Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu proses interpersonal yang
meningkatkan dan meempertahankan prilaku klien yang berkontribusi dan
fungsi integratif. Klien dapat sebagai individu, keluarga, kelompok,
organisasi atau komunitas. Keperawatan kesehatan jiwa sebagai bidang
spesialisasi praktik keperawatan yang komit untuk meningkatkan kesehatan
jiwa melalui pengkajian diagnosis, dan tritmen respons manusia terhada
masalah kesehatn jiwan dan gangguan kesehatan jiwa dengan menggunakan
diri sendiri sebagai kiatnya dan teori keperawatan,psikososial dan neurologis
serta bukti riset sebagia ilmunya (Elsevier 2013).

Defisit perawatan diri merupakan kelemahan kemampuan untuk melakukan


atau melengkapi aktifitas kebersihan diri, kurangnya perawatan diri pada
pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun
secara mandiri (UI workshop Keperawatan jiwa 2014).

Menurut WHO (2013),prevelensi masalah kesehatan saat ini cukup tinggi


25% dari penduduk dunia pernah menderita masala kesehatn jiwa.1 %
diantaranya adalah gangguan jiwa berat, potensi seseorang mudah terserang
gangguan jiwa memang tinggi,setiap saat 450 juta orang diseluruh dunia
terkena dampak permasalahan jiwa,saraf maupun prilaku. Berdasarkan hasil
penelitian dirumah sakit jiwa Provinsi Sumatra Utara Medan.Dari 39 klien
yang rawat inap , 36 klien diantaranya mengalami defisit perawatan diri
(risekesdes 2013).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawan jiwa pada Tn. K
dengan defisit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan Defisit
Perawatan Diri mahasiswa/i diharapkan mampu :
1. Mahasiswa mampu mengetahui defenisi, penyebab, tanda dan gejala,
rentang respondan penatalaksanaan pada klien defisit perawatan diri.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, analisa data pada Tn. K
dengan defisitt perawatan diri.
3. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn. K
dengan defisit perawatan diri.

1
4. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada Tn. K
dengan defisit perawatan diri.
5. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. K
dengan defisit perawatan diri.
6. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada Tn.
K dengan defisit perawatan diri
7. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada Tn. K
dengan defisit perawatan diri.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Teoritis Medis
2.1.1 Defenisi
Defisit perawat diri adalah ketidakmampuan melakukan aktivitas
perawatan diri seperti (mandi,berhias,makan,BAB atau BAK )dilakukan
secara mandiri ( Keliat B.A.dkk.2014)

Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada klien
gangguan jiwa. Klien gangguan jiwa gangguan jiwa kronis sering
mengalami kettidak pedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan
gejala prilaku negatif dan menyebabkan klien dikucilkan baik dalam
keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik 2015 )

2.1.2 Etiologi
Menurut ridhayalla (2015) penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran,menurut depkes terdapat
penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor perdisposisi
a. Perkembangan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realistis turun klien dengan kemampuan realistas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
dilingkungannya.situasi lingkungan mempengarui latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Fakor presifitasi
Yang merupakan faktor presifitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi,kerusakan kognisi atau
perceptual,cemas,lelah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Mennurut ridhayalla (2015) faktor faktor yang mempengaruhi
personal hygniene adalah :
a. Bodi Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersian dirinya.

3
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka
kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygniene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alatt dan bahan seperti
sabun,pasta gigi,sikat gigi,sampo,alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan misalnya
pada pasien penderita diabetes militus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
dibolehkan mandi
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun,sampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu kemampuan utuk merawat diri berkurang
dan peru bantuan untuk meakukannya.

2.1.3 Manefestasi klinis


Menurut ( Keliat B.A.dkk.2014)t tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah :
1. Subyektif
a. Menyatakan tidak ada keingin mandi secara teratur
b. Perawatan diri harus dimotivasi
c. Menyatakan Bab/bak disembarangan tempat
d. Menyatakan tidak mampu menggunakan alat bantu
makan
2. Obyektif
a. Tidak mampu membersihkan badan
b. Penampilan tidak rapi,pakian kotor,tidak mampu
berpakaian secara benar
c. Tidak mampu melaksanakan kebersihan yang sesuai
setelah melakukan toileting
Makan hanya beberapa suap darri piring/porsi tidak
habis
2.1.4 penatalaksanaan medis
penatalaksanaan menurut Herman (Ade,2011) adalah sebagai
berikut :

4
1. meningkatkan kesadaran kepercayaan diri
2. membimbing dan menolong klien merawat diri
3. ciptakan lingkungan yang mendukung
2.2 konsep dasar keperawatan
2.2.1 pengertian
Defisit perawatan diri adalah hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal(pikiran) dan rangsangan
ekternal (dunia luar).klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek tau rangsangan nyata (Farida
dan yudi,2010).

2.2.2 pohon masalah

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi


Pendengaran Defisit perawatan diri

Isolasi sosial : Menarik diri

Harga diri rendah kronis

Koping individu inefektif

2.2.3 penatalaksanaan keperawatan


1. pengkajian
kurang perawatan diri pada klien dengan ganngguan jiwa terjadi
akibat ada perubahan prose pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri makan secara mandi,berhias diri secara mandiri
dan eliminasi (buang air besar/buang air kecil) secara mandiri.
Untuk mengggetahui apakah pasien mengalami masalah defisit
perawatan maka tanda dan gejala dapat diperole melalui obsevasi
pada klien yaitu:
a. gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor,gigi
kotor,kulit berdaki dan bau kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut
acak-acakan pakaian kotor dan tidak rapi,pakaian tidak seuai
pada pasien laki-laki tidak bercukur,pada pasien wanita tidak
berdandan

5
c. Ketidakmampuan secara makan mandiri ,ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri,makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya
d. Ketidakmampuan defekasi/berkemih secara mandiri ditandai
denfgan defekasi/berkemih tidak pada tempatnya,tidak
membersihkan diri dengan baik setelah defekasi/berkemih
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data yang ditetapkan diagnosis keperawatan
DEFISIT PERAWATAN DIRI
3. Intervensi keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan tindakan :
1. Pasien mampu melakukan untuk kebersihan secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. .pasien mampu melakukan defekasi/berkemih secara mandiri.
b. Tindakan keperawatan
1. Melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan
2. Melatih pasien berdandan/berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
4. Melatih pasien defekasi/berkemih secara mandiri

6
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 IDENTITAS KLIEN
Inisia :Tn.K
Umur : 20 tahun
Agama : islam
Pendidikan :SMA
Suku : jawa
No.RekamMedik :234578
Tanggal masuk rs : 02 Desember 2018
Tanggal pengkajian : 24 desember 2018
SumberData : Rekam Medik

3.2 PENGKAJIAN KEPERAWATAN


3.2.1 IdentitasKlien
Perawat melakukan pengkajian pada tanggal 24 desember 2018, di dapat
kan pada Tn.kumur 20 tahun agama islam ,berjenis kelamin laki-
laki,belum menikah suku jawa pendidikan SMA.saat ini klien sedang
dirawat di ruanganbukitbarisan RSJ Medan sejak tanggal 02 Desember
2018. Sumber data ini di dapat dari Rekam Medik klien di ruangan Bukit
sendiri.
3.2.2 AlasanMasuk
Sebelumnya klien mengolesi badanya dengan fases saat BAB dan saat ini
klien tidak melakukannya lagi .klien juga mendengar suara-suara ,jalan
mondar mandir,mulut masih komat kamit dan tertawa sendiri mengganggu
masyarakat dan tidak bisa tidur disertai malas mandi dan gosok gigi kuku
panjang bau serta BAK sembarangan
,
3.2.3 FaktorPredisposisi
klien mengalami gangguan jiwa pada tahun 2018 dan sebelumnya klien
tidak pernah mengalami gangguan jiwa keadaan tersebut dialami ketidak
tercapainya cita-cita klien menjadi TNI (Tentara nasional Indonesia)
sehingga merasa dirinya tidak berguna dan mengurung diri serta tidak
pedulian perawatan diri serta tidak peduli perawatan diri mandi ,keramas
gosok gigi dan penampilan acak-acakan.

7
MasalahKeperawatan :Koping Individu.efektif
3.3 FISIK
a. Tanda Vital
TD :110/80
N :80%
S :36,8 C
P :20%
b. Klientidakmemilikikeluhan

3.4 PSIKOSOSIAL
a.Genogram

Berdasarkan genoram diatas dapat dilihat bahwa klien merupakan keempat


dari bersaudara klien tinggal serumah dengan orang tua dan salah satunya
saudaranya tidak ada dari riewayat keluaga yang mengalami masalah
gangguan jiwa. Masalah keperawatan tidak ada masalh genitik jiwa darai
generasi.
b. KonsepDiri
1. Gambaran diri : klien menerima dirinya karena merasa tubuhnya sempurna
2. Identitas klien: klien adalah laki-laki
3. Peran : sebagian anak yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua
4. Ideal diri :klien berharap cepat sembuh dan pulang kerumah sehingga
dapat berkumpul kembali bersama keluarga
5. Harga diri :klien meras malu tidak berani ,tidak percara diri tidak berguna
dan lingkungan tempat tinggalnya semenjak berhasil meraih cita-citanya

8
Masalahkeperawatan : Harga diri rendah
c. HubunganSosial
a) Orang yang berarti : orang tuaklien
b) Peransertadalamkegiatanmasyarakatkarenaklienmengalamigangguanjiwab
egitupula di RS Jiwa
c) Hubungan dalam berhubungan dengan orang lain :sebelum masuk rs jiwa,
klien tidak aktif bersosialisasi dan merasa di kucilkan oleh orang setelah
mengalami gangguan jiwa.seorang klien sudah mampu memilih teman
namun sering menyendiri
Masalahkeperawatan : Isolasisocial :Menarikdiri

d. Spiritual
1 Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam dan klien menyakini adanya
Tuhan Yang Maha Esa
2 Kegiatanibadah : Selama klien di rawat di Rsjiwa klien jarang
ibadah

Masalahkeperawatan : Tidakada
e. Status Mental
1 Penampilan
Penjelasan :klien berpenampilan tidak rapi, kotor dan rambut acak acakan
Masalahkeperawatan :Defisit Perawatan Diri
2 Pembicaraan
Penjelasan :Klien masih mampu menjawab pertanyaan perawat dengan
Lambat namun dapat dipahami
Masalahkeperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan
3 AktivitasMotorik
Penjelasan :Klien terlihat lesu dan tidak bergairah
Masalah keperawatan :Tidak Ada
4 Suasana perasaan
Penjelasan :klien sedih karena ditinggal di rumahsakit, terlebih keluarga
Jarang datang menjumpai
Masalah keperawatan :HargaDiriRendah

9
5 Afek
Penjelasan :Klien sedih semenjak gagal meraih cita-citanya
Masalah keperawatan :HargaDiriRendah
6 Interaksi selama wawancara
Penjelasan :Klien kurang kooperatif, jika berbicara klien kadang-kadang
Memalingkan wajah ,kurang kontak mata pada bicara, mudah
tersinggung
Masalahkeperawatan :Isolasi social
7 Persepsi
Penjelasan :klien mengatakan bahwa ada suara-suara yang menyuruh
Untuk mengolesi badannya dengan fesesnya saat BAB
Masalah keperawatan :Gangguan persepsisensori :halusinasi pendengaran
8 Proses pikir
Penjelasan :klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan baik .
Masalah keperawatan :tidak ada masalah keperawatan
9 Isi pikir
Penjelasan :klien dapat mengontrolisi pikirannya,klien tidak mengalami
Gangguan isi piker dan tidaka da waham
Masalahkeperawatan :Tidak Ada
10 Tingkat kesadaran
Penjelasan :klien tidak mengalami gangguan orientasi, mengenali
waktu,orang dan tempat
Masalah keperawatan :Tidak Ada
11 Memori
Penjelasan :klien mampu menceritakan masalah kejadian di masa laludan
Yang baru terjadi
Masalah keperawat :Tidakada
12 Tingkat konsentrasi berhitung
Penjelasan :klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan sederhana
Tanpa bantuan orang lain
Masalah keperawatan :Tidak Ada
13 Kemampuan penilaian

10
Penjelasan :klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk
Masalah keperawatan :Tidak ada
14 Daya tolakdiri
Penjelasan :klien tidak mengingkari penyakit yang diderita,klien
Mengetahui bahwa dia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit
jiwa.
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
f. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
klien mengalami mekanis mekoping maladaptive yang klien jarang berbica
dengan orang lain dan lebih suka menyendiri
g. Pengetahuan KurangTentangGangguanJiwa
Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang dialaminya dan obat yang
dikonsumsinya
h. AspekMedik
Diagnosis Medis: SkizoferniaPerinoid
Therapy Medis :
1 Haloperidol 5 mg (2x1)
2 Ttryhexipenidil 2 mg (2x1)
3 Chlorpromazine 100 mg ( 2x1)
3.5 ANALISA DATAS
N ANALISA DATA MASALAH
O
1 DS: Perubahan
Klien mengatakan mendengar suara-suara persepsisensori :
yang mengatakan“ kamu tidakakan sembuh, Halusinasi Pendengaran
tidak perlu mandi buang air besarlah dan
oleskan pada bagian tubuhmu”. Klien
mendengar suara itu pada saat :pagi,siang dan
malam hari suara itu muncul sekitar 3 sampai
5 kali dalam sehari selama 5 menit. Suara itu
muncul pada saat klien sedang sendiri,setelah
mendengar suara itu klien marah-marah dan
mencelakai diri sendiri.

11
DO :Klien terlihat pendiam,mulut
komatkamit,mondar-mandir, tertawa sendiri

Kamis 1.Data S:
03/01/20 - Tanda dan Senang
19 gejalah : O:
klien masih Klientampakrapinamunmasihbau,
bau dan rambutmasihacak-acakan,
penampilan cucitangansebelumdansesudahmakan,makanmas
acak acakan ihberjatuhan BAK/BAB di toilet
- Kemampuan A :
: pasien Deficit PerawatanDiri (+)
tidak P:
mampu 1. Latihancaramandi :
11.00 melakukan - Mandi 1x1 hari
WIB perawatan - Keramas 1x2 hari
diri - Menggosokgigi 2x1/hari
mandi,berhi 2. Latihancaraberhias
as,makan - Berpakainrapi 1x1/hari
/minum dan - Menyisirrambut 2x1/hari
BAB/BAK
5. Diagnose
keperawatan
: deficit
perawatan
diri
6. Tindakan
keperawatan
berhias :
potong
rambut
5. DS : Defisit Perawatan Diri

12
Klien malas
mandi,tidak ingin
pangkas
rambut,tidak gosok
gigi dan potong
kuku

DO :
Klien nampak tidak
rapi, bau, badan
agak kotor ,kuku
panjang dan kotor

3.6 POHON MASALAH

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Pendengaran Defisit perawatan diri

Isolasi sosial : Menarik diri

Harga diri rendah kronis

Koping individu inefektif

3.7 DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


a) Defisit perawatan diri
b) Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaram
c) Isolasi sosial : Menarik diri
d) Harga diri rendah
e) Koping individu inefektif

3.8 PRIORITAS MASALAH


a. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
b. Defisit perawatan diri

2. DS : Koping Individu Inefektif


Klien sudah mengalami gangguan jiwa sejak
tahun 2018, dan baru pertama kali masuk RS
Jiwa.Karena tidak tercapainya cita–cita klien

13
menjadi seorang prajurit TNI sehingga
merasa dirinya tidak berguna dan mengurung
diri
DO :
Klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun
2018 dan baru pertama kali masuk RS Jiwa
3. DS : Isolasi Sosial
Klien mengalami gangguan jiwa karena tidak
tercapainya cita-cita klien menjadi seorang
prajurit TNI sehingga merasa dirinya tidak
berguna dan mengurung diri
DO :
Klien suka menyendiri dan lebih memilih
tidur
4. DS : Harga Diri Rendah
Klien mangalami gangguan jiwa karena tidak
tercapainya cita-cita klien menjadi seorang
prajurit TNI sehingga merasa dirinya tidak
berguna dan mengurung diri
DO :
Klien suka menyendiri dan lebih memilih
tidur

3.9 INTERVENSI KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA INTERVENSI
. KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri SP 1 :
Melatih cara perawatan diri : Mandi
SP 2 :
Melatih cara perawatan diri : Berhias
SP 3 :
Melatih cara perawatan diri : Makan/minum
SP 4 :
Melatih cara perawatan diri : BAB/BAK
2. Perubahan persepsi SP 1 :
sensori : Halusinasi  Mengidentifikasi isi,frekuensi,waktu
pendengaran terjadi,situasi pencetus,perasaan dan
respon halusinasi
 Mengontrol halusinasi dengan
menghardik
SP 2:
Mengontrol halusinasi dengan cara minum obat
dengan teratur
SP 3 :
Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain

14
SP 4 :
Mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan terjadwal

3.10 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari/Tgl Implementasi Evaluasi
Jumat 1. Data : S:
21/12/2018  Tanda dan gejala : Senang
Klien malas mandi, keramas O:
dan gosok gigi, kuku panjang Klien tampak senang,
dan kotor, bau, pipis klien mampu
sembarangan serta menyebutkan perawatan
penampilan acak-acakan diri : mandi seperti
 Kemampuan : mandi menggunakan
Pasien mampu sabun
membersihkan tempat tidur A:
2. Diagnosa Keperawatan Defisit perawatan diri (+)
Defisit Perawatan Diri P:
3. Tindakan keperawatan : Latihan cara mandi :
Sp 1 Melatih cara perawatan diri :  Mandi 2x1/hari
mandi  Keramas 1x2/hari
Melatih klien cara :  Menggosok gigi
15.20 WIB  Mandi menggunakan air 2x1/hari
bersih dan sabun mandi
 Mencuci rambut/keramas
dengan menggunakan
shampoo
 Mengosok gigi dengam
menggunakan sikat gigi dan
odol
4. RTL :
Sp 2 Defisit perawatan diri
Melatih cara perawatan diri :
Berhias
Senin 1. Data : S:
24/12/2018  Tanda dan gejala : Senang
Klien masih malas mandi, O:
keramas dan gosok gigi, kuku  Klien masih tampak
panjang dan kotor, bau, pipis kotor dan bau
sembarangan serta penampilan  Klien memotong
acak-acakan kukunya
 Kemampuan : A:
Pasien sudah mampu Defisit Perawatan Diri
melakukan perawatan diri : (+)
mandi dan gosok gigi namun P:
masih 1 kali dalam sehari a. Latihan cara mandi
2. Diagnosa keperawatan  Mandi 2x1/hari
10.30 WIB  Keramas 1x2/hari

15
Defisit Perawatan Diri  Menggosok gigi
3. Tindakan keperawatan : 2x1/hari
Sp 2 Melatih cara perawatan diri b. Latihan cara
: Berhias berhias :
Melatih klien cara :  Berpakaian rapi
 Berpakaian rapi 3x1/hari
 Menyisir rambur  Menyisir rambut
 Memotomg kuku 3x1/hari
 Menyarankan klien  Memotong kuku
untuk pangkas/potong 1x/minggu
rambut  Pangkas/potong
4. RTL : rambut1x2/bulan
Sp 3 Defisit Perawatan Diri :
Melatih cara perawatan diri :
Makan /minum
Jumat 1. Data : S:
28/12/2018  Tanda dan gejala : Senang
Klien masih bau, pipis O:
sembarangan serta penampilan Klien tampak rapid an
acak-acakan masih bau, rambut masih
 Kemampuan : acak-acakan, cuci tangan
Pasiem sudah mampu sebelum dan sesudah
melakukan perawatan diri : makan, makan masih
mandi, berhias, makan/minum berjatuhan
2. Diagnosa keperawatan : A:
Defisit perawatan diri Defisit perawatan diri (+)
3. Tindakan keperawatan : P:
Sp 4 Melatih cara perawatan diri 1. Latihan cara mandi
: BAB/BAK  Mandi 1x1/hari
 BAB/BAK di toilet  Keramas 1x2/hari
 Setelah BAB/BAK : siram  Menggosok gigi
dengan air dan cuci tangan 2x1/hari
menggunakan sabun 2. Latihan cara berhias
4. RTL :  Berpakain rapi
Follow up dan evaluasi SP 1-4 1x1/hari
Defisit perawatan diri  Menyisir rambut
2x1/hari
3. Latihan cuci tangan
sebelum dan sesudah
makan 4x/hari
4. Latihan makan secara
perlahan dan bersih
tidak berjatuhan
2x1/hari
5. Latihan minum secara
perlahan dan tida k
tumpah 2x/hari
6. Latihan BAB/BAK di

16
toilet dan menyiram
dengan air dan cuci
tangan menggunakan
sabun 3x/hari

BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan kepada Tn.K dengan defisit


perawatan diri di ruang mawar sari mutara provsu medan, maka pada BAB 5
ini kelompok akan membahas kesenjangan antara teoritis dengan tinjauan
kasus.pembahasan dimulai tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4.1 Tahap pengkajian
selama pengkajian dilakukan pengumpulan data dari beberapa sumber,
yaitu dari pasien dan tenaga kesehatan di ruangan. Kelompok
mendapatkan sedikit kesulitan dalam pengumpulan data karena keluarga
klien jarang mengunjungi pasien di rumah sakit jiwa. Maka kelompok
melakukan pendekatan kepada pasien melalui komunikasi teraupetik yang
lebih terbuka membantu pasien untuk memecahkan perasaannya dan juga
melakukan observasi kepada pasien.

17
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan kelompok melakukan
pendekatan kepada klien dan membina hubungan saling percaya kepada
klien. Komunikasi yang baik kepada klien sangat penting dalam
keberhasilan saat melakukan pengkajian terhadap klien halusinasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husna R.A (2009).
Bahwa ada hubungan yang disignifikan antara komunikasi traupetik
dengan kepuasan klien dalam melakukan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Dengan melakukan komunikasi teraupetikdengan klien gangguan
persepsi sensori ; halusinasi, dapat mempengaruhi keberhasilan dlam
melakukan pengkajian data.

Setelah terjalin hubungan saling percaya antara klien dengan


kelompok.kelompok melakukan pengumpulan data dengancara wawancara
langsung dengan klien.saat proses pengkajian dilakukan. Klien kelihatan
kurang kooperatif. Hsl ini sangat berpengaruh dengan proses pengumpulan
data. Klien kurang kooperatif karena klien takut dengan suara-suara yang
dia dengarkan.

Kelompok juga mrlakukan pengumpulan data berdasarkan medical record


klien di RSJ medan berdasakan (Keliat 2015) menunjukan
menefestasiklinis halusinasi merupakan tertawa sendiri ,marah-marah
tanpa sebab memalingkan seperti mendengar menutup telinga,menunjuk-
nunjuk kearah tertentu. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas sedangkan
dalam pengkajian data di atas tidak didapat semua.

4.2 Tahap diagnosa keperawatan


Setelah dilakukan pengkajian kelompok menyusun diagnosa keperawatan
berdasarkan data dari hasil pengkajian menurut American nursing
association bahwa diagnosa keperawatan adalah respon indiviu terhadap
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangakan masalah
potensial adalah masalah yang timbul kemudian hari berdasarkan tinjauan
teoritis menunjukan bahwa diagnosa keperawatan terdiri dari gangguan
persepsi sensori halusinasi dan defisit perawatan diri, sedangkan dalam
tinjauan kasus kelompok mendapatkan beberapa diagnosa keperawatan
yang muncul yaitu:

a. Perubahan perseps sensori: halusinasi pendengaran


b. Defisit perawatan diri
c. Regiment teraupetik inefektif
d. Harga diri rendah
e. Isolasi social: menarik diri
f. Resiko prilaku kekerasan

18
berdasarkan data di atas menunjukan bahwa ada 4 diagnosa keperawatan
yang tidak terdapat pada diagnosa keperawatan secara teoritis yaitu
regiment teraupetik inefektif hargadiri rendah isolasi social menarik diri
dan resiko prilakuk kekerasan.perbedaan teori ini disebabkan oleh
gangguan yang sudah dialami oleh klien dan memilih koping yang
maladaptif yaitu menghindari masalah yang menyebabkan muncul
diagnosa-diagnosakeperawatn lain.

4.3 Tahap perencanaan


Perancanaan dalam proses keperawatan lebih dikenal dngan rencana
asuhan keperawatan yang merupakan tahap selanjutnya setelah pengkajian
dan menentukan diagnosa keperawatan pada tahap perencananaan
kelompok hanya menyusun rencana sesuai dengan pohon masalah,Yaitu :
halusinasi pendengaran dan defisit perawatan diri keberhasilan rencana
asuhan keperawatan sangat dipengaruhhi oleh beberapa fakto yaitu klien
keluarga dan perawat. hal ini yang membuat kelompok sangat berpengaruh
dalam proses penyumbahan pasien

Pada tahap ini antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan sehingga kelompok dapat melaksanakan tindakan seoptimal
didukung dengan tersedianya sarana ruangan perawat yang baik dan
adanya bimbingan dan petunjuk dari petugas kesehatan dari rumah sakit
jiwa yang diberikan kelompok.

Secara teoritis digunakan cara strategi penemuan sesuai dengan diagnosa


keperawaatan yang muncul saat mengkaji adapuun upaya yg dilakukan
kelompokyaitu:
Defisit perawatan diri:
a. Mengidentifikasi penyabab ketidakmampuan merawat diri
b. Melatih klien melakukan perawatan diri dengan mandi
c. Melatih klien melakukan perawatan diri dengan berhias
d. Melatih klien melakukan perawatan diri dengan makan dan minum
e. Melatih klien melakukan perawatan diri dengan BAB/BAK

4.4 Tahap implementasi


Pada setiap diagnosa keperawatan, tahap implementasi baik antara tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan. Implementasi
merupakan perwujudan dari perencanaan yang merupakan serangkaian
tindakan, di sini perawat menjelaskan rencana tindakan untuk

19
mendiagnosa keperawatan defisit perawatan diri. Dari setiap diagnosa
keperawatan impelementasi yang di lakukan sebagai berikut, melatih cara
merawat diri mandi, melatih cara merawat diri dengan berhias, melatih
cara merawat diri dengan makan dan minum, melatih cara merawat diri
dengan BAB/BAK.

Pada tahap implementasi kelompok tidak menyelesaikan semua sesuai


dengan tindakan yang sudah di rencanakan dengan hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya : keluarga tidak mengunjungi klien. Klien
masih mau menyendiri dan memiliki efek datar.

4..5 Tahap evaluasi

Tahap penialain atau evaluasi adalah perbandingan yaitu sistematik dan


terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainya.

Tahap evaluasi merupakan tahap ahir dari rangkaian proses keperawatan


yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain sesuai dengan rencana
ttindakan yang telah diberikan dilakukan penilain untuk melihat
keberhasilan bila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai semua tindakan keperatan mungkin tidak dapat dilaksanakan
dalam satu kali kunjungan . untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Penilian keperawatan merupakan kegiatan melaksanakan rencana tindakan


yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil. penilaian keperawatan adalah
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dilakukan memenuhi kebutuhan klien. penilaian adalah
tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai evaluasi berkaitan dengan
tujuan apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai maka perlu
dicari penyebabnya hal tersebut terjadi karna beberapa faktor :
a. Tujuan tidak realistis
b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
c. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat di atasi

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara oprasional dengan sumatif


(dilakukan selama proses asuhan keperawatan ) dan fomatif ( dengan
proses evaluasi akhir).

20
Pada tinjauan teoritis evaluasi diharapkan adalah
a. Klien mempercayai sebagai terapis
b. Klien menganal halusinasi frekensi waktu terjadi factor pencetus
perasaan klien dan respon klien saat mendengar suara suara
c. Klien dapat mengontrol halusinasi
d. Klien sudah mengontrol halusinasi
e. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas maka penulisan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian dilakukan secara langsung pada klien dan juga dengan
menjadikan status klien informasi sebagai sumber informasi yang
dapat mendukung data-data pengkajian. Sebagai sumber
pengkajian ,perawat menggunakan komunikasi teraupetik serta
membina hubungan saling percaya antara perawat klien pada kasus
Tn.K diperoleh bahwa klien mengalami gejala-gejala defisit
perawatan diri,klien tampak tidak rapi kotor bau.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn.K Defisit
perawatan diri ,harga diri rendah halusinasi pendengaran ,tetapi
pada pelaksaan nya kelompok lebih fokus pada masalah utama
yaitu defisit perawatan diri
3. Perencanaan dan implementasi keperawatan diseuaikan dengan
strategi pertemuan pada pasien defisit perawatan diri dan harga diri.

21
4. Evaluasi diperoleh bahwa terjadi peningkatan pengetahuan klien
dalam perawatan diri.
5.2 Saran
Klien diharapkan dalam mengikuti program penyembuhan yang
direncanakan oleh dokter dan perawat mau dan mampu untuk
mengikutiguna kesembuhan klien. Keluarga nantinya mampu
memberikan motivasi dan semangat kepada klien untuk
mengembalikan kepercayaan diri baik di rumah maupun di rumah
sakit.

22

Anda mungkin juga menyukai