Agar memahami tentang manajemen laktasi perlu terlebih dahulu memahami anatomi payudara dan fisiologi
laktasi.
Dibedakan menurut struktur internal dan struktur external :
Struktur internal payudara terdiri dari : kulit, jaringan dibawah kulit dan korpus. Korpus terdiri dari : parenkim atau
jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang. Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :
1. Saluran kelenjar : duktulus, duktus dan sinus laktiferus. Sinus laktiferus yaitu duktus yang
melebar tempat ASI mengumpul (reservoir ASI), selanjutnya saluran mengecil dan bermuara
pada puting. Ada 15-25 sinus laktiferus.
2. Alveoli yang terdiri dari sel kelenjar yang memproduksi ASI.
Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap duktulus bercabang menjadi alveolus yang semuanya merupakan
satu kesatuan kelenjar. Duktus membentuk lobus sedangkan duktus dan alveolus membentuk lobulus. Sinus
duktus dan alveolus dilapisi epitel otot (myoepithel) yang dapat berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi pembuluh
darah yang membawa zat gizi kepada sel kelenjar untuk diproses sintesis menjadi ASI.
Stroma terdiri dari : jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah syaraf dan lymfa.
Struktur External payudara terdiri dari : puting dan areola yaitu bagian lebih hitam sekitar puting pada areola
terdapat beberapa kelenjar montgomery yang mengeluarkan cairan untuk membuat puting lunak dan lentur
( Depkes RI, 2005)
Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara bertambah basar. Ini disebabkan
proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar pembuat ASI. Karena pengaruh hormon yang dibuat plasenta
yaitu laktogen, prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesteron. Pembesaran juga disebabkan oleh
bertambanya pembuluh darah. Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung puting mulai
keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta
dan hormon prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar
prolaktin cukup tinggi pengaruhnya dihambat oleh estrogen. Setelah persalinan, dengan terlapasnya plasenta,
kadar estrogen dan progesteron menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi. Karena tak ada hambatan oleh
estrogen maka terjadi sekresi ASI. Pada saat mulai menyusui, maka dengan segera, rangsangan isapan bayi
memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang memperlancar sekresi ASI( Depkes, 2005).
C). Komposisi ASI
Komposisi ASI sedemikian khususnya, sehingga komposisi ASI dari satu ibu dan ibu lainya berbeda. Pada
kenyataanya komposisi ASI tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu dan disesuaikan dengan kebutuhan
bayi. Jenis-jenis ASI sesuai perkembangan bayi.
1. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan keunggulan ASI,
manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara pelaksanaan management laktasi.
2. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara. Disamping itu, perlu pula
dipantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan.
4. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk mencegah kekurangan
zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu
ke 13-26) menjadi 1-2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk
kebutuhan gizi ibu hamil.
5. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula perhatian keluarga
terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan
membesarkan hatinya bahwa kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia.
1. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai kontak
dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam
keadaan paling peka terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu
secara naluriah.
2. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa aman dan
kehangatan.
1. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum apapun.
2. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.
3. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).
4. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik dan benar.
5. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap mendapat ASI
dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar.
6. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu kurang dari 30 hari
setelah melahirkan.
1. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.
2. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu menyusui perlu
makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya (4-6 piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.
3. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan pikiran dan menghindari
kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
4. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan
menyusui.
5. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau menyusu, puting
lecet, dll ).
6. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi berumur 6 bulan; selain
ASI, berikan MP-ASI yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya secara bertahap
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laktasi
memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar
hipotalamus, dan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada
paska persalinan.
diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal, yang diperlukan adalah
Menyusui lebih nyaman dan lebih murah dari pada susu formula, dan ASI
selalu siap pada suhu yang stabil dengan temperatur tubuh (Proverawati,
2010, p.33).
B. Manajemen Laktasi
1. Pengertian
bayi.
kelahiran adalah:11
susu formula.
saat hamil.
bulan hingga ibu siap untuk menyusui, ini bermaksut agar ibu
kebutuhan bayi.
kelahiran adalah :
2009, p.62).
4 bulan pertama setelah bayi lahir dan saat itu bayi hanya di
terhambat.
menyusui.
3. Manfaat menyusui
ibu,antara lain:
3) Menjarangkan kehamilan
4) Mengecilkan rahim
mengeluarkan asap.
2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntahmuntah,mencret dan sakit saluran nafas
1) Aspek ekonomi: ASi tidak perlu dibeli dan membuat bayi jarang
dimana saja dan kapan saja dan tidak merepotkan orang lain.
Manajemen Laktasi
yang tadinya dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron yang tinggi di
kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. Dalam waktu 3-4 hari setelah
bayi dilahirkan, produksi ASI sudah dimulai dan susu yang matur
Proses ini bergantung pada hormon lain, yaitu oksitosin, yang dilepas
mammae sehingga alveoli tersebut berkontraksi dan mengeluarkan air susu yang sudah diskresikan
oleh kelenjar mammae. Refleks let-down ini
tidak terjadi karena tekanan negatif oleh pengisapan dan juga bukan
setelah bayi mulai menyusu. Refleks let-down dapat pula disebabkan oleh
berpikir tentang bayinya atau bahkan berpikir tentang bayinya atau bahkan
berpikir tentang pemberian ASI sendiri. Sebaliknya, refleks tersebut dapat
kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak mengahadapi banyak
penting, kebersihan tangan dan kuku jari tangan ibu atau orang lain yang
akan merawat bayi juga ditekankan. Putting susu tidak boleh disentuh
dengan tangan yang belum dicuci bersih dan saputangan tidak boleh
digunakan sebagai ganjal di balik BH untuk menghentikan perembasan ASI. Bantalan disposabel kini
sudah tersedia untuk keperluan ini dan
dapat dikenakan dalam waktu yang relatif singkat jika perembasan ASI
dahulu ke atas untuk mengeluarkan payudara, maka cara ini tentunya tidak
mengenakkan pada bagian bawah pakaian semacam ini bisa terdapat lokia.
BH khusus untuk laktasi yang bersih dan dapat juga menyangga payudara
yang tergantung. Jika ibu tidak memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat
masalah ini. BH untuk laktasi harus dapat dibuka dari depan dan talinya
satu dan rumah sakit lainnya. Namun, selama puting berada dalam
keadaan bersih, apakah dibersihkan dengan cara mengusapnya memakai
pembersih, caranya tidak menjadi masalah. Setiap kerak atau air susu yang
mengering dan setiap bekas krim/ salep yang dioleskan sebelumnya harus
mudah pecah-pecah. Bayi harus berada dalam keadaan bersih, tangan, mata, hidung,
pakaian, popok dan selimut harus diperiksa dahulu sebelum bayi disusui.
(Farrer, 2001).
Makalah Seminar Managemen Laktasi
Disusun Oleh
Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN
masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham
masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anak saja.
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan
(periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan pasca masa persalinan lanjut.
Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering
benar mengeluhkan bayinya sering menangis, ayau “menolak” menyusu, dsb yang
sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup, atau ASInya tidak enak, tidak baik atau
menghentikan menyusui.
Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering
menjadi “bingung puting” atau sering menangis, yang sering diinterprestasikan oleh ibu
Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah: kurang/salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik
dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang.
Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat
Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan
bayi menderta diare dan sering kali petugas kesehatan menyuruh menghentikan menyusui. Padahal
sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian
ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan
minuman lain, padahal bayi yang baru lahir cukup bulan dan sehat mempunyai
selama beberapa hari. Disamping itu, pemberian minuman sebelum ASI keluar akan
memperlambat pengeluaran ASI oleh bayi menjadi kenyang dan malas menyusu.
ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena
penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat
tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
Informasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil/menyusui antara lain meliputi :
Fisiologi laktasi
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi
masalah. Secara umum ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama
menarik-nerik puting, ataupun penggunaan brest shield dan breast shell. Yang paling
efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Maka
sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir, segera setelah pasca
lahir lakukan :
Biarkan bayi “mencari” putting kemudian mengisapnya, dan bila perlu coba berbagai
posisi untuk mendapat keadaan yang paling menguntungkan. Rangsang putting biar
dapat “keluar” sebelum bayi “mengambil”nya. Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul,
dapat “ditarik” dengan pompa
putting susu (nipple puller), atau yang paling sederhana dengan sedotan spuit yang
dipakai terbalik.
Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan sedikit
penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga terbentuk dot ketika
Bila terlalu penuh ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau
cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi. Bila perlu lakukan ini hingga 1-2
minggu.
Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar, atau
terbenam, putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat dan mastitis
atau abses.
Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya
Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat). Kulit merah, berkilat,
kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering bersisik (flaky)
Pada keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retak-retak atau luka, maka dapat
Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-sekali memberikan
Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih
1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam.
Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya SAI tetap dikeluarkan dengan tangan,
Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan sabun.2. Payudara
bengkak
Dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI, dengan payudara bengkak. Pada
payudara penuh; rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar,
dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak; payudara udem, sakit, puting kencang,
kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa
demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat,
terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI
Untuk mencegah maka diperlukan (1) menyusui dini (2) perlekatan yang baik (3)
menyusui “on demand”/ Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang, atau
nayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun.
Pijat ringat pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kea rah tengah)
kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada
masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa
nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang
yang tak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau
akrena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar,
terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.Ada dua jenis Mastitis ; yaitu yang hanya
karena milk stasis adalah Non Infective Mastitis
dan yang telah terinfeksi bakteri : iInfective Mastitis. Lecet pada puting dan trauma pada
kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
Rangsang Oxtocin; dimulai pada payudara yang tidak sakit, yaitu stimulasi putting,
pijat leher-punggung, dan lain-lain.
Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri.
Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan
Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom ASI kurang, ibu
bekerja.
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang “mungkin saja”
Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali menyusu, menyusu dengan
waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka
Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak
Walaupun ada tanda-tanda tersebut perlu diperiksa apakah tanda-tanda tersebut dapat
dipercaya.
BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam;
cairan urin pekat, baud an warna
kuning.
factor penyebab :
1. Faktor tehnik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai, a.I. masalah
3. Faktor fisik ibu (jarang); a.I. KB, kontrasepsi, diuretic, hami , merokok, kurang gizi, dll
4. Sangat jarng, adalah factor kondisi bayi, missal : penyakit, abnormalitas dan lain-lain
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus
memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaktasi, maka
bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan suplementer yaitu dengan pipa
nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada putting untuk diisap bati
ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :
ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu
Pada saat ibub dirumah, sesering mungkin bayi disusui, dang anti jadwal
Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping ke cangkir atau tempat/teko yang
bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan sampai 2 cangkir (400-500 ml) atau lebih
walaupun setelah bayi selesai menyusui. Tetapi meskipun hanya 1 cangkir (200 ml)
Penyimpanan ASI :
6-8 jam di temperature ruangan (19o-25 o C), bila masih kolostrum (susu awal, 1-7
ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 oC. ASI kemudian tidak boleh
dimasakkan, hanya dihangatkan dengan merendam cangkir dalam air hangat.
Segera rawat gabung,jika kondisi ibu dan bayi membaik,dan menyusui segera.
b.Ibu sakit
Ibu yang menderita Hepatitis dan AIDS, tidak diperkenankan untuk menyusui,
namun pada masyarakat yang tidak dapat membeli PASI, ASI tetap dianjurkan.
c. Ibu hamil
Tidak ada bahaya bagi ibu maupun janin, perlu diperhatikan untuk makan lebih
banyak. Jelaskan perubahan yang dapat terjadi: ASI berkurang, kontraksi uterus.Masalah Pada Bayi
Perhatikan sebab bayi menangis, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama,
puaskan menyusu.
Bayi Basah
Tindakan ibu : ibu tidak perlu cemas, karena akan mengganggu proses laktasi,
perbaiki posisi menyusui, periksa pakaian bayi: apakah basah, jangan biarkan bayi
Nipple Confusion adalah keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula
dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Terjadi karena mekanisme
Tindakan: jangan mudah memberi PASI,jika terpaksa berikan dengan sendok atau
pipet.
C. Bayi premature
Bayi umur kehamilan < 30 mgg : BBL < 1250 gr. Biasanya diberi cairan infus
Dapat menerima ASI dari sendok, 2 kali sehari, namun masih menerima
makanan lewat pipa, namun lama kelamaan makanan pipa makin berkurang
D. Bayi kuning
Pencegahan : segera menyusui setelah lahir, dan jangan dibatasi atau susui sesering
mungkin.
E. Bayi kembar
Ibu optimis ASI nya cukup, susui dengan football position, susui pada payudara
dengan bergantian untuk variasi bayi, dan kemampuan menghisap mungkin berbeda
F. Bayi sakit
Tidak ada alasan untuk menghentikan pemberian ASI. Untuk bayi tertentu seperti
Yakinkan ibu bahwa alam telah menyiapkan air susu bagi semua makhluk, sesuai
dengan kebutuhan. Oleh karena itu semua ibu sebenarnya sanggup menyusui bayi
Bayi tidak akan mengalami kesulitan menyusui, cukup dengan berikan posisi yang
sesuai, untuk sumbing pallatum molle ( langit-langit lunak ), dan pallatum durum (
langit-langit keras)
Manfaat menyusui bagi bayi sumbing : melatih kekuatan otot rahang dan lidah,
memperbaiki perkembangan bicara, mengurangi resiko terjadinya otitis media.
Untuk bayi dengan palatoskisis ( celah pada langit-langit ) : Menyusui dengan posisi
duduk, putting dan areola pegang saat menyusui, ibu jari ibu digunakan sebagai
Keadaan ini jarang terjadi, dimana bayi mempunyai jaringan ikat penghubung lidah
dan dasar mulut yang tebal dan kaku, sehingga membatasi gerak lidah, dan bayi
Cara menyusui : Ibu membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah
Ibu ikut dirawat supaya pemberian ASI bisa dilanjutkan. Seandainya tidak
memungkinkan, ibu dianjurkan untuk memerah ASI setiap 3 jam dan disimpan
Perlu ditandai pada botol waktu ASI tersebut ditampung, sehingga dapat diberikan
Fisiologi Laktasi
Sep 26, 200911 Commentsby lusa
IDAI Mail
IDAI Network
Login
Contact
Book Navigation
Public Articles
Professional Resources
Continuing Professional Development
Publications
Registry
IDAI Store
About IDAI
Return to Content
Untuk Ayah dan Bunda
Pengasuhan Anak
Keluhan Anak
Imunisasi
ASI
Hiburan
Review
ASI
26 AUGUST 2013
Setiap orangtua pasti menginginkan bayinya lahir secara normal, sehat dan dapat tumbuh secara optimal, serta
diharapkan menjadi manusia yang berkualitas dan berguna bagi masyrakat. Tugas mulia seorang ibu adalah
hamil, melahirkan, kemudian menyusui bayinya. Sementara kewajiban orang tua adalah mendidik,
membesarkan dan menjadi panutan bagi anak-anaknya agar impian mendapatkan anak yang berkualitas dapat
terwujud.
Bayi baru lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak dini, termasuk pemberian makanan yang ideal.
Tidak ada satupun makanan yang ideal untuk bayi baru lahir selain ASI. World Health Organization (WHO)
dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu ASI saja
sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain ASI.
Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana yang dibayangkan.
Banyak kendala yang timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan
bayi. Akan tetapi dengan motivasi ibu/ayah yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu dan ayah, serta
usaha yang terus menerus, sabar dan tekun, serta didukung oleh fasilitas persalinan SAYANG BAYI tidak
mustahil pemberian ASI eksklusif dapat berhasil.
Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu melakukan konsultasi ke Klinik Laktasi, yaitu
Ada dua hal yang dapat diyakini sebagai tanda ASI kurang, yaitu :
Pada bulan pertama berat badan bayi meningkat kurang dari 300 gram. (dalam 1 minggu pertama
kelahiran berat badan bayi masih boleh turun sampai 10% dan dalam kurun waktu 2 minggu sudah kembali
ke berat badan semula), sedangkan pada bulan kedua sampai bulan keenam kurang dari 500 gram per
bulan, atau bayi belum mencapai berat lahirnya pada usia 2 minggu.
Bayi mengeluarkan urine (air seni) yang pekat, baunya tajam / menyengat, dengan kekerapan kurang
dari 6 kali per hari.
Hal yang dapat dilakukan untuk menolong ibu yang ASI nya kurang adalah mencoba menemukan penyebab.
Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki sebagai penyebab berkurangnya ASI, yaitu :
1. Faktor menyusui
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah (1) tidak melakukan inisiasi menyusu dini, (2) menjadwal
pemberian ASI, (3) memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar), apalagi
memberikannya dengan botol/dot, (4) kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusu, (5) tidak
mengosongkan salah satu payudara saat menyusui
Inisiasi menyusu dini adalah meletakkan bayi di atas dada iatau perut ibu segera setelah dilahirkan dan
membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setengah kelahiran. Cara
bayi melakukan inisiasi menyusu dini disebut sebagai baby crawl.
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on
demand) termasuk pada malam hari, minimal 8 kali per hari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya
bayi menyusu. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang.
Produksi ASI juga dapat berkurang bila bayi menyusu terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran
seringkali bayi mudah tertidur saat menyusu. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusu dengan
cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap mengisap.
Penggunaan kempeng akan membuat perlekatan mulut bayi pada payudara ibu tidak tepat dan sering
menimbulkan masalah “bingung puting”. Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum waktunya juga
sering berakibat berkurangnya produksi ASI. Bayi menjadi cepat kenyang dan lebih jarang menyusu. Posisi dan
perlekatan mulut bayi saat menyusu juga mempengaruhi pengeluaran ASI. Posisi dan perlekatan yang baik
dapat dibaca selengkapnya di bab Manajemen Laktasi.
Khusus untuk ibu menyusui yang sedang sakit, hanya sebagian kecil yang tidak boleh menyusui. Ibu yang
sedang mengkonsumsi obat anti kanker atau mendapat penyinaran zat radioaktif tidak diperkenankan untuk
menyusui. Sedangkan, ibu penderita infeksi HIV memerlukan pendekatan khusus.
Bila ibu dirawat di rumah sakit, rawatlah bersama bayinya sehingga dapat tetap menyusui. Bila ibu merasa tidak
mampu untuk menyusui anjurkan untuk memerah ASI setiap 3 jam dan memberikan ASI perah tersebut dengan
cangkir kepada bayinya.
Bila keadaan memungkinkan atau ibu mulai sembuh dianjurkan untuk menyusui kembali dan bila perlu dilakukan
proses relaktasi.
Ibu harus diyakinkan bahwa obat yang diberikan oleh dokter tidak membahayakan bila menyusui. Obat yang
diminum oleh ibu hanya sebagian kecil yang masuk ke dalam ASI (kurang dari 1%). Begitu pula sangat sedikit
laporan tentang efek samping obat yang diminum oleh ibu selama proses laktasi. Walaupun demikian beberapa
obat pernah dilaporkan memberikan efek samping, antara lain: obat psikiatri, obat anti kejang, beberapa
golongan antibiotika, sulfonamid, estrogen (pil anti hamil), dan golongan diuretika.
Bayi yang mengantuk, malas minum, kuning perlu dipikirkan pengaruh obat tertentu.
Segera konsultasi ke dokter untuk memastikan hal tersebut. apabila obat tersebut tidak dapat diganti dengan
jenis obat lain, maka untuk sementara dianjurkan memberikan susu formula kepada bayinya dan konsultasi ke
klinik laktasi rumah sakit terdekat.
Obat antipiretik (parasetamol, ibuprofen), antibiotika (ampisilin, cloxacilin, pebisilin, eritromisin) dapat dikonsumsi
selama ibu menyusui. Sedangkan obat anti tuberkulosa, obat cacing, antihistamin, antasida, hipertensi,
bronkodilator, kortikosteroid, obat diabetes, digoksin, dan beberapa suplemen nutrisi (yodium) bila memang
diperlukan dapat diberikan tetapi dengan pemantauan ketat dari dokter.
4. Faktor Bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi sakit, prematur, dan bayi dengan
kelainan bawaan.
Bila bayi terpisah dengan ibu untuk sementara waktu, ibu memerah ASInya dan diberikan kepada bayinya
dengan sendok atau cangkir. Sebaiknya tidak menggunakan dot karena akan mempersulit bayi bila kembali
menyusu (bingung puting). Untuk mengurangi kemungkinan ibu belum memahami tata laksana laktasi yang
benar, pada saat usia kehamilan lebih dari 32 minggu ibu perlu melakukan konsultasi ke klinik laktasi untuk
melakukan persiapan pemberian ASI eksklusif.
Ibu ingin melakukan relaktasi
Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui ingin memulai menyusui kembali.
Biasanya setelah tidak menyusu beberapa lama, produksi ASI akan berkurang, dan bayi akan malas menyusu
dari ibunya apalagi jika ia sudah diberikan minuman melalui botol. Untuk mengembalikan agar bayi dapat
menyusu dari ibu kembali, kita dapat menggunakan alat yang disebut ‘suplementer’.
Suplementer menyusui adalah alat yang digunakan sebagai suplemen kepada bayi saat bayi menyusu pada
payudara yang kurang memproduksi ASI. Jenis suplementer yang tersedia, antara lain cangkir dan slang plastik
atau breast feeding supplementer. Dengan menggunakan suplementer bayi tidak marah karena mendapatkan
susu dari selang dan payudara ibu akan terangsang kembali untuk memproduksi ASI.
Gambar 1. Menyusu dengan cangkir dan slang plastica
(sumber: Breastfeeding Counseling: A training course. WHO, UNICEF. 1993)
Kelainan ibu
Kelainan ibu yang sering dijumpai adalah puting lecet, puting datar, puting luka, payudara bengkak, mastitis dan
abses.
Payudara penuh, (1) terjadi beberapa hari setelah persalinan, yaitu saat ASI sudah mulai diproduksi, (2)
payudara terasa nyeri berat, keras, tapi ASI masih dapat mengalir keluar, (3) ibu tidak merasa demam. Yakinkan
ibu bahwa payudara penuh adalah suatu hal yang normal dan usahakan ibu menyusui sesering mungkin
sehingga payudara terasa lebih nyaman, rasa berat akan berkurang dan payudara menjadi lebih lunak.
Payudara bengkak (engorgement), (1) payudara tampak merah, mengkilat, dan sangat nyeri, (2) terjadi karena
bendungan pada pembuluh darah dan limfe, (3) sekresi ASI sudah mulai banyak, (4) ASI tidak dikeluarkan
sempurna. Payudara bengkak dapat dicegah dengan menyusukan bayi segera setelah lahir, menyusukan bayi
tanpa jadwal, dan jangan memberi minuman lain pada bayi. Lakukan masase dan keluarkan ASI.
Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah payudara bengkak? Segera menyusui setelah bayi lahir. Inisiasi
dini sangat membantu bayi/ibu dapat melakukan proses menyusui selanjutnya. Pastikan bayi melekat dengan
baik di payudara. Menganjurkan ibu untuk menyusui on demand (sesuka bayi). Bila bayi dapat menghisap
susuilah bayi sesering mungkin, jangan mengistirahatkan payudara. Namun bila bayi tak dapat menghisap,
bantu ibu untuk memerah ASI dan berikan ASI dengan cangkir.
Melakukan stimulasi refleks oksitosin sebelum menyusui atau memerah dengan cara kompres hangat pada
payudara atau mandi dengan air hangat, memijat ibu dengan lembut pada tengkuk dan punggung, mengurut
payudara dengan lembut, merangsang payudara dan putting, dan selalu mengusahakan ibu merasa rileks.
Setelah menyusui kompres payudara dengan air dingin, dan bangkitkan rasa percaya diri ibu, yakinkan bahwa
ibu segera dapat menyusui kembali, dan rasa nyeri akan berkurang.
Mastitis, memperlihatkan gejala klinis payudara nampak merah, bengkak keras, terasa panas dan nyeri sekali.
Dapat mengenai kedua atau hanya satu payudara. Penyebabnya antara lain puting lecet atau saluran ASI
tersumbat yang tidak ditatalaksana dengan baik. Mastitis dapat di tatalaksana dengan mengistirahatkan ibu, ASI
tetap harus dikeluarkan, berikan antibiotik dan kompres/minum obat pengurang rasa sakit
Abses, memperlihatkan gejala klinis berupa benjolan kemerahan, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
Pada benjolan teraba fluktuasi dan suhu tubuh meningkat. Bila dijumpai keadaan ini, ibu harus istirahat, ASI
tetap dikeluarkan, berikan antibiotik, insisi abses, dan kompres / minum obat pengurang rasa sakit
1. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan tunggal.
2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan utama.
3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.
Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu (1) volume ASI dapat berkurang
karena pengaruh hormon ibu hamil, (2) puting akan lecet, (3) ibu akan mengalami keletihan, (4) rasa ASI
berubah ke arah kolostrum, (5) terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil
Ibu bekerja
Ibu bekerja bukan merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang ingin kembali
bekerja diharapkan berkunjung ke Klinik Laktasi untuk menyiapkan cara memberikan ASI bila bayi harus
ditinggal. Langkah-langkah bila ibu ingin kembali bekerja :
1. Siapkan pengasuh bayi (nenek, kakek, anggota keluarga lain, baby sitter, pembantu) sebelum ibu
mulai bekerja kembali.
2. Berlatihlah memerah ASI sebelum ibu bekerja kembali. ASI yang diperah dapat dibekukan untuk
persediaan / tambahan apabila ibu mulai bekerja. ASI beku dapat disimpan antara 1-6 bulan, bergantung
dari jenis lemari es nya. Di dalam lemari es dua pintu ASI beku dapat disimpan lebih dari 3 bulan.
3. Latihlah pengasuh bayi untuk terampil memberikan ASI perah dengan cangkir.
4. Hindari pemakaian dot/empeng karena kemungkinan bayi akan menjadi “bingung puting”.
5. Susuilah bayi sebelum ibu berangkat bekerja, dan pada sore hari segera setelah ibu pulang, dan
diteruskan pada malam hari.
6. Selama di kantor, perah ASI setiap 3-4 jam dan disimpan di lemari es, diberi label tanggal dan jam
ASI diperah. ASI yang disimpan dalam lemari es pendingin dapat bertahan selama 2×24 jam. ASI perah ini
akan diberikan esok harinya selama ibu tidak di rumah. ASI yang diperah terdahulu diberikan lebih dahulu.
7. ASI yang disimpan di lemari es perlu dihangatkan sebelum diberikan kepada bayi dengan
merendamnya dalam air hangat. ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dikembalikan ke dalam lemari
es. Maka yang dihangatkan adalah sejumlah yang habis diminum bayi satu kali.
8. Apabila ASI yang diperah kemarin tidak mencukupi kebutuhan bayi sampai ibu kembali dari bekerja,
dapat digunakan ASI beku yang sudah disiapkan sebelumnya. ASI beku ini kalau akan diberikan harus
ditempatkan di lemari es pendingin supaya mencair dan harus digunakan dalam 24 jam.
Kesimpulan
Air susu ibu sebagai makanan bayi yang paling ideal dan tidak dapat digantikan oleh susu formula sudah tidak
perlu disangkal lagi. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan dapat diwujudkan dengan motivasi yang
kuat, pengetahuan dasar tentang menyusui, usaha yang terus menerus, dan dukungan fasilitas persalinan
“Sayang Bayi”. Pengetahuan dan keterampilan petugas yang terkait dalam keberhasilan manajemen menyusui
harus selalu ditingkatkan agar mereka dapat berperan aktif dalam mengatasi kendala yang mungkin timbul
selama proses menysusui.
Anda dapat bertanya seputar masalah kesehatan anak anda. Pertanyaan akan dijawab oleh Dokter
spesialis anak dalam waktu 2x24 jam pada hari kerja.
Nama
Kirim
Artikel Terpopuler
IMUNISASI
GROWTH CHART
Artikel Terbaru
MULTIDISCIPLINARY LEARNING PROGRAM
ARCHIVES
ARCHIVES
Gangguan Homeostasis pada Bayi dan Anak 2
BACA SELENGKAPNYA
Professional Resources
Rekomendasi
Guideline & Consensus
Growth Chart
Pediatric Drug Dose
Ethic
Format Rujukan
ICD
Publications
Buku Ajar
Buku IDAI
Paediatrica Indonesiana
Sari Pediatri
Buletin IDAI
International Journal Link
IDAI Store
Continuing Professional Development
CPD Online
Multidisciplinary Learning Program
Online Symposium
Case Illustration
Lecture Notes
Archives
About IDAI
Message from the President
IDAI Statement
IDAI Research Grant
History
Structure
By Laws
Distribution of IDAI Member
Directory of IDAI
Website Committee
Public Articles
Pengasuhan Anak
Keluhan Anak
Imunisasi
ASI
Ruang Bermain
Seputar Kesehatan Anak
Registry
Contact
Komite Website IDAI
Gedung IDAI, Jl. Dempo no. 13,
Matraman Dalam
DKI JAKARTA
Telepon : 021-3148610
Fax : 021-3913982
Email: komitewebsite@idai.or.id
Sitemap
Privacy Statement
Contact us
Copyright IDAI. 2012.
myzone
okezone.tv
photo
dahsyat
okegames
okefood
suar
News
International
Economy
Lifestyle
Celebrity
Music
Sports
Bola
Techno
Autos
Kampus
Travel
Index
Home
Lust & Love
Beauty
Family
Trend & Fashion
Ask Expert
Catwalk
Video
Index
Topic » Miss World 2013 Miss Indonesia more...
»
ASI Susah Keluar? Jangan Menyerah Moms!
Mom& Kiddie
Sabtu, 2 Oktober 2010 08:03 wib
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan bayi/anak. (Foto: gettyimages)
DIKARUNIAI bayi mungil yang tampan atau cantik merupakan kebahagiaan luar biasa
bagi Moms bukan? Namun sesaat setelah buah cinta lahir, bagaimana bila ASI Anda belum lancar
keluar? Alhasil pihak rumah sakit pun memberikan susu formula.
Tahukah Moms bahwa tindakan ini tidak sepenuhnya benar! Begitu pula dengan promosi berbagai
produk yang ‘mengelu-elukan’ bisa meningkatkan kecerdasan si kecil.
Hal ini ditolak dengan tegas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Seperti yang terjadi
pertengahan Agustus lalu, BPOM mengungkapkan pelanggaran terhadap cara mengiklankan produk
susu formula.
“Khususnya untuk produk susu formula lanjutan,” ujar Tati Amal, Direktur Penilai Keamanan Pangan
BPOM.
Tati menjelaskan bahwa pelanggaran tersebut banyak terjadi dalam konten iklan. Antara lain adalah
pemakaian bayi sebagai model iklan. Selanjutnya, produsen susu formula lanjutan kerap mengklaim
bahwa susu produksinya dapat meningkatkan kecerdasan, itu dianggap sebagai sebuah
pelanggaran.
“Bagaimanapun, ASI eksklusif tetap lebih baik daripada susu formula,” tegasnya.
“Ada susu formula untuk bayi di bawah enam bulan, dan susu formula lanjutan untuk bayi usia di atas
satu tahun,” paparnya.
Untuk susu formula bagi bayi di bawah enam bulan, sama sekali tak boleh diiklankan. Hal tersebut
dilakukan agar masyarakat lebih memilih memberi ASI daripada susu formula. Sedangkan untuk susu
formula lanjutan bebas untuk diiklankan.
Nah, agar Moms tak buru-buru memutuskan untuk memberi susu formula kepada si kecil akibat salah
kaprah mengenai ASI, dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA, Fasilitator Laktasi - Sentra Laktasi Indonesia
akan menjelaskan beberapa hal mengenai hal tersebut. Catat baik-baik, ya!
Belum keluarnya ASI pada hari pertama kelahiran adalah sesuatu yang normal. Hari-hari pertama
ditandai dengan keluarnya kolostrum dengan jumlah yang kecil tetapi sangat penting untuk antibodi
bayi. ASI resminya baru keluar dua hingga tiga hari sejak melahirkan. Bayi sendiri secara alami akan
tahan selama 72 jam sejak kelahirannya tanpa mengonsumsi apapun, termasuk ASI. Sayangnya, tak
sedikit Momsterlanjur pesimis karena ‘dihantui’ ketakutan bahwa ASI-nya tidak langsung keluar.
Padahal sebenarnya hal tersebut normal.
- Bila ASI belum keluar pada hari pertama kelahiran, perlukah diberi susu formula?
“Tidak! Karena belum keluarnya susu pada hari-hari pertama melahirkan bukan alasan yang tepat
untuk memberikan susu formula. Malah, pemberian botol pada hari pertama sejak lahir bisa
mengakibatkan bayi menjadi bingung puting, yang menyebabkan mengisap puting ibunya dengan
cara yang salah, dan ini menyebabkan lecet puting dan berbagai masalah menyusui lainnya,” urai
Karyanti.
Pertama, meskipun tidak ada ASI, payudara ibu tetap mengandung kolostrum, yang berisi
konsentrasi antibodi yang penting untuk bayi. Sekaligus membersihkan pencernaan bayi,
merangsang keluarnya kotoran pertama bayi.
Kedua, mekanisme isapan bayi pada payudara ibu akan membawa dua keuntungan yaitu
merangsang keluarnya ASI yang sesungguhnya dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi,
dan dapat merangsang rahim menciut karena isapan puting merangsang produksi hormon oksitosin.
Karena itu, sebisa mungkin susui bayi Anda pada hari-hari pertama melahirkan, secepatnya!
Bayi yang terlahir lewat operasi cesar, mungkin lebih banyak tidur dan terlihat lesu karena terkena
imbas obat anestesi operasi cesar, ketimbang bayi yang terlahir normal. Butuh waktu beberapa hari
bagi bayi agar serangan kantuk hilang. Untuk sementara bayi Anda yang masih lemah, masih sulit
mengisap ASI.
“Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sedini mungkin karena akan membantu rahim berkontraksi dan
kembali ke ukuran semula dengan lebih cepat. ASI mulai bisa diberikan sejak di ruang operasi begitu
proses kelahiran selesai, asalkan ada yang memegangi posisi bayi. Atau jika ASI mulai diberikan di
ruang pemulihan, posisi bayi bisa ditidurkan di atas bantal atau selimut agar lebih mudah saat
menghisap ASI. Anda juga harus berhati-hati karena efek pembiusan mungkin masih terasa.
Sebaiknya ada orang yang ikut membantu agar bayi dan Anda merasa nyaman,” ulas Karyanti.
Beberapa rumah sakit memberlakukan peraturan ibu dan bayi baru bisa bersama setelah 24 jam.
Namun tak perlu khawatir, peraturan ini bisa dilonggarkan karena sang dokter tentu menyadari
pentingnya bagiMoms bersama bayi Anda setelah kelahiran, dengan asumsi tidak ada masalah yang
ditemui.
Puting payudara bersifat lembut dan fleksibel, sehingga bayi harus membuka mulut dengan lebar
untuk melekat pada areola dan diperlukan usaha otot-otot mulutnya. Sebaliknya, puting buatan
biasanya keras dan tidak fleksibel, sehingga tidak membutuhkan usaha dari bayi untuk mengisap.
“Akibatnya, bayi baru lahir yang diberikan puting buatan akan menyusu dari payudara ibu
menggunakan mekanisme yang sama saat ia menyusu dari botol atau empeng, hal ini tentu saja tidak
cukup kuat untuk memerah ASI dari payudara. Akibatnya bayi akan frustasi dan menjadi rewel
menangis atau menolak untuk menyusu lagi,” imbuh Karyanti.
Moms harus segera mengatasi hal tersebut, karena bingung puting yang berlangsung terlalu lama
membuat bayi malas menyusu. Akhirnya, suplai ASI akan berkurang, bahkan tidak ada sama sekali.
Walaupun masalah ini sangat menantang tapi dapat diatasi dengan sesegera mungkin menyusui di
waktu-waktu anak biasa menyusu. Itulah langkah pertama yang harus dilakukan untuk memperbaiki
masalah bingung puting ini.
“Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu bekerja harus mulai membiasakan untuk memberi ASI
perahan dengan sendok, bukan botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar
bayi tidak bingung puting. Memang pada hari-hari pertama, bayi mungkin menolak, karena
mengalami cemas dan gelisah. Namun, jangan khawatir, tiga atau empat hari setelahnya bayi akan
terbiasa,” terang Karyanti.
Keunggulan dan manfaat ASI dapat dilihat dari beberapa aspek, berdasarkan Buku Panduan
Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI, 2001, antara lain:
1. Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
- Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi terutama diare.
- Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama
kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu
kolostrum harus diberikan pada bayi.
- Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
- Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
- ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-
enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
- ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
- Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang
sesuai untuk bayi, yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
Sedangkan pada susu sapi perbandingan Whey : Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah
diserap.
- Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI berfungsi sebagai
neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.
- Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah
DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk dari substansi pembentuknya, yaitu masing-
masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik
- Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak
diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran
pencernaan.
- Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di
saluran pencernaan.
- Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah
lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
- Sel darah putih pada ASI di dua minggu pertama berjumlah lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari
tiga macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue
(MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
- Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri
lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologik
- Rasa percaya diri untuk menyusui, bahwa Moms mampu menyusui dengan produksi ASI yang
mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi
ASI.
- Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan
ibu-bayi tersebut.
- Ikatan kasih sayang ibu dan bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti skin to skin
contact. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek Kecerdasan
- Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem
syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
- Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi
pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5
tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada
bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai
bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula dan peralatannya.
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan
sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi
(MAL).(ftr)
Berita Terkait : Kesehatan
Cara Jitu Tahan Keinginan Makan Cokelat
Ingin Tubuh Ramping? Makan Pelan-Pelan
Awas, Bakteri E Coli Intai Makanan Bayi
Minyak Ikan Bikin Penderita Leukemia Sembuh Total
Bagaimana Memilih Sikat Gigi Terbaik?
10 Pertanyaan Wajib Ditanyakan pada Dokter (II-Habis)
10 Pertanyaan Wajib Ditanyakan pada Dokter (I)
Perlukah Cek Tekanan Darah Secara Teratur?
Waspada Kanker Saat Pesta Barbeque
Selain ARV, Adakah Obat Alternatif Sembuhkan AIDS?
Beri komentar
BACA JUGA »
Kamis, 03 Oktober 2013 16:09 WIB
Kanal Utama :
Okezone •
News •
International •
Economy •
Lifestyle •
Celebrity •
Sports •
Bola •
Autos •
Techno •
Foto •
Video •
Index •
RSS
Portal :
okefood •
okeklasika •
myzone •
okezone.tv •
dahsyat •
photo •
suar •
okeinfo
Management :
About Us •
Redaksi •
Kotakpos •
Karier •
Info Iklan •
Disclaimer
© 2007 - 2013 okezone.com, All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1573 seconds [66]