PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap periode peralihan dan transisi status individu tidaklah jelas dan terdapat
keraguan akan peran yang harus dilakukan. Transisi pada masa remaja
meningkatkan rasa ingin tahu remaja terhadap hal-hal baru salah satunya yaitu
oleh para remaja seperti media cetak, elektronik dan internet. Media cetak
yang dapat diakses remaja seperti majalah, koran, surat kabar dan lainnya,
sedangkan media elektronik seperti radio dan televisi. Namun media yang
paling banyak digunakan remaja saat sekarang ini adalah media internet.1
bahwa jumlah situs porno meningkat pesat setiap detiknya. Kira-kira 28.258
pengguna internet melihat situs porno, rata-rata usia anak yang terbesar ialah
berusia 12-17 tahun yaitu sebesar 67,9%.2 Survei Yayasan Kita dan Buah Hati
sepanjang tahun 2017–2018 terhadap 1.705 anak usia 12-19 tahun, diperoleh
data bahwa 80% dari mereka sudah mengakses materi pornografi dari
berbagai sumber seperti koran, VCD/ DVD, dan situs-situs porno. Akses
jejaring facebook, instagram, twitter dan lainnya. Akses pornografi dari media
elektronik yaitu 65,1% seperti TV, DVC dan lainnya, sedangkan akses
pornografi yang didapat dari media cetak hanya berkisar antara 20% seperti
majalah dan koran. Pada saat ini peluang remaja untuk terpapar media
1
2
telah melansir data tingginya transaksi dan jumlah pengakses situs-situs porno
Data tersebut pengakses terbesar dari kalangan siswa menengah pertama yang
mengakses situs porno. Data akses situs porno pada remaja ini mengalami
menyatakan bahwa 95% akses situs pornografi di jejaring sosial diakses oleh
anak dengan rentang usia 15-19 tahun. Akses situs porno melalui jejaring
kalangan remaja. Dampak dari akses pornografi dan pornoaksi adalah memicu
setiap tahunnya. Perilaku seks menyimpang tersebut salah satunya ialah seks
yang dilakukan sebelum pernikahan dan itu terjadi sebagai akibat dari
seringnya remaja mengakses media pornografi dan pornoaksi.7 Data dari KPAI
melakukan hubungan seks di luar nikah. 23,1% dari 83.845 perempuan yang
mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja.7
karena mereka tidak mengetahui pengaruh negatif dari situs yang mereka
akses. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nesa Fitri Mulya
pesat, tingkat perubahan sikap dan perilaku juga berkembang dengan pesat,
bercumbu dan bersanggama yang dapat diakses melalui media pornografi dan
4
dorongan seksual dalam diri. Sehingga, remaja memiliki sikap yang terbuka
terhadap segala hal seperti busana, musik, film, makanan, seksualitas, begitu
pun dengan pornografi online. Selain itu juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Nesa Fitri Mulya tahun 2019 menjelaskan bahwa terdapat
hubungan sikap dengan akses media pornografi pada remaja. Remaja yang
bersikap negatif memiliki peluang 2 kali lebih besar mengakses situs porno.8
orang tua atau kedekatan orang tua dengan anak atau kelekatan juga dapat
dilakukan oleh Heru Wahyu tahun 2018 menyatakan bahwa interaksi antara
berbuhubungan dengan situs apa yang diakses anak, sehingga dalam hal ini
dikaitkan orang tua dapat memantau dan mencegah anak dalam mengakses
B. Rumusan Masalah
ini adalah apa saja “Faktor Yang Mempengaruhi Akses Pornografi Pada
Remaja”?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
remaja.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Penulis
apa saja yang berhubungan dengan akses media pornografi pada remaja
sehingga peneliti dapat mencari upaya untuk mencegah hal tersebut yaitu
Pornografi Pada Remaja. Sasaran dari penulisan ini adalah remaja, dimana
akses pornografi tersebut sering terjadi pada remaja sehingga pada penulisan