Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana


Sub Pokok Bahasan : Definisi KB, Tujuan Program KB, Ruang
Lingkup Program KB, Macam-macam Alat
Kontrasepsi
Sasaran : PUS di RW 01
Penyuluh : Laelatul Fadilah
Hari/ Tanggal : Jumat, 11 September 2020
Waktu : Pukul 13.00 WIB – selesai
Tempat : Posyandu RW 01 Dusun Tambimalang

TUJUAN INSTRUKSIONAL
1.      Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang KB selama 30 menit, diharapkan
PUS di RW 01 dapat mengetahui dan memahami tentang Keluarga
Berencana.
2.      Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang KB di harapkan audiens dapat
memahami
a. Peserta dapat menjelaskan definisi KB
b. Peserta dapat tujuan KB
c. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup KB
d. Peserta dapat menjelaskan macam-macam alat kontasepsi
e. Peserta dapat menjelaskan cara kerja alat kontrasepsi
f. Peserta dapat menjelaskan efek samping alat kontrasepsi
g. Peserta dapat menjelaskan keuntungan alat kontrasepi
h. Peserta dapat menjelaskan kerugian alat kontrasepsi
i. Peserta dapat menjelaskan efektivitas alat kontrasepsi
Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Respon peserta waktu
1 Pendahuluan
- Memberi salam -Menjawab 5 menit
- Menyampaikan pokok bahasan salam
- Menyampaikan tujuan - Menyimak
- Melakukan apersepsi - Menyimak
- Menyimak
2 Isi
Penyampaian materi - Memperhatikan 20 menit
1. Definisi KB
2. Tujuan program KB
3. Ruang lingkup program KB
4. Macam – macam alat
kontrasepsi
5. Metode Amenorea Laktasi
(MAL)
6. Kondom
7. Pil KB (oral contraceptives
pill)
8. Suntik KB Progestin
9. Implan / Susuk KB
10. Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
11. KIE setelah KB
3 Penutup
- Diskusi -Menyampaikan 5 menit
- Kesimpulan jawaban
- Evaluasi -Mendengarkan
- Memberikan salam penutup -Menjawab
salam
Media
Leaflet
Metode
Ceramah dan diskusi

Pokok Materi

1. Definisi KB
2. Tujuan Progran KB
3. Ruang Lingkup Program KB
4. Macam – macam Alat Kontrasepsi

Evaluasi

1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses


penyuluhan.
2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada PUS :
a. Definisi KB
b. Tujuan program KB
c. Ruang lingkup program KB
d. Macam – macam alat kontrasepsi
e. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
f. Kondom
g. Pil KB (oral contraceptives pill)
h. Suntik KB Progestin
i. Implan / Susuk KB
j. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
k. KIE setelah KB

MATERI PENYULUHAN
A. KB (Keluarga Berencana)

1. Definisi KB

Menurut Endang (2015:182) keluarga berencana merupakan usaha

suami istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.

Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan

dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah

mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita

(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk

berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.

2. Tujuan Program KB

Menurut Sri Handayani (2010:29) tujuan umum untuk lima tahun

kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun

kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana

program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas

tahun 2015.

Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :

a) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

b) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia

yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

3. Ruang Lingkup Program KB


Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
1) Keluarga berencana
2) Kesehatan reproduksi remaja
3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5) Keserasian kebijakan kependudukan
6) Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
7) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
4. Macam-macam alat kontrasepsi

a). Metode Amenore Laktasi (MAL)

1) Definisi

Metode Amenore Laktasi (MAL) atau Lactotional

Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi

sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif,

artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan

minuman lainya. MAL dapat dikatakan sebagai metode keluarga

berencana alamiah atau natural family planning, apabila tidak

dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. MAL dapat

dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila :

(a)Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif

bila diberikan minimal 8 kali sehari.

(b) Belum mendapat haid.

(c) Umur bayi kurang dari 6 bulan.

2) Cara Kerja

Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan

terjadinya ovulasi. Pada saat menyusui, hormon yang berperan

adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka

kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin


melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon

penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak

terjadi ovulasi.

3) Efektifitas

Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98% apabila

digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai

berikut; digunakan selama 6 bulan pertama setelah melahirkan,

belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara

eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman

tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung

pada frekuensi dan intensitas menyusui.

4) Manfaat

a) Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain :

(1) Efektivitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6

bulan pertama setelah melahirkan.

(2) Dapat segera dimulai setelah melahirkan.

(3) Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.

(4) Tidak memerlukan pengawasan medis.

(5) Tidak menganggu senggama.

(6) Mudah digunakan.

(7) Tidak perlu biaya.

(8) Tidak menimbulkan efek samping sistemik.

(9) Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.


b) Manfaat non kontrasepsi

(1) Untuk bayi

(a) Mendapatkan kekebalan pasif.

(b) Meningkatkan gizi.

(c) Mengurangi resiko penyakit menular.

(d) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi

air, susu formula atau alat minum yang dipakai.

(2) Untuk ibu

(a) Mengurangi perdarahan post partum/setelah

melahirkan.

(b) Membantu proses involusi uteri (uterus kembali

normal).

(c) Mengurangi resiko anemia.

(d) Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan

bayi.

(3) Keterbatasan

(a) Memerlukan kesiapan dimulai sejak kehamilan.

(b) Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan

setelah melahirkan, belum mendapatkan haid dan

menyusui secara eksklusif.

(c) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual

termasuk Hepatitis B ataupun HIV/AIDS.


(d) Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak

menyusui.

(e) Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui

secara eksklusif.

5) Yang dapat menggunakan MAL

a) Wanita yang menyusui secara eksklusif.

b) Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6

bulan.

c) Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

6) Yang tidak dapat menggunakan MAL

a) Pasca melahirkan yang sudah mendapatkan haid.

b) Tidak menyusui secara eksklusif.

c) Bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.

d) Harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.

e) Menggunakan obat yang mengubah suasana hati.

f) ayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

(Marmi,2016:144-147).

b). Kondom

1) Definisi

Kondom adalah selubang atau sarung karet yang terbuat

dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau

bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada penis (kondom


pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan

seksual.

2) Cara Kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel

telur dengan cara mengemas sperma sehingga sperma tersebut

tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan. Mencegah

penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS)

dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom

ynag terbuat dari lateks dan vinil).

3) Efektivitas

Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap

kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian

kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten.

Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom

yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

4) Keuntungan

(a) Memberi perlindungan terhadap PMS

(b) Tidak menganggu kesehatan klien

(c) Murah dan dapat dibeli secara umum

(d) Tidak perlu pemeriksaan medis

(e) Tidak menganggu produksi ASI

(f) Mencegah ejakulasi dini

(g) Membantu mencegah terjadinya kangker serviks.


5) Kerugian

(a) Angka kegagalan relatif tinggi

(b) Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas

hubungan seksual

(c) Perlu dipakai secara konsisten

(d) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

(e) Masalah pembuangan kondom bekas.

6) Keterbatasan kondom

(a) Efektifitas tidak terlalu tinggi

(b) Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang

benar

(c) Adanya pengurangan sensitifitas pada penis

(d) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

(e) Perasaan malu membeli di tempat umum.

7) Kontraindikasi kondom

(a) Setiap pria bisa memakai kondom kecuali dia atau

pasanganya rentan (alergi/sensitif) terhadap lateks.

(b) Memiliki kelainan bentuk penis (malformasi).

(c) Secara psikologi pasangan tidak bisa menerima metode

kondom.

(Sri Handayani,2015:71-74).

c). Pil KB (oral contraceptives pill)

1) Definisi
Pil KB merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa

obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut

(diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron, yang

bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah

kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium

setiap bulannya.

2) Cara kerja

(a) Mencegah implantasi

(b) Meghambat ovulasi

(c) Mengentalkan lendir serviks

(d) Memperlambat transportasi ovum

(e) Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

3) Efektivitas

Efektivitas pil KB kombinasi lebih dari 99% apabila

digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1

orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan

hamil setiap tahunnya.

4) Manfaat/Keuntungan

(a) Manfaat kontrasepsi

(1)Tidak menganggu hubungan seksual.

(2)Mudah dihentikan setiap saat.

(3)Jangka panjang.
(4)Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil

dihentikan.

(5)Dapat digunkan sebagai alat kontrasepsi darurat.

(b) Keuntungan nonkontrasepsi

(1) Mengurangi jumlah perdarahan.

(2) Mengurangi lama/hari perdarahan haid.

(3) Mengurangi rasa nyeri selama haid.

(4) Menyebabkan siklus haid lebih teratur.

(5) Mengurangi anemia.

5) Keterbatasan

(a) Tidak mencegah PMS termasuk Hepatitis B maupun

HIV/AIDS.

(b) Mahal, repot, dan membosankan karena digunakan setiap

hari.

(c) Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

(d) Perdarahan atau perdarahan bercak, pada 3 bulan pertama.

(e) Pusing.

(f) Nyeri payudara.

(g) Kenaikan berat badan.

(h) Tidak boleh diberikan pada wanita meyusui, karena dapat

mengurangi ASI.
6) Efek samping

(a) Peningkatan resiko trombosis vena, emboli paru, serangan

jantung, stroke dan kangker leher rahim.

(b) Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.

(c) Perdarah bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).

(d) Pusing.

(e) Amenorea.

(f) Kenaikan berat badan.

7) Yang dapat menggunakan Pil Kombinasi

(a) Usia reproduksi.

(b) Gemuk atau kurus.

(c) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

(d) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.

(e) Pasca keguguran atau abortus.

(f) Perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.

(g) Siklus haid tidak teratur.

(Marmi,2016:192-200).

d). Suntik KB Progestin

1) Definisi

Alat kontrasepsi berupa cairan yang disuntikan kedalam

tubuh wanita secara periodik dan mengandung hormonal,

kemudian masuk kedalam pembuluh darah diserap sedikit demi


sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya

kehamilan.

2) Cara kerja

(a) Mencegah ovulasi

(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma, karena sperma sulit menembus

kanalis serviks.

(c) Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu.

(d) Menghambat transportasi gamet karena terjadi perubahan

peristaltik tuba falopi.

3) Efektivias

Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas tinggi yaitu 0,3

kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya

dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

4) Keuntungan

(a) Sangat efektif.

(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

(c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

(d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.

(e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

(f) Dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai

perimenopause.
(g) Membantu mencegah kangker endometrium dan kehamilan

ektopik.

5) Keterbatasan

(a) Sering ditemukan gangguan haid.

(b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan

kesehatan (harus kembali untuk suntikan).

(c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya.

(d) Permasalahan kenaikan berat badan merupakan efek samping

tersering.

(e) Terlambatnya kesuburan setelah penghentian pemakaian.

(f) Terjadinya perubahan lipid serum pada penggunaan jangka

panjang.

(g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

kekerigan pada vagina, menurunkan libido, sakit kepala,

nervositas, dan jerawat.

6) Indikasi

(a) Usia reproduksi.

(b) Setelah melahirkan.

(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang.

(d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

(e) Setelah abortus atau keguguran.

7) Kontraindikasi
(a) Hamil atau dicurigai hamil.

(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

(c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenorea.

(d) Menderita kangker payudara atau riwayat kangker payudara

dan diabetes dengan komplikasi.

(Marmi,2016:216-220).

e). Implan / Susuk KB

1) Definisi

Implan adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung

progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible

untuk wanita. Terdiri dari 2 kapsul dan panjang 3 cm sebesar

batang korek api yang disusukkan dibawah kulit lengan atas

bagian dalam.

2) Cara kerja

(a) Mencegah ovulasi.

(b) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implantasi.

(c) Perubahan lendir serviks menjadi kental sehingga

menghambat pergerkan sperma.

3) Efektivitas

Angka kegagalan norplan < 1 per 100 wanita per tahun

dalam 5 tahun pertama ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi

oral, IUD, dan metode barier.


4) Keuntungan Susuk KB

(a) Keuntungan kontrasepsi

(1) Daya guna tinggi.

(2) Perlindungan jangka panjang.

(3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan.

(4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

(5) Bebas dari pengaruh estrogen.

(6) Tidak menganggu ASI.

(7) Tidak menganggu kegiatan senggama.

(8) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

(b) Keuntungan non kontrasepsi

(1) Mengurangi nyeri haid.

(2) Mengurangi jumlah darah haid.

(3) Mengurangi atau memperbaiki anemia.

(4) Melindungi terjadinya kanker endometrium.

(5) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.

(6) Melindungi diri dari penyebab penyakit radang panggul.

(7) Menurunkan angka kejadian endometritis.

5) Indikasi

(a) Usia reproduksi.

(b) Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi.

(c) Pasca persalinan dan tidak menyusui.


(d) Pasca keguguran.

(e) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.

(f) Riwayat kehamilan ektopik.

(g) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen.

6) Kontraindikasi

(a) Hamil atau dicurigai adanya kehamilan.

(b) Perdarahan abnormal dari uterus yang belum diketahui

diagnosisnya.

(c) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

(d) Diabetes melitus/penyakit endokrin lainnya.

(e) Psikosis, neurosis.

(f) Ada riwayat mola hidatidosa.

(g) Penyakit jantung dan hipertensi (kardiovaskuler).

(Marmi,2016:235-

241).

f). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

1) Definisi

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah satu alat

kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik

bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang

dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan


berjangka panjang, dan dapat dipakai oleh semua perempuan usia

reproduktif sebagai suatu usaha pencegahan kehamilan.

2) Mekanisme kerja

Mekanisme kerja IUD sampai saat ini belum diketahui

sevara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai :

(a) Benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat,

dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan blastosis atau

sperma.

(b) Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan

pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak

dapat hidup dalam uterus.

(c) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang

menyebabkan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian

AKDR yang dapat menghalangi nidasi.

(d) AKDR yang mengeluarkan hormon akan mengentalkan

lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma

untuk dapat melewati cavum uteri.

(e) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba

fallopi.

3) Efektivitas

(a) Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas

(continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-

utero tanpa : Ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan &


pengangkatan/pengeluaran karena alasan-alasan medis atau

pribadi.

(b) Efektifitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :

(1) IUD-nya : ukuran, bentuk & mengandung Cu atau

progesterone.

(2) Akseptor

a. Umur : makin tua usia, makin rendah angka

kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran

IUD.

b. Paritas : makin muda usia, terutama pada

nulligravida, makin tinggi angka ekspulsi dan

pengangkatan/pengeluaran IUD.

c. Frekuensi senggama.

(3) Sebagaia kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat

efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1

tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

4) Keuntungan

(a) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

(b) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A

dan tidak perlu diganti).

(c) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

(d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.


(e) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut

untuk hamil.

(f) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-

380A).

(g) Tidak mempengaruhi kualitas ASI.

(h) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

(i) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih

setelah haid terakhir).

5) Kerugian

(a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan

akan berkurang setelah 3 bulan).

(b) Haid lebih lama dan banyak.

(c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

(d) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

(e) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan.

6) Indikasi

(a) Usia reproduksi.

(b) Keadaan nullipara.

(c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

(d) Perempuan menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi.

(e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.


(f) Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.

(g) Perempuan dengan resiko rendah dari IMS.

(h) Tidak menghendaki metode hormonal.

7) Kontraindikasi

(a) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

(b) Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat

dievaluasi).

(c) Sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis).

(d) Diketahui menderita TBC pelvic.

(e) Kangker alat genetalia.

(f) Ukuran tppngga rahim kurang dari 5 cm.

(Sri Handayani,2010:140-146).

d. KIE Setelah KB

a). Waktu mulai menggunakan Pil KB

1) Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.

2) Sewaktu mendapat haid.

3) Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak

menyusui, setelah 6 bulan pemberian ASI).

4) Saat ingin berhenti kontrasepsi hormon jenis suntikan dan ingin

ganti pil kombinasi.

(Marmi,2016:203).
b). Hal atau keadaan yang memerlukan perhatian dalam penggunaan

pil kombinasi

1) Tekanan darah tinggi (sistolik lebih dari 160 mmHg, diastolik

lebih dari 90 mmHg).

2) Anemia berat.

3) Kencing manis.

4) Migrain.

5) Konsumsi fenitoin, barbiturat, rifampisin.

(Marmi,2016:204).

c). Efek samping pil kombinasi dan cara penanganannya

1) Amenore (tidak ada perdarahan atau spotting).

Penanganan :

Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien

minum pil dengan benar, tenanglah. Berikan konseling bahwa

tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang

adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium.

2) Mual, pusing dan muntah.

Penanganan :

Lakukan tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila

tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam, atau

sebelum tidur.

3) Perdarahan pervaginam.

Penanganan :
Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan

minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa

perdarahan / spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan

pertama.

(Sri Handayani,2010:102).

d). Cara minum pil kombinasi

Pil sebaiknya dikonsumsi setiap hari, lebih baik pada saat

yang sama setiap hari. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama

sampai hari ke-7 siklus haid. Sangat dianjurkan penggunaanya pada

hari pertama haid. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil

placebo sesuai dengan hari yang ada pada paket. Beberapa paket pil

mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis,

sebaiknya mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21

habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai pil dari

paket baru. Bila lupa minum 1 pil, segera minum pil setelah ingat.

Boleh minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan

metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih, sebaiknya

minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal yang telah ditetapkan

(Marmi,2016:206).
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2012. Pelayanan kontrasepsi. Jakarta: BKKBN

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama

Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan
Kurniawati, T. 2014. Buku Ajar Kependudukan Dan Pelayanan KB. Jakarta: ECG

Marmi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai