A. DESKRIPSI KHASUS
Mantan gubernur sulawesi tenggara nonaktif Nur Alam terjerat khasus Tipikor,
khasus ini bermula pada oktober 2016, Nur Alam diijadikan tersangka oleh KPK, tidak
terima atas tuntutannya Nur Alam langsung menggugat KPK melalui prapengadilan terkait
penetapan tersangka dirinya, pada 5 juli 2017, KPK menahan Nur Alam di PN jakarta pusat
dia di hukum 12 tahun penjara di jakarta pusat. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan tuntutan 18 tahun dari jaksa kepada
Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam dan denda 1 miliar subsider 1 tahun kurungan, Selain
dituntut 18 tahun penjara, jaksa KPK meminta hakim mencabut hak politik Nur Alam.
Jaksa berkesimpulan, Nur Alam terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Jaksa meyakini, Nur Alam melawan
hukum dalam memberikan Persetujuan Pencadangan Wilayah Pertambangan, Persetujuan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi. Selain itu, Persetujuan Peningkatan IUP
Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi kepada PT Anugerah Harisma Barakah (AHB). Hal
terpenting dalam tuntutan tersebut adalah KPK meminta hakim mempertimbangkan untuk
mencabut hak politik Nur Alam. Hal ini mencegah mereka yang telah divonis bersalah
kembali masuk ke panggung politik dan menjadi pemimpin. Hal demikian dilakukan karena
Kita tidak bisa bayangkan ketika terpidana kasus korupsi sudah divonis bersalah, mereka
masih punya kesempatan untuk menjadi kepala daerah lagi dan memimpin sebuah daerah
apalagi kalau kemudian terjadi korupsi kembali.
Terdakwa dinilai merugikan negara atas perbuatannya telah memperkaya diri sendiri,
orang lain, dan korporasi dalam jabatannya sebagai gubernur. Nilai kerugian negara yang
ditimbulkan dari kasus Nur Alam sangat fantastis, mencapai Rp4,3 triliun. Nilai itu hampir
dua kali lipat nilai kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi proyek KTP elektronik, yang
diklaim mencapai Rp2,3 triliun. Namun, angka tersebut tidak sepenuhnya atas hasil
penghitungan auditor negara. Sebab, salah satu yang dihitung adalah kerugian akibat
kerusakan lingkungan. Tidak cuma itu, politikus Partai Amanat Nasional itu juga dituntut
membayar uang pengganti Rp2,7 miliar dari keuntungan yang diperoleh dari izin
pertambangan yang diberikan Nur Alam kepada pengusaha.
B. ANALISIS PENULIS
Untuk pertama kalinya KPK menggunakan kerusakan kerugian yang di lakukan oleh
Nur Alam juga meninjau kerugian negara bukan hanya dari kerugian materiil saja tapi dilihat
juga kerugian lingkungannya, bahkan sampai biaya pemulihannya," ujar Koordinator Divisi
Kampanye ICW Siti Juliantari kepada BBC Indonesia.
upaya yang di lakukan oleh KPK ini tentu sebagai langkah awal yang baik untuk
mengkolkulasikan kerugian negara dan memberikan efek jerah dan hukuman yang setimpal
kepada para aparat yang terjerat khasus korupsi ini. Indonesia Corruption Watch (ICW)
menilai terobosan ini menunjukkan jaksa KPK cukup progresif dalam memperhitungkan
kerugian negara akibat korupsi di sektor sumber daya alam.
Jaksa memberikan tuntutan yang tinggi terhadap Nur Alam secara proposional
dengan melihat dampak dari dugaan korupsi Nur Alam. Misalanya, apakah berdampak pada
keuangan daerah semata, atau pada sektor lain seperti lingkungan yang resiko kerugiaanya
jauh lebih besar. Dalam tuntutan terhadap Nur Alam, pertama kalinya KPK menggunakan
kerusakan lingkungan untuk menilai kerugiaan keuangan negara. Karena dalam kasus ini
ditinjau bahwa ada keterkaitan antara perbuatan dugaan korupsi dan juga efek-efek terhadap
izin-izin yang lingkungan yamg resiko keruhiaannya jauh lebih besar.
Imbas dari kasus korupsi yang menjeratnya, Ketua Majelis Hakim Diah Siti Basariah
mengganjar Nur Alam vonis pidana selama 12 tahun vonis tuntutan 18 tahun kurungan di
tolak oleh ketua majelis MA beralasan Nur alam hanya terbukti melanggar pasal 12B UU
Tipikor tentang gratifikasi. Adapun pasal 3 UU Tipikor tentang memperkaya diri tidak
terbukti.atas tuntutannya Nur Alam melakukan banding. Mencabut hak politik selama 5 tahun
terhitung setelah selesai menjalani hukuman.
Atas kerugian yang ditimbulkannya, Koordinator Divisi Kampanye ICW Siti
Juliantari menegaskan sudah sepantasnya Nur Alam dihukum berat. Hal ini dikarenakan
perbuatan yang merugikan lingkungan dan daerah yang terkait kasus Nur Alam ini bukan
hanya kasus korupsi, tapi kejahatan lingkungan. Kita melihat kasus korupsi dan kejahatan
lingkungan itu kan sebenarnya suatu kasus yang secara garis besar kejahatan kepada
kemanusiaan. Apalagi, Nur Alam menjabat gubernur selama dua periode. Sebagai seorang
penyelenggara negara, semestinya memberi contoh kepada rakyat untuk tidak korupsi dan
memegang teguh integritas. Dan mengembangkan daerah bukan malah merusak daerah dan
merugian orang banyak.