Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA NUTRISI DALAM PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu : Dr. Lina Erlina, S.Kep., M.Kep., Sp. KMB

Disusun oleh :

Syifa Nurul Hikmah


P17320118095
Tingkat 3C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN D-III KEPERAWATAN BANDUNG
2020
Forum Perencanaan Promosi Kesehatan

Perencanaan Promosi Kesehatan


Pokok Bahasan : Pentingnya Nutrisi
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Nutrisi bagi Penyembuhan Fraktur
Hari, Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Waktu : 09.00-09.30. WIB (30 Menit)
Tempat : Ruang Zumar, RSUD Al-Ihsan
Sasaran : Tn. L (Klien mengalami fraktur femur dextra 1/3 proksimal )
Penyuluh : Syifa Nurul Hikmah

A. Tujuan Promosi Kesehatan


1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dengan fraktur dapat
mengerti tentang pentingnya nutrisi dalam penyembuhan fraktur.
2. Tujuan Khusus
Setelah mampu mengikuti penyuluhan diharapkan para penderita diabetes melitus
mampu :
a. Menjelaskan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai pengertian
fraktur
b. Menyebutkan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai proses
penyembuhan fraktur
c. Menyebutkan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai faktor yang
mempengarhi penyembuhan tulang
d. Menjelaskan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai nutrisi pada
penyembuhan fraktur
e. Menyebutkan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai zat-zat nutrisi
yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan fraktur
B. Materi/Isi Promosi Kesehatan
1. Pengertian fraktur
2. Proses penyembuhan fraktur
3. Faktor yang mempengarhi penyembuhan tulang
4. Nutrisi pada penyembuhan fraktur
5. Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan fraktur
C. Referensi
Inukirana, S.(2019). Penyembuhan patah tulang. https://www.honestdocs.id/penyembuhan-
patah-tulang. Diakses pada 11 November 2020.
P2PTM. Kemenkes RI. (2018). Kalsium Untuk Mencapai Kepadatan Tulang Optimal.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-gangguan-
metabolik/konsumsi-kalsium-untuk-mencapai-kepadatan-tulang-yang-optimal.Diakses
pada 12 November 2020
P2PTM Kemenkes RI. (2018). Vitamin D Untuk Mencapai Kepadatan Tulang Optimal.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-gangguan-
metabolik/cukup-vitamin-d-dan-sinar-matahari-agar-mencapai-kepadatan-tulang-yang-
optimal Diakses pada 12 November 2020
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan

No Kegiatan
Tahap Waktu
. Promotor Kesehatan Sasaran
1. Pembukaan 1. Salam pembuka Menjawab salam dan 5 menit
2. Perkenalan memperhatikan
3. Menyatakan tujuan
4. Kontrak waktu
2. Inti 1. Memberikan materi Memperhatikan, 15 menit
2. Menjawab pertanyaan memperagakan, dan
yang diajukan memberi pertanyaan
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi Bersama penyaji 10 menit
yang dijelaskan menyimpulkan materi
2. Melakukan evaluasi dan menjawab salam
3. Mengakhiri kegiatan
dan memberikan salam

G. Evaluasi
1. Waktu
Evaluasi dilakukan diakhir kegiatan promosi kesehatan
2. Cara/Bentuk
Evaluasi disampaikan melalui lisan
3. Pokok-pokok evaluasi
a. Jelaskan pengertian fraktur
b. Sebutkan proses penyembuhan fraktur
c. Sebutkan factor yang mempengarhi penyembuhan tulang
d. Jelaskan nutrisi pada penyembuhan tulang
e. Sebutkan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan fraktur
H. Lampiran
1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
2. Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur beragam sesuai dengan jenis tulang yang terkena dan
jumlah gerakan di tempat fraktur. Penyembuhan dimulai dengan lima tahap, yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap kerusakan jaringan dan pembentukan hematom (1-2 hari) Pada tahap ini
dimulai dengan robeknya pembuluh darah dan terbentuk hematome di sekitar dan di
dalam fraktur. Tulang pada permukaan fraktur, yang tidak mendapat persediaan
darah akan mati sepanjang satu atau dua milimeter. Hematom ini kemudian akan
menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler sehingga hematom
berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya (Sjamsuhidayat &
Jong, 2011).
2. Tahap radang dan proliferasi seluler (3 hari-2 minggu)
Setelah pembentukan hematoma terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel di
bawah periosteum dan di dalam saluran medula yang tertembus. Ujung fragmen akan
dikelilingi oleh jaringan sel yang menghubungkan tempat fraktur. Hematoma yang
membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke
dalam daerah tersebut (Sjamsuhidayat & Jong, 2011).
3. Tahap pembentukan kalus (2-6 minggu)
Sel yang berkembang biak memiliki potensi kondrogenik dan osteogenik, bila
diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam
beberapa keadaan juga membentuk kartilago. Populasi sel juga mencakup osteoklas
yang mulai membersihkan tulang yang mati. Massa sel yang tebal, dengan pulau-
pulau tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kalus atau bebat pada permukaan
periosteal dan endosteal. Sementara tulang fibrosa yang imatur menjadi lebih padat,
gerakan pada tempat fraktur semakin berkurang pada empat minggu setelah fraktur
menyatu (Sjamsuhidayat & Jong, 2011). Osifikasi (3 minggu-6 bulan) dimulai
dengan kalus (woven bone) akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan
akan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi
struktur lamelllar dan kelebihan kalus akan di resorpsi secara bertahap. Pembentukan
kalus dimulai dalam 2-3 minggu setelah fraktur, melalui proses penulangan
endokondrial. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar bersatu
(Sjamsuhidayat & Jong, 2011).
4. Konsolidasi (6-8 bulan)
Bila aktifitas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, fibrosa yang immatur
berubah menjadi tulang lamellar. Sistem itu sekarang cukup kaku untuk
memungkinkan osteoklas menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur dan dekat
di belakangnya osteoblas mengisi celah-celah yang tersisa antara fragmen dengan
tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu sebelum tulang
cukup kuat untuk membawa beban yang normal (Sjamsuhidayat & Jong, 2011).
5. Remodeling (6-12 bulan)
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa
bulan, atau bahkan beberapa tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses
resorpsi dan pembentukan tulang akan memperoleh bentuk yang mirip dengan bentuk
normalnya (Sjamsuhidayat & Jong, 2011).
Waktu penyembuhan rata-rata patah tulang untuk setiap jenis tulang berbeda-beda:
a. Tulang jari: 3 minggu
b. Metacarpals (tulang telapak tangan): 4-6 minggu
c. Distal radius (tulang pergelangan): 4-6 minggu
d. Humerus (tulang lengan atas): 6-8 minggu
e. Tulang lengan bawah: 8-10 minggu
f. Tibia dan Fibula (tulang tungkai bawah dan tulang kering): 10 minggu
g. Femoral neck (tulang paha bagian leher): 12 minggu
h. Femoral shaft (tulang paha bagian poros): 12 minggu
3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur
Penyembuhan fraktur tulang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Smeltzer & Bare,
2005)
Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur:
1. Imobilisasi fragmen tulang
2. Asupan darah yang memadai
3. Nutrisi yang baik
4. Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid dan anabolik
5. Potensial listrik pada patahan tulang
4. Nutrisi pada penyembuhan fraktur
Salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur adalah nutrisi untuk
tulang. Pada penderita malnutrisi mempunyai kemungkinan untuk dapat sembuh dari
fraktur lebih lama dari yang tidak mempunyai malnutrisi, penyembuhan fraktur tulang
lebih lama dikarenakan karena proses yang diperlukan untuk mensistesis faktor
pertumbuhan tidak tersedia sehingga aktivitas metabolisme sel tulang menjadi
terganggu. Nutrisi merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses bone healing, itu
sebabnya sangat diperlukan kalsium dan vitamin D yang cukup pada proses
penyembuhannya (Helmi, 2013).
Pada penyembuhan fraktur, status pemberian nutrisi juga mempengaruhi proses
penyembuhan tulang dan bentuk kesempurnaan tulang. Penderita dengan status nutrisi
yang baik cenderung melewati masa penyatuan tulang yang lebih awal, sedangkan bagi
penderita dengan malnutrisi mengalami keterlambatan penyatuan tulang (delayed union)
dan bahkan tulang tidak menyatu (non union) (Situmorang & Taringan, 2012).
Menurut Janqueira (2005), tulang sangat terpengaruh oleh faktor nutrisi, terutama
selama masa pertumbuhan. Pemasukan protein makanan yang tidak cukup dapat
menyebabkan hilangnya asam amino, yang kemudian akan berakibat penurunan sintesis
kolagen oleh osteoblas. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan pengapuran tidak
sempurna dari matriks organik tulang. Selain vitamin D, vitamin C merupakan salah
satu vitamin yang bekerja secara tidak langsung dalam tulang, yang berperan penting
dalam sintesis kolagen oleh osteoblast dan osteosit. Kekurangan vitamin C dapat
mempengaruhi pertumbuhan tulang dan mengganggu proses perbaikan fraktur dengan
mengubah penimbunan kolagen (Junqueira & Carneiro, 2005).
5. Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan fraktur
1. Vitamin D
Vitamin D berperan penting untuk membantu penyerapan kalsium ke dalam darah
dan tulang. Tanpa vitamin D, tubuh tidak bisa menyerap kalsium secara optimal.
Vitamin D bila dikonsumsi bersamaan dengan kalsium akan memberikan manfaat
yang sangat baik, yaitu dapat membantu pertumbuhan tulang dan mencegah keropos.
Selain itu, vitamin D juga berfungsi untuk menjaga agar kadar kalsium dan fosfor
tetap stabil. Tubuh memerlukan setidaknya 400-800 unit vitamin D setiap harinya.
Kamu dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D dengan cara berjemur untuk
mendapatkan paparan sinar matahari, mengonsumsi produk susu, kuning telur dan
sayuran hijau, atau dengan meminum suplemen yang mengandung vitamin D.
2. Vitamin C
Vitamin C dapat membantu produksi kolagen di dalam tubuh. Tidak hanya baik
untuk meremajakan kulit, kolagen juga merupakan komponen penting pada tulang
dan sendi. Kolagen membantu agar senyawa lain mudah untuk saling terikat dan
membentuk tulang yang kuat. Kolagen juga berfungsi membuat jaringan tubuh tetap
tahan terhadap peregangan dan deformasi. Tubuh memerlukan setidaknya 500
miligram vitamin C setiap hari.  Kamu bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan
mengonsumsi buah-buahan dan sayur, atau meminum suplemen tambahan.
3. Kalsium
Kalsium akan membantu proses pertumbuhan tulang yang patah menjadi lebih cepat.
Oleh karenanya, makanan yang memiliki kalsium tinggi cocok untuk dikonsumsi
penderita patah tulang. Jika kalsium tulang kurang maka pembentukan tulang baru
akang terhambat dan puncak kepadatan tulang tidak tercapai dengan sempurna
Beberapa makanan yang mengandung kalsium tinggi antara lain, ikan sarden, ikan
salmon, ikan yang dimakan bersama tulangnya (teri), susu, sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan, keju, yoghurt, ikan, dan buah-buahan
4. Magnesium
Selain vitamin, mineral yang satu ini juga sangat penting untuk membentuk struktur
tulang yang sehat, yaitu magnesium. Tugasnya adalah memaksimalkan penyerapan
kalsium demi menguatkan tulang. Tubuh membutuhkan asupan magnesium sekitar
100 mg perhari. Dan kamu bisa mendapatkan asupan magnesium dengan
mengonsumsi bayam, kacang tanah, tahu, dan edamame.
5. Fosfor
Fosfor merupakan mineral yang penting untuk membantu memperkuat tulang.
Hampir 85 persen tubuh kita terdapat fosfor yang tersimpan di dalam tulang dan gigi.
K Kebutuhan fosfor melalui makanan berikut ini seperti, telur, susu, daging ayam dan
ikan, kentang, bawang putih, yoghurt.

Anda mungkin juga menyukai