (43%).
Diagram 3.12
Karaktristik perawat berdasarkan perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya
Reliability 5
Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering Selalu
14%
57% 29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Reliability 5 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang inap 2B. Perawat selalu tepat waktu tiba diruangan ketika pasien
membutuhkan sebanyak (57%).
Diagram 3.13
Karaktristik perawat berdasarkan perawat perawat bersedia menyediakan bantuan
51
Responsiveness 1
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
14%
29% 57%
43%
43%
Responsiveness 3
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
29% 14%
14% 43%
43%
57%
Responsiveness 5
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
14%
57% 29%
14% 29%
43% 14%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Assurance 1 dapat disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat seing memberitahukan tujuan tindakan
keperawatan yang dilakukan kepada pasien sebanyak (43 %).
Diagram 3.19
Karaktristik perawat berdasarkan perawat dapat menjawab pertanyaan tentang tindakan
keperawatan yang di berikan kepada anda
54
Assurance 2
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
29% 14%
14% 43%
29%
43%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi assurance 3, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat sering memberikan salam dan senyum
ketika bertem dengan pasien sebanyak (43 %).
Diagram 3.21
Karaktristik perawat berdasarkan perawat selalu memberi salam dan senyum ketika
bertemu dengan anda
55
Assurance 4
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
14%
43%
43%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi assurance 4, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat sering teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan sebanyak (43 %).
Diagram 3.22
Karaktristik Perawat Berdasarkan Perawat Teliti dan Terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada klien
ASSURANCE 5 ( JAMINAN )
tidak pernah
14%
selalu
43% kadang - kadang
14%
sering
29%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi assurance 5, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat selalu teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada klien sebanyak (43 %).
Diagram 3.22
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan informasi tentang tindakan
yang dilaksanakan.
56
Empaty 1
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
29% 29%
14%
29%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi assurance 3, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat sering memberikan informasi kepada pasien
tentang tindakan perawatan yang akan dilaksanakan sebanyak (29 %).
Diagram 3.23
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat mudah ditemui dan mudah dihubungi ketika
klien membutuhkan
Emphaty 2
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
29%
57%
14%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi assurance 3, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat selalu mudah sitemui dan mudah dihubugi
bika pasien membutuhkan sebanyak (57 %)
Diagram 3.24
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat sering melihat dan memeriksa keadaan klien
seperti mengukur tensi, suhu, nadi, pernapasan dan cairan infus
57
Emphaty 3
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
14%
43%
43%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi assurance 3, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat kadang-kadang perawat sering melihat dan
memeriksa keadaan pasien seperti mengukur tensi, suhu, nadi, pernafsan dan cairan sebanyak
(43 %).
Diagram 3.25
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan pelayanan tidak memandang
pangkat, maupun kondisi klien
Emphaty 4
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
14%
43%
43%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi empathy 4, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat sering memberikan pelayanan, perawat
tidak memandang pangkat atau status, tetapi berdasarkan kodisi sebanyak (43 %).
Diagram 3.26
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan dukungan
terhadap keadaan klien
58
Empathy 5
tidak pernah kadang-kadang sering selalu
29% 14%
57%
Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi empathy 5, disimpulkan bahwa dari 7 orang
pasien yang dirawat di ruang rawat inap 2B, perawat sering perhatian dan memberi dukungan
moril terhadap keadaan pasien sebanyak (57 %).
Tingkat kepuasan
Diagram 3.27
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberi informasi tentang
administrasi bagi pasien rawat inap di RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam
Tangible 1(Kenyataan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
14%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Tangible , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan mendapatkan informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap di rumah sakit Mutiara Lubuk Pakam sebanyak (72,0%)
Diagram 3.28
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat menjaga kebersihan dan
kesiapan alat – alat kesehatan yang digunakan
59
Tangible 2 (kenyataan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 14%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Tangible , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas pasien puas dengan kebersihan dan kesiapan alat-
alat kesehatan yang di gunakan sebanyak (46%)
Diagram 3.29
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memperhatikan
kenyamanan tempat tidur di ruang rawatan klien
Tangible 3 (kenyataan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
14%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Tangible , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan kenyamanan tempat tidur di ruang rawat
inap di rumah sakit sari mutiara lubuk pakam sebanyak (72,0%).
Diagram 3.30
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat menyediakan tempat tidur dalam keadaan
rapi, bersih dan siap pakai saat pertama kali masuk ruangan
60
Tangible 4 (kenyataan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 14%
14%
57%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Tangible , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan tempat tidur yang telah disiapkan dalam
keadaan rapi, bersih dan siap pakai saat pertama kali masuk ruangan rawatan sebanyak (57%)
Diagram 3.31
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat selalu menjaga
kerapian dan penampilan
Tangible 5 (kenyataan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 29%
14%
43%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Tangible , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien tidak puas dengan kerapian dan penampilannya perawat
sebanyak (43,0%)
61
Diagram 3.32
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat mampu menangani masalah perawatan klien
dengan tepat dan profesional
Reliability 1 (kehandalan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
29%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Reliability,di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan kehandalan perawat dalam menanganin
masalah perawatan pasien sebanyak (71,0%).
Diagram 3.33
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan informasi tentang fasilitas yang
tersedia, cara penggunaan nya dan tata tertib yang berlaku di RSU Sari Mutiara Lubuk
Pakam
Reliability 2(kehandalan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 14%
29%
43%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frekuensi Reliability,di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan informasi tentang fasilitas yang tersedia,cara
penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di sari mutiara lubuk pakam sebanyak (43%)
62
Diagram 3.34
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal – hal
yang harus dipatuhi dalam perawatan klien
Reliability 3 (kehandalan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
43%
57%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Reliability,di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan penjelasan teantang hal-hal yang di patuhi
dalam perawatan (57%).
Diagram 3.35
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal – hal
yang harus dipatuhi dalam perawatan klien
Reliability 4 (Kehandalan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 29%
57%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi reliability, di simpulkan bahwa dari 7 oraang
pasien, puas dengan pemberitahuan informasi tetang hal-hal yang dilarang di dalam rawatan di
rumah sakit sari mutiara lubuk pakam sebanyak (57%).
63
Diagram 3.36
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat tepat waktu tiba di ruangan
ketika klien membutuhkan
Reliability 5 (kehandalan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
29% 14%
57%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi reliability, di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien, pasien puas dengan perawat datang tepat waktu keruangan ketika pasien membutuhkan
sebanyak (57%)
Diagram 3.37
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada klien
ketika mengalami kesulitan walau tanpa diminta
Responsiveness 1(Ketanggapan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
43%
43%
Diagram 3.38
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat segera menangani klien ketika sampai di
ruangan rawat inap
Responsiveness 2 (ketanggapan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
29% 14%
57%
Diagram 3.39
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberitahu bila ada keterlambatan
pemeriksaan kepada klien
Responsiveness 3 (Ketanggapan)
sagat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
14%
71%
65
Diagram 3.40
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat membantu klien untuk memperoleh obat
Responsivinees 4 (Ketanggapan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 14%
14%
57%
Diagram 3.41
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat membantu klien untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam
Responsiveness 5 (ketanggapan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 29%
57%
66
Diagram 3.42
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberitahu tujuan tindakan keperawatan
yang dilakukan kepada klien
Assurance 1 (Jaminan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
100%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Assurance, di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien di rumah sakit lubuk pakam sebanyak (100%).
Diagram 3.43
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien
Assurance 2 (jaminan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
100%
67
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Assurance, di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan jawaban perawat tentang tindakan
keperawatan yang di berikan kepada pasien sebanyak (100%).
Diagram 3.44
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat jujur dalam memberikan
informasi tentang keadaan klien
Assurance 3 (jaminan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
100%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Assurance, di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan pasien sebanyak (100%).
Diagram 3.45
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat selalu memberi salam dan senyum
Ketika bertemu kepada klien
Assurance 4 (jaminan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
100%
68
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Assurance, di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan perawat yang selalu memberi salam dan
senyum ketika bertemu dengan pasien sebanyak (100%)
Diagram 3.46
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada klien
Assurance 5 (jaminan)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
43% 14%
29%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Assurance, di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan ketelitian dan keterampilan yang di berikan
perawat dalam tindakan sebanyak (86%).
Diagram 3.47
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan informasi kepada klien tentang
segala tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
69
Emphaty 1( empati)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
86%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Empahty , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan perawat tentang pemberian informasi
terhadap pasien tentang tindakan perawatan yang akan dilaksanakan sebanyak( 86%).
Diagram 3.48
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat mudah ditemui dan mudah
dihubungi bila klien dibutuhkan
Empahty 2(empati)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
29% 14%
57%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Empahty , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas perawat mudah ditemui dan mudah dihubungi bila
pasien membutuhkan sebanyak( 57%).
Diagram 3.49
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat sering melihat dan memeriksa keadaan klien
seperti mengukur tensi, suhu, nadi, pernapasan dan cairan infus.
70
Emphaty 3(empati)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
14%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Empahty , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan perawat sering melihat dan memeriksa
keadaan pasien seperti mengukur tensi,suhu,nadi,pernapasan,dan cairan infus sebanyak( 71,4%)
Diagram 3.50
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan pelayanan tidak memandang
pangkat atau status tetapi berdasarkan kondisi klien
Emphaty 4(empati)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14% 14%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Empahty , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat atau status berdasarkan kondisi pasien sebanyak( 72%)
Diagram 3.51
Karakteristik Perawat berdasarkan Perawat memberikan perhatian
71
Emphaty 5(empati)
sangat tidak puas tidak puas puas sangat puas
14%
14%
71%
Berdasarkan diagaram diatas distribusi frenkuensi Empahty , di simpulkan bahwa dari 7 orang
pasien di ruang rawat inap II B pasien puas dengan perhatian perawat dan dukungan moril
terhadap keadaan pasien sebanyak( 72%)
Diagram 3.52
Karakteristik Pendaftaran berdasarkan Kecepatan Pendaftaran
pendaftaran 1
baik kadang kadang
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Pendaftaran 1disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B , Kecepatan pendaftaran mayoritas dinilai baik sebanyak
(86%).
Diagram 3.53
72
pendaftaran 2
kurang baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi Pendaftaran 2 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2 B, mayoritas keramahan petugas pendaftaran dinilai baik
sebanyak (86 %)
Diagram 3.54
Karakteristik Dokter berdasarkan Kecepatan Dokter dalam
menangani keluhan penyakit klien
Dokter 1
baik sangat baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi dokter 1 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, kecepatan perawat untuk memberikan bantuan ket (86 %).ika
paerluka dinilai baik sebnyak (86 %).
73
Diagram 3.55
Karakteristik Dokter berdasarkan Keramahan Dokter
Dokter 2
baik sangat baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi dokter 2 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2 B, keramahan dokter mayoritas dinilai baik sebnyak (86 %).
Diagram 3.56
Karakteristik Dokter berdasarkan Tanggapan dokter terhadap keluhan klien
Dokter 3
baik sangat baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi dokter 3 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, tanggapan terhadap keluhan pasien mayoritas dinilai baik
sebanyak (86 %)
74
Diagram 3.57
Karakteristik Dokter berdasarkan Kejelasan Informasi
Dokter 4
kurang baik
29%
71%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi dokter 4 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, kejelasan informasi mayoritas dinilai baik sebanyak (86 %).
Diagram 3.58
Karakteristik Perawat Berdasarkan Kecepatan Perawat dalam memberikan
bantuan kepada klien
Perawat 1
kurang baik
29%
71%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi perawat 1 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, kecepatan perawat untuk memberikan bantuan ketika klien
membutuhkan dinilai baik sebanyak (71 %).
75
Diagram 3.59
Karakteristik Perawat Berdasarkan Keramahan Perawat
Perawat 2
kurang baik sangat baik
14% 14%
71%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi perawat 2 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, keramahan perawat mayoritas dinilai baik sebanyak (72 %).
Diagram 3.60
Karakteristik Perawat Berdasarkan Kejelasan Informasi tentang
tindakan – tindakan yang akan dilakukan
Perawat 3
kurang baik
29%
71%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi perawat 3 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, kejelasan informasi tentang tindakan-tindakan perawat yang
akan dilakukan mayoritas dinilai baik sebanyak (71 %)
76
Diagram 3.61
Karakteristik Perawat Berdasarkan keteraturan pengukuran tekanan darah
dan suhu tubuh
Perawat 4
Baik
100%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi perawat 4 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, keteraraturan pengukuran tekanan darah dan suhu mayoritas
dinila baik sebanyak (100 %).
Diagram 3.62
Karakteristik makanan berdasarkan menu yang dihidangkan
Makanan 1
Kurang Baik Sangat Baik
14% 29%
57%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi makan 1 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien yang
di rawat di ruang rawat inap 2B, menu yang dihidangkan mayoritas dinilai baik sebanyak (57 %).
77
Diagram 3.63
Karakteristik makanan berdasarkan penataan makanan atau penampilan makanan
Makanan 2
Kurang Baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi makanan 2 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, penataan makanan atau penampilan makanan mayoritas
dinilai baik sebanyak (86%).
Diagram 3.64
Karakteristik makanan berdasarkan ketepatan waktu penyajian makanan
Makanan 3
Kurang Baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi makanan 3 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, ketepatan waktu penyajian makanan mayoritas dinilai
sebanyak (86 %).
78
Diagram 3.65
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Kebersihan Ruangan
43%
57%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan keberdihan 1 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kebersihan ruangan mayoritas dinilai kurang
sebanyak (57%).
Diagram 3.66
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Kebisingan
57%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 2 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kebisingan mayoritas dinilai kurang
sebanyak (57%).
79
Diagram 3.67
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Gangguan Dari Nyamuk
43%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 3 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, gangguan dari nyamuk mayoritas dinilai
buruk sebanyak (43 %)
Diagram 3.68
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Kerapian Tempat Tidur
57% 29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 4 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B,perapihan tempat tidur mayoritas dinilai baik
sebanyak (57 %).
80
Diagram 3.68
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Penerangan di Kamar Klien
71%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 5 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, penerangan dikamar pasien mayoritas dinilai
baik sebanyak (72 %).
Diagram 3.69
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Kebersihan
Kamar Mandi / WC
43%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 6 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kebersihan kamar mandi/wc mayoritas dinilai
baik sebanyak (43 %).
81
Diagram 3.70
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Persediaan Air di Kamar Mandi
/ WC
57%
14%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 7 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, persediaan air kamar mandi/wc mayoritas
dinilai baik sebanyak (57 %).
Diagram 3.71
Karakteristik Kenyamanan Dan Kebersihan berdasarkan Pembuangan Sampah dari
keranjang sampah di kamar klien
43%
29%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi kenyaman dan kebersihan 8 disimpulkan bahwa dari 7
orang pasien yang di rawat di ruang rawat inap 2B, pembuangan sampah dari keranjang sampah
di kamar pasien mayoritas dinilai baik sebanyak (43 %).
82
Diagram 3.72
Karakteristik Sarana Medik Berdasarkan Kecukupan Peralatan untuk pemeriksaan /
mengobati penyakit klien Di RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam
Sarana Medik 1
baik sangat baik
14%
86%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi sarana medik 1 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kecukupan peralatan di RS Sari Mutiara Lubuk Pakam
mayoritas dinilai baik sebanyak (86 %).
Diagram 3.73
Karakteristik Sarana Medik Berdasarkan Kelengkapan Obat Oleh
RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam
Sarana Medik 2
baik
100%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi sarana medik 2 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kelengkapan obat oleh rumah sakit mayoritas dinilai baik
sebanyak (100 %).
83
Diagram 3.74
Karakteristik Sarana Medik Berdasarkan Kecepatan Petugas dalam Melayani
Administrasi Keuangan
Sarana Medik 3
baik
100%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi sarana medik 3 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kecepatan petugas dalam melayani administrasi keuangan
mayoritas dinilai baik sebanyak (100 %).
Diagram 3.75
Karakteristik Sarana Medik Berdasarkan Kejelasan Perincian Biaya
Sarana Medik 4
baik
100%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi sarana medik 4 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kejelasan perincian biaya mayoritas dinilai baik sebanyak
(100 %).
84
Diagram 3.76
Karakteristik Sarana Medik Berdasarkan Kesesuaian Harga Obat – Obat an
Sarana Medik 5
baik
100%
Berdasarkan diagram distribusi frekuensi sarana medik 5 disimpulkan bahwa dari 7 orang pasien
yang di rawat di ruang rawat inap 2B, kesesuaian harga obat-obatan mayoritas dinilai baik
sebanyak (100 %)
85
1. Perencanaan untuk penambahan perawat meembutuhkan waktu Pakam merupakan rumah sakit membutuhkan tenaga perawat
staf perawat di atur oleh bagian yang lama tipe C yang seimbang agar asuhan
sumber daya manusia (SDM) 2. Adanya mahasiswa Profesi keperawatan yang diberikan
fungsional.
Material
kebutuhan
2. FUNGSI ORGANIZING
Strength (Kekuatan) Weankness (Kelemahan) Oppurtunity (Kesempatan) Threatened (Ancaman)
Man
1. adanya tuntutan d
1. Ruangan IIB Memiliki struktur 1. jumlah tenaga keperawatan jika
masyarakat untuk pelayan
organisasi yang jelas terdiri dari dibandingkan dengan hasil
yang lebih profesion
kepala ruangan dan perawat perhitungan menurut Depkes
sehingga diharapkan kuali
pelaksana (2005) dan Dougles masih
SDM
2. Ruangan IIB memiliki tenaga kurang mencukupi.
perawat yang terdiri dari 9
orang
Metode
2. Ruang IIB menggunakan
visi, misi, dan falsafah RSU
Sari Mutiara Lubuk Pakam
87
Material
1. Ruang IIB memiliki tenaga 1. Berdasarkan perhitungan 1. Adanya kerjasama dengan 1. akibat jumlah pasien yang
88
perawat sebanyak 9 orang, menurut Depkes 2005 perawat instalasi pendidikan bidang meningkat, menuntut tenaga
yang berpendidikan D-III yang dibutuhkan diruang II B kesehatan dalam hal perawat yang seimbang agar
2. Tingkat kepuasan perawat mahasiswa Profesi yang sedang keperawatan yang seimbang.
Money
Method
Material
Money
Man
Method
Material
-
93
No Data Masalah
1 Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang rawat Resiko tinggi infeksi nasokomial.
inap II-B pada tanggal 4 februari 2019 didapatkan
data bahwa beberapa keluarga pasien tidak
mengetahui cara mencuci tangan yang benar sesuai
standar kesehatan.
2 Berdasarkan observasi pada perawat dan Perilaku Carring terhadap pasien
wawancara pada pasien yang telah dilakukan pada masih kurang optimal
tanggal 4 februari 2019 didapatkan caring perawat
yang kurang optimal, masih terlihat kurangnya kerja
sama antar perawat sehingga asuhan keperawatan
yang dilakukan kurang baik.
5 februari 2019, di ruang IIB masih banyak lembar pengisian discharge planning di
discharge planning belum terisi dengan lengkap dan status pasien
pemberin edukasi tentang cara minum obat belum
optimal.
7 Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal Pendokumentasian asuhan
5 februari 2019, di ruang IIB pada status catatan keperawatan yang tidak lengkap
perkembangan pasien dari perawat tidak terisi
dengan lengkap.
8 Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal Kurang optimalnya perawat dalam
5 februari 2019, di ruang IIB tidak terlaksananya pelaksanaan metode penugasan
metode penugasan fungsional dengan baik, tidak fungsinal
terlihat dengan jelas metode penugasan apa yang
digunakan, karena masih ada perawat yang mengisi
status masih melaksanakan tindakan keperawatan
seperti injeksi.
95
1. Infeksi nosocomial 1. Sosialisasi Untuk 1. Setelah dilakukan 11 februari 2019 Abadi jaya, S.Kep
2. Mendemonstrasikan meningkatkan sosialisasi patient Riyah ukur, S.Kep
cara mencuci pelayanan pasien safety dan
tangan demonstrasi cara
mencuci tangan
sesuai standart
kesehatan.
2. Didapatkan
handscurb sudah
terisi beserta
prosedur cara
pemakaian nya telah
terpasang
2 Perilaku caring kurang Mensosialisasikan Untuk Dari hasil sosialisasi 14 februari 2019 Eli etri hutajulu, S.Kep
optimal peningkatan perilau meningkatkan yang dilakukan dan juga Erwin, S.Kep
caring kemampuan dan telah dilakukan pada
keterampilan perawat pelaksana
perawat dalam maupun kepala ruangan
perilaku caring tampak perawat telah
terjalin kerjasama nya
dalam hal caring.
96
3 Pendokumentasian yang Mensosialisasikan Untuk Dari hasil sosialisasi 13 februari 2019 Candania nababan,
tidak lengkap kelengkapan status meningkatkan yang dilakukan dan juga S.Kep
pasien dalam asuhan kelengkapan telah dilakukan pada Setiaman waruwu,
keperawatan status pasien perawat pelaksana S.Kep
khususnya di maupun kepala ruangan
asuhan tampak perawat telah
keperawatan terjalin kerjasama nya
dalam hal caring.
5 Kurang optimalnya Penyegaran dengan Optimalnya Discharge planning 15 februari 2019 Devy mulia saputri
perawat dalam pengisian mensosialisasikan pengisian telah terisi pada status S.Kep
discharge planning di pengisian discharge discharge pasien Sandri situmeang, S.Kep
status pasien planning pada perawat planning pada
perawat
6 Kurang optimalnya Mensosialisasikan Untuk Setelah di lakukan 15 februari 2019 Devy mulia saputri
perawat dalam tentang pelaksaan meningatkan sosialisasi hand S.Kep
melakukan hand over hand oper komunikasi over, perawat Sandri situmeang, S.Kep
terapeutik diruaangan IIB
telah mampu
melakukan
komunikasi
terapeutik
Perawat di ruang
IIB telah
memahami dan
melaksanakan pre
dan post
conference
7 Kurang optimalnya Mensosialisasikan Perawat mampu Setelah dilakukan 15 februari 2019 Devy mulia saputri
perawat dalam pelaksanaan mengetahui dan sosialisasi tentang S.Kep
pelaksanaan komunikasi komunikasi SBAR memahami pelaksanaan komunikasi Sandri situmeang, S.Kep
SBAR tentang konsep SBAR perawat telah
komuniasi mengetahui dan
97
8 Kurang optimalnya Mensosialisasikan Perwat dapat Setelah dilakukan 15 februari 2019 Devy mulia saputri
perawat dalam pelaksanaan metode melakukan sosialisasi tentang S.Kep
pelaksanaan metode fungsional metode penugasan pelaksaan metode Sandri situmeang, S.Kep
penugasan fungsinal fungsional dengan penugasan fungsional
baik perawat di ruang IIB
belum terlaksanakan
dengan baik
dikarenakan beban kerja
perawat tidak sesuai
dengan jumlah tenaga
kerja perwat sebagai
contoh pasien ada 20
sedangkan perawat yang
berdinas hanya 2 orang
seingga masih telihat
perawat yang mengisi
status pasien juga
melakukan tindakan
keperawatan
9 Kurang optimalnya Mensosialisasikan Perawat mampu Setelah dilakukan 15 februari 2019 Devy mulia saputri
perorganisasian mengenai mengetahui dan sosialisasi tentang S.Kep
manajemen dalam perorganisasian memahami perorganisasian Sandri situmeang, S.Kep
98
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapapun masalah manajemen di ruang II-B yang diintervensi oleh mahasiswa adalah
sebagai berikut :
1.Fungsi perencanaan
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan kelompok pada perawat di ruang II B
mengenai perilaku caring yang kurang optimal.penyegaran maka kelompok melakukan
penyegaran melalui sosialisi penigkatan perilaku caring pada perawat. Kelompok telah
berkoordinasi dengan kepala ruangan dan kelapa bidang untuk melakukan sosialisi
penigktan perilaku caring pada perawat sehingga di harapkan perawat dapat menerapkan
kembali perilaku caring.
Dalam pelaksanaan sosialisi perilaku caring mahasiswa mendatangkan nara sumber NS.
Jek Amidos Pardede M.Kep.,SP.Kep.J, dihadiri oleh kepala seluruh kepala
ruangan,kabid,dan kepala kopmite keperawatan beserta staff pegawai rumah sakit Sari
Mutiara Lubuk Pakam.
100
Hasil evaluasi yang telah di lakukan dalma penigkatan perilaku caring tidak maksimal.
Kelompok mendaptkan kendala dimana evaluasi tidak mencapai target dikarenakan jarak
antara evaluasi waktu dan kurang terbatas.
2.Fungsi Pengorganisasian
Denah merupakan sebuah peta berukuran kecil yang menunjukkan dan menggambarkan
detail lokasi suatu bangunan yang berfungsi untuk menunjukkan susunan ruang, sehingga
dengan melihat denah dapat dengan mudah melihat letak susunan ruang. Kondisi denah
yang terdapat di ruang II B kondisinya tidak baik dan kurang rapi.
3. Fungsi Pengarahan
Kepatuhan keluarga pasien cuci tangan
Pasien yang dirawat di rumah sakit sangat rentang terhadap infeksi,infeksi yang
disebabkan oleh tindakan keperawatan,tindakan medis,dan kondisi lingkungan terhadap
rumah sakit. Penularan dapat terjadi dari pasien ke pasien,pasien kepada petugas dan dari
pasien kepada keluarga atau pengunjung kepada pasien. Infeksi dapat memperpanjang
lama rawat,meningkatkan morbilitas dan mortalitas serta menambah biaya rumah sakit
(Damari 2010).
Salah satu strategis pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yaitu menerapkan
kewaspadaan untuk mengutus rantai penularan. Tahan kewaspadaan standart yang paling
efektif dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah Hand Hygiene (damai 2010).
Hasil dari observasi panda tanggal 4-6 Februari 2019 kelompok mendapatkan beberapa
pasien dan keluarga pasien tidak tau dan kurang peduli mencuci tangan dengan 6 langkah
cuci tangan dengan benar, yang harus di lakukan pada five moments sesuai ketentuan JCI,
berdasarkan dari hasil observasi tersebut kelompok melakukan sosialisasi Hand Hygiene
pada tanggal 11 februari 2019. Saat melakukan pendidikan kesehatan kelompok
memberikan penyukuhan tentang 6 langkah cuci tangan dan kelompok mendemonstrasikan
langkah cuci tangan,kemudian mengefaluasi kembali pengetahuan dan kemampuan
101
keluarga pasien dengan bertanya kembali kepada pasien atau keluarga dan melanjutkan
untuk mencoba ulang cara hand hygiene yang telah di ajarkan
4.fungsi pengawasan
Kepatuhan mengisi dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang berisi data tentang keadaan pasien
yang dilihat dari tingakat kesakitan akan tetapi juga dil;ihat dari jenis kualitas dan kuantitas
dari layanan yang telah diberikan perawat dalam memenuhu kebutuyhan pasien (Ali, 2010)
Salah satu dari dokumentasi keperawatan yaitu mengisi discharge planning. Discharge
planning adalah mekanisme untuk memberikan perawatan kontiniu, informasi tentang
kebutuhan kesehatan berkelanjutan setealah pulang, peranjian evaluasi, dan instruksi
perawatan diri (russel swanburg,2000)
pada keranjang obat pasien, penanda buku status pasien berdasarkan ruangan dan tempat
tidur kurang lengkap. Untuk itu kelompok menyediakan struktur organisasi dilengkapi
dengan foto pegawai yang terbaru diruangan II-B, nama pasien pada setiap keranjang obat
pasien, memberi penanda buku status pasien berdasarkan ruangan dan tempat tidur.
Setelah dilakukan sosialisasi dan telah dilakukan evaluasi pada keluarga pasien yang sama,
maka saat dilakukan wawancara kembali 8 keluarga pasien (83%) mengetahui cara
mencuci tangan dengan benar sesuai standar kesehatan, 6 keluarga pasien (85%) yang
mengetahui manfaat hand hygiene, dan 12 keluarga pasien (97%) yang dapat
mempraktekkan cara hand hygiene. Dan dari hasil observasi yang dilakukan dengan pasien
diperoleh data bahwa 21 keluarga pasien (90%) telah menggunakan handrub yang telah
disediakan diruangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari beberapa implementasi yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa renccana
yang terdapat dalam POA telah dilaksanakan, Adapun hasil implementasi yang telah
dilakukan oleh mahasiswa profesi Ners stase Manajemen Keperawatan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia adalah :
a) Menyediakan struktur organisasi dilengkapi dengan foto pegawai yang terbaru
diruangan II B
b) Membuat nama pasien pada setiap keranjang obat pasien
c) Melakukan sosialisasi kepada perawat tentang perilaku carring terhadap perawat di
ruang IIB
d) Merapikan penyusunan status pasien
e) Melakukan implementasi sosialisasi hand hygiene pada keluarga pasien selama 3
haridengan demonstrasi dan pembagian leaflet tentang hand hygiene pada keluarga
pasien
2. Saran
a. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan konsep, teori dan prinsip-prinsip yang
didapat di akademik ke dalam situasi nyata di lapangan dengan menggunakan prinsip
manajemen keperawatan baik dalam manajemen pelayanan maupun dalam manajemen
asuhan keperawatan.
b. Pihak Ruangan Rumah Sakit
(1) Menindaklanjuti rekomendasi penambahan tenaga kerja perawat di ruangan.
105