Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Budaya Dosen
Pengampu: Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag, M.Hum.
Oleh :
1443 H/2020 M
A. Pendahuluan
Komunikasi selalu berperan dalam segala segi kehidupan manusia. Tidak ada
ilmu pengetahuan, pengalaman, sikap, nilai serta perilaku apalagi budaya manusia yang
dapat dilepaskan dari komunikasi. Pengetahuan serta kajian tentang manusia tidak akan
pernah lengkap apabila belum memahami aspek-aspek dalam komunikasi. Banyak dari
ilmuan yang mengkaitkan ilmu komunikasi dengan ilmu-ilmu yang dapat relevan dengan
kajian dibidangnya namun pada akhirnya kembali kepada disiplin ilmunya masing-
masing. Misalnya, Charles Cooley yang mendalami proses komunikasi untuk
menjelaskan organisasi sosial atau antropolog Edward Sapir yang mendalami komunikasi
untuk menjelaskan hubungan linguistik dengan antropologi. Makin banyak yang
menggali dan mengembangkan kajian terkait ilmu komunikasi dan lebih focus kepada
aspek-aspek komunikasi yanga ada.
Edward Twitchell Hall (16 Mei 1914 – 20 Juli 2009) adalah seorang antropolog
Amerika dan peneliti lintas budaya. Sejak tahun 1933-1937 Hall melakukan riset meneliti
penduduk asli Hopin dibagian barat laut Arizona. Hall berkenalan dengan tema
“prokesmik” ketika ditugaskan mengajar ketrampilan komunikasi antar budaya kepada
tenaga pelayan asing. Dalam semua pengajarannya ia memulai memperkenalkan konsep
awal yang kelak akan menjadi teori tentang proxemic, high and low context, personal
space, cultural dimensions, beyond culture, intercultural communication, dan iceberg
theory. Semua konsep Hall dapat ditelusuri melalui tiga karya utama yang ia tulis yakni
The Silent Language (1959) The Hidden Dimension (1966) dan Beyond Culture (1976).
Hall berpesan : “Belajar budaya sangat membantu kita memahami tingkat budaya dan
luasan budaya sehingga kita dapat mengontrol budaya kita sendiri”.
B. Pembahasan
Peran antropolog telah lama berpendapat bahwa pengetahuan tentang budaya itu
berharga bagi administrator, makin banyak orang dikalangan bisnis dan pemerintahan
yang mau menerima pendapat ini dengan sungguh-sungguh, mereka meminta para
antropolog untuk mendefinisikan budaya yang dapatt mereka pahami dan mereka jadikan
landasan untuk bertindak.
Bila orang awam berpikir tentang budaya, biasanya ia berpikir tentang 1). Cara
orang-orang berpakaian, 2). Kepercayaan yang merea miliki, dan 3) kebiasaan-kebiasaan
yang mereka praktekkan, tanpa menggunakan definisi yang komprehensif, kita dapat
mengakui bahwa ketiga hal tersebut merupakan aspek-aspek budaya, tapi definisi
tersebut belum menyeluruh, baik dilihat dari sudut teori ataupun dari sudut praktek.
Budaya mempengaruhi komunikasi dalam banyak hal, budayalah yang
menentukan waktu dan jadwal peristiwa-peristiwa antarpersona, tempat-tempat untuk
membicarakan topik-topik tertentu, jarak fisik yang memisahkan antara seseorang
pembicara dengan orang lainnya, nada suara yang sesuai untuk pembicaraan tertentu.
Budaya dalam hal ini, melukiskan kadar dan tipe kontak fisik yang dituntut oleh adat
kebiasaan, dan intensitas emosi yang menyertainya.
I. Setelan Bahasa
Orang-orang amerika sering dituduh tidak cakap dalam bahasa, atau sekuranh-
kurangnya tidak tertarik mempelajari bahasa-bahasa asing. Ada sedikit bukti bahwa
suatu bangsa secara inheren lebih berbakat dalam bahasa daripada bangsa lainnya,
karena adanya kesempatan dan insentif untuk belajar.Kita tidak boleh meremehkan
kerusakan yang diakibatkan oleh kekurangmampuan kita dalam berbahasa, seperti
kerusakan hubungan dengan relasi-relasi kita seluruh dunia. Memang, bila anda tidak
dapat berbicara bahasa seseorang sangat sulit bagi anda untuk berkomunikasi
dengannya.
Meskipun bahasa-bahasa dapat dipelajari, toh kesalahan-kesalahan yang
diuraikan dalam artikel ini dapat terjadi. Perbendaharaan kata, tata bahasa, dan
fasilitas verbal tidaklah memadai. Kecuali bila orang memahami isyarat-isyarat halus
yang implis dalam bahasa, nada suara, gerak-gerik, dan eskpresi, ia tidak hanya akan
menafsirkan secara salah apa yang dikatakan padanya, iapun mungkin akan
menyinggung perasaan orang lain tanpa mengetahui bagaimana atau mengapa hal itu
bisa terjadi.
II. Apakah mereka memaksudkan apa yang mereka katakana?
Tidak dapatkah anda mempercayai apa yang seseorang katakan? Kita semua
mengakui bahwa orang itu jujur. Apa yang sering tidak kita ketahui adalah bahwa
pertanyaan ini menyangkut pengaruh-pengaruh budaya yang tidak berkaitan
dengan kejujuran atau keandalan individu.
Di Anerika serikat kita mementingkan pernyataan langsung. Orang Amerika
yang “baik” diharapkan mengatakan apa yang ia maksudkan dan memaksudkan
apa yang ia katakan. Bila mengenai hal-hal penting kita menemukan orang yang
berbicara berputar-putar dan mengelak-mengelak, kita akan cenderung
menganggapnya sebagai orang yang tak dapat diandalkan atau bahkan tidak jujur.
Dalam beberapa budaya lain, kata-kata dan makna kata-kata tersebut tidak
mempunyai hubungan langsung. Orang-orang mungkin lebih memperhatikan
konteks emosional situasi daripada memperhatikan makna kata-kata tertentu. Ini
memungkinkan mereka memberikan jawaban yang sesuai dan menyenangkan atas
suatu pertanyaan, karena jawaban yang harfiah dan faktual bisa menyinggung
perasaan atau mempermalukan. Situasi semacam ini tidaklah asing dalam budaya
Amerika.
1
Khoiruddin Muchtar, Iwan Koswara dkk, Komunikasi Antar Budaya Dalam Perspektif Antropologi,
Jurnal Manajemen Komunikasi, 2016. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2020
2
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Bandung 2005), hal.46.
3
Alo Liliweri, Konfigurasi Dasar Teori-teori Komunikasi Antarbudaya, (Bandung: Nusa Media, 2016)
hal.105.
lain, kita tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan tempat. Di India anda anda
tidak selayaknya bicara bisnis ketika sedang mengunjungi rumah seseorang. Bila
anda melakukannya, anda akan kehilangan kesempatan untuk mengadakan
hubungan bisnis yang memuaskan.4
Horizontal
Public Space
Social Space
Personal Space
Intimate Space
Sebuah bagan yang menggambarkan jarak interpersonal manusia. Edward T. Hall menunjukan
radius dalam kaki dan meter. (Sumber gambar Google: Wikipedia)
C. Kesimpulan
Budaya mempengaruhi komunikasi dalam banyak hal, budayalah yang
menentukan waktu dan jadwal peristiwa-peristiwa antarpersona, tempat-tempat untuk
membicarakan topik-topik tertentu, jarak fisik yang memisahkan antara seseorang
pembicara dengan orang lainnya, nada suara yang sesuai untuk pembicaraan tertentu.
Dalam menyampaikan kata-kata orang-orang mungkin lebih memperhatikan konteks
emosional situasi daripada memperhatikan makna kata-kata tertentu. Manusia
berkomunikasi tidak dengan kata-kata saja melainkan dengan nada suaranya, ekspresi
wajahnya, gerak-geriknya, semua itu mengandung makna yang perlu diperhitungkan.
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan
metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik. Hall menggambarkan jarak
interpersonal manusia (jarak relatif antar manusia) dalam empat zona berbeda: 1) ruang
intim, 2) ruang personal, 3) ruang sosial, dan 4) ruang publik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi intensitas komunikasi adalah tingkat status sosial. Orang tidak perlu
menghabiskan hidupnya untuk mempelajari budaya, karena tidak ada satupun budaya
yang statis. Untuk bekerja sama dengan orang orang kita tidak perlu melakukan
konformitas (keseragaman).