Anda di halaman 1dari 7

ARSA (Actual Research Science Academic)

Vol. 3 No. 1-April 2018


ISSN 2548-3986 (Online)

Penyakit Sistemik Diabetes Melitus dengan Penurunan Produksi Saliva


(Xerostomia)

Amalia Tri Kartika, Culia Rahayu, Rudi Triyanto, Hadiyat Miko

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya


Jl. Tamansari Gobras No.210, Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat 46115, Telp./Fax.0265-334790
Co Author: Hadiyat Miko
drgmiko@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes mellitus adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan disfungsi aliran saliva. Berkurangnya saliva pada penderita
diabetes dipengaruhi faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada
kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat. Prevalensi xerostomia dilaporkan
pada kasus diabetes melitus tipe 2 sebanyak 14-62%, pada kasus diabetes melitus
tipe 1 pada anak-anak 38,5% dan pada remaja 53%. Tujuan: Mengetahui penyakit
sistemik diabetes melitus dengan penurunan produksi saliva (xerostomia).
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang sifatnya studi
literatur atau telaah pustaka. Jawaban permasalahan dibahas berdasarkan teori-
teori yang ditemukan, dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal, makalah-
makalah dan website.
Hasil: Penderita diabetes melitus tidak mampu memproduksi hormon insulin
sesuai kebutuhan tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar
glukosa di dalam darah, dari hasil suatu penelitian didapatkan 108 orang penderita
diabetes melitus tipe 2 didapatkan 92 orang (85%) mengalami xerostomia dengan
kadar gula darah puasa ≥ 100 mg/dl, kadar gula darah 2 jam sesudah makan ≥140
mg/dl, hal ini dipengaruhi faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada
kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat. Kesimpulan: Xerostomia pada
penderita diabetes melitus disebabkan karena faktor usia, dehidrasi, efek
mengkonsumsi obat-obatan, dan tingginya kadar gula dalam darah sehingga
mukosa mulut menjadi kering. Perawatan xerostomia pada penderita diabetes
melitus dapat dilakukan dengan menegakan diagnosa dan pemeriksaan rongga
mulut secara rutin.

Kata Kunci: Diabetes melitus, Xerostomia, Saliva

6
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)

PENDAHULUAN aliran saliva karena kehilangan


cairan dari tubuh dalam jumlah yang
Diabetes adalah satu dari banyak, sehingga aliran saliva juga
empat penyakit tidak menular (PTM) dapat berkurang(3).
tertinggi yang berakibat pada Orang yang menderita penyakit
kematian. Tiga penyakit lainnya - penyakit yang menimbulkan
adalah penyakit jantung dan dehidrasi seperti demam, diare yang
pembuluh darah, penyakit kanker terlalu lama, diabetes, gagal ginjal
serta penyakit paru-paru kronik. kronis, dan keadaan sistemik lainnya
Hasil riset kesehatan dasar tahun dapat mengalami pengurangan aliran
2007 menunjukkan, diabetes saliva, hal tersebut disebabkan
merupakan penyebab kematian karena adanya gangguan dalam
nomor 6 dari seluruh kematian pada pengaturan air dan elektrolit yang
semua kelompok umur. Prevalensi diikuti dengan terjadinya
diabetes di Indonesia untuk daerah keseimbangan air yang negatif
perkotaan adalah 5,7%, persentase sehingga menyebabkan turunnya
kadar glukosa darah yang tidak sekresi saliva(4). Saliva merupakan
terkontrol yaitu 75,9%, dan cairan yang dapat dijadikan bahan
prevalensi toleransi glukosa untuk penarikan informasi klinis
terganggu adalah 10,2%. Badan dalam penegakan diagnosis,
kesehatan dunia (WHO) prognosis dan test laboratorium baik
memperkirakan pada tahun 2030, untuk penyakit rongga mulut maupun
penyandang diabetes di Indonesia penyakit sistemik(5).
sebanyak 21,3 juta jiwa. Kondisi ini Manifestasi komplikasi
membuat penderita diabetes di penderita diabetes pada mulut berupa
Indonesia menduduki peringkat penyakit periodontal, xerostomia,
empat setelah Amerika Serikat, kalkulus, gigi goyah, gingivitis
China, dan India(1). dengan perdarahan, candidiasis, dan
Diabetes melitus atau lebih resiko karies. Komplikasi tersebut
dikenal dengan sebutan penyakit dipengaruhi oleh derajat keasaman
kencing manis atau penyakit gula saliva(6). Xerostomia merupakan
adalah golongan penyakit kronis suatu kondisi dimana terdapat
yang ditandai dengan peningkatan penurunan sekresi saliva di dalam
kadar gula dalam darah sebagai rongga mulut oleh kelenjar saliva(7).
akibat adanya gangguan sistem Kondisi normal produksi saliva
metabolisme dalam tubuh, dimana adalah 500-1500 ml/hari dan rata-
organ pankreas tidak mampu rata saliva yang ada di rongga mulut
memproduksi hormon insulin sesuai adalah 1 ml. Seseorang dikatakan
kebutuhan tubuh(2). Diabetes melitus menderita xerostomia apabila
merupakan salah satu penyakit yang produksi saliva kurang dari setengah
paling banyak dan paling sering jumlah normal(8). Produksi saliva
dijumpai, dimana sebagian dari pada penderita xerostomia yaitu
penderita diabetes tidak sadar dan kurang dari 20 ml/hari dan
tidak terdiagnosa bahwa telah berlangsung dalam waktu yang
menderita penyakit tersebut hingga lama(9). Berkurangnya air ludah
muncul gejala-gejala yang lebih (saliva) pada penderita diabetes
spesifik. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi faktor angiopati dan
menyebabkan terjadinya disfungsi neuropati diabetik, perubahan pada

7
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)

kelenjar parotis dan karena poliuria pada anak-anak 38,5% dan pada
yang berat(4). remaja 53%(12). Penelitian lain
Hasil penelitian Tumengkol, menyatakan bahwa penderita
dkk., (2014) menyatakan bahwa diabetes yang kurang terkontrol
gambaran xerostomia pada memiliki laju aliran saliva pada
masyarakat desa Kembuan, kelenjar parotis lebih rendah
kecamatan Tondano Utara yaitu dibandingkan penderita diabetes
sebesar 39,76 %, yaitu dengan yang terkontrol dengan baik dan
gambaran xerostomia pada seseorang yang tidak menderita
masyarakat desa Kembuan pada jenis diabetes. Tidak ada perbedaan yang
kelamin perempuan sebesar 54,54 % signifikan dalam keluhan xerostomia
dan pada laki-laki yaitu sebesar berdasarkan status kontrol glikemik
45,45 %. Gambaran xerostomia lebih penderita diabetes atau laju aliran
banyak ditemukan pada kelompok saliva(13). Tujuan penelitian ini yaitu
usia 61-70 tahun yaitu sebesar 45,45 Mengetahui penyakit sistemik
%. Diabetes melitus merupakan diabetes melitus dengan penurunan
penyakit sistemik yang memiliki produksi saliva (xerostomia).
gambaran xerostomia terbesar yang
ditemukan pada masyarakat desa METODE PENELITIAN
Kembuan yaitu sebesar 78,57 %
dibandingkan dengan penyakit Metode yang digunakan adalah
sistemik lainnya. Penggunaan obat- metode deskriptif yang sifatnya studi
obatan antihipertensi merupakan literatur atau telaah pustaka. Jawaban
kelompok obat yang memiliki permasalahan dibahas berdasarkan
prevalensi xerostomia terbesar yang teori-teori yang ditemukan, dengan
ditemukan pada masyarakat di desa cara mempelajari buku-buku, jurnal,
Kembuan yaitu 38,46 %(10). makalah-makalah dan website.
Berdasarkan hasil penelitian PEMBAHASAN
Alves, dkk., (2012) menyatakan
bahwa penderita diabetes memiliki Faktor yang menyebabkan
tingkat aliran saliva lebih rendah menurunnya produksi saliva
dibandingkan dengan individu yang (xerostomia) pada manusia yaitu
tidak menderita diabetes. Laju aliran karena adanya penyakit sistemik
saliva rata-rata untuk penderita diabetes melitus, hal tersebut sesuai
diabetes pada pria 0,27-0,15 ml dan dengan hasil penelitian Tumengkol,
wanita 0,22-0,13 ml, sedangkan pada dkk., (2014) bahwa diabetes melitus
kelompok yang bukan penderita merupakan penyakit sistemik yang
diabetes, laju aliran saliva rata-rata memiliki gambaran xerostomia
pada pria adalah 0,38-0,25 ml, dan terbesar, yang ditemukan pada
pada perempuan 0,42-0,30 ml(11). masyarakat desa Kembuan yaitu
Pasien dengan diabetes yang tidak sebesar 78,57% dibandingkan
terkontrol sering mengeluhkan mulut dengan penyakit sistemik lainnya.
kering, yang disebabkan karena Keadaan tersebut dikarenakan
poliuria, dehidrasi, dan dehidrasi masyarakat saat ini kurang mampu
otonom. Prevalensi xerostomia menjaga asupan pola makan dan
dilaporkan pada kasus diabetes gaya hidup yang sehat, sehingga
melitus tipe 2 sebanyak 14-62%, besar kemungkinan seseorang dapat
pada kasus diabetes melitus tipe 1 terserang beragam penyakit salah

8
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)

satunya penyakit diabetes melitus. yang meningkat dan menurunnya


Umumnya, penderita diabetes kemampuan air liur untuk self
melitus tidak mampu memproduksi cleansing (membersihkan sendiri)
hormon insulin sesuai dengan gigi geligi karena menurunnya
kebutuhan tubuh sehingga konsentrasi air liur (saliva)(15).
mengakibatkan terjadinya Orang yang menderita diabetes
peningkatan kadar glukosa di dalam melitus cenderung merasakan
darah(10). kekeringan pada mulutnya dikarena
Faktor lain yang dapat memicu penderita diabetes sering mengalami
penurunan produksi saliva buang air kecil (berkemih) sehingga
diantaranya yaitu faktor usia, menimbulkan produksi kelenjar
mengkonsumsi obat-obatan, didalam mulut mengalami
dehidrasi dan tingginya kadar penurunan, hal ini dinamakan
glukosa didalam darah. Tingginya poliuria, dimana penderita diabetes
kadar glukosa dalam darah banyak berkemih sehingga cairan
merupakan faktor yang dapat didalam tubuh berkurang (dehidrasi)
menimbulkan xerostomia. 108 orang dan mengakibatkan penurunan
penderita diabetes melitus tipe 2 produksi saliva sehingga mulut
didapatkan 92 orang (85%) terasa kering (xerostomia)(16).
mengalami xerostomia dengan kadar Faktor lain yang menyebabkan
gula darah puasa ≥ 100 mg/dl, kadar penurunan produksi saliva pada
gula darah 2 jam sesudah makan penderita diabetes melitus karena
≥140 mg/dl dan lama menderita adanya faktor mengkonsumsi obat-
diabetes bervariasi. Berdasarkan obatan. Penderita diabetes melitus
hasil penelitian tersebut maka dapat yang sudah lama bahkan bertahun-
dikatakan semakin tinggi kadar gula tahun dapat menimbulkan banyak
darah penderita diabetes melitus, komplikasi, karena penyakit diabetes
semakin tinggi pula kemungkinannya melitus merupakan suatu penyakit
untuk mengalami xerostomia(14). yang kompleks, rentan merusak
Berkurangnya air ludah (saliva) pada kesehatan organ tubuh lainnya, hal
penderita diabetes dipengaruhi faktor ini sesuai dengan penelitian Santosa
angiopati dan neuropati diabetik, (2014) yang menyatakan diabetes
perubahan pada kelenjar parotis dan melitus bukan suatu penyakit
karena poliuria yang berat(4). tunggal, melainkan sekelompok
Penyakit diabetes melitus yang penyakit gangguan metabolisme
tidak terkontrol dapat menimbulkan karena penyakit ini dapat menyerang
komplikasi, menyebabkan semua organ tubuh dan menimbulkan
peningkatan penyakit periodontal berbagai keluhan. Beberapa upaya
sehingga gigi-gigi menjadi goyang yang dapat dilakukan penderita
karena pyorrhoea alveolaris dan diabetes untuk mengatasi keluhan-
xerostomia diabetic (mulut kering) keluhan yang diakibatkan karena
karena adanya penyempitan saluran tingginya kadar glukosa dalam darah
kelenjar ludah, juga menyebabkan yaitu menjaga asupan pola makan,
candidiasis mulut (jamur pada olahraga secara teratur dan
rongga mulut) dan bau mulut tak mengkonsumsi obat-obatan untuk
sedap serta frekuensi karies menurunkan kadar glukosa dalam
meningkat. Komplikasi tersebut darah, namun apabila seseorang
disebabkan oleh konsentrasi bakteri mengkonsumsi obat-obatan dalam

9
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)

jangka waktu yang lama tentu tidak berat badan yang sehat dan teratur
baik untuk kesehatan. Penderita memonitor kadar insulin dalam
diabetes yang sudah mengalami tubuh, menjaga kebersihan mulut
komplikasi biasanya mengkonsumsi setiap hari seperti menyikat gigi dua
obat-obatan untuk menjaga kontrol kali sehari, flossing setiap habis
pada tekanan darah dan mencegah makan, berkumur dengan obat kumur
penyakit jantung yang disebabkan non alkohol, minum banyak air
oleh diabetes, obat-obatan tersebut putih, banyak mengkonsumsi
mengakibatkan mulut kering pada sayuran dan buah-buahan,
penderita. Teori tersebut sesuai menghindari minuman manis,
dengan hasil penelitian Tumengkol, membersihkan lidah, dan mengunyah
dkk., (2014) bahwa dari 33 permen karet yang mengandung
responden penderita diabetes melitus xylitol. Menurut teori Husna (2014)
yang mengalami xerostomia, terdapat melengkapi teori Katz (2015) dengan
5 responden (38,77%) yang menghindari penggunaan
mengalami xerostomia karena antihistamin dan dekongestan karena
mengkonsumsi obat antihipertensi, 4 dapat memperburuk gejala, hindari
responden (30,77%) yang mengalami bernafas melalui mulut, batasi
xerostomia karena mengkonsumsi asupan kafein dan merokok, serta
obat antidiabetik, 1 responden rutin mengunjungi dokter gigi
(7,69%) yang mengalami xerostomia minimal 6 bulan sekali(20,21).
karena mengkonsumsi obat Perawatan untuk mengurangi
kardiovaskular dan 3 responden gejala xerostomia pada penderita
(23,07%) yang mengalami diabetes melitus juga harus dilakukan
xerostomia karena mengkonsumsi agar tidak memperburuk gejala.
obat pernafasan(17,10). Langkah pertama untuk perawatan
Produksi saliva pada orang xerostomia yaitu menegakkan
lanjut usia biasanya mengalami diagnosa, langkah kedua
penurunan sekresi saliva menjadwalkan pemeriksaan dental
(xerostomia) dan terjadi pada usia rutin untuk mengevaluasi komplikasi
tua dengan rentang usia 75-90 tahun oral akibat saliva yang berkurang,
(26,8%) dibanding pada usila (60-75 seperti: kontrol plak dan menjaga
tahun) yaitu sebanyak 16,2%, hal ini kebersihan mulut, hindari
dikarenakan pada lanjut usia jumlah mengkonsumsi minuman alkohol dan
saliva yang dikeluarkan lebih sedikit rokok, menjalani diet rendah gula
pada keadaan istirahat, saat untuk mengontrol karies, penderita
berbicara, maupun saat makan(18,9). yang memakai protesa gigi,
Upaya pencegahan dan sebaiknya protesa gigi tidak dipakai
perawatan gejala xerostomia pada pada malam hari. Kebersihan protesa
penderita diabetes melitus perlu gigi dijaga melalui penyikatan dan
dilakukan untuk mengurangi gejala pembersihan gigi. Sementara dalam
yang ditimbulkan dari xerostomia kasus candidiasis, protesa gigi dapat
tersebut. Menurut Katz (2015), cara dibersihkan dengan klorheksidin 0,2
penderita diabetes untuk mengurangi % atau klorheksidin gel 1 % dua kali
atau menghilangkan gejala sehari. Candidiasis oral dapat
xerostomia adalah menjaga kadar diterapi dengan obat anti jamur
glukosa darah dengan mengatur pola topikal seperti nystatin krim dan
makan yang seimbang, menjaga azole gel dan pada kasus yang sulit

10
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)

disembuhkan dapat digunakan terapi 1. Ririh, Natalia., 2012, Diabetes


sistemik dengan fluconazole, Jadi Ancaman Serius di
mengkonsumsi obat-obatan untuk Indonesia,http://health.kompas.c
menstimulasi saliva yang dapat om.
memberikan efek jangka panjang 2. Herlambang., 2013,
seperti pilocarpine (5 -10 mg, tiga Menaklukkan Hipertensi dan
kali sehari) dan cevimeline (30 mg, Diabetes, TUGU: Jakarta
tiga kali sehari), bethanechol (25 mg, Selatan, Hal: 123.
3 kali sehari), anethole trithione (25 3. Gaib, Z., 2015, Faktor–Faktor
mg, 3 kali sehari), pasien sebaiknya yang Berpengaruh Terhadap
didukung meminum air yang cukup, Terjadinya Kandidiasis
dan menggunakan pelembab pada Eritematosa pada Pengguna Gigi
waktu malam hari dapat mengurangi Tiruan Lengkap, Jurnal,
ketidaknyamanan akibat mulut Program Studi Kedokteran Gigi,
kering(22). Universitas Sam Ratulangi.
4. Riskayanty., 2013, Profil
KESIMPULAN Kandungan Unsur Anorganik
Diabetes melitus merupakan Saliva pada Usia Lanjut, Skripsi,
penyakit yang kompleks karena Universitas Hasanudin,
dapat menyerang semua organ tubuh Makassar, Hal: 29.
dan menimbulkan berbagai keluhan. 5. Saputri, T.O., dkk, 2014, Saliva:
Salah satunya yaitu keluhan Biofluid Alternatif untuk
xerostomia yang disebabkan karena Deteksi Dini Penyakit Sistemik,
adanya faktor diantaranya faktor Jurnal, Universitas Gadjah
usia, dehidrasi, efek mengkonsumsi Mada, Yogyakarta, Hal: 53, 57.
obat-obatan, dan tingginya kadar 6. Suyono, dkk., 2006, Derajat
gula dalam darah, hal tersebut Keasaman Air Ludah pada
mengakibatkan mukosa mulut Penderita Diabetes,
menjadi kering, mudah teriritasi, http://perpus.yarsi.ac.id,
sukar berbicara, sukar mengunyah, 7. Darmawangsa, Bimbim S.,
menelan, persoalan dengan protesa, 2012, Penyebab Utama Mulut
penimbunan lendir rasa seperti Kering,
terbakar, gangguan pengecapan, http://www.jurnalkedokterangigi
karies gigi meningkat, radang pada .com
jaringan periodontal dan halitosis 8. Nasution, H., 2007, Penegakan
(bau mulut). Penderita diabetes Diagnosis dan Penatalaksanaan
melitus yang sudah mengalami gejala Pembuatan Gigi Tiruan Penuh
xerostomia sebaiknya menjalani pada Pasien Edentulus Penderita
perawatan agar tidak memperburuk Xerostomia, Skripsi, Universitas
gejala tersebut. Perawatan Sumatera Utara, Medan, Hal:
xerostomia pada penderita diabetes 14-20.
melitus diantaranya yaitu 9. Damayanti, L., 2009, Respon
menegakkan diagnosa dan Jaringan Lengkap Terhadap Gigi
menjadwalkan pemeriksaan dental Tiruan Lengkap pada Pasien
rutin untuk mengevaluasi komplikasi Usia Lanjut, Makalah,
oral akibat saliva yang berkurang. Universitas Padjajaran,
Bandung, Hal: 9.
DAFTAR PUSTAKA

11
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)

10. Tumengkol, dkk., 2014, Usila, Laporan Hasil Penelitian


Gambaran Xerostomia pada Karya Tulis Ilmiah, Universitas
Masyarakat di Desa Kembuan Dipenogoro, Semarang, Hal: 6-
Kecamatan Tondano Utara, 12, 41.
Skripsi, Universitas Sam 19. Katz, H., 2015, Dry Mouth
Ratulangi, Manado, Hal: 4,7. Diabetes,
11. Alves, dkk., 2012, Salivary http://www.therabreath.com/dry-
Flow and Dental Caries in mouth-diabetes.html.
Brazilian Youth with Type 1 20. Husna, M., 2014, Mengenal
Diabetes Mellitus, Jurnal, Mulut Kering (Xerostomia),
Federal University of Bahia, http://www.kainahealthcare.com
Bahia, Brazil. 21. Anurag, G., dkk, 2006,
12. Mortavazi, H., dkk, 2014, Hyposalivation in Elderly
Xerostomia Due to Systemic Patient,
Disease: A Review of 20 http://www.vikaasriningrum.co
Conditions and Mechanisms, m,
Jurnal, Shahid Beheshti
University of Medical Sciences,
Tehran, Iran.
13. Chavez, E.M, dkk., 2000,
Salivary Function and Glycemic
Control in Older Persons with
Diabetes, Jurnal, University of
Michigan, Ann Arbor, USA.
14. Walukow, W.G., 2013,
Gambaran Xerostomia pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe
2 di Poliklinik Endokrin RSUP.
Prof dr. R. D. Kandou Manado,
Jurnal, Universitas Sam
Ratulangi, Hal: 3.
15. Sariningsih, E., 2014, Gigi
Busuk dan Poket Periodontal
sebagai Fokus Infeksi, PT Elex
Media Komputindo: Jakarta,
Hal: 131, 147.
16. Lubis, I., 2013, Manifestasi
Diabetes Melitus dalam Rongga
Mulut, Hal: 2-5,
http://poltekkesjakarta1.ac.id
17. Santosa, R., 2014, Ramuan Ajaib
Berkhasiat Dahsyat, Pinang
Merah: Yogyakarta, Hal: 66, 78-
79.
18. Manurung, A.K.W., 2012,
Pengaruh Xerostomia Terhadap
Kesehatan Gigi dan Mulut
Terkait Kualitas Hidup pada

12

Anda mungkin juga menyukai