PROTEIN
DISUSUN OLEH :
1. ARZA LESTARI
2. HERZA JUMARTA
3. NABILA MEILIARANI
4. OKTA ANDRIYANI
5. SACHIAZAHRA BALQIS
DOSEN PEMBIMBING :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam
keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada
Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan
bagiummat-Nya.
KATAPENGANTAR................................................................................2
DAFTARISI...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang............................................................................................4
B. RumusanMasalah.......................................................................................5
C. ManfaatPenulisan......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. DefenisiProtein...........................................................................................6
B. CiriMakromolekulProtein.........................................................................6
C. FungsiProtein................................................................................................8
D. Sumberprotein...........................................................................................10
F.Lansia..............................................................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang
utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia
belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiaporganisme.
Protein adalah senywa organik yang molekulnya sangat besar dan
susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam
amino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat tunggal, serta
molekulnya sederhana, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh karena
protein tersusun atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung
unsur-unsur seperti terdapat pada asam-asam amino penyusunnya yaitu C, H,
O, N dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain, seperti misalnya S, P,
Fe, atauMg.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya
ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh
didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua
enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks
interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim,
hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untukkehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat
gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam
makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi
ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai
mesin yang bekerja pada tingkatmolekular.
B. RumusanMasalah
Adapun masalah dari latar belakang diatas yaitu
1. Apa defenisi protein?
2. Apa ciri molekul protein?
3. Jelaskan fungsi protein?
4. Jelaskan pencernaan dan metabolisme protein?
5. Jelaskan sumber-sumber protein?
6. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein?
C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar mahasiswa:
1. Dapat mengetahui defenisiprotein.
2. Dapat mengetahui ciri molekulprotein.
3. Dapat mengetahui Fungsiprotein.
4. Dapat mengetahui Pencernaan dan metabolisme protein.
5. Dapat mengetahui Sumberprotein.
6. Dapat mengetahui Akibat kekurangan dan kelebihanprotein.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DefenisiProtein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang
palingutama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yangmerupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkansatu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon,hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Proteinberperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling
banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh JÃ’ns Jakob Berzelius
pada tahun 1838.
B. Ciri MakromolekulProtein
Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusundari sejumlah L-
asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptide, bobot molekul tinggi.
Suatu molekul protein disusun oleh sejumlah asam amino dengan susunan
tertentu dan bersifat turunan. Rantai polipeptida sebuah molekul protein
mempunyai satu konformasi yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal.
Konformasi ini disebut konformasi asli, sangat stabil sehingga memungkinkan
protein dapat diisolasi dalam keadaan konformasi aslinya itu.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam
amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang
khas. Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun
membran internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda
tergantung pada tempatnya.
1. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu
makromolekul.
2. Susunan kimia yang khas, Setiap protein individual merupakan senyawa
murni
3. Umumnya terdiri atas 20 macam asam amino. Asam amino berikatan
(secara kovalen) satu dengan yang lain dalam variasi urutan yang
bermacam-macam, membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan peptida
merupakan ikatan antara gugus α-karboksil dari asam amino yang satu
dengan gugus α-amino dari asam amino yanglainnya.
4. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya
lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi
protein. Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen, ikatan hidrofob (ikatan
apolar), ikatan ion atau elektrostatik dan ikatan Van DerWaals.
5. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti ph, radiasi,
temperatur, medium pelarut organik, dandeterjen.
6. Umumya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping
yang reaktif dan susunan khas strukturmakromolekulnya.
C. FungsiProtein
1. Sebagai biokatalisator (enzim). Protein yang paling bervariasi dan
mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas
katalis, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik
didalam sel dikatalis oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim , masing-
masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan
dalam berbagai bentukkehidupan.
Tipe Lansia
Tipe lasia dapat dibedakan menjadi lima (A. Syrifuddin, 2014:10)
adalah sebagai berikut :
a) Tipe konstruktif adalah lansia yang tidak banyak mengalami gejolak atau perubahan
emosional dan psikisnya. Tipe ini berintegritas baik, dapat menikmati hidup, tolerasi
tinggi, humoris, tenang dan mantap sampai tua
b) Tipe ketergantungan adalah tipe yang dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, tidak
berambisi dan tidak berinisiantif. Tipe ini suka makan, suka berlibur, dan dikuasai oleh
istrinya
c) Tipe defensif atau bertahan adalah tipe yang cenderung menolak bantuan orang lain,
emosi tidak control, selalu memegang teguh pada kebiasaan, jenis tipe ini sering
mempertahankan kehidupannya dan menyenangin masa pension.
d) Tipe bermusuhan (Hostility) adalah lansia yang merasa orang lain menjadi penyebab
kegagalan, selalu mengelu, dan takut mati, curiga pada yang mudah, serta agresif.
e) Tipe membenci atau menyalahkan diri adalah suka menyalahkan diri, tidak berambisi dan
terjadinya penurunan sosioekonomi, merasa menjadi korban, sulit dibantu sama orang
lain atau cenderung membuat susah sendiri.
Sebagian besar lansia dengan frekuensi pola makan protein hewani (>3x/hari)
dengan DM sebesar (62,7%). Sumber protein hewani yangpaling sering dikonsumsi dan
memilikim persentase paling tinggi adalah telur ayam sebanyak 103 responden (62,42%)
dengan frekuensi empat kali perminggu sebesar (27,3%). Hal ini dikarenakan responden
merasa terlalu mahal jika membeli daging sapi maupun ayam, sebagai gantinya maka
esponden mengonsumsi telur ayam. Dalam satu butir telur ayam terdapat (0,77 g)
karbohidrat, lemak (9,94 g), dan (12,58 g) protein .
Asupan protein sebesar 0,8 g/kg BB ideal dapat mempertahankan protogenesis,
dengancatatan 50% daripadanya harus berasal dari protein hewani.Hasil secara statistik
menunjukkan adanya hubungan antara pola makan protein hewani dengan kejadian DM
pada lansia dengan pvalue sebesar 0.001 (p-value <0.005), dengan nilai OR = 2.869.
Artinya lansia yang memiliki pola makan protein hewani sering >3x/harimempunyai
peluang risiko 3 kali lebih tinggi untuk menderita diabetes mellitus dibanding dengan
lansia yang memiliki pola makan protein hewanijarang <3x/hari.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Tri Lasmawati (2013) tentang
hubungan asupan energy, protein dan zinc terhadap kadar gula darah pasien DM Tipe 2 di
Klub Persadia RSU Santo Antonius Kota Pontianak menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara asupan energy, protein dan zinc terhadap kadar gula darah pasien DM
Tipe 2 di Klub Persadia RSU Santo Antonius Kota Pontianak.Selain berperan
membangun dan memperbaiki sel-sel yang sudah rusak, konsumsi protein juga dapat
mengurangi atau menunda rasa lapar sehingga dapat menghindarkan penderita diabetes
dari kebiasaan makan yang berlebihan yang memicu timbulnya kegemukan. Makanan
yang berprotein tinggi dan rendah lemak dapat ditemukan pada ikan, daging ayam bagian
paha dan sayap tanpakulit, daging merah bagian paha dan kaki, serta putih telur.
A. Asuhan keperawatan
a.Pengkajian Keperawatan
b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk
mengetahui perubahan fungsi system tubuh
2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan
fisik adalah head to toe (dari ujung kepala
sampai ke ujung kaki) dan system tubuh
2. Psikologis
a. Apakah mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaannya
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana mengatasi stress yang dialami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya
ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan
kemampuan dalam penyelesaian masalah.
3. Social-ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu
luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap
lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang
lain diluar rumah
g. Siapa saja yang biasa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya
dengan fasilitas yang ada.
4. Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai
dengan keyakinan agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif
dalam kegiatan keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah
apakah dengan berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakkal
Pengkajian dasar
Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat
mendasar pada psoses menua yang meliputi seluruh organ tubuh,
dalam melakukan pengkajian, perawat memerlukan
pertimbangan khusus. Pengkajian harus dilakukan terhadap
fungsi semua system, status gizi, dan aspek psikososialnya.
1. Temperature/suhu tubuh
a. Mungkin (hipotermi) ± 35ºC
b. Lebih teliti diperiksa di sublingual
2. Denyut nadi
a. Kecepatan, irama, volume
b. Apical, radial, pedal
3. Respirasi (pernapasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman
b. Pernapasan tidak teratur
4. Tekanan darah
a. Saat berbaring, duduk, berdiri
b. Hipotensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan hilang pada beberapa tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memori (ingatan)
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
System persarafan
1. Kesimetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak
a. Tidak semua orang menjadi senil
b. Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau
melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
a. Jangan diuji didepan jendela
b. Gunakan tangan atau gambar
c. Cek kondisi kacamata
6. Gangguan sensori
7. Ketajaman pendengaran
a. Apakah menggunakan alat bantu dengar
b. Tinnitus
c. Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri
System Kardiovaskuler
1. Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apical
3. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis
4. Pusing
5. Sakit/nyeri
6. Edema
System Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Asupan diet
3. Anoreksia, tidak dapat mencerna, mual, muntah
4. Mengunyah, menelan
5. Keadaan gigi, rahang, dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi, apakah perut kembung, ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sambelit), diare, inkontinensia alvi
System Genitourinaria
1. Urine (warna dan bau)
2. Ditensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat
menahan untuk buang air)
3. Frekuensi, tekanan, atau desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Dysuria
6. Seksualitas
a. Kurang minat melakukan hubungan seks
b. Adanya disfungsi seksual
c. Gangguan ereksi
d. Dorongan/daya seks menurun
e. Hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas
f. Adanya kecacatan social yang mengarah ke aktivitas
seksual
Sistem Kulit
1. Kulit
a. Temperature, tingkat kelembapan
b. Keutuhan kulit: luka terbuka, robekan
c. Turgor (kekenyalan kulit)
d. Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan umum
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Tendon mengecil
c. Ketidakadekuatan gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
a. Ambulansi dengan atau tanpa bantuan peralatan
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
Psikososial
1. Menunjukan tanda meningkatnya ketergantungan
2. Focus pada diri bertambah
3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4. Membutuhkan bukti nyata rasa kasih saying yang
berlebihan.(Nugroho, 2008)
Penatalaksanaan
Terapi farmakologi untuk pasien Demensia :
1. Anti-oksidan : vitamin E yang terdapat dalam sayuran,
kuning telur, margarin, kacang-kacangan, minyak sayur,
bias menurunkan resiko demenisa alzheimer. Vitamin c
dapat mengurani radikal bebas (mis. Sayuran, stroberi,
melon, tomat, brokoli).
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
g. Lakukan massage
pada daerah tertekan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
- protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatanpeptida.
- Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2)
protein serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein
sekunder, protein tersier, dan proteinkuartener.
- Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein
transport, Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis,
Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls
saraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan. Dan pencernaan protein, yaitu dari
mulut, lambung, dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari absorpsi dan
transportasi protein, katabolisme protein, dan anabolismeprotein.
- Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari
97-100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan
pertumbuhan, hati lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan
protein menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan
menimbulkan asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dandemam.
B. Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang
mengandung protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat
seimbang sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC),2003.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2009.
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. Biokimia Harper Edisi
27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC), 2009.
file:///C:/Users/HENI/Downloads/KTI-%20YOHANA%20SELAN.pdf
file:///C:/Users/HENI/Downloads/66-123-1-SM.pdf
iv