Anda di halaman 1dari 4

Faktor Resiko

Oleh: Esa Widhanar (20204881036)

Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada tingginya tingkat prevalensi


hipertensi. WHO menyebutkan faktor yang berperan adalah makanan yang
mengandung terlalu banyak garam dan lemak, asupan buah dan sayuran yang tidak
memadai, kelebihan berat badan dan obesitas, penggunaan alkohol berlebih, aktivitas
fisik, stres psikologis, faktor sosial ekonomi, dan akses yang tidak memadai ke
perawatan kesehatan. Di seluruh dunia, deteksi, pengobatan dan pengendalian
hipertensi tidak memadai, karena kelemahan dalam sistem kesehatan, terutama di
tingkat perawatan primer.1 Dari data Riskesda juga didapatkan usia, tingkat
pendidikan dan jenis kelamin berperan sebagai factor resiko hipertensi. 2

Epidemiologi Hipertensi

Oleh: Esa Widhanar (20204881036)

Gambar 2. Prevalensi Hipertensi Tahun 2013-2018. 2

Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil


pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, hal ini meningkat
dibandingkan hasil yahun 2013 yaitu 25,8%. Hasih data diatas didasarkan hasil
diagnosis dari dokter maupun pemakaian obat antihipertensi. 2

Gambar 2. Prevalensi Hipertensi Menurut Provinsi. 2

Dari hasil data diatas rata-rata di Indonesia adalah 24%. Terdapat 8 provinsi
memiliki kasus diatas rata-rata dan 26 provinsi dibawah rata-rata. Kasus hipertensi
tertinggi adalah Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. 2
Gambar 2. Prevalensi Hipertensi Menurut Karakteristik. 2

Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari gambar diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor resiko usia dan jenis kelamin sangat berpengaruhi jumlah kasus
penderita hipertensi. Berdasarkan tempat tinggal perkotaan atau perdesaan tidak
2
terlalu berpengaruh dan hanya selisih sedikit saja yaitu 0,7%.
Gambar 2. Proporsi Riwayat Minum Obat dan Alasan Tidak minum obat. 2

Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar


8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak
minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya  Hipertensi
sehingga tidak mendapatkan pengobatan. 2

Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena :

1. Penderita hipertensi merasa sehat (59,8%),

2. Kunjungan tidak teratur ke fasyankes (31,3%),

3. Minum obat tradisional (14,5%),

4. Menggunakan terapi lain (12,5%),

5. Lupa minum obat (11,5%),

6. Tidak mampu beli obat (8,1%),

7. Terdapat efek samping obat (4,5%) dan

2
8. Obat hipertensi tidak tersedia di Fasyankes (2%).

Daftar Pustaka

WHO. 2014. GLOBAL STATUS REPORT on noncommunicable diseases 2014.

Kemenkes RI. 2018. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018.

Anda mungkin juga menyukai