Anda di halaman 1dari 7

CiE 2 (1) (2013)

Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KUMON BERBANTUAN MEDIA


POSTER BERVISI SETS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

W Tiyanto , A Binadja, NB Santoso

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
Diterima 16 Februari 2013 pembelajaran kumon berbantuan media poster bervisi SETS dan untuk
Disetujui 16 Maret 2013 mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap pencapaian kompetensi siswa
Dipublikasikan April 2013 terkait kelarutan dan hasil kali kelarutan. Desain penelitian yang digunakan
control group pretest­posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Pada kelas eksperimen digunakan model pembelajaran
kumon berbantuan media poster bervisi SETS, dan kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran berbantuan media poster bervisi SETS. Rata-rata hasil post
Keywords: test kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut 83 dan 75. Sedangkan
achievement of competencies ketuntasan klasikal berturut-turut sebesar 34 dari 38 siswa dan 27 dari 38 siswa.
media poster Peningkatan pencapaian kompetensi kelas eksperimen lebih besar daripada kelas
model of learning kumon kontrol. Nilai uji normalized gain kelas eksperimen sebesar 0,57 dan pada kelas
SETS vision kontrol nilai uji normalized gain sebesar 0,37. Uji korelasi diperoleh harga
koefisien biserial sebesar 0,28. Maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran model pembelajaran kumon berbantuan media poster bervisi SETS
berpengaruh positif terhadap pencapaian kompetansi siswa terkait kelarutan dan
hasil kali kelarutan dengan memberikan kontribusi sebesar 28%.

Abstract
The aims of research to determine the effect of kumon learning model assited media poster
with SETS vision and to find out how big influence on the achievement competencies of
student related solubility and solubility product. The research design used a Pretest­Posttest
control group. Sampling was conducted using Purposive Sampling techniques. On
experiments class using kumon learning model assisted media poster with SETS vision ,
and on the control class using model of learning assited media poster with SETS vision.
The average post­test results of the experimental class and the control class were 83 and 75.
While the classical completeness, respectively for 34 of the 38 students and 27 of 38
students. Enhancement of the achievement competencies of student experiments class is
greater than control class. Nornalized gain value of experiments class is 0,57 and
Nornalized Gain value of control class is 0,37. Test biserial correlation coefficient obtained
for the price of 0.528. It can be concluded that kumon learning model assisted media poster
with SETS vision give positive effect on the achievement competencies of student related
solubility and solubility product by giving a contribution of 28%.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
Email: tiyantowaris264@gmail.com ISSN NO 2252-6609
W Tiyanto/Chemistry in Education 3 (1) (2014)

Pendahuluan atau wahana fisik yang mengandung materi


Kondisi mutu pendidikan di Indonesia instruksional di lingkungan siswa yang dapat
saat ini masih menjadi bahan kajian dan merangsang siswa untuk belajar. Poster adalah
perhatian. Pencapaian kompetensi merupakan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang
salah satu indikator yang paling menonjol kuat, berupa warna, dan pesan dengan maksud
dalam kajian mutu pendidikan. Maraknya untuk menangkap perhatian orang yang lewat
pengkajian pencapaian kompetensi disebabkan tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang
masih seringnya ditemukan kendala di setiap berarti didalam ingatannya (Sudjana, 2005).
jenjang pendidikan, yaitu beberapa siswa masih Kimia merupakan bidang ilmu yang
menunjukkan pencapaian kompetensi belajar menyelidiki sifat dan perilaku dari semua zat di
rendah (Suyatno, 2009). alam semesta dan menggunakan informasi ini
Sekarang ini guru dihadapkan dengan untuk memenuhi kebutuhan manusia serta
tantangan untuk merangsang keterampilan membangun lingkungan yang damai dan
siswa yang kompetitif dalam menganalisis kesejahteraan (Nuray et al, 2010). Pembelajaran
informasi (Sonia & Charo, 2005). Komponen yang diterapkan saat ini berfokus pada
utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah pemahaman konsep sains saja, sehingga siswa
siswa dan guru, dimana dalam hal ini siswa tidak memiliki gambaran penerapan konsep
menjadi subjek belajar. Oleh karena itu, pada dunia nyata. Menurut Binadja (2000)
paradigma pembelajaran yangg berpusat pada dengan pendidikan bervisi SETS (Science,
guru hendaknya dirubah menjadi pembelajaran Environment, Technology and Society) memberi
yang berpusat pada siswa (Fajri, 2012). peluang kepada siswa untuk berpikir
Disamping itu, evaluasi yang terdapat dalam komprehensif dengan menggunakan secara
proses pembelajaran juga menuntut siswa terintegratif berbagai pengetahuan yang telah
mempunyai kemampuan pemecahan masalah dimiliki. Sehingga siswa dituntut berfikir
yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang dapat kompleks dalam memecahkan berbagai masalah
membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan Permasalahan-permasalahan dipilih untuk
intelektual berupa belajar berbagai peran orang menggali keingintahuan alami yang
dewasa dan pelibatan dalam pengalaman nyata menghubungkan sains dengan kehidupan
atau simulasi menjadi siswa yang otonom sehari-hari sehingga dapat memandang sains
(Akinoglu & Tandogan, 2007). sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dengan
Model pembelajaran kooperatif yaitu lingkungan, teknologi dan masyarakat.
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja Kemampuan memandang sains sebagai satu
mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan,
menghindari ketersinggungan dan teknologi dan masyarakat biasa dikenal dengan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan istilah SETS (Science, Environment, Technology
permusuhan (Wena, 2009). Pembelajaran and Society). Pembelajaran bervisi SETS
kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa, merupakan pembelajaran yang membawa siswa
interaksi, dan kemampuan berfikir kritis (Bliss ke arah pemehaman bahwa segala sesuatu yang
& Lawrence, 2009). Tujuan pembelajaran kita hadapi dalam kehidupan ini mengandung
kooperatif adalah melatih siswa memanajemen aspek sains (science), lingkungan (environment),
waktu dan saling ketergantungan positif teknologi (technology), dan masyarakat (society)
antarkelompok (Lori et al, 2012). Pembelajaran sebagai satu kesatuan serta saling
dengan metode kumon mengaitkan mempengaruhi secara timbal balik (Binadja,
antarkonsep, ketrampilan, kerja individual, dan 2005b).
menjaga suasana nyaman dan menyenangkan, Rumusan masalah pada penelitian ini
sehingga siswa menjadi lebih mandiri untuk yaitu adakah pengaruh dan sejauh mana
mengerjakan soal. Pertama kali yang pengaruh penerapan model pembelajaran
ditekankan pada pembelajaran kali ini suasana kumon berbantuan media poster bervisi SETS
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan terhadap pencapaian kompetensi terkait
(Triyanto, 2007). kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI SMA
Menurut Arsyad (2003) mengemukakan Negeri 4 Semarang. Tujuan dari penelitian ini
bahwa media adalah komponen sumber belajar Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

9
W Tiyanto/Chemistry in Education 3 (1) (2014)

dan sejauh mana pengaruh penerapan model dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini.
pembelajaran kumon berbantuan media poster Langkah-langkah dalam analisis data akhir,
bervisi SETS (terhadap pencapaian kompetensi meliputi uji normalitas, kesamaan dua varians,
pokok bahasan kelaruatan dan hasil kali korelasi, perbedaan dua rata-rata hasil belajar,
kelarutan kelas XI SMA Negeri 4 Semarang. koefisien determinasi, uji ketuntasan belajar,
dan analisis kualitatif pada aspek pencapaian
kompetensi afektif dan psikomotorik.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
4 Semarang. Pengambilan sampel pada Hasil dan Pembahasan
penelitian ini menggunakan teknik purposive Berdasarkan analisis tahap awal
sampling, yaitu pengambilan kelas sebagai diperoleh data yang menunjukan 6 kelas yang di
sampel dengan pertimbangan tertentu karena uji normalitasnya mempunyai distribusi normal.
kemungkinan pengambilan sampel secara Pada kelas eksperimen diterapkan model
random sangat kecil dan teknik ini dipandang pembelajaran kumon berbantuan media poster
dapat memberikan data secara maksimal. bervisi SETS pada setiap pertemuan. Siswa
Berdasarkan pengertian tersebut, Variabel bebas dituntut untuk memecahkan permasalahan yang
dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran. diberikan secara mandiri dan bertahap yang
Pada kelas eksperimen diterapkan model disesuaikan dengan kemampuan siswa.
pembelajaran kumon berbantuan media poster Pembelajaran dikaitkan dengan aspek sains,
bervisi SETS, sedangkan pada kelas kontrol teknologi, lingkungan dan masyarakat sebagai
diterapkan model pembelajaran kumon satu kesatuan yang saling mempengaruhi secara
berbantuan media poster bervisi SETS. Variabel timbal balik. Pembelajaran dengan model
terikat dalam penelitian ini adalah pencapaian kumon berbantuan media poster bervisi SETS
kompetensi siwa terkait kelarutan dan hasil kali diharapkan menumbuhkan motivasi siswa dan
kelarutan. Sedangkan variabel kontrol meliputi mempengaruhi pencapaian kompetensi.
kurikulum, guru yang sama (peneliti), materi Pembelajaran pada kelas kontrol dengan
dan jam pelajaran yang sama. menerapkan berbantuan media poster bervisi
Pengambilan data penelitian dilakukan SETS tanpa pemberian tanpa kumon.
melalui tes, lembar observasi, dan angket. Pembelajaran dilakukan dengan diskusi dan
Metode tes dalam penelitian ini digunakan ceramah dan dibantu dengan media
untuk mendapatkan data pencapaian pembelajaran poster bervisi SETS. Hasil belajar
kompetensi siswa. Observasi digunakan untuk yang diperoleh siswa kelas kontrol belum dapat
mendapatkan nilai psikomotorik dan afektif maksimal.
siswa selama KBM berlangsung. Angket ini Dalam penelitian ini ada tiga aspek
digunakan untuk mengetahui keterlibatan dan yang diamati yaitu aspek afektif, psikomotor
respon siswa serta ketertarikan siswa pada dan kognitif. Rata-rata nilai afektif kelas
proses pembelajaran. Rancangan penelitian eksperimen sebesar 86 yang termasuk dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori sangat baik sedangkan pada kelas
control group pretest­posttest yaitu penelitian kontrol sebesar 80 termasuk dalam kategori
dengan melihat nilai pretest­posttest antara kelas baik. Berdasarkan hasil penelitian ranah afektif
eksperimen dan kelas kontrol. pada kelas eksperimen sudah baik karena empat
Data yang diambil dengan instrumen aspek berkriteria sangat tinggi, dua aspek
harus benar dan dapat dipercaya, oleh karena berkriteria tinggi dan satu aspek berkriteria
itu dilakukan beberapa uji pada hasil uji coba cukup. Pada kelas kontrol terdapat dua aspek
soal sebelum soal tersebut digunakan sebagai dengan kriteria sangat tinggi, tiga aspek
pengambil data. Uji-uji yang dilakukan adalah: berkriteria tinggi dan dua aspek berkriteria
(1) uji valliditas butir, (2) daya pembeda soal, (3) cukup. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen
tingkat kesukaran, dan (4) reliabilitas, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai afektif
sedangkan metode observasi dipakai untuk kelas kontrol. Hal ini menunjukkan hasil belajar
mengambil data hasil belajar aspek afektif dan pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
psikomotorik. Dari hasil tes akhir ini akan kontrol. Hasil analisis disajikan dalam Gambar
diperoleh data yang digunakan sebagai dasar 1.

10
W Tiyanto/Chemistry in Education 3 (1) (2014)

Keterangan :
1. Kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar 5. Kejujuran
2. Keaktifan siswa dalam bertanya 6. Kritis
3. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7. Bersikap toleran
4. Kelengkapan buku catatan
Gambar 1. Hasil analisis deskriptif hasil belajar afektif

Rata- rata nilai psikomotorik pada kelas aspek berkriteria cukup. Rata-rata nilai
eksperimen sebesar 85 yang termasuk dalam psikomotorik kelas kontrol mencapai 82 (baik).
kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian Hasil ini membuktikan bahwa selain
ranah psikomotorik pada kelas eksperimen memberikan efek yang positif terhadap prestasi
sudah baik karena tiga aspek berkriteria sangat akademik siswa, tetapi dapat mengembangkan
tinggi, dua aspek berkriteria tinggi dan satu sikap dan ketrampilan yang baik bagi siswa
aspek berkriteria cukup. Pada kelas kontrol selama proses pembelajaran (Khawaldeh, 2007).
terdapat satu aspek dengan kriteria sangat Analisis hasil belajar psikomotorik disajikan
tinggi, empat aspek berkriteria tinggi dan satu pada Gambar 2.

Keterangan :
1. Persiapan alat dan bahan 2. Kepemimpinan
3. Dinamika kelompok 4. Keterampilan dalam melaksanakan praktikum
5. Kebersihan 6. Laporan
Gambar 2. Hasil analisis deskriptif hasil belajar psikomotorik
11
W Tiyanto/Chemistry in Education 3 (1) (2014)
Berdasarkan analisis uji kesamaan dua sampai benar. Perlakuan ini yang membuat
rata-rata data pre test, tidak ada perbedaan rata- siswa mudah dalam mengerjakan soal kognitif.
rata nilai kedua kelas. Dapat disimpulkan kedua Adanya perbedaan rata-rata hasil
kelas sampel berangkat pada keadaan yang belajar yang terlalu besar antara kelas
sama. Hasil rata-rata post test kelas eksperimen eksperimen dan kelas kontrol, keadaan tersebut
dan kelas kontrol berturut-turut 83 dan 75. dapat disebabkan karena siswa pada kelas
Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan eksperimen lebih tertarik dengan pembelajaran
menunjukkan rata-rata kelas eksperimen lebih jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal
baik dari kelas kontrol. Hasil uji ketuntasan tersebut sesuai dengan hasil angket dimana dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan t 38 siswa, 13 siswa sangat setuju dan 22 siswa
hitung lebih besar dari t tabel. Hal ini berarti kedua setuju bahwa pembelajaran yang disajikan pada
kelas sampel telah mencapai ketuntasan. Pada kelas eksperimen sangat menarik. Pada kelas
kelas eksperimen siswa yang tuntas sebesar 34 eksperimen pembelajaran dilakukan dengan
dari 38 siswa, dan pada kelas kontrol sebesar 27 penerapan model pembelajaran kumon
dari 38 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata post test berbantuan media poster bervisi SETS. Hasil
kelas eksperimen termasuk dalam kategori baik. pada kelas eksperimen yang diajar
Sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam menggunakan model pembelajaran kumon
kategori cukup. Hasil uji peningkatan hasil berbantuan media poster bervisi SETS lebih
belajar dari kelas eksperimen 0,57 dalam baik daripada kelas kontrol dikarenakan model
kategori sedang dan kelas kontrol 0,37 yang pembelajaran kumon mengaitkan antar konsep
dikategorikan sedang. Meskipun kedua kelas dan membuat suasana menyenangkan sehingga
dalam kategori yang sama, tetapi nilai pelajaran lebih mudah diterima siswa serta
peningkatan kelas ekpserimen lebih besar siswa lebih terbawa dalam situasi nyata, karena
dibandingkan kelas kontrol. Dari perhitungan pembelajaran mengangkat fenomena disekitar
uji korelasi diperoleh nilai rb sebesar 0,528. Dari siswa.
nilai rb tersebut diperoleh nilai koefisien
Adanya perbedaan rata-rata hasil
determinasi, yaitu sebesar 28%. Dari nilai
belajar yang terlalu besar antara kelas
koefisien determinasi yang diperoleh, model
eksperimen dan kelas kontrol, Keadaan tersebut
pembelajaran kumon berbantuan media poster
dapat disebabkan karena siswa pada kelas
bervisi SETS dikategorikan cukup berpengaruh
eksperimen lebih tertarik dengan pembelajaran
terhadap pencapaian kompetensi siswa.
jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada
Hipotesis yang diajukan dalam kelas eksperimen pembelajaran dilakukan
penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar dengan penerapan model pembelajaran kumon
pengaruh model pembelajaran kumon berbantuan media poster bervisi SETS. Hasil
berbantuan media poster bervisi SETS pada kelas eksperimen yang diajar
berpengaruh positif terhadap Pencapaian menggunakan model pembelajaran kumon
kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali berbantuan media poster bervisi SETS lebih
kelarutan di SMA Negeri 4 Semarang. Maka baik daripada kelas kontrol dikarenakan : (1)
digunakan uji korelasi untuk menguji hipotesis model pembelajaran kumon mengaitkan antar
ini. Dari perhitungan uji korelasi diperoleh nilai konsep dan membuat suasana menyenangkan
rb sebesar 0,528. Dari nilai rb tersebut diperoleh sehingga pelajaran lebih mudah diterima siswa
nilai koefisien determinasi, yaitu sebesar 28%. (2) siswa lebih terbawa dalam situasi nyata,
Dari nilai koefisien determinasi yang diperoleh, karena pembelajaran mengangkat fenomena
model pembelajaran kumon berbantuan media disekitar siswa. Hal ini sesuai dengan kelebihan
poster bervisi SETS dikategorikan cukup visi SETS dalam Binadja (2005a) memberi
berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi peluang pada siswa untuk memperoleh
siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pengetahuan sekaligus kemampuan berfikir dan
kooperatif lebih baik terhadap pencapaian bertindak berdasakan hasil analisis dan sintesis
kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali yang bersifat komprehensif antar unsur SETS.
kelarutan. Penyebab kemampuan kognitif kelas (3) Siswa lebih antusias dan berpartisipasi aktif
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu untuk memecahkan soal dengan kemampuan
pada proses pembelajaran kelas eksperimen sendiri sehingga kepercayaan diri siswa dalam
siswa terbiasa mengerjakan soal secara mandiri menyelesaikan masalah akan meningkat.(4)
dan apabila ada kesalahan dalam mengerjakan Siswa dilatih tidak hanya menyelesaikan soal
siswa dituntut untuk mengerjakan soal tersebut konsep, tetapi siswa dilatih menganalisis

12
W Tiyanto/Chemistry in Education 3 (1) (2014)

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar penuh terhadap materi yang diberikan. Hal ini
siswa. Kasus-kasus yang diberikan merupakan menunjukkan pembelajaran berbasis praktikum
kasus yang ada disekitar siswa, sehingga siswa bervisi SETS dapat meningkatkan penguasaan
tidak hanya mahir menyelesaikan soal konsep, kompetensi kognitif siswa (Slish & Donald,
tetapi juga mahir menganalisis permasalahan 2005). (6) Dengan pembelajaran kimia bervisi
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan SETS siswa dilatih terbiasa berpikir dan
dengan bahasan yang dipelajari. Hal ini sesuai menghubungkan dua atau lebih hukum, teori
dengan tujuan pembelajaran visi SETS dalam dan prinsip dengan mandiri, sehingga
Binadja (2005a) memberi peluang kepada para pembelajaran lebih bermakna (Binadja &
peserta didik untuk berfikir komprehensif Wardani, 2009).
dengan menggunakan secara terintegratif Tanggapan siswa terhadap penggunaan
berbagai pengetahuan (benar) yang telah penerapan model pembelajaran kumon
dimiliki. (5) Pada kelas eksperimen berbantuan media poster bervisi SETS pada
pembelajaran dilakukan dengan penerapan materi kelrutan dan hasil kali kelarutan
model pembelajaran kumon berbantuan media diperoleh melalui hasil angket yang telah diisi
poster bervisi pembelajaran akan terasa lebih oleh siswa dari kelas eksperimen, yaitu
menyenangkan sehingga siswa tidak cepat sebanyak 38 siswa. Di bawah ini merupakan
merasa bosan dan jenuh dalam mempelajari hasil persentase tanggapan siswa terhadap
kimia. Pembelajaran yang menyenangkan dapat model pembelajaran yang diterapkan.
membuat siswa memusatkan perhatian secara

Keterangan :
1. Memudahkan siswa memahami materi
2. Lebih menyenangkan menggunakan media poster bervisi SETS
3. Guru menguasai materi dengan baik
4. Materi disajikan dengan Model pembelajaran kumon berbantuan media poster bervisi
SETS sangat menarik.
5. Model pembelajaran kumon meningkatkan motivasi siswa
6. Belajar dengan model pembelajaran kumon sangat menyenangkan
7. Model pembelajaran yang diterapkan melatih siswa peduli dengan lingkungan.
8. Model pembelajaran yang diterapkan melatih siswa untuk bersikap mandiri.
9. Model pembelajaran kumon sangat cocok diterapkan di kelas
10. Saya berharap pada pembelajaran berikutnya dapat menggunakan media poster bervisi
SETS lagi agar pembelajaran lebih menarik.
Gambar 3 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia menggunakan penerapan
model pembelajaran kumon berbantuan media poster bervisi SETS
13
W Tiyanto/Chemistry in Education 3 (1) (2014)
Respon siswa terhadap pembelajaran Binadja, A. 2000. Wawasan SETS (Science,
dengan menerapkan model pembelajaran Environment, Technology, and Society) dalam
pengembangan kurikulum sains. Semarang:
kumon berbantuan media poster bervisi SETS
Laboratorium SETS Unnes Semarang.
juga sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
. 2005a. Pedoman praktis pengembangan
analisis angket yang diberikan pada kelas silabus pembelajaran berdasarkan kurikulum
eksperimen yang terdiri dari 10 item pernyataan 2004 bervisi dan berpendekatan SETS. Unnes,
diperoleh rata-rata respon kelas sebesar 84 Semarang. Desember 2005
dengan kategori respon sangat tinggi. Hal ini . 2005b. Pedoman praktis pengembangan
menunjukkan siswa sangat antusias dengan rencana pembelajaran berdasarkan kurikulum
pembelajaran yang diberikan dengan 2004 bervisi dan berpendekatan SETS. Unnes,
Semarang. Desember 2005
menggunakan model pembelajaran kumon
berbantuan media poster bervisi SETS. Jadi Binadja, A. & Wardani, S. 2008. Keberkesanan
pembelajaran kimia materi ikatan kimia
secara umum, hasil belajar siswa baik kognitif, bervisi SETS pada hasil belajar siswa. Jurnal
psikomotorik maupun afektif yang diberi Inovasi Pendidikan Kimia. 2(2), 256-262
pembelajaran dengan model pembelajaran Bliss, C. & Lawrence, B. 2009. Is the whole greater
kumon berbantuan media poster bervisi SETS than the sum of its parts?A comparison of
sebagai metode pembelajaran lebih baik small group and whole class discussion
daripada kelas yang diberi pembelajaran tanpa board activity inonline courses. Journal
ofAsynchronous Learning Networks. 13(4): 25-
menggunakan model pembelajaran kumon.
39.
Sehingga dapat dikatakan model pembelajaran
Fajri, L. 2012. Upaya peningkatan proses dan hasil
kumon berbantuan media poster bervisi SETS belajar kimia materi koloid melalui
berpengaruh positif terhadap pencapaian pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
kompetensi siswa, hal ini bisa diketahui dari Games Tournament) dilengkapi dengan
hasil belajar kelompok eksperimen yang lebih teka-teki silang bagi siswa kelas XI IPA 4
tinggi daripada kelompok kontrol. SMA Negeri 2 Boyolali pada semester genap
tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia. 2(1): 10-15
Simpulan Khawaldeh, S. 2007. The effectiveness of the
modified learning cycle and concept
Berdasarkan penelitian yang telah mapping strategies on the first secondary
dilakukan, hasil penelitian, dan pembahasan, scientific stream students’ achievement in
maka dapat disiimpulkan beberapa hal, yaitu biology and in their acquisition of science
model pembelajaran kumon berbantuan media process skills. Um Al­Qora Education Journal.
poster bervisi SETS berpengaruh positif 19(1): 329-392.
terhadap pencapaian kompetensi terkait Lori, K., Marie, A.M., Jaya, G., & Vanessa, M.
2012.Cooperative learning in distance
kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa SMA
learning: a mixed methods study.
Negeri 4 semarang. Hasil belajar kimia siswa International Journal of Instruction. 5(2) 81-90
yang mendapatkan pada kompetensi terkait Nuray, Y., Inci, M., & Nilgun, S. 2010.The effects of
kelarutan dan hasil kali kelarutan lebih baik science, technology, society, environment (STSE)
daripada hasil belajar siswa yang mendapatkan interactions on teaching chemistry. Natural
model pembelajaran berbantuan media poster Science. 2(12) : 1417-1424
bervisi SETS. Hal ini ditunjukan dengan model Slish, J. & Donald, E. 2005. Assesment of the use of
pembelajaran kumon berbantuan media poster the jigsaw method and active learning in
major introductory biology. Journal of Science
bervisi SETS memberikan kontribusi sebesar
Education. 31(4): 566-682
28% terhadap pencapaian kompetensi siswa.
Sonia, L.,& Charo, R. 2005. Efectiveness of cooperative
learning fostered by working with
WebQuest.Eduacation and Psychology.5(3) :
DAFTAR PUSTAKA 731 – 756
Akinoglu, O. & Tandogan, R,O. 2007. The effects of
problem-based active learning in science Sudjana. 2005. Metode statistika. Bandung: Tarsito
education on students’ academic Bandung.
achievement, attitude and concept learning. Suyatno. 2009. Menjelajah pembelajaran inovatif.
Eurasia Journal of Mathematics, Science & Surabaya: Masmedia Buana Pustaka
Technology Education. 3(1): 71-81. Triyanto. 2007. Model­model pembelajaran inovatif
Arsyad. 2003. Pengertian Media. Diunduh di berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Tim
http://elearning.unesa.ac.id/tag/media- Prestasi Pustaka.
adalah tanggal 29 Februari 2012. Wena, M. 2009. Strategi pembelajaran inovatif
kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai