6
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)
7
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)
kelenjar parotis dan karena poliuria pada anak-anak 38,5% dan pada
yang berat(4). remaja 53%(12). Penelitian lain
Hasil penelitian Tumengkol, menyatakan bahwa penderita
dkk., (2014) menyatakan bahwa diabetes yang kurang terkontrol
gambaran xerostomia pada memiliki laju aliran saliva pada
masyarakat desa Kembuan, kelenjar parotis lebih rendah
kecamatan Tondano Utara yaitu dibandingkan penderita diabetes
sebesar 39,76 %, yaitu dengan yang terkontrol dengan baik dan
gambaran xerostomia pada seseorang yang tidak menderita
masyarakat desa Kembuan pada jenis diabetes. Tidak ada perbedaan yang
kelamin perempuan sebesar 54,54 % signifikan dalam keluhan xerostomia
dan pada laki-laki yaitu sebesar berdasarkan status kontrol glikemik
45,45 %. Gambaran xerostomia lebih penderita diabetes atau laju aliran
banyak ditemukan pada kelompok saliva(13). Tujuan penelitian ini yaitu
usia 61-70 tahun yaitu sebesar 45,45 Mengetahui penyakit sistemik
%. Diabetes melitus merupakan diabetes melitus dengan penurunan
penyakit sistemik yang memiliki produksi saliva (xerostomia).
gambaran xerostomia terbesar yang
ditemukan pada masyarakat desa METODE PENELITIAN
Kembuan yaitu sebesar 78,57 %
dibandingkan dengan penyakit Metode yang digunakan adalah
sistemik lainnya. Penggunaan obat- metode deskriptif yang sifatnya studi
obatan antihipertensi merupakan literatur atau telaah pustaka. Jawaban
kelompok obat yang memiliki permasalahan dibahas berdasarkan
prevalensi xerostomia terbesar yang teori-teori yang ditemukan, dengan
ditemukan pada masyarakat di desa cara mempelajari buku-buku, jurnal,
Kembuan yaitu 38,46 %(10). makalah-makalah dan website.
Berdasarkan hasil penelitian PEMBAHASAN
Alves, dkk., (2012) menyatakan
bahwa penderita diabetes memiliki Faktor yang menyebabkan
tingkat aliran saliva lebih rendah menurunnya produksi saliva
dibandingkan dengan individu yang (xerostomia) pada manusia yaitu
tidak menderita diabetes. Laju aliran karena adanya penyakit sistemik
saliva rata-rata untuk penderita diabetes melitus, hal tersebut sesuai
diabetes pada pria 0,27-0,15 ml dan dengan hasil penelitian Tumengkol,
wanita 0,22-0,13 ml, sedangkan pada dkk., (2014) bahwa diabetes melitus
kelompok yang bukan penderita merupakan penyakit sistemik yang
diabetes, laju aliran saliva rata-rata memiliki gambaran xerostomia
pada pria adalah 0,38-0,25 ml, dan terbesar, yang ditemukan pada
pada perempuan 0,42-0,30 ml(11). masyarakat desa Kembuan yaitu
Pasien dengan diabetes yang tidak sebesar 78,57% dibandingkan
terkontrol sering mengeluhkan mulut dengan penyakit sistemik lainnya.
kering, yang disebabkan karena Keadaan tersebut dikarenakan
poliuria, dehidrasi, dan dehidrasi masyarakat saat ini kurang mampu
otonom. Prevalensi xerostomia menjaga asupan pola makan dan
dilaporkan pada kasus diabetes gaya hidup yang sehat, sehingga
melitus tipe 2 sebanyak 14-62%, besar kemungkinan seseorang dapat
pada kasus diabetes melitus tipe 1 terserang beragam penyakit salah
8
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)
9
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)
jangka waktu yang lama tentu tidak berat badan yang sehat dan teratur
baik untuk kesehatan. Penderita memonitor kadar insulin dalam
diabetes yang sudah mengalami tubuh, menjaga kebersihan mulut
komplikasi biasanya mengkonsumsi setiap hari seperti menyikat gigi dua
obat-obatan untuk menjaga kontrol kali sehari, flossing setiap habis
pada tekanan darah dan mencegah makan, berkumur dengan obat kumur
penyakit jantung yang disebabkan non alkohol, minum banyak air
oleh diabetes, obat-obatan tersebut putih, banyak mengkonsumsi
mengakibatkan mulut kering pada sayuran dan buah-buahan,
penderita. Teori tersebut sesuai menghindari minuman manis,
dengan hasil penelitian Tumengkol, membersihkan lidah, dan mengunyah
dkk., (2014) bahwa dari 33 permen karet yang mengandung
responden penderita diabetes melitus xylitol. Menurut teori Husna (2014)
yang mengalami xerostomia, terdapat melengkapi teori Katz (2015) dengan
5 responden (38,77%) yang menghindari penggunaan
mengalami xerostomia karena antihistamin dan dekongestan karena
mengkonsumsi obat antihipertensi, 4 dapat memperburuk gejala, hindari
responden (30,77%) yang mengalami bernafas melalui mulut, batasi
xerostomia karena mengkonsumsi asupan kafein dan merokok, serta
obat antidiabetik, 1 responden rutin mengunjungi dokter gigi
(7,69%) yang mengalami xerostomia minimal 6 bulan sekali(20,21).
karena mengkonsumsi obat Perawatan untuk mengurangi
kardiovaskular dan 3 responden gejala xerostomia pada penderita
(23,07%) yang mengalami diabetes melitus juga harus dilakukan
xerostomia karena mengkonsumsi agar tidak memperburuk gejala.
obat pernafasan(17,10). Langkah pertama untuk perawatan
Produksi saliva pada orang xerostomia yaitu menegakkan
lanjut usia biasanya mengalami diagnosa, langkah kedua
penurunan sekresi saliva menjadwalkan pemeriksaan dental
(xerostomia) dan terjadi pada usia rutin untuk mengevaluasi komplikasi
tua dengan rentang usia 75-90 tahun oral akibat saliva yang berkurang,
(26,8%) dibanding pada usila (60-75 seperti: kontrol plak dan menjaga
tahun) yaitu sebanyak 16,2%, hal ini kebersihan mulut, hindari
dikarenakan pada lanjut usia jumlah mengkonsumsi minuman alkohol dan
saliva yang dikeluarkan lebih sedikit rokok, menjalani diet rendah gula
pada keadaan istirahat, saat untuk mengontrol karies, penderita
berbicara, maupun saat makan(18,9). yang memakai protesa gigi,
Upaya pencegahan dan sebaiknya protesa gigi tidak dipakai
perawatan gejala xerostomia pada pada malam hari. Kebersihan protesa
penderita diabetes melitus perlu gigi dijaga melalui penyikatan dan
dilakukan untuk mengurangi gejala pembersihan gigi. Sementara dalam
yang ditimbulkan dari xerostomia kasus candidiasis, protesa gigi dapat
tersebut. Menurut Katz (2015), cara dibersihkan dengan klorheksidin 0,2
penderita diabetes untuk mengurangi % atau klorheksidin gel 1 % dua kali
atau menghilangkan gejala sehari. Candidiasis oral dapat
xerostomia adalah menjaga kadar diterapi dengan obat anti jamur
glukosa darah dengan mengatur pola topikal seperti nystatin krim dan
makan yang seimbang, menjaga azole gel dan pada kasus yang sulit
10
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)
11
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 3 No. 1-April 2018
ISSN 2548-3986 (Online)
12