Anda di halaman 1dari 20

PETA KONSEP

mempertahankan
Larutan Penyangga

berupa
pH

Larutan Penyangga Asam Larutan Penyangga Basa


mengandung mengandung

Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah


contoh contoh contoh contoh

CH3COOH CH3COO- NH3 NH4+

1
1. Pengertian Larutan Penyangga

Sebelum kita membahas pengertian larutan penyangga, simaklah gambar


di bawah ini!
Ditambahkan
0,1 mL 1 M HCl

 Penambahan 0,1 mL larutan HCl 0,1 M


Lar. HCl ke dalam 1 L air suling mengubah pH-
Air suling
pH=7
1x10-4M nya dari 7 menjadi 4.
pH=4

 Bila larutan HCl yang sama banyaknya


Ditambahkan ditambahkan ke dalam 1 L air laut,
perubahan pH-nya lebih kecil, yaitu dari
0,1 mL 1 M HCl
8,2 menjadi 7,6.

 Larutan yang seperti air laut inilah yang


Air laut Air laut merupakan larutan penyangga karena
pH=8,2 pH=7,6
dapat mempertahankan nilai pH.
tertentu.

Ingat!!!
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat
menerima proton (akseptor ion H+). Berdasarkan definisi tersebut dapat
dikatakan bahwa jika terdapat zat yang bersifat asam, harus terdapat zat
yang bersifat basa. Demikian pula sebaliknya. Hal inilah yang dinamakan
asam-basa konjugasi.

Larutan buffer adalah larutan yang dapat menyangga (mempertahankan)


pH. Larutan buffer memiliki pH yang konstan, terhadap pengaruh pengenceran
atau ditambah sedikit asam atau basa. Secara teoritis berapa pun diencerkannya
pH tidak akan berubah, tetapi dalam praktiknya jika pengenceran besar sekali,
jelas pH-nyaakan berubah.
Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau larutan dapar. Jika
dilihat dari komponen penyusunnya, larutan penyangga merupakan campuran
asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam
konjugasinya.

2
lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan
buffer mempunyai sifat menyangga usaha untuk mengubah pH seperti
penambahan asam, basa, atau pengenceran. Artinya, pH larutan buffer praktis
tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat
atau bila larutan diencerkan.

2. Jenis-jenis Larutan Penyangga


a. Larutan Penyangga Bersifat Asam
Larutan penyangga yang bersifat asam terbentuk dari suatu asam
lemah dan basa konjugasinya. Apabila larutan ini ditambahkan dengan
sedikit asam atau basa maupun diencerkan, maka pH larutan ini relatif tidak
berubah dan tetap bersifat asam (pH <7). Sehingga, larutan ini dapat
berfungsi sebagai larutan penyangga atau buffer.
Salah satu komponen pembentuk larutan penyangga yang bersifat
asam adalah asam lemah, misalnya CH3COOH, bila dilarutkan dalam air
akan sedikit terionisasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)

Pada reaksi di atas, CH3COOH merupakan suatu asam lemah,


dengan basa konjugasi CH3COO-.
Komponen lain yang membentuk larutan penyangga yang bersifat
asam adalah basa konjugasi. Basa konjugasi ini dapat berasal dari garam
basa, misalnya CH3COONa, CH3COOK atau (CH3COO)2Ba yang
diperoleh dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat.

Contoh:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
asam lemah basa kuat garam basa

Di dalam larutannya, suatu garam basa misalnya CH3COONa, akan

3
terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya membentuk basa konjugasi
kembali. Sehingga, garam basa ini merupakan suatu spesi yang bertindak
sebagai basa konjugasi dari suatu asam lemah. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
CH3COONa (aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq)
Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat asam
merupakan campuran dari :
 Asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
HA + LA
Asam lemah garam basa

Contoh:
- HCN + NaCN
- CH3COOH + CH3COONa

 Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat
berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut
terdapat sisa asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
HA + LOH LA + H2O
asam lemah basa kuat garam basa

Contoh:
- 100 mL HF 0,1 M + 50 mL NaOH 0,1 M
- 0,1 mol HCN + 0,05 mol KOH

 Garam-garam yang berasal dari asam poliprotik


Contoh:
NaH2PO4(aq) + Na2HPO4 (aq)
Di dalam larutannya, garam-garam tersebut akan terionisasi menjadi:
NaH2PO4 (aq) Na+(aq) + H2PO4 -(aq)
Na2HPO4 (aq) 2Na+(aq) + HPO42-(aq)

4
H2PO4- merupakan spesi asam dan HPO42- merupakan spesi basa
konjugasi dari H2PO4-.

b. Larutan Penyangga Bersifat Basa


Larutan penyangga yang bersifat basa terbentuk dari basa lemah dan
asam konjugasinya. Apabila larutan ini ditambahkan dengan sedikit asam
atau basa maupun diencerkan, maka pH larutan ini relatif tidak berubah dan
tetap bersifat basa (pH >7). Sehingga, larutan ini dapat berfungsi sebagai
larutan penyangga atau buffer.
Salah satu komponen pembentuk larutan penyangga bersifat basa
adalah basa lemah. Suatu basa lemah, misalnya NH3. Bila NH3 dilarutkan
dalam air maka akan sedikit terionisasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:

NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)

Pada reaksi di atas, NH3 merupakan suatu basa lemah, dengan asam
konjugasinya yaitu NH4+.
Komponen lain pembentuk larutan penyangga bersifat basa adalah
asam konjugasi. Asam konjugasi ini dapat berasal dari garam asam,
misalnya NH4Cl, NH4Br atau (NH4)2SO4 yang diperoleh dari reaksi antara
basa lemah dengan asam kuat.

Contoh:
NH3 (aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
basa lemah asam k garam asam

Di dalam larutannya, suatu garam asam misalnya NH4Cl, akan


terionisasi menjadi ion-ionnya membentuk asam konjugasi kembali.
Sehingga, garam asam ini merupakan suatu spesi yang bertindak sebagai
asam konjugasi dari suatu basa lemah. Reaksinya adalah sebagai berikut:
NH4Cl (aq) NH4+ (aq) + Cl-(aq)

5
Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat basa
merupakan campuran dari:
 Basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat.
LOH + LA
basa lemah garam asam

Contoh:
- NH3 + NH4Cl
- NH3 + NH4Br

 Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat
berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut
terdapat sisa basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat.
LOH + HA LA + H2 O
basa lemah asam kuat garam asam

Contoh:
- 100 mL NH3 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M
- 0,1 mol NH3 + 0,05 mol H2SO4

3. Cara Kerja Larutan Penyangga


Seperti yang kita ketahui bersama bahwa terdapat dua jenis larutan
penyangga, yaitu larutan penyangga bersifat asam dan larutan penyangga
bersifat basa.

6
Ingat!!
Menurut Arrheniuss, asam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
menghasilkan ion hidrogen jika dilarutkan dalam air.
Contoh:
CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)
HCl (aq) Cl- (aq) + H+(aq)
Basa dapat didefinisikan sebagai zat yang terdisosiasi dalam air
menghasilkan ion OH- sebagai ion negatifnya.

Contoh:
NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
NaOH (aq) Na+(aq) + OH-(aq)

Suatu larutan penyangga dapat mempertahankan pHnya dengan cara


menghilangkan ion Hidrogen, H+ atau ion hidroksida, OH- ketika ditambahkan
sedikit asam atau basa.

a. Larutan Penyangga Bersifat Asam


Untuk mengetahui bagaimana larutan penyangga bersifat asam dapat
mempertahankan pH, mari kita perhatikan contoh berikut:

Contoh:
Larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-

Asam asetat merupakan asam lemah, bila dilarutkan dalam air maka akan
terionisasi sebagian membentuk suatu kesetimbangan seperti ditunjukkan
oleh persamaan reaksi berikut:

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)

7
Untuk membentuk larutan penyangga, maka larutan CH3COOH ini
ditambahkan dengan basa konjugasinya yaitu ion asetat, CH3COO-, yang
berasal dari garamnya seperti natrium asetat, CH3COONa. Hal ini
mengakibatkan kesetimbangan bergeser kearah pereaksi.

Akibatnya, larutan tersebut akan mengandung:


 Sejumlah asam asetat, CH3COOH, yang tidak terionisasi
 Sejumlah ion asetat, CH3COO-, yang berasal dari garamnya

 Jumlah ion hidrogen, H+ yang lebih banyak daripada ion OH- membuat
larutan ini bersifat asam
 Sejumlah ion Na+ yang berasal dari CH3COONa dan air, namun
keberadaannya tidaklah penting.

Penambahan Asam
Penambahan Asam ke dalam air murni akan menyebabkan pH
turun secara drastis. Untuk menghindari hal tersebut, suatu larutan
penyangga harus menghilangkan ion Hidrogen baru yang berasal dari
penambahan Asam.

8
Ion Hidrogen, H +, yang ditambahkan akan menggeser
kesetimbangan ke arah pereaksi. Oleh karena itu, agar pH larutan
penyangga tidak turun secara drastis maka ion Hidrogen ini akan berikatan
dengan komponen basa dalam larutan, yaitu CH3COO- membentuk
CH3COOH.

CH3COO- (aq) + H+(aq) CH3COOH (aq)

Sebagian besar ion H+ akan dihilangkan melalui reaksi ini sehingga


pH larutan tidak akan berubah secara drastis. Meskipun demikian, karena
reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan, pH larutan akan sedikit
berubah.

Mekanisme penambahan asam ke dalam larutan penyangga


ditunjukkan sebagai berikut:

Penambahan Basa
Jika larutan penyangga ditambahkan suatu basa, maka ion OH- yang
berasal dari basa harus dihilangkan dengan cara bereaksi dengan komponen
asam dalam larutan penyangga yaitu CH3COOH maupun ion H+. Proses
penghilangan ion OH- ini sedikit rumit karena dapat bereaksi dengan kedua
komponen asam dalam larutan penyangga.

Penghilangan ion OH- melalui reaksi dengan asam asetat


Saat basa ditambahkan, ion OH- dari basa akan dinetralkan oleh H+
dari asam asetat dalam larutan.

9
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

OH-(aq) + CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H2O(l)


asam lemah basa kuat

Oleh karena CH3COOH merupakan asam lemah, basa konjugasinya,


yaitu ion CH3COO- dapat mengambil H+ dari molekul air untuk kembali
membentuk molekul CH3COOH .
Sebagian besar ion OH- telah dihilangkan sehingga perubahan pH
larutan tidak akan terlalu besar.

Penghilangan ion OH- melalui reaksi dengan ion H+


Ingat bahwa larutan penyangga yang kita miliki bersifat asam,
artinya mengandung ion H+ yang cukup, yang berasal dari ionisasi asam
lemah, asam asetat. Reaksinya:

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)

Kesetimbangan bergeser ke arah hasil pereaksi untuk


menggantikan ion H+ yang diikat oleh OH-

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)


Ion H+ berikatan dengan
ion OH- membentuk H2O

Ion H+ dapat bergabung dengan OH- membentuk H2O. Akibatnya


kesetimbangan akan bergeser kearah hasil pereaksi, ion H+ yang hilang
kembali digantikan. Ini terus belangsung sampai ion Hidroksida hilang.

10
Seperti penjelasan sebelumnya, karena sistemnya merupakan
sistem kesetimbangan, tidak semua ion Hidroksida dihilangkan, hanya
sebagian besar saja.
Untuk memudahkan dalam memahami pengaruh penambahan asam
atau basa ke dalam larutan penyangga, perhatikan gambar berikut.

OH- H+
HX X-
H X H X
X - X -

(a) (b)

OH- + HX H2O+X- H+ + X - HX

Keterangan:
Larutan penyangga yang terdiri atas campuran Asam Lemah dan Basa
Konjugasinya.
(a) Ketika ditambahkan basa, konsentrasi HX menurun dan konsentrasi
X- meningkat
(b) Ketika ditambahkan asam, konsentrasi X- menurun dan konsentrasi
HX meningkat

b. Larutan Penyangga Bersifat Basa


Untuk mengetahui bagaimana larutan penyangga bersifat basa dapat
mempertahankan pH, mari kita perhatikan contoh berikut:
:
Larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+

Amonia merupakan basa lemah, bila dilarutkan dalam air maka akan
terionisasi sebagian membentuk suatu kesetimbangan seperti ditunjukkan
oleh persamaan reaksi berikut:

11
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)

Untuk membentuk larutan penyangga, maka larutan NH3 ini


ditambahkan dengan basa konjugasinya yaitu ion amonia, NH4+, yang
berasal dari garamnya seperti amonium klorida, NH4Cl. Hal ini
mengakibatkan kesetimbangan bergeser kearah pereaksi.
Akibatnya, larutan tersebut akan mengandung:
 Sejumlah amonia, NH3, yang tidak terionisasi
 Sejumlah ion amonia, NH4+, yang berasal dari garamnya
 Jumlah ion hidroksida, OH- yang lebih banyak daripada ion H+
membuat larutan ini bersifat basa
 Sejumlah ion Cl- yang berasal dari NH4Cl dan air, namun
keberadaannya tidaklah penting.

Penambahan Basa
Penambahan basa ke dalam air murni akan menyebabkan pH
larutan naik secara drastis. Untuk menghindari hal tersebut, suatu larutan

12
penyangga harus menghilangkan ion hidroksida baru yang berasal dari
penambahan basa.
Ion hidroksida, OH-, yang ditambahkan akan menggeser
kesetimbangan ke arah pereaksi. Oleh karena itu, agar pH larutan
penyangga tidak naik secara drastis maka ion hidroksida ini akan berikatan
dengan komponen asam dalam larutan, yaitu NH4+ membentuk NH3.

NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)

Sebagian besar ion OH- akan dihilangkan melalui reaksi ini sehingga
pH larutan tidak akan berubah secara drastis. Meskipun demikian, karena
reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan, pH larutan akan sedikit
berubah.

Penambahan Asam
Jika larutan penyangga ditambahkan suatu asam, maka ion H+ yang
berasal dari asam harus dihilangkan dengan cara bereaksi dengan
komponen basa dalam larutan penyangga yaitu NH3 maupun ion OH-.
Proses penghilangan ion H+ ini sedikit rumit karena dapat bereaksi dengan
kedua komponen basa dalam larutan penyangga.

Penghilangan ion H+ melalui reaksi dengan amonia


Saat asam ditambahkan, ion H+ dari asam akan dinetralkan oleh OH-
dari amonia dalam larutan.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
NH3 (aq) + H+(aq) NH4+(aq)
Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya ion H+ dapat dihilangkan. Ion
amonium merupakan asam lemah dan sebagian dari ion H+ akan
dilepaskan kembali.

13
Penghilangan ion H+ melalui reaksi dengan ion OH-
Ingat bahwa dalam larutan, tersedia ion-ion hidroksida yang berasal
dari reaksi dari amonia dan air.

NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)

Kesetimbangan bergeser ke arah hasil pereaksi untuk menggantikan


ion OH- yang diikat oleh H+

NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)


Ion H+ berikatan dengan
ion OH- membentuk H2O

Ion H+ dari asam dapat bergabung dengan OH- membentuk H2O.


Ketika ini terjadi, kesetimbangan akan bergeser ke arah hasil pereaksi
untuk mengganti ion hidroksida yang diikat oleh ion hidrogen. Namun
demikian, tidak seluruh ion hidrogen dapat dihilangkan, hanya sebagian
besar saja.

4. Perhitungan pH Larutan Penyangga


a. Larutan Penyangga Bersifat Asam
 Asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat
Marilah kita perhatikan larutan penyangga yang terdiri dari
CH3COOH dan CH3COONa. Asam asetat mengion sebagian menurut

14
reaksi kesetimbangan (persamaan 4.1), sedangkan Natrium asetat
mengion sempurna (persamaan 4.2). Misal jumlah CH3COOH yang
dilarutkan adalah a mol dan jumlah yang mengion adalah x mol, maka
susunan kesetimbangan dapat dirinci sebagai berikut:

CH3COOH (aq) H+(aq) + CH3COO-(aq) …….(4.1)


Awal : a mol - -
Terionisasi : -x mol + x mol + x mol
Setimbang : a-x mol x mol x mol

Misalkan jumlah mol CH3COONa yang dilarutkan adalah b mol.


Dalam larutan, garam ini mengion sempurna membentuk b mol ion Na+
dan b mol ion CH3COO-.

CH3COONa (aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq) ….(4.2)


Awal : b mol - -
Terionisasi : -b mol + b mol + b mol
Akhir : - b mol b mol

Tetapan ionisasi asam asetat, sesuai dengan persamaan 4.1 adalah:

……….(4.3)

Maka, konsentrasi H+ dalam larutan akan ditentukan oleh persamaan


berikut:

……….(4.4)

15
[ ]
……….(4.5)
[ ]

Jumlah ion dalam larutan = (b + x) mol, sedangkan


jumlah CH3COOH = (a – x) mol. Oleh karena dalam larutan terdapat
banyak ion CH3COO- yang berasal dari CH3COONa, maka
kesetimbangan (4.1) akan terdesak ke arah pereaksi, sehingga jumlah
mol CH3COOH dalam larutan dapat dinggap tetap a mol (a-x ≈a;
jumlah mol CH3COOH yang mengion diabaikan). Dengan alasan yang
sama, jumlah mol ion CH3COO- dalam larutan dianggap = b mol (b+x
≈b; CH3COO- yang berasal dari persamaan 4.1 diabaikan). Dengan
asumsi-asumsi tersebut, persamaan 4.5 dapat ditulis sebagai berikut.

[ ]

[ ]

Jadi, untuk menentukan konsentrasi untuk larutan penyangga


yang bersifat asam adalah:

Ka = tetapan ionisasi asam lemah

Maka

 Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat
berlebih
Contoh:
100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol mL-1

16
= 10 mmol
Jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol mL-1
= 5 mmol
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol CH3COONa,
sedangkan CH3COOH bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai berikut.

CH3COOH (aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)


Asam lemah basa konjugasi

Awal : 10 mmol 5 mmol -


Reaksi : -5 mmol -5 mmol +5 mmol
Sisa : 5 mmol - 5 mmol

Langkah selanjutnya sama dengan penentuan pH larutan penyangga


yang berasal dari Asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa
kuat.

b. Larutan Penyangga Bersifat Basa


 Basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat
Marilah kita perhatikan larutan penyangga yang terdiri dari NH3
dan NH4Br. Dalam larutan, NH3 mengion sebagian menurut reaksi
kesetimbangan, sedangkan NH4Br mengion sempurna.

NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)


NH4Br (aq) NH4+ (aq) + Br-(aq)

Sama halnya dengan penurunan persamaan 4.6, maka untuk larutan


penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya berlaku rumus
berikut.

17
…….(4.8)

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah


dan

= …….(4.9)

Maka

 Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat
berlebih

5. Fungsi Larutan Penyangga


Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain sebagai berikut:

1. Dalam tubuh manusia terdapat sistem penyangga yang berperan untuk


mempertahamkan pH, contohnya sebagai berikut:
a. Di dalam darah terdapat larutan penyangga. pH
darah berkisar antara 7,35-7,45. Untuk menjaga
agar pH darah tidak banyak berubah maka dalam
darah terdapat sistem penyangga, yaitu asam
karbonat dan ion bikarbonat (H2CO3 & HCO3-).
Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai
berikut.

H2CO3 (aq) + OH-(aq) HCO3- (aq) + H2O(l)


HCO3- (aq) + H+(aq) H2CO3 (aq)

18
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH
darah, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam
keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana


darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Salah satu contoh asidosis adalah olahraga
yang berlebihan.
Alkalosis adalah suatu keadaan
dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu
sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah. Salah satu contoh alkalosis adalah
berada pada ketinggian.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih


merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan
alkalosis merupakan petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang
serius.

b. Di dalam cairan sel tubuh terdapat sistem penyangga, yaitu asam


dihidrogenfosfat dan basa konjugasinya berupa ion monohidrogen
fosfat (H2PO4- & HPO42-). Campuran penyangga ini berperan juga
dalam sistem pengeluaran ion H+ pada ginjal. Sistem ini bereaksi
dengan asam dan basa sebagai berikut.
H2PO4- (aq) + OH-(aq) HPO42- (aq) + H2O(l)
HPO42- (aq) + H+(aq) H2PO4- (aq)

19
2. Dalam industri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-
obatan agar zat aktif dari obat tersebut mempunyai pH tertentu.

Larutan infus menggunakan prinsip penyangga


untuk mempertahankan pH

Larutan penyangga juga


digunakan dalam obat tetes mata

3. Dalam bidang pertanian, suatu


tanaman hidroponik memerlukan
suatu mineral yang berupa larutan
penyangga.

20

Anda mungkin juga menyukai