DARA-OREM'S THEORY Edit PDF
DARA-OREM'S THEORY Edit PDF
OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia Beliaulah penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Orem’s Self Care Deficit Theory” ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
dimiliki. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun, demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
profesional, bersifat holistik dan komprehensif yang ditunjukkan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat
sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh
pasien. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman khusus mengenai proses
keperawatan itu sendiri serta pemahaman mengenai komunikasi terapeutik
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Perawat perlu mengembangkan ilmu serta praktik keperawatan salah
satunya melalui penggunaan model konseptual keperawatan. Dan salah satu
model konseptual model keperawatan itu adalah selfcare oleh Dorothea Orem.
Fokus utama dari teori Orem ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat
diri sendiri sehingga tercapai kemandirian untuk mempertahankan kesehatan.
Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana
kebutuhan self-care klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-
duanya. Sistem keperawatan dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan
self-care dan kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila
ada self-care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (self-care
agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum
(self-care demand), disinilah keperawatan diperlukan.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang
mengacu pada teori Self care berprinsip pada usaha menolong atau membantu
pasien individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan self-care yang
memerlukan kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta pergerakan
manipulatif atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas-
aktivitas, perawat dan klien melakukan tidakan care atau tindakan lain yang
bersifat manipulatif atau ambulasi di mana baik klien maupun perawat
mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan, seseorang
1
mampu melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan tindakan
self-care terapeutik yang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau
internal tapi tidak bisa melakukannya tanpa bantuan.
Hasil akhir dari tindakan keperawatan menurut Orem adalah adanya peran
perawat sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan
klien sebagai self-care agent sehingga diharapkan kemandirian pasien
berangsur-angsur dapaat terwujud.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep teori orem tersebut ?
2. Bagaimana cara mengaplikasikan self care dalam proses keperawatan?
C. Tujuan
Dapat memahami dan melaksanakan proses keperawatan dengan baik
melalui model konseptual teori orem yang menitik beratkan pada self care
(perawatan diri) secara mandiri guna mempertahankan status kesehatan klien
serta dapat berkomunikasi dengan baik dengan pasien dalam melaksanakan
proses keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
a. Universal
Meliputi: udara, air, makanan daneliminasi, aktifitas dan istirahat,
privasi, sosialisi daninteraksi sosial, pencegahan resiko, peningkatan
kesehatan, kesejahteraan dan potensi diri.
b. Developmental
Lebih khusus dari universaldihubungkan dengan kondisi
yangmeningkatkan proses pengembangan sikluskehidupan seperti;
pekerjaan baru, perubahanstruktur tubuh dan kehilangan rambut.
c. Perubahan kesehatan (Health Deviation)
Berhubungan dengan akibat terjadinyaperubahan struktur normal dan
kerusakanintegritas individu untuk melakukan self careakibat suatu
penyakit atau injury.
4
3. Teori Nursing System
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self
caredan kemampuan pasien melakukan self care. Jikaada self care defisit,
self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan
akan diberikan. Nursing agencyadalah suatu properti atau atribut
yanglengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih
sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang
lain untuk menemukan kebutuhan selfcare terapeutik mereka, melalui
pelatihan dan pengembangan self care agency.Orem mengidentifikasi tiga
klasifikasi nursing system yaitu:
a. Wholly Compensatory system
Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care,
dan menerima selfcare secara langsung serta ambulasi harus dikontrol
dan pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu.
Ada tig akondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu: tidak dapat
melakukan tindakan self care misalnya koma, dapat membuat
keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat
melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu
membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.
b. Partly compensatory nursing system
Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan
atau tindakan lain danperawat atau pasien mempunyai peran yang besar
untuk mengukur kemampuan melakukan selfcare.
c. Supportive educative system
Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk
internal atau externalself care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa
bantuan. Hal ini juga dikenal dengan supportive developmental sistem.
5
1) Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhanoksigen, air,
nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat.
2) Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia.
3) Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah
kesehatan atau penyakit.
6
d. Melakukan validasi data
5. Menjelaskan peran perawat dan pasien
6. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
7. Menjelaskan tujuan
8. Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat
9. Mempersiapkan pasien
a. Tahap Kerja
b. Melakukan aplikasi proses keperawatan dengan tepat
c. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
d. Terminasi
e. Melakukan evaluasi tujuan
f. Memberikan reinforcement positif
g. Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
h. Melakukan kontrak berikutnya
i. Mengakhiri kegiatan dengan baik
j. Berpamitan
7
3) Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.
4) Perawatan proses eliminasi dan ekskresi.
5) Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.
6) Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
7) Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan.
8) Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan
sosial
8
e. Pendidikan
f. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak bantuan keperawatan.
g. Kalaborasi, pelimpahan wewenamg.
h. Melibatkan anggota masyarakat.
i. Lingkungan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Orem sangat mungkin dikembangkan karena masalah
keperawatan semakin kompleks dan bantuan keperawatan sangat dibutuhkan,
sehingga klien diharapkan tidak selalu bergantung pada perawat dalam self
care. Terutama dalam proses keperawatan teori Orem sangat berperan penting
dalam membantu pasien untuk membawa pada pada perawatan mandiri untuk
diri pasien sehingga tidak selalu bergantung pada perawat. Selain itu proses
keperawatan yang berlandaskan pada teori Orem akan mempermudan pasien
untuk selanjunya mempertahankan kesehatannya karena mendapatkan
pendidikan pula dari perawat.
B. Saran
Berhati-hatilah dalam melalukan tindakan keperawatan, karena sekecil
apapun yang kita lakukan kalau tindakan tersebut salah maka akan membawa
dampak yang besar.
10
DAFTAR PUSTAKA
11