PEREMPUAN
WIDYA APRILYAN
Bp. 1711311018
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
i
i
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang selalu
dicurahkan kepada seluruh makhluk-Nya. Salawat serta salam dikirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayah-Nya, penulis telah dapat
menyelesaikan proposal ini dengan judul “Pengaruh Body Shaming Terhadap Konsep Diri
Remaja Perempuan”
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan. Maka saran dan kritik
yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan ini.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................................4
A. Remaja...............................................................................................................................5
B. Body shaming....................................................................................................................6
C. Konsep diri.......................................................................................................................6
C. Hipotesi Penelitian.....................................................................................................15
A. Jenis penelitian..........................................................................................................16
D. Instrumen Penelitian..................................................................................................16
E. Etika Penelitian..........................................................................................................17
G. Pengolahan data.........................................................................................................18
i
a. Editing....................................................................................................................18
b. Coding....................................................................................................................18
c. Entry Data.................................................................................................................19
d. Cleaning.................................................................................................................19
H. Analisa Data..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun , menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 , remaja adalah penduduk dalam
i
rentang usia 10 – 18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
sangat pesat baik secara fisik, psikologis dan intelektual. Masa remaja cenderung ingin
Setiap orang ingin memiliki tubuh yang sehat dan bentuk tubuh yang ideal. Bentuk
Penampilan merupakan hal yang dapat menjadi perhatian khusus dan setiap orang ingin
memaksimalkan penampilannya dilingkungan sosial. Hal ingin wajar karena kita ingat
tentang kebutuhan mashlow yaitu tentang kebutuhan tentang akan penghargaan diri. Jika
kebutuhan harga diri seseorang tidak terpenuhi maka ia bisa menjadi rendah diri dan tidak
Menurut Horigman dan Castle , body image adalah gambaran mental seseorang
memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan bagaimana kira kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa
yang dia rasakan belum tentu mengpresentasikan keadaan yang sebenarnya , namun lebih
Seseorang akan merasa tidak puas dengan dirinya apabila ketidakpuasaan terhadap
bagian tubuhnya akan semakin besar apabila individu menerima penilaian yang disampaikan.
Cara pandang seseorang terhadap tubuhnya terjadi karen adanya objektifikasi diri .
objektifikasi diri adalah penilaian tubuh sendiri , menginternalisasi perspektif pengamat yang
Cara pandang seseorang terhadap dirinya sangat berpengaruh terhadap mental diri
i
seseorang tersebut. Seseorang yang selalu merasa kekurangan akan tubuhnya selalu merasa
tubuh nya tidak sempurna cenderung sering merasa depresi karena bentuk tubuhnya.
Saat ini, semakin banyak nya iklan pemutih, iklan penurunan berat badan. Dan lain
lainnya yang menggangap bisa membuat tubuh sempurna, cemnderung mengubah pola pikir
masyarakat jika yang bertubuh sempurna itu yang memiliki kulit putih dan berbadan
langsing, padahal tubuh terlihat jika sempurna jika tubuh itu sehat.
Seseorang dengan citra tubuh yang kurang baik , kemampuan untuk dekat dengan
lingkungannya cenderung terhambat karena orang yang memiliki citra tubuh yang kurang
baik biasanya minder dengan lingkungannya. Citra tubuh kurang baik bisa seperti body
mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri atau orang lain dengan cara negatif. Jenis body
shaming ada beberapa contohnya fat shaming yaitu perkataan untuk orang yang bertubuh
tubuh menyebabkan seseorang mereka kalau didirinya itu ada yang kurang atau tidak
Dengan maraknya teknologi yang begitu canggih, fenomena body shaming saat
sekarang ini sedang maraknya terjadi. Body shaming bisa terjadi dimana saja dan kapn saja
Body shaming merupakan suatu fenomena yang mengerikan bagi orang orang yang
terkena dampaknya . Menurut laman worlofbuzz.com , pada 10 Agustus 2018 lalu, ada
seorang remaja berusia 17 tahun di Thailand nekat bunuh diri disekolah dikarenakan tidak
tahan karena selalu dipanggi gendut oleh teman teman sekolahnya. Dampak dari body
i
shaming sangat membahayakan karena bisa membuat seseorang depresi lalu bunuh diri.
Body shaming merupakan fenomena yang serius. Dampaknya buruk bagi yang yang
mengalaminya. Body shaming bisa terjadi kepada siapaun seperti, anak sekolah, ataupun
kuliah baik perempuan atau pun laki laki. Perempuan lebih sering mendapatkan perkataan
body shaming. Body shaming pun bisa datang dari orang terdekat kita.
Pelaku body shaming cenderung tidak memikirkan bagaimana perasaan korban ketika
pelaku mengakatan perkataan yang menghina tubuh korban. Pelaku cenderung mengtakan
kalau itu hanya bercanda dan tidak bermaksud apa apa. Padahal, ini bisa berdampak serius
Dengan adanya fenomena body shaming yang maraknya, maka penulis mengangkat
topik ini karena penulis ingin tahu bagaimana perasaan seseorang yang terkena body shaming
menginterlisasi pengamat tubuhnya dibandingkan laki laki ( Knaus dkk, 2008 ). Budaya
memiliki tuntunan lebih besar kepada standar tubuh perempuan ( Dolezal , 2015 ). Walaupun
perempuan lebih sering terkena body shaming tetapi tidak memungkinkan kalau laki laki juga
terjadi body shaming. Berarti body shaming terjadi kepada perempuan dan laki laki.
Penelitian ini akan mendeskripsikan pengaruh body shaming terhadap konsep diri remaja
perempuan .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perasaan remaja yang terkena
i
body shaming dan dampak kehidupan yang mengalaminya.
1.4.1 Teoritis
Diharapkan menambah wawasan pengetahuan secara teoritis bagi semua tentang body
1.4. 2 Praktis
Diharapkan masyarakat paham akan dampak dari body shaming dan masyarakat bisa
berpikir untuk bertindak hal yang berbau body shaming dan menyadari tindakan yang telah
dilakukannya.
i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Menurut WHO , remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014 , remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10 – 18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Menurut Hurlock ( 2011 ), remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Masa remaja merupakan peralihan
dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami semua perkembangan semua aspek dan
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
kemcapai kematangan seksual ( Sarwono , 2011 ). Masa remaja disebut juga sebagai masa
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak kanak dan masa
deasa di mana anak mempersiapkan diri menjadi dewasa. Batasan yang tegas pada remaja
sulit ditetapkan , tetapi periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan penampakan
karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11 – 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya
pertumbuhan pada usia 18 – 20 tahun ( Wong , dkk. 2009 ). Masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak kanak ke masa deasa ( Poltekkes Depkes Jakarta , 2010 ).
i
2.1.2 Batasan usia remaja
Berdasarkan tahap perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir
menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal , masa
remaja pertengahan dan masa remaja akhir . Kriteria masa remaja awal adalah pada
perempuan rentang umur 13 – 15 tahun dan pada laki laki rentang umur 15 – 17 tahun .
Kriteria masa remaja pertengahan yakni pada perempuan berumur 15 – 18 tahun sedangkan
pada laki laki 17 – 19 tahun . Sedangkan masa remaja akhir pada perempuan 18 – 21 tahun
WHO memberikan batasan usia remaja yaitu usia 19 – 20 tahun . WHO membagi
kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun,
Wong, dkk ( 2009) mengemukakan masa remaja terdiri tiga subfase yang jelas , yaitu :
Body shaming adalah perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh sendiri
maupun orang lain dengan cara yang negatif . Body shaming adalah istilah untuk mencela
Body shaming terdiri dari dua jenis yaitu acute body shame dan chronic body shame
i
Acute body shame lebih berhubungan dengan aspek perilaku dari tubuh, seperti
pergerakan atau tingkah laku. Istilah ini biasa dikenal dengan embarrassment , tipe body
shame yang biasanya terjadi pada persiapan yang tak diduga atau tidak direncanakan.
Jenis body shame ini terjadi pada kasus seperti kejadian yang terjadi dalam interaksi
sosial seperti sebuah presentasi diri yang mengalami kegagapan, gagal atau tidak sesuai
dengan tingkah laku yang diharapkan , muncul sebagai hasil dari pelanggaran perilaku ,
penampilan atau pertunjukan atau kehilangan kontrol sementara dan tidak terduga atas
suatu tubuh atau fungsi tubuh. Body shame acute ini merupakan rasa malu yang wajar
terjadi dalam interaksi sosial bahkan rasa malu ini dibutuhkan dalam interaksi sosial.
Jenis kedua dari body shame muncul disebabkan oleh bentuk permanen dan terus
menerus dari sebuah penampilan atau tubuh , seperti berat badan , tinggi dan warna kulit .
Selain itu , body shame ini juga dapat muncul karena stigma atau cacat seperti bekas luka
atau kelumpuhan . Selain penampilan , chronic body shame berhubungan dengan fungsi
tubuh dan kecemasan yang biasa dialami seperti jerawat, penyakit , hal buang air besar ,
penuaan dan sebagainya. Tambahan, body shame ini dapat muncul pada saat gagap atau
pun canggung yang kronis. Apapun yang menginduksinya, body shame jenis ini akan
muncul secara menahun dan berulang ulang pada suatu kesadaran dan membawa rasa
Proses terjadinya body shaming biasanya terjadi karen adanya interaksi dan pengaruh
lingkungan lalu berdampak pada inndividu sendiri. Dampak dari body shaming :
Seseorang yang terkena body shaming cenderung akan menjadi tidak percaya diri
i
dan akan menarik diri dari lingkungan sekitar dan kehilangan kepercayaan diri.
Terlalu sering menjadi korban body shaming akan menjadikan seseorang terutup
dan tidak mau berinteraksi . korban cenderung tidak mau berinteraksi karena korban malu
atau takut jika korban berinteraksi maka korban akan terkena body shaming.
3. Depresi
kondiri kehilangan diri. Ketika kehilangan diri terus berlanjut dapat menyebabkan depresi
dapat menciptakan kebiasaan memeriksa tubuh yang dapat menghasilkan kecemasan dan
rasa malu yang berulang dan juga menahan kesenangan yang berhubungan dengan
motivasi tertinggi.
mengalami ganguaan mental sehingga bisa saja melakukan self harm atau kegiatan
menyakiti diri yang dilakukan dengan sengaja. Bahkan , jika terlalu sering mendapatkan
perlakuan tidak menyenangkan berkaitan dengan hinaan fisik , seseorang bisa saja
Menurut Papalia dkk ( 2009 ) , konsep diri merupakan gambaran dan evaluasi mental
diri mengenai kemampuan dan sifat sifat orang tersebut. Agustiani ( 2009 ) menyatakan
i
konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya , yang dibentuk
Menurut Hurlock konsep diri ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu .
konsep ini merupakan bayangan cermin , ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan
orang lain, apa yang kiranya reaksi orang terhadapnya. Konsep diri ideal ialah gambaran
remaja meliputi :
a. Usia kematangan
Remaja yang lebih matang lebih awal, diperlakukan seperti orang yang hampir
b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri mesipun
perbedaan membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang menambah
daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber memalukan yang mengakibatkan
perasaan rendah diri. Sebaliknya , daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat , dan perilaku membantu remaja
d. Hubungan keluarga
i
Seorang remaja mempunyai hubungan erat dengan seseorang anggota keluarga
akan mengidentifikasi ciri dengan orang tersebut dan ingin mengembangkan pola
Teman teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara
yakni pertama konsep diri remaja merupakan cerminan dan anggapan tentang konsep
teman dandirinya. Kedua berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri ciri
a. Fisik.
penampilan, kesesuaian dengan jenis kelamin, arti penting tubuh dan perasan gengsi
b. Psikologis
Aspek ini meliputi penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya , seperti
Menurut Calhoun dan Acocella konsep diri terdiri dari tiga dimensi atau aspek :
1. Pengetahuan
Apa yang individu ketahui tentang dirinya. Individu didalam benaknya terdapat
satu daftar yang menggambarkan dirinya, kelengkapan atau kekurangan fisik , usia, jenis
i
2. Harapan
Individu mempunyai harapan bagi dirinya sendiri untuk menjadi diri yang ideal.
3. Penilaian
Konsep diri menjadi beberapa bagian. Konsep diri dikemukakan oleh Stuart and
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar . Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran , bentuk , fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di
Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan
lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri.
Individu yang stabil , realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan
memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses
dalam kehidupan.
2. Ideal diri
i
berdasarkan standart , aspirasi , tujuan atau penilaian personal tertentu ( Stuart and
Sundeen ) . Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau
sejumlah aspirasi, cita cita , nilai yang akakn dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita
3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil , kebutuhan yang realistis ,
keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
BAB III
KERANGKA KONSEP
i
penduduk dalam rentang usia 10 – 18 tahun.
Body shaming adalah perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh
sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif. Body shaming adalah istilah
untuk mencela orang lain maupun diri sendiri karena penampilan fisiknya.
Menurut Papalia dkk ( 2009 ) , konsep diri merupakan gambaran atau evaluasi
mental diri mengenai kemampuan dan sifat sifat orang tersebut. Agustiani ( 2009 )
menyatakan konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya
yang dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan.
Konsep diri menurut Stuart dan Sundeen adalah yang pertama gambaran diri
atau body image yang artinya sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar . sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran , bentuk ,
fungsi , penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Body image
berhubungan dengan kepribadian . bagaimana cara individu memandang dirinya
mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya .
Yang kedua yaitu ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
harus berprilaku berdasarkan standart , aspirasi , tujuan atau penilaian personal
tertentu ( Stuart dan Sundeen ) . faktor yang mempengaruhi ideal diri antara lain
kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya , faktor budaya
akan mempengaruhi individu menentapkan ideal diri dan ambisi dan keinginan untuk
melebihi dan berhasil.
Perubahan pada
Remaja
remaja :
Fisik
Psikologis
Sosial
i
Menyebabkan :
Konsep diri
Kurang percaya diri
Gambaran
Tidak mau Perubahan fisik yang
diri
bersosialisasi berlebihan atau merasa
Ideal diri
Kurang yakin tidak percaya diri dengan
terhadap yang tubuh akibat pembicaraan
dilakukan orang lain terhadap tubuh
Menarik diri
i
1. Variabel bebas ( independen )
Variabel bebas adalah body shaming
2. Variabel terikat ( dependent )
Variabel terikat adalah konsep diri
C. Hipotesi Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis peneliti pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan
pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari suatu dinamika
korelasi antara faktor risiko dengan efek dan dengan suatu pendekatan , observasi
ataupun dengan pengumpulan data pada saat tertentu ( Notoadmodjo, 2010 ) .
i
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
( Nursalam,2008 ) . Populas i pada penelitian ini adalah seluruh remaja perempuan
yang berada di SmpN 5 Padang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan metode sampling
yang memenuhi kriteria sample. Sample dalam ilmu keperawatan ditentukan oleh
sample kriteria insklusi dan kriteria ekslusi ( Nursalam, 2008 )
Dalam penelitian ini sampel adalah remaja perempuan yang tidak percaya diri
akan tubuh nya atau yang pernah mendapatkan body shaming
Kriteria inklusi dari sampel diatas adalah :
Siswi perempuan yang memiliki masalah dengan bentuk tubuhnya
Siswi perempuan yang tidak percaya diri
Siswi perempuan yang yakin dengan bentuk tubuhnya.
D. Instrumen Penelitian
E. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian ini yaitu peneliti perlu membawa surat rekomendasi
dari kampus untuk institusi terkait dengan cara mengajukan permohonan izin
penelitian diinstitusi tersebut. Setelah mendapat persetujuan barulah peneliti
menjelaskan pada subjek peneliti mengenai tujuan dan manfaat penelitian, dimana
subjek berhak untuk menerima atau menolah untuk dijadikan responden tanpa
i
paksaan pihak manapun . setelah mendapat persetujuan dari responden, peneliti dapat
memulai penelitian dengan memperhatikan etika penelitian yang meliputi :
1. Informed consent
Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang memenuhi
kriteria inskulsi dan ekslusi
2. Anonymity ( tanpa nama )
Nama responden disamarkan dalam bentuk huruf atau angka untuk
menjaga kerahasiaan
3. Confidentiality ( rahasia )
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden
dan lembar pengisian responden juga akan dijaga kerahasiaannya.
b. Setelah medapat izin dari institusi terkait, peneliti melakukan pengambilan data
calon responden pada penelitian.
c. Setelah bertemu dengan responden, peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan tentang yang ingin diteliti.
d. Calon responden harus sesuai dengan kriteria insklusi dan ekslusi yang sudah
ditetapkan.
e. Selanjutkan peneliti menanyakan ketersediaan responden untuk dimintai informasi
dengan menyerahkan informed consent tersebut.
f. Jika responden menyetujui untuk dijadikan sample penelitian, responden harus
i
mengisi informed consenttersebut.
g. Selanjutnya peneliti mulai melakukan penelitian dengan wawancara terpimpin ,
responden diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas.
h. Setelah semua informasi dari seluruh responden didapatkan, peneliti melapor ke
Tata Usaha SmpN 5 Padang bahwa telah menyelesaikan penelitian
i. Selanjutnya peneliti mengolah data secara komputerisasi
j. Peneliti menyimpulkan hasil penelitian , pembahasan , dan kesimpulan penelitian
G. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
Pemberian kode untuk setiap jawaban agar dapat dikonversikan dengan angka
dan memudahkan dalam entry data.
c. Entry Data
d. Cleaning
H. Analisa Data
Menggunakan analisis Univariat yaitu analisis yang dilakukan pada satu variabel
dependen . analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi pengaruh body shaming
terhadap konsep diri remaja perempuan .