Disusun Untuk Memenuhi Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa RS PKU Muhammadiyah Gamping
Disusun oleh
Wilda Fadhilah
20194010072
Diajukan Kepada
dr. H. Wildan, Sp.KJ
KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. POP
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 30 tahun
Agama : Islam
Alamat : Sleman
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Cemas berlebihan
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mulai mengeluh cemas berlebihan lagi, tegang, frustasi, mudah emosi,
mudah lelah dan sulit tidur. Kalau naik motor dalam pikirannya rasanya ingin
nabrakin motornya ke motor orang lain. Pasien juga mengeluh menstruasinya
tidak teratur beberapa bulan terakhir. Pasien sudah mencoba kombinasi ke
psikolog juga, namun tidak ada perubahan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien merupakan pasien rutin dengan dr. Wildan, SpKJ
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga yang mengalami keluhan serupa tidak diketahui.
5. Riwayat Sosial dan Gaya Hidup
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang sudah menikah dan
memiliki anak yang sedang belajar di rumah. Pasien merasa kesulitan untuk
membimbing anak-anaknya belajar di rumah sehingga sering marah-marah
terus.
C. Pemeriksaan Status Mental
1. Kesadaran : Compos mentis, tidak berubah
2. Orientasi : Orang : baik
Tempat : baik
Waktu : baik
Situasi : baik
3. Sikap dan tingkah laku : Normoaktif
4. Roman Muka : Sedikit mimik
5. Afek : Anxious
6. Arus pikir : Cukup lancar, koheren
7. Isi Pikir : Tidak ada waham
8. Bentuk Pikir : Cukup realistik
9. Gangguan memori : Tidak ada
10. Gangguan Intelegensi : Tidak ada
11. Perhatian : Mudah ditarik dan mudah dicantum
12. Hubungan Jiwa : Mudah
D. Diagnosis
Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi (F25.1)
E. Diagnosis banding
F.31.5 Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
F.32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
F. Penatalaksanaan
R/ Fluoxetine 20 mg tab No. XXX
S 1 dd tab 1 pagi
R/ Risperidone 2 mg No. XXX
S 2 dd tab ½ - 0 – ½
R/ Trihexypenidil 2 mg No. XXX
S 2 dd tab ½ - 0 – ½
R/ Amitriptylyn 12,5 mg
Diazepam 3 mg
Mfla pulv dtd da in caps No. XXX
S 1 dd tab 1 malam jika tidak bias tidur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gangguan skizoafektif adalah penyakit dengan gejala psikotik yang
persisten, seperti halusinasi atau delusi, terjadi bersama-sama dengan masalah
suasana (mood disorder) seperti depresi, manik, atau episode campuran.
Gangguan skizoafektif diperkirakan terjadi lebih sering daripada gangguan
bipolar. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada
saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode
yang sama.
Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode
skizoafektif berulang, baik yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya.
Suatu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenia dan manik yang sama-
sama menonjol dalam satu episode penyakit yang sama. Gejala-gejala afektif di
antaranya yaitu elasi dan ide-ide kebesaran, tetapi kadangkadang kegelisahan atau
iritabilitas disertai oleh perilaku agresif serta ideide kejaran. Terdapat peningkatan
enersi, aktivitas yang berlebihan, konsentrasi yang terganggu, dan hilangnya
hambatan norma sosial.
Waham kebesaran, waham kejaran mungkin ada. Gejala skizofrenia juga
harus ada, antara lain merasa pikirannya disiarkan atau diganggu, ada kekuatan-
kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya, mendengar suara-suara yang
beraneka beragam atau menyatakan ide-ide yang bizarre. Onset biasanya akut,
perilaku sangat terganggu, namun penyembuhan secara sempurna dalam beberapa
minggu.
B. Etiologi
1. Belum jelas. Seperti juga Skizofrenia, Skizoafektif kemungkinan akibat suatu
gangguan perkembangan neuronal
2. Faktor genetik: Terdapat peningkatan prevalensi gangguan afektif pada
keluarga dengan Skizoafektif dibanding dengan Skizofrenia dan peningkatan
prevalensi Skizofrenia pada keluarga dengan skizoafektif dibanding dengan
kelompok gangguan afektif.
C. Faktor Risiko
• Skizoafektif depresi lebih sering pada orang tua
• Tipe bipolar lebih sering pada dewasa muda
• Prevalensi perempuan lebih tinggi, terutama wanita menikah
• Awitan perempuan lebih lanjut
• Apabila terjadi pada laki-laki maka akan bersamaan dengan perilaku
antisosial dan afek yang tumpul
D. Pedoman Diagnostik
1. Kriteria diagnosis menurut DSM-IV-TR
- Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu waktu depresif mayor,
episode manik, atau episode campuran yang terjadi bersamaan dengan kriteria
skizofrenia seperti Waham; Halusinasi, perilaku aneh atau simptom negatif.
Periode depresif mayor harus mencakup kriteria skizofrenia dengan mood
terdepresi
- Selama periode penyakit yang sama terdapat waham dan halusinasi selama
sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol
- Gejala yang memenuhi kriteria episode mood, timbul dalam jumlah bermakna
pada durasi total periode aktif dan residual penyakit
- Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis penggunaan zat psikoaktif
Tentukan tipe:
Bipolar apabila gejala mencakup episode manik dan campuran atau campuran
manik dan depresif mayor
Type depresif apabila hanya mencakup depresi mayor
Berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ III, untuk mendiagnosa skizofrenia harus ada
sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
1. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang bergema dan berulang dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda.
2. Thought insertion or withdrawal = isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya (withdrawal).
3. Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
Gejala lainnya:
a) Konsentrasi dan perhatiannya berkurang;
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
d) Pandangan masa depat yang suram dan pesimistis;
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
f) Tidur terganggu;
g) Nafsu makan berkurang.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
E. Gejala Klinis
Afek depresif :
Afek manik: energi yang berlebihan, waham kebesaran, waham kejar, agresif,
iritabel.
Afek campuran
F. Diagnosa Banding
Gangguan skizoafektif akibat zat (amfetamin, fensiklidin, atau steroid eksogen)
G. Tatalaksana
1. Farmakoterapi
Pemberian mood stabilizer untuk gangguan bipolar dan skizoafektif.
Karbamazepin efektif untuk gangguan skizoafektif tipe depresif. Dalam praktek
penggunaannya secara luas dan dikombinasi dengan agen psikotik. Pada episode
manik, terapi menggunakan mood stabilizer agresif sampai kadar dalam darah
adekuat. Pada masa pemeliharaan pemberiaan dosis dapat dikurangi sampai
dosis minimal efektif. Pantau fungsi hepar dan ginjal juga fungsi hematologis
untuk mengetahui efek samping obat. Pada mania yang sulit disembuhkan dapat
diterapkan ECT.
Pada periode depresif mayor, membutuhkan antidepresan. Tujuan
pengobatan bukan mengubah depresif menjadi manik dengan cepat. Pengobatan
dengan antidepresan harus memperhatikan kegagalan obat sebelumnya. SSRI
digunakan sebagi lini pertama. Pada keadaan mood depresif, pemakaian ECT
dapat dipertimbangkan. Penggunaan antipsikotik bermanfaat, terkadang lithium
lebih bermanfaat.
2. Pengobatan psikososial
Terapi psikososial berupa terapi keluarga, latihan keterampilan dan
rehabilitasi kognitif. Pasien dan keluarga harus menerima penjelasan bahwa
spektrumpenyakit sangat luas jadi sulit menentukan prognosis penyakit.
Keluarga disiapkan dalam menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan pasien.
Pemberian regimen obat mungkin lebih rumit, jadi perlupendidikan
farmakologis untuk keluarga.
H. Prognosis
Prognosis sulit ditentukan karena perjalanan yang tidak pasti. Adanya gejala
skizofrenik memperlihatkan hasil yang lebih buruk. Setelah satu tahun, apabila
gejala dominannya afektif, prognosis lebih baik Semakin lama gangguan, akan
lebih mengarah ke prognosis buruk, yaitu skizofrenia. Prognosa lebih buruk dari
gangguan Afektif tapi lebih baik dari gangguan Skizofrenia
9
BAB III
KESIMPULAN
10
golongan obat antimuskarinik yang bekerja dengan cara menghambat zat alami
asetilkolin. Dengan begitu, obat ini dapat membantu mengurangi kekakuan otot dan
mengontrol fungsi otot.
11
DAFTAR PUSTAKA
12