Anda di halaman 1dari 3

Siklus Market Wyckoff (2 Juni 2019)

By Henra - OE Mirae Asset Sekuritas BSD,


Telp/WA 082113033138, Telegram t.me/Wyckoff_Indonesia

Sebagai pembuka dan salah satu topik utama dari Metoda Wyckoff mengenai “The Real Rules of the
Game” yang terjadi di pasar modal, pertama kita harus memahami gambaran tentang Siklus Market.

Layaknya siklus yang dialami oleh alam, manusia, hewan dan tumbuhan, maka market juga mengalami
siklus. Sebagai contoh salah satu siklus di alam ada yang namanya pagi-siang-sore-malam dan terjadi
secara teratur, berulang-ulang dan terus menerus . Demikian halnya dengan pergerakan (fluktuasi)
harga dalam market baik itu di saham, commodity, Forex, indeks juga bukanlah sesuatu yang acak,
namun memiliki pola tertentu dan terjadi berulang-ulang dari waktu ke waktu membentuk suatu Siklus
Market sehingga dapat dipelajari maupun diprediksi. Sebagai Wyckoffian (Trader/Investor yang
menggunakan metoda Wyckoff), maka kita harus melihat segala kejadian dalam market dari sudut
pandang The Composite Operator (Bandar).

Dari sudut pandang The Composite Operator, secara umum Siklus Market terbagi dalam 4 fase utama
yaitu Akumulasi, Mark Up, Distribusi dan Markdown. Selama proses Mark-Up ataupun Mark Down juga
sering terjadi terjadi Re-Akumulasi dan-Re Distribusi.

Gambar 1. Siklus Market


Ketika market sedang dalam fase Akumulasi, artinya Bandar sedang melakukan operasi menimbun
saham, yaitu membeli suatu saham dengan harga “murah” dan bahkan semurah mungkin dalam jumlah
yang besar. Biasanya Bandar melakukan akumulasi dalam waktu yang lama agar tidak terdeteksi oleh
market, bisa bulanan, tahunan bahkan lebih dari 5 tahun tergantung dari jumlah saham yang beredar.
Hal ini dilakukan agar selama proses Akumulasi, tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan di market.
Ilustrasinya sebelum hari lebaran tiba, biasanya para tengkulak akan menimbun stok barang dengan
harga murah sebagai persiapan meningkatnya permintaan di hari menjelang lebaran dengan harga yang
lebih tinggi.

Setelah jumlah saham yang diperoleh sudah “cukup” maka Bandar akan melakukan persiapan untuk
menaikkan harga saham tersebut atau Mark-Up. Dalam dunia pasar modal yang berhubungan langsung
dengan kegiatan ekonomi suatu negara bahkan global, maka Bandar akan menggunakan hal-hal yang
berhubungan dengan isu-isu ekonomi, baik itu berita, laporan keuangan perusahaan dll. Biasanya berita-
berita baik, laporan keuangan yang baik mengenai suatu perusahaan, isu-isu yang menarik akan
dikeluarkan dengan tujuan menarik perhatian dari Retail Investor untuk membeli saham perusahaan
yang telah diakumulasi oleh Bandar tersebut. Kondisi market seperti ini sering disebut dengan Up-Trend
atau Bullish Market. Bahkan Bandar juga turut terlibat dalam proses jual-beli saham selama proses
Mark-Up tersebut untuk menjaga harga agar tetap naik, namun jumlah saham yang dibeli tidak
sebanyak jumlah saham yang dijual. Pelan-pelan selama proses Mark-Up ini, Bandar juga melepas
sejumlah saham yang telah diakumulasi ke pihak Retail Investor.

Hingga akhirnya tibalah saat dimana penjualan saham oleh Bandar sudah mencapai klimaks di harga
yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan harga Akumulasi. Maksudnya klimaks adalah bahwa tidak
terjadi lagi kenaikan harga saham dalam market. Oleh karena itu Bandar akan melakukan penjualan
sejumlah saham tersisa dengan sangat hati-hati untuk menjaga agar harga tidak turun secara drastis.
Kejadian ini sering disebut dengan fase Distribusi. Biasanya selama proses Distribusi ini juga masih
dikeluarkan isu atau berita-berita ekonomi yang baik, laporan keuangan yang baik, didukung oleh
analyst-analyst market professional. Sama seperti proses Akumulasi, penjualan saham oleh Bandar
selama fase Distribusi ini juga dilakukan secara pelan-pelan selama kurun waktu tertentu.

Setelah sejumlah saham yang dimiliki oleh Bandar tersebut (katakanlah) habis terjual atau berpindah
tangan ke pihak Retail Investor, maka penurunan harga saham tinggal menunggu waktu saja. Hal ini
disebabkan karena tidak ada lagi kepentingan Bandar dalam saham tersebut untuk menjaga ataupun
menaikkan harga saham. Sama seperti Bandar, Retail Investor juga membeli saham agar dapat
menjualnya di harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan (profit). Namun karena
keterbatasan dana, pihak Retail Investor tidak akan sanggup untuk menjaga ataupun menaikkan harga
saham, karena yang mampu yang menaikkan harga saham hanyalah Bandar karena memiliki dana yang
cukup besar.

Seiring berjalannya waktu dimana tidak ada lagi kenaikan harga saham yang cukup berarti atau bahkan
mulai turun, maka satu persatu Retail Investor mulai melepas sahamnya ke market meskipun di harga
lebih murah untuk menghindari kerugian yang lebih banyak, dan yang beli juga Retail Investor lain yang
masih yakin akan terjadi kenaikan harga di masa yang akan datang. Namun kenaikan harga yang
ditunggu-tunggu tidak terjadi dan akhirnya dijual lagi ke market dengan harga yang lebih murah.
Akibatnya penurunan harga saham pun tak terhindarkan dan terjadi secara terus menerus. Kondisi
market yang seperti ini sering disebut dengan Down-Trend atau Bearish Market.

Bahkan pihak Bandar pun juga turut andil dalam proses penurunan harga saham tesebut (Mark-Down).
Kebalikan dari proses Mark-Up, maka selama proses Mark-Down, kadang dikeluarkan berita berita
negatip tentang perusahaan, laporan keuangan yang buruk, kondisi ekonomi yang kurang baik dan lain-
lain sebagainya. Atau Bandar juga masih menyisakan sejumlah saham untuk digunakan dalam proses
Mark-Down. Artinya Bandar juga terlibat dalam proses jual-beli saham namun memasang posisi jual
dalam jumlah yang “besar” untuk menahan kenaikan harga. Akhirnya harga saham pun semakin turun
drastis dan bisa dikatakan “murah” dibandingkan nilai perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Dan setelah harga saham “murah”, maka Bandar kembali masuk ke dalam market untuk membeli saham
dengan harga yang murah dan melakukan akumulasi lagi dalam jangka waktu tertentu sesuai rencana
dan kepentingan Bandar ke depan.

Proses Akumulasi, Distribusi, Mark-Up, dan Mark-Down yang dilakukan oleh “The Composite Operator”
(Bandar) ini terjadi secara terus menerus dari waktu ke waktu dan membentuk suatu Siklus Market di
berbagai pasar modal. Dan semua kejadian dalam Siklus Market itu dapat dipelajari dan dianalisa
sehingga kita dapat memprediksi kondisi market di masa yang akan datang. Dengan mengetahui fase-
fase yang terjadi dalam Siklus Market ini, maka dapat membantu kita dalam mengambil keputusan
kapan sebaiknya masuk ataupun keluar market, kapan sebaiknya membeli atau menjual saham.

Demikianlah kira-kira sekilas gambaran mengenai Siklus Market dari kacamata The Composite Operator
(Bandar) yang terjadi di pasar modal. Topik utama selanjutnya dari Metoda Wyckoff yang akan saya
share adalah mengenai 3 Hukum Wyckoff (3 Wyckoff Laws). Semoga bermanfaat.

All the Best.

Anda mungkin juga menyukai