mempertahankan
Larutan Penyangga
berupa
pH
1
1. Pengertian Larutan Penyangga
Ingat!!!
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat
menerima proton (akseptor ion H+). Berdasarkan definisi tersebut dapat
dikatakan bahwa jika terdapat zat yang bersifat asam, harus terdapat zat
yang bersifat basa. Demikian pula sebaliknya. Hal inilah yang dinamakan
asam-basa konjugasi.
2
lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan
buffer mempunyai sifat menyangga usaha untuk mengubah pH seperti
penambahan asam, basa, atau pengenceran. Artinya, pH larutan buffer praktis
tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat
atau bila larutan diencerkan.
Contoh:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
asam lemah basa kuat garam basa
3
terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya membentuk basa konjugasi
kembali. Sehingga, garam basa ini merupakan suatu spesi yang bertindak
sebagai basa konjugasi dari suatu asam lemah. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
CH3COONa (aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq)
Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat asam
merupakan campuran dari :
Asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
HA + LA
Asam lemah garam basa
Contoh:
- HCN + NaCN
- CH3COOH + CH3COONa
Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat
berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut
terdapat sisa asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
HA + LOH LA + H2O
asam lemah basa kuat garam basa
Contoh:
- 100 mL HF 0,1 M + 50 mL NaOH 0,1 M
- 0,1 mol HCN + 0,05 mol KOH
4
H2PO4- merupakan spesi asam dan HPO42- merupakan spesi basa
konjugasi dari H2PO4-.
Pada reaksi di atas, NH3 merupakan suatu basa lemah, dengan asam
konjugasinya yaitu NH4+.
Komponen lain pembentuk larutan penyangga bersifat basa adalah
asam konjugasi. Asam konjugasi ini dapat berasal dari garam asam,
misalnya NH4Cl, NH4Br atau (NH4)2SO4 yang diperoleh dari reaksi antara
basa lemah dengan asam kuat.
Contoh:
NH3 (aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
basa lemah asam k garam asam
5
Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat basa
merupakan campuran dari:
Basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat.
LOH + LA
basa lemah garam asam
Contoh:
- NH3 + NH4Cl
- NH3 + NH4Br
Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat
berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut
terdapat sisa basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat.
LOH + HA LA + H2 O
basa lemah asam kuat garam asam
Contoh:
- 100 mL NH3 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M
- 0,1 mol NH3 + 0,05 mol H2SO4
6
Ingat!!
Menurut Arrheniuss, asam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
menghasilkan ion hidrogen jika dilarutkan dalam air.
Contoh:
CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)
HCl (aq) Cl- (aq) + H+(aq)
Basa dapat didefinisikan sebagai zat yang terdisosiasi dalam air
menghasilkan ion OH- sebagai ion negatifnya.
Contoh:
NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
NaOH (aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Contoh:
Larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-
Asam asetat merupakan asam lemah, bila dilarutkan dalam air maka akan
terionisasi sebagian membentuk suatu kesetimbangan seperti ditunjukkan
oleh persamaan reaksi berikut:
7
Untuk membentuk larutan penyangga, maka larutan CH3COOH ini
ditambahkan dengan basa konjugasinya yaitu ion asetat, CH3COO-, yang
berasal dari garamnya seperti natrium asetat, CH3COONa. Hal ini
mengakibatkan kesetimbangan bergeser kearah pereaksi.
Jumlah ion hidrogen, H+ yang lebih banyak daripada ion OH- membuat
larutan ini bersifat asam
Sejumlah ion Na+ yang berasal dari CH3COONa dan air, namun
keberadaannya tidaklah penting.
Penambahan Asam
Penambahan Asam ke dalam air murni akan menyebabkan pH
turun secara drastis. Untuk menghindari hal tersebut, suatu larutan
penyangga harus menghilangkan ion Hidrogen baru yang berasal dari
penambahan Asam.
8
Ion Hidrogen, H +, yang ditambahkan akan menggeser
kesetimbangan ke arah pereaksi. Oleh karena itu, agar pH larutan
penyangga tidak turun secara drastis maka ion Hidrogen ini akan berikatan
dengan komponen basa dalam larutan, yaitu CH3COO- membentuk
CH3COOH.
Penambahan Basa
Jika larutan penyangga ditambahkan suatu basa, maka ion OH- yang
berasal dari basa harus dihilangkan dengan cara bereaksi dengan komponen
asam dalam larutan penyangga yaitu CH3COOH maupun ion H+. Proses
penghilangan ion OH- ini sedikit rumit karena dapat bereaksi dengan kedua
komponen asam dalam larutan penyangga.
9
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
10
Seperti penjelasan sebelumnya, karena sistemnya merupakan
sistem kesetimbangan, tidak semua ion Hidroksida dihilangkan, hanya
sebagian besar saja.
Untuk memudahkan dalam memahami pengaruh penambahan asam
atau basa ke dalam larutan penyangga, perhatikan gambar berikut.
OH- H+
HX X-
H X H X
X - X -
(a) (b)
OH- + HX H2O+X- H+ + X - HX
Keterangan:
Larutan penyangga yang terdiri atas campuran Asam Lemah dan Basa
Konjugasinya.
(a) Ketika ditambahkan basa, konsentrasi HX menurun dan konsentrasi
X- meningkat
(b) Ketika ditambahkan asam, konsentrasi X- menurun dan konsentrasi
HX meningkat
Amonia merupakan basa lemah, bila dilarutkan dalam air maka akan
terionisasi sebagian membentuk suatu kesetimbangan seperti ditunjukkan
oleh persamaan reaksi berikut:
11
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)
Penambahan Basa
Penambahan basa ke dalam air murni akan menyebabkan pH
larutan naik secara drastis. Untuk menghindari hal tersebut, suatu larutan
12
penyangga harus menghilangkan ion hidroksida baru yang berasal dari
penambahan basa.
Ion hidroksida, OH-, yang ditambahkan akan menggeser
kesetimbangan ke arah pereaksi. Oleh karena itu, agar pH larutan
penyangga tidak naik secara drastis maka ion hidroksida ini akan berikatan
dengan komponen asam dalam larutan, yaitu NH4+ membentuk NH3.
Sebagian besar ion OH- akan dihilangkan melalui reaksi ini sehingga
pH larutan tidak akan berubah secara drastis. Meskipun demikian, karena
reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan, pH larutan akan sedikit
berubah.
Penambahan Asam
Jika larutan penyangga ditambahkan suatu asam, maka ion H+ yang
berasal dari asam harus dihilangkan dengan cara bereaksi dengan
komponen basa dalam larutan penyangga yaitu NH3 maupun ion OH-.
Proses penghilangan ion H+ ini sedikit rumit karena dapat bereaksi dengan
kedua komponen basa dalam larutan penyangga.
13
Penghilangan ion H+ melalui reaksi dengan ion OH-
Ingat bahwa dalam larutan, tersedia ion-ion hidroksida yang berasal
dari reaksi dari amonia dan air.
14
reaksi kesetimbangan (persamaan 4.1), sedangkan Natrium asetat
mengion sempurna (persamaan 4.2). Misal jumlah CH3COOH yang
dilarutkan adalah a mol dan jumlah yang mengion adalah x mol, maka
susunan kesetimbangan dapat dirinci sebagai berikut:
……….(4.3)
……….(4.4)
15
[ ]
……….(4.5)
[ ]
[ ]
[ ]
Maka
Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat
berlebih
Contoh:
100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol mL-1
16
= 10 mmol
Jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol mL-1
= 5 mmol
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol CH3COONa,
sedangkan CH3COOH bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai berikut.
17
…….(4.8)
= …….(4.9)
Maka
Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat
berlebih
18
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH
darah, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam
keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
19
2. Dalam industri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-
obatan agar zat aktif dari obat tersebut mempunyai pH tertentu.
20