Anda di halaman 1dari 63

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH PADA


ANGGOTA KELUARGA USIA LANJUT”

KELOMPOK 8:
1. Aditya Tri Kamila Fatimah
2. Nofia Safitri
3. Nurkholida Nola Aprilia
4. Sachiazahra Balqis
5. Try Arma Ayu

Dosen Pengajar :
Ns.Hermansyah,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN + NERS JURUSAN KEPERAWATAN
TINGKAT III
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga yang berjudul
“Askep Keperawatan Keluarga dengan Masalah Pada Anggota Keluarga Usia
Lanjut” dengan tepat waktu.
Kelompok menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik materi maupun bahasa. Namun demikian,penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok juga sangat mengharapkan saran dan kritik khususnya dari
Dosen pembimbing mata kuliah serta pembaca demi kemajuan makalah ini
kedepannya. SemogaTuhan senantiasa memberikan rahmatdan hidayah-Nya
kepada kita semua.Aamiin.

Bengkulu, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
COVER DEPAN.............................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Tujuan.........................................................................................
C. Manfaat......................................................................................
D. Sistematika Penulisan.................................................................
BAB II KONSEP TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA DAN
ASKEP KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN LANSIA.
A. Definisi keluarga........................................................................
B. Fungsi keluarga.........................................................................
C. Tipe dan bentuk keluarga..........................................................
D. Tahap perkembangan keluarga lanjut usia…………………...
E. Tugas – tugas perkembangan keluarga dewasa akhir atau
usia lanjut menurut Fiedman (1998) …………………………………..
F. Masalah –masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa
akhir atau menurut Friedman (2010)........................................
G. Cara penyesuaian diri lansia………………………………….
H. Peran angota keluarga dalam merawat lansia di rumah……….
I. Peran perawat……………………………………………………………………..

BAB III ASKEP KELUARGA BINAAN....................................................


A. Pengkajian..................................................................................
B. Penyusunan Prioritas Masalah dan Penskoran...........................
C. Diagnosa Keperawatan...............................................................
D. Penyusunan Tujuan Umum dan khusus.....................................
E. Kriteria dan Standar..................................................................
F. Intervensi Keperawatan..............................................................
G. Implementasi Keprawatan..........................................................
H. Evaluasi......................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga dengan tahap perkembangan usia lanjut merupakan tahap
perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah
tahapan keluarga. Pada tahap ini menurut Duvall dan Miller 1985 adalah
tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut proses lanjut usia dan
pensiun merupakan realita yang tidak dapat dihindari karena berbagai
stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut
adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,
kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunya produktivitas dan fungsi
kesehatan. Untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan keluarga usia
lanjut keluarga harus mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut
(Friedman, 1998). Keluarga pada tahap ini harus mampu memenuhi tugas-
tugas perkembangan dalam keluarga yaitu mempertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.
Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada
anggota keluarga yang sakit, sebagai pendidik kesehatan dan sebagai
fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah dijangkau dan perawat dengan
mudah dapat menampung permasalahan yang di hadapi keluarga serta
membantu mencarikan jalan pemecahnya, misalnya mengajarkan kepada
keluarga untuk mencegah agar tidak terjadi nyeri pada pinggang dan magh
karena pola makan yang tidak baik.
Peran klien dan keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan lima
tugas keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan
tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit, mempertahankan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas
kesehatan masyarakat (Friedman, 1998).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang
perawatan keluarga dengan usia lanjut terutama pada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dengan Nyeri Pinggang dan Penyakit
Magh serta dapat mengaplikasikanya dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga.

B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Tujuan umum
Memaparkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah pada
tahap perkembangan keluarga lansia terhadap perkembangan usia
lanjut.
2. Tujuan khusus
Sasaran yang ingin dicapai penulis saat menyusun makalah ini adalah :
a. Memaparkan pengkajian pada keluarga Tn. W
b. Mendiagnosa masalah keluarga Tn. W
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga Tn. W
d. Memberikan implementasi keperawatan pada keluarga Tn. W
e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada
keluarga Tn. W

C. Manfaat
A. Mengetahui konsep tahap perkembangan keluarga lansia dan asuhan
keperawatan pada tahap perkembangan keluarga lansia.
B. Mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga dari pengkajian
sampai evaluasi pada keluarga Tn. T dengan masalah kesehatan pada
usia lanjut
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang, Tujuan,
Manfaat, Sistematika Penulisan.
BAB II : KONSEP TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA DAN
ASKEP PADA KELUARGA DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN LANSIA
BAB III : ASKEP PADA KELUARGA BINAAN meliputi proses
pengkajian-evaluasi
BAB IV : PENUTUP meliputi Kesimpulan dan Saran
BAB II
KONSEP TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA DAN ASKEP
PADA KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN
LANJUT USIA
1. KONSEP TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA
A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang


tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi
dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Ali, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep
keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari tiap anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting
dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan
masyarakat (Harmoko. 2012).
keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
(WHO, dalam Harmoko 2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal
dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan
hubungan yang erat. (Helvie, dalam Harmoko 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga
merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan
perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

B. Fungsi keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi
menjadi 5 yaitu:

a.Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.

b.Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang
produktif serta memberikan status pada anggota keluarga.

c.Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
masyarakat,.

d.Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.

e.Fungsi perawatan kesehatan


Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;
2010)

C. Tipe dan bentuk keluarga


Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :

a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang
tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat
bekerja di laur rumah.

b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan
sebagainya

c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/ Aging Couple


Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah
karena sekolah/ perkawinan/meniti karier.

e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak,
keduanya/slah satu bekerja di rumah.

f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di
luar rumah.

g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.

i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.

j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru
panti-panti.

l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah
menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.

n. Unmarried paret and child

Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya


di adopsi.

o. Cohibing Cauple

Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa


pernikahan. (Harmoko, hal 23; 2012)

d. Tahap perkembangan keluarga lanjut usia


Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut
Friedman (1998) Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang
dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiunan, sampai salah satu pasangan meninggal dan berakhir
ketika kedua pasangan meningggal.Persepsi terhadap siklus
kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.
Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain
merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup
mereka. Banyak dari mereka yang tergantung dari sumber-
sumber finansialyang adekuat, kemampuan memelihara rumah
yang memuaskan dan status kesehatan individu. Mereka yang
tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memiliki norma yang
rendah dan kesehatan fisik yang buruk sering merupakan
antersedan penyakit mental dikalangan lansia.
Karena proses menua berlangsung dan masa pension
menjadi suatu kenyataan, maka ada beberapa macam stressor
atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia
dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran
mereka. Hal ini meliputi :
a Ekonomi- Menyesuaikan terhadap pendapatan yang
turun secara substansial, mungkin kemudian
menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi
(ketergantungan pada keluarga atau subsidi
pemerintah)
b Perumahan- Sering pindah tempat tinggal yang lebih
kecil dan kemudian dipaksa pindah ketatanan
institusi.
c Sosial-Kehilangan (kematian) saudara, teman-teman
dan pasangan.
d Pekerjaan- Keharusanan pension dan hilangnya peran
dalam pekerjaan dan perasaan produktivitas
e Kesehatan-Menurun fungsi fisik, mental dan
kognitif ; memberikan perawatan bagi pasangan
yang kurang sehat.

Orang yang lebih tua mengalami masalah dalam berbagai


aktivitas hidup sehari-hari yang termasuk mandi, berpakaian,
makan, toilet. Masalah-masalah ini kemampuan orang yang
lebih tua sering berdampak terhadap hidup mandiri, karena
penurunan fungsional dimana semua mempengaruhi kualitas
hidup individu (Maryam,2008).
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan
meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun merupakan realitas
yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,
kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas
dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan
yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap
ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di
rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknnya.

Tugas perkembangan tahap ini adalah :


1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling
merawat
4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review
6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian (harmoko, 2012).

3. Tugas – tugas perkembangan keluarga dewasa akhir atau usia


lanjut menurut Fiedman (1998) adalah :

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.


Orang tua yang tinggal dirumah sendiri biasanya
mempunyai penyesuaian diri yang baikdari pada tinggal
bersama anaknya. Orang tua yang pindah kerumah anaknya
biasanya lansia dengan penurunan kesehatan atau ekonomi
sehingga tidak punya pilihan lain. Hal ini merupakan bukti
pengaturan diri hidup secara mandiri merupakan predictor
kesejahteraan yang ampuh bagi lansia.Perpindahan tempat,
merupakan traumatik karena berarti meninggalkan pertalian
tetangga dan persahabatan yang member kenyamanan dan
keamanan.Akan tetapi, jika hal ini harus terjadi maka
menciptakan lingkungan seperti lingkungan lama
merupakan hal yang penting pada saat ini.

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.


Ketika pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara
tajam, dan seiringnya dengan berlalunya tahun,
pendapatanpun semakin menuru dan semakin tidak
memadahi karena terus naiknya biaya hidup dan terkurasnya
tabungan. Lansia lebih banyak menghabiskan uang untuk
perawatan kesehatan sehingga perlu menyesuaikan
pengeluaran dengan pendapatannya.Program asuransi atau
bantuan orang lain terutami dari generasinya mungkin
sangat dibutuhkan pada saat ini.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan


Perkawinan yang dirasakan memuaskan memuaskan
dalam tahun tahun berikutnya biasanya mempunyai sejarah
positif yang panjang dan sebaliknya. Riset membuktikan
bahwa perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi
moral dan aktivitas yang berlangsung kedua pasangan
lansia.

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.


Lansia umumnya menyadari bahwa kematian
merupakan proses kehidupan yang normal. Akan tetapi,
kematian pasangan merupakan hal-hal yang sulit untuk
diadaptasi.Kehilangan pasangan merupakan hal yang paling
traumatis bagi lansia dan mampu melunturkan semua
dukungan, meskipun anak anak telah mengisi
kekosongannya.Mempertahankan ikatan keluarga
antargenerasi.

5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.


Meskipun ada suatu kecenderunagan bagi lansia untuk
menjauhkan diri dari hubungan sosial, keluarga tetap
menjadi fokus interaksi-interaksi sosisl lansia dan sumber
utama dukungan social. Karena lansia menarik dari
aktivitas-aktivitas dunia sekitarnya, hubungan-hubungan
dengan pasangan, anak-anak, cucu-cucu dan saudara-
saudaranya menjadi lebih penting.

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka


(penelaahan dan integrasi hidup).
Penelaahan hidup merupakan “life review” merupakan
aktivitas yang vital dan umum dilakukan lansia, karena
aktivitas ini menggambarkan suatu penelaahan sentral
kehidupan. Aktivitas ini dipandang sebagai tugas
perkembangan “ tipe kognitif” . hal penting dari aktivitas ini
terletak pada fakta bahwa penelaahan kehidupan
memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi yang
sulit dan memberikan pandangan terhadap kejadian-
kejadian masa lalu. Lansia sangat peduli dengan kualitas
hidup mereka dan berharap agar mereka dan berharap
agar dapat hidup terhormat dan penuh arti.

4. Masalah –masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa


akhir atau menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :
i. Disabilitas disfungsional meningkat
ii. Gangguan mobilitas
iii. Penyakit kronik
iv. Kekuatan dan fungsi otot menghilang
v. Layanan perawatan dalam jangka panjang
vi. Memberikan asuhan
vii. Isolasi social
viii. Berduka atau depresi
ix. Gangguan kognitif

5. Cara penyusuaian diri lansia


a. Fisik
1) Kegiatan perawatan diri
2) Melakukan senam
3) Pemeriksaan kesehatan rutin
4) Mengikuti kegiatan yang masih mampu
5) Dilakukan
6) Minum obat secara teratur jika sakit
7) Makan makanan bergizi
8) Minum paling sedikit 8 gelas sehari

b. Psikologi
1) Mengenal masalah
2) Menerima proses penuaan
3) Pemberi nasehat dan pandangan
4) Beribadah secara teratur
5) Terlibat dalam kegiatan sosial maupun keagamaan
6) Sabar dan tawakal
7) Mempertahankan kehidupan social
c. Sosial dan masyarakat
1) Memiliki pandangan dan wawasan
2) Saling kunjung mengunjungi
3) Melakukan kegiatan rekreasi
4) Penyesuaian diri terhadap masa pension

6. Peran angota keluarga dalam merawat lansia di rumah


a. Melakukan pembicaraan terarah
b. Mempertahankan kehangatan keluarga
c. Membantu dalam melakukan persiapan makanan
d. Membantu kebutuhan transportasi
e. Membantu finansial
f. Memberikan kasih saying

7. Peran perawat
Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat
mempunyai beberapa peran antara lain :
a. Pendidik : tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah
membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut
perawat harus mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan
selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.
b. Konsultan dan Kolaborasi : perawat sebagai nara sumber bagi
keluarga dalam mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat
harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya..
c. Pemberi pelayanan kesehatan/peaksana kesehatan : sesuai
dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan
yang professional kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan
menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif',
`preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses
keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan masalah
secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai
subproses.
d. Pengawas kesehatan : perawat harus melakukan “home visit”
atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi
atau melakukan pengajian tentang kebutuhan keamanan kline
dan keluarga 
e. Role model : perilaku yang ditampilkan perawat dapat
dijadikan panutan. Panutan ini digunakan pada semua tingkat
pencegahan terutama PHBS. Menampilka profesionalisme
dalan berkerja 
f. Fasilitator : perawat harus mampu menjembatani dengan baik
terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keuarga
sehingga fakto risiki dalam ketidak pemenuhan kebutuhan
keamanan dapat diatasi 
g. Modofokasi lingkungan : perawat harus dapat memodifikasi
lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat dalam
menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan 
h. Manajer : perawat mempunyai peran dan tanggu jawab dalam
mengelola pelayan, maupun pendidikan keperawatan yang
berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep
managemen keperawatab dalam kerangka paradigm
keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam
memanta dan menjamin  kualitas asuja keperawatan serta
organisasi dan mengendalikan system kesehatan 
i. Penemu Kasus : Perawat melakukan identifikasi terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat dan dapat berpengaruh
pada penurunan kesehatan, bahkan mengancam kesehatan.
Selanjutnya penelitian dilaksanakan untuk menemukan faktor
yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan
tersebut melalui kegiatan penelitian dan hasilnya akan
diaplikasikan dalam praktek keperawatan

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA


A. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap
awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan
dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat,
lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan
suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dari American Nursing Assosiation (ANA).
Asuhan Keperawatan Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam
pengkajian antara lain :

a. Pengumpulan data
1) Data umum
a) Nama KK, Alamat dan telpon
b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3
generasi)
c) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan.
e) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu
status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga.
g) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengar radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai
oleh keluarga, misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia,
remaja, balita, maka tahap perkembangan keluarga saat ini
adalah lansia (bila lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila
tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, pencegahan
penyakit, pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak
suami maupun isteri. Lingkungan
e) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
f) Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat.
g) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
i) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut
keluarga, misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap
anggota keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep
sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambilkeputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode
apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga.
5) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga apabila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota
keluarga.Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

B. Penyusunan prioritas masalah dan penskoran

a. Penilaian (skoring) diagnosis


keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) sebagai berikut :
N Kriteria Skor Bobot
O

1 Sifat Masalah 1

Tidak/kurang sehat 3

Ancaman kesehatan 2

Krisis atau keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Dengan mudah 2

Hanya sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah 1

Tinggi 3

Cukup 2

Rendah 1

4 Menonjolkan masalah 1

Masalah berat, harus segera ditangani 2

Ada masalah, tetapi tidak segera 1


ditangani

Masalah tidak dirasakan


0

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :


1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor yangdiperoleh
x Bobot
Skortertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua criteriaskor tertinggi adalah 5.

b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


penentuan proritas
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah
tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya
masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat
dilakukan untuk menangani masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk
fisik, keuangan atau tenaga
c) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk
pengetahuan, ketrampilan, dan waktu
d) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial
masyarakat
3) Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kriteria potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :
a) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit
atau masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah
masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin
sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga
makin kecil potensi masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu
terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah
mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bisa
dicegah
c) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau
kelompok yang peka atau rawan, hal ini menambah masalah
bisa dicegah
4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai
masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah
untuk diatasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam memeberikan
skor pada cerita ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani
segera, maka harus diberi skor tinggi.

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya


Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat
dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :
a. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan
data klinik yang ditemukan.
b. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan
terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
c. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan
ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor
yang dapat menimbulkan masalah.
d. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis
tentang keadaan individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari
tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri
dari kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang
sedang dialami oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat
dengan cepat.
b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah
keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
c. Daiagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera
dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno
(2004) menggunakaan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanaan
kesehatan.
c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperolehperawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.

D. Intervensi keperawatan
Menurut Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-
masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat menjamin sukses
dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Memilih tindakan yang tepat.
4) Pelaksanaan tindakan.
5) Penilaian hasil tindakan.
e. Dibuat secara tertulis.

Intervensi keperawatan menurut Feeman (1970) dalam Fredman


(1988) yaitu :
1. Intervensi Supplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung.
2. Intervensi Fasilitas.
Perawat memfasilitasi untuk pemanfataan fasilitas Yankes
3. Intervensi Perkembangan
Perawatan mandiri oleh keluarga dan pemanfaatan sumber-sumber
perawatan internal dan eksternal.
E. Implementasi
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada individu
dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya.
Implementasi yang ditujukan pada individu me.liputi :
a. Tindakan keperawatan langsung
b. Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar
c. Tindakan observasi
d. Tindakan pendidikan kesehatan

F. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun
rencana yang baru sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam satu kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan ketersedian klien/ keluarga.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA


PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA MAHASISWA PRODI
SARAJANA TERAPAN KEPERAWATAN BENGKULU JURUSAN
KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TA. 2020/2021

TAHAP 1
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. W
2. Alamat dan telepon : Kelurahan Jalan Baru, gang Cempaka/085268555523
3. Pekerjaan kepala keluarga : Pensiunan PNS
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA/Sederajat
5. Komposisi Keluarga : Ny. I (Istri Tn. W)

N Nama JK Hubunga U Pnddk Status Imunisasi KET


o n mu
Dgn r
Kepala
Keluarga
Camp Polio DPT Hepat BCG
ak itis
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 1
1 Ny. I Pr Istri 62 Diploma - - - - - - - - - - - - - - - Sehat
th 3

3

6. Glikolisis Genogram (tiga generasi) :

---------------------------------------

Keterangan
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien perempuan
: Pasien laki-laki
--------- : Garis pernikahan

7. Tipe Keluarga : Keluarga Tn.W merupakan keluarga dengan tipe dyad family, Karena
dirumah Tn W. terdiri dari Tn W dan Ny. I.
8. Suku Bangsa : Keluarga mengatakan bersuku bangsa Melayu
9. Agama : Keluarga mengatakan beragama Islam
10. Status Sosial Ekonomi : Tn. W mengatakan Tn W dan Ny. I memiliki pekerjaan
sebagai pensiunan PNS. Penghasilan TN. W dan Ny.I cukup untuk memenuhi
kebutuhan Tn. W dan Ny. I (Penghasilan dalam 1 bulan lebih kurang Rp. 4.500.000)
11. Aktifitas Rekreasi Keluarga: Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi
(menonton TV untuk hiburan keluarga).

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

12. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan usia
lanjut dimana anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun/salah
satu meninggal.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:


Tn. W mengatakan tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi tidak ada,
kebutuhan dasar keluarga tercukupi, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.

14. Riwayat kesehatan keluarga inti

 Tn. W mengatakan Ny. I mengidap penyakit magh yang sudah menahun, kambuh
secara tertentu yaitu saat Ny. I tidak menjaga pola makannya dan Ny. I sering
terlambat makan, sering sakit pada pinggang, dan mata yang sering berair diwaktu
tertentu Tn W. dan Ny. I mengatakan jarang melakukan cek kesehatan saat dahulu
kala.
 Tn. W mengatakan bila Ny. I sakit, Ny. I baru dibawa kedokter jika sakit yang
dirasakan lama hilangnya.

15. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Dalam keluarga Tn.W ditemukan adanya penyakit Asma yang pernah diidap oleh
Tn. W yang diturunkan oleh ayah Tn. W.

16. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi :


Tahap perkembangan keluarga terpenuhi dengan baik.

17. Riwayat Keluarga Inti :


Tn. W: Kepala Keluarga/Ayah
Ny. I: Istri/Ibu
Tn. W: Anak ke-1
Tn. R: Anak ke-2
Tn. P: Anak ke-3
Tahap perkembangan keluarga Tn. W saat ini terdapat masalah pada kesehatan Ny. I
yang memiliki penyakit magh, pinggang sering sakit, dan matanya yang sering
berair.

18. Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny. I mengatakan penyakit maghnya memang sudah ada sejak lama (menahun),
sedangkan untuk sakit pinggang terjadi sejak 2 tahun terakhir dan matanya yang
sering berair baru dialaminya.

III. LINGKUNGAN
19. Karakteristik Rumah :

o Luas rumah: 7.5 x 11 m2


o Tipe rumah: permanen dengan atap dari seng serta lantai sudah dikramik.
o Letak rumah: menghadap ke utara.
o Kepemilikan: Pribadi
o Jumlah kamar: 4
o Ventilasi/jendela: Tiap kamar mempunyai jendela yang dibuka setiap siang hari.
o Sumber air: sumur
o Kamar mandi/WC: 1/1
o Pembuangan sampah: sampah dibersihkan seminggu 2X oleh petugas kebersihan
o Penerangan rumah: sudah menggunakan listrik
o Barang yang tak terpakai: Disimpan di gudang
o Kebersihan lingkungan: bersih dan rapi

o Denah Rumah :

20. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW :


Sebagian besar tetangga bekerja sebagai pedagang, dan buruh. Hubungan
dengan anggota masyarakat tidak ada masalah. Tn. W merupakan ketua RW dan
pengurus Masjid di tempat tinggalnya. Tn W aktif mengikuti kegiatan seperti
gotong Royong dan Pengajian.
21. Mobilitas Geografis Keluarga :
Tn. W mengatakan menetap di rumah/tinggal di rumah yang telah dimilikinya
kini, yaitu rumah yang dibangunnya sendiri, Tn. W mengatakan baik Tn. W
ataupun Ny. I semenjak pensiun menetap dirumah atau tidak bekerja diluar kota
tempat tinggalnya sehingga risiko tertular penyakit lain kecil.

22. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat :


Keluarga Tn. W dan Ny. I berhubungan baik dengan masyarakat sekitar, Tn. W
dan Ny. I aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungannya yaitu
pengajian, gotong royong serta kegiatan lain karena Tn. W merupakan ketua
RW.

23. Sistem Pendukung Keluarga :


Tn. W mengatakan jika ada masalah dalam keluarganya penyelesaian akan
dimusyawarahkan dengan Ny. I.

IV. STRTUKTUR KELUARGA


24. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga selalu menggunakan bahasa rejang dan bahasa Kota Bengkulu dalam
melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah selalu dibicarakan satu sama
lain.

25. Struktur Kekuatan Keluarga :


Tn. W mengatakan apabila dalam keluarga terdapat masalah Tn. W akan
melakukan musyawarah dg Ny. I dan keputusan diambil oleh Tn. W selaku
kepala keluarga.

26. Struktur Peran Formal dan Informal :


Tn. W: Selaku suami/kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah
Ny. I: Selaku Istri yang bertugas sebagai ibu rumah tangga.

27. Nilai dan Norma dalam Keluarga :


Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Melayu
yang disesuaikan dengan Agama Islam, semua anggota keluarga beragama Islam
dan menjalankan ajaran agama, seperti sholat 5 waktu, berpuasa, mengaji dan
sebagainya.

V. FUNGSI KELUARGA
28. Fungsi Afektif :
Menurut Tn. W Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling
menyayangi dan menghargai satu sama lainnya. Sampai sejauh ini Tn. W dan
Ny. I jarang sekali mengalami keributan-keributan karena Tn. W dan Ny. I selalu
memberikan dukungan satu sama lain.

29. Fungsi Sosial :


Hubungan sosial terjalin dengan baik Tn. W aktif mengikuti kegiatan seperti
gotong royong yang diadakan saat hari libur dan juga pengajian begitu juga
dengan Ny. W.

30. Fungsi Perawatan Keluarga :


A. Mengenal masalah
1) Masalah pertama
 Masalah pertama yang dialami keluarga Tn. W adalah Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan merupakan
ketidakmampuan mengidentifikasi, mengenal, dan mencari bantuan untuk
mempertahankan kesejahteraan.
 Penyebab ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. W
yaitu ketidakmampuan Ny.I untuk menjaga pola makannya dan
mempertahankan waktu makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
Selain itu Ny. I tidak mampu menyesuaikan aktivitas sehari-harinya dengan
kemampuan tubuhnya.
 Tanda dan gejala yang dirasakan Ny. I yaitu Ny. I merasakan nyeri pada
abdomen karena riwayat magh dan nyeri pada pinggang karena terlalu
banyak bergerak.
 Tingkat keseriusan masalah ini yaitu masalah ini adalah cukup mengancaman
bagi kesehatan Ny. I.
2) Masalah kedua
 Masalah kedua yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga merupakan pola pengaturan
dan pengintegrasian kedalam proses keluarga, suatu program untuk
pengobatan penyakit dan sekuelanya yang tidak memuaskan untuk memenuhi
tujuan kesehatan tertentu dari unit keluarga.
 Penyebab ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga Tn. W yaitu
ketidakmampuan Tn. W untuk mengajak Ny. I melakukan pengobatan
sesegera mungkin saat penyakit Ny. I kambuh.
 Tanda dan gejala yang ada pada masalah ini yaitu Ny. I kerap menghindar
dengan berbagai alasan saat diajak berobat salah satunya Ny. I mengatakan
masih bisa menahan nyeri yang dirasakannya.
 Tingkat keseriusan masalah ini yaitu rendah karena dapat diselesaikan dengan
melakukan edukasi pada Ny. I.
3) Masalah ketiga
 Masalah yang ketiga yaitu nyeri kronik yang dialami Ny. I
 Penyebab nyeri kronik yang dirasakan Ny. I yaitu karena Ny. I mengidap
penyakit magh sudah sejak lama (menahun)
 Tanda dan gejala pada masalah ini yaitu Ny. W tampak merasa kesakitan dan
selalu memegang bagian perutnya
 Tingkat keseriusan masalah ini yaitu cukup karena masalah hanya dapat
dikurangi dengan melakukan edukasi pada Ny. I.

B. Mengambil keputusan
 Keputusan yang diambil keluarga Tn. W yaitu bersedia menerima edukasi
yang akan diberikan kepada Tn. W dan Ny. I, dampak yang diharapkan
adanya perubahan perilaku pada keluarga Tn. W sesuai dengan yang
diharapkan.
C. Melakukan perawatan sederhana
Perawatan sederhana yang sudah dilakukan keluarga Tn. W dirumah yaitu Ny. I
hanya memberikan minyak/cream yang hangat ketika merasakan nyeri pada
pinggang/ perutnya, Ny. I juga mencari posisi nyaman saat merasakan nyeri yaitu
dengan berbaring atau memposisikan diri setengah duduk. Cara pencegahan untuk
penyakit Ny.I belum terpenuhi karena Ny. I belum bisa mengontrol pola makan dan
aktivitasnya sehari-hari.

D. Modifikasi lingkungan
 Modifikasi lingkungan fisik pada keluarga Tn. W yaitu tidak ada modifikasi
yang dilakukan, lingkungan fisik sama seperti sebelumnya yaitu bernuansa
dewasa dengan konsep lingkungan fisik yang sederhana. Perawat berperan untuk
memberikan edukasi kepada Tn W dan Ny. I agar menjaga pola makan,
khususnya untuk Ny. I yang mengidap penyakit magh perawat menjelaskan
betapa pentingnya menjaga pola makan dan tidak terlambat makan.
 Modifikasi lingkungan psikologis pada keluarga Tn W yaitu tidak ada
modifikasi yang dilakukan, lingkungan psikologis pada keluarga Tn. W sama
seperti sebelumnya. Perawat berperan memberikan semangat agar Tn. W dan
Ny. I tidak cemas terhadap permasalahan mereka saat ini.

E. Pemanfaatan fasilitas kesehatan


 Pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi keluarga Tn. W yaitu praktik dokter
pada klinik dan juga Rumah Sakit Umum Daerah.
 Frekuensi kunjungan tidak menentu karena keluarga Tn. W melakukan
kunjungan saat ada yang sakit saja.

31. Fungsi Reproduksi :


Tn. W mengatakan Keluraganya sudah sering mempelajari atau mendapatkan
penjelasan tentang hubungan seksual, sudah memahami peran sebagai seorang
suami atau istri dari pengalaman semasa hidup. Keluarga Tn. W dan Ny. I
dikarunia-i 3 orang anak yaitu:
Tn. W, Tn. R, dan Tn.P.

32. Fungsi Ekonomi :


Tn. W mengatakan Tn W dan Ny. I memiliki pekerjaan sebagai pensiunan PNS.
Penghasilan TN. W dan Ny.I cukup untuk memenuhi kebutuhan Tn. W dan Ny.
I (Penghasilan dalam 1 bulan lebih kurang Rp. 4.500.000)

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


33. Stresor jangka pendek dan Panjang :

a. Stresor jangka pendek: Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya Ny. I


yang sakit magh, sakit pinggang dan mata yang sering berair.
b. Stresor jangka panjang: Keluarga Tn. W tidak memiliki stressor jangka panjang.

34. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor :


Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari
Tuhan. Tn. W mengatakan selalu menjaga menjaga komunikasi yang baik.

35. Strategi Koping yang Digunakan :


Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk
mencari jalan keluar.

36. Strategi Adaptasi Disfungsional


Tn. W mengatakan untuk mencegah terjadinya konflik dalam keluarga maka Tn.
W selalu menerapkan komunikasi yang baik agar terhindar dari kesalah pahaman.

37. PEMERIKSAAN FISIK ( HEAD TO TOE ) ( Dikaji pada setiap anggota


keluarga )
N VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA
O
Tn. Ny. An. An.
1 Riwayat penyakit saat Tn. W: Tidak ada Ny. I: Magh, Nyeri
ini Pinggang, mata
berair

2 Keluhan yang Saat ini tidak ada Ny. I mengatakan


dirasakan keluhan yang mengidap penyakit
dirasakan magh sudah sejak
lama (menahun)
yang kambuh secara
tertentu yaitu saat
Ny. I tidak menjaga
pola makannya dan
Ny. I sering
terlambat makan.
Ny. I sering sakit
pinggang saat terlalu
banyak bergerak
yang sering terjadi
dalam 2 tahun
terakhir, dan mata
yang sering berair
diwaktu tertentu Ny.
I mengatakan jarang
melakukan cek
kesehatan saat
dahulu kala.
3 Riwayat penyakit Tn. W pernah Ny. I mengidap sakit
sebelumnya mengalami Asma, magh sudah sejak
terakhir sekitar 6 th lama (+- dari umur
yang lalu 40 th) tetapi datang
diwaktu tertentu saja
4 Tanda-tanda vital Td: 110/80 Td: 120/80
N: 78 N: 80
RR: 20 RR: 21
S: 36.5 S: 36. 8
5 Kepala Simestris Simestris
Rambut sebagian Rambut sebagian
besar beruban besar beruban

Mata: konjungtiva
an anemis, mata
terlihat berair
6 Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar tyroid dan tyroid dan kelenjar
kelenjar limfe limfe
7 Thoraks Bentuk thoraks: Bentuk thoraks:
simetris simetris

Irama: teratur dan Irama: teratur dan


tidak ada suara tidak ada suara
tambahan tambahan

Paru-paru: Paru-paru:
Palpasi: Getaran Palpasi: Getaran
suara teraba suara teraba dengan
dengan teratur teratur
Perkusi: Bunyi Perkusi: Bunyi
resonan resonan
Auskultasi: Suara Auskultasi: Suara
nafas teratur nafas teratur

8 Abdomen Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk


simetris tidak ada simetris tidak ada
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi lesi
Palpasi: tidak ada Palpasi: terdapat
nyeri tekan dan nyeri tekan dan tidak
perbesaran hepar ada perbesaran hepar
Perkusi: terdapat
nyeri pada pinggang
saat dilakukan
perkusi.
9 Esktremitas Kesimetrisan: Kesimetrisan:
simetris simetris
Kelengkapan: Kelengkapan:
lengkap lengkap
Kekuatan otot: baik Kekuatan otot: baik
10 Kulit Warna kulit merata, Warna kulit merata,
tidak ada tidak ada
ruam/kemerahan ruam/kemerahan
11 Genetalia Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan

38. HARAPAN KELUARGA


Harapan keluarga yaitu semoga selalu sehat agar masih dapat berkumpul dengan anak
dan cucunya.

39. ANALISIS DATA


No DATA MASALAH
1 Data Subjektif : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
-Ny. I mengatakan memiliki penyakit
magh yang kambuh karena Ny. I tidak
menjaga pola makannya, sering nyeri
pinggang saat terlalu banyak bergerak
dan mata sering berair yang hanya
diobati ketika nyeri hebat atau nyeri
dalam waktu yang lama.
-Ny. I mengatakan saat dahulu kala ia
jarang melakukan cek kesehatan.

Data Objektif :
-Saat dilakukan pemeriksaan fisik
ditemukan mata terlihat berair,
terdapat nyeri pada pinggang saat
dilakukan perkusi.
-Ny. I. tampak jarang melakukan
pemeriksaan kesehatannya

2 Data Subjektif : Ketidakefektifan manajemen kesehatan


-Tn W mengatakan kesulitan keluarga
mengajak Ny. I berobat karena Ny. I
hanya bersedia berobat saat
penyakitnya terasa sangat nyeri
-Tn. W mengatakan kesulitan
menangani penyakit Ny. I karena
faktor usia dan ketidaktahuan tentang
penyakit yang dialami Ny.I
-Tn. W mengatakan ia belum
mengetahui akibat dari penyakit Ny. I
jika hanya diobati saat sudah parah
saja

Data Objektif :
-Tn. W dan Ny. I terlihat tidak
memahami tentang penyakit yang
dialami Ny. I, Tn. W dan Ny. I
menganggap penyakit yang dialami
Ny. I hal yang wajar karena faktor
usia

3 Data Subjektif: Nyeri Kronis


-Ny. I mengatakan mengidap sakit
magh sudah sejak lama (+- dari umur
40 th) tetapi datang diwaktu tertentu
saja
-Ny. I mengatakan sering sakit
pinggang saat terlalu banyak bergerak
Data Objektif:
-: Terdapat nyeri pada pinggang saat
dilakukan perkusi.
-Ny. I tampak selalu mencari posisi
yang dapat mengurangi nyeri pada
pingganggnya.
-Ny. I terlihat sering memegang
pinggang saat melakukan aktivitas

40. PRIORITAS MASALAH


DX. I . Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
No Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah 1 Ny. I mengalami
Skala : Tidak / Kurang Sehat 3 sakit magh karena
Ancaman Kesehatan 2 tidak mengatur
Keadaaan Sejahtera 1 pola makan dan
waktu makannya.

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 2 Masalah dapat


Skala : Mudah 2 dikurangi
Sebagian 1 mengingat faktor
Tidak dapat 0 usia Ny. I yang
sudah memasuki
usia lansia

3 Potensial Masalah Untuk dicegah 1 Penyakit Ny. I


Skala : Tinggi 3 sudah termasuk
Cukup 2 penyakit yang
Rendah 1 sulit
disembuhkan.
4 Menonjolnya Masalah 1 Saat dilakukan
Skala : Masalah Berat harus segera di tangani 2 pemeriksaan Ny.I

Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 sudah memiliki >1

Masalah Tidak Dirasakan : 0 penyakit saat ini.

Jumlah 3.6

Dx 2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga


No Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah 1 Tn. W kesulitan
Skala : Tidak / Kurang Sehat 3 mengajak Ny. I
Ancaman Kesehatan 2 berobat karena
Keadaaan Sejahtera 1 Ny. I
menganggap
penyakitnya
adalah penyakit
biasa.
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 2 Ketidaktahuan
Skala : Mudah 2 Tn.W dan Ny.I
Sebagian 1 tentang penyakit
Tidak dapat 0 Ny.I bisa
dikurangi dengan
melakukan
edukasi.
3 Potensial Masalah Untuk dicegah 1 Masalah pada
Skala : Tinggi 3 keluarga Tn. W
Cukup 2 masih dapat
Rendah 1 dicegah dengan
melakukan
edukasi kepada
Ny.I agar bersedia
berobat sesegera
mungkin saat
sakit terasa
kambuh.
4 Menonjolnya Masalah 1 Jika Ny.I bersedia
Skala : Masalah Berat harus segera di tangani 2 berobat sesegera
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 mungkin, dapat
Masalah Tidak Dirasakan : 0 mengurangi
keparahan
penyakit Ny. I.
Jumlah 2,7

Dx 3: Nyeri kronis b.d Agen cidera fisiologis


No Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1 Sifat Masalah 1 Ny. I kesulitan
Skala : Tidak / Kurang Sehat 3 melakukan
Ancaman Kesehatan 2 aktivitas sehari-
Keadaaan Sejahtera 1 hari dan tampak
meringis menahan
nyeri
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 2 Penyakit maag
Skala : Mudah 2 sudah menahun
Sebagian 1 dialami Ny. I,
Tidak dapat 0 kemungkinan
hanya dapat
dikurangi

3 Potensial Masalah Untuk dicegah 1 Penyakit Ny. I


Skala : Tinggi 3 sudah termasuk
Cukup 2 penyakit yang
Rendah 1 sulit
disembuhkan.

4 Menonjolnya Masalah 1 Jika Ny. I bekerja


Skala : Masalah Berat harus segera di tangani 2 sama dengan baik
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 masalah bisa
Masalah Tidak Dirasakan : 0 dikurangi

Jumlah 2,6

41. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
3. Nyeri kronis
42. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
N Diagnosa Tujuan Rencana Intervensi
o Keperawata KODE KODE KODE
n
NOC NIC
1 Ketidakefekti 00099 Pengetahuan : Promosi 1823 Pendidikan Kesehatan 5510
fan Kesehatan. 1. Targetkan sasaran pada
pemeliharaan kelompok beresiko tinggi dan
kesehatan rentang usia akan mendapat
manfaat besar dari pendidikan
kesehatan.
2. Identifikasi faktor internal dan
eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi
motivasi untuk berprilaku hidup
sehat.
3. Bantu individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memperjelas
keyakinan dan nilai-nilai
kesehatan.
4. Identifikasi Karakteristik
populasi target yang
mempengaruhi pemilihan
Strategi belajar.
5. Rumuskan tujuan dalam
program pendidikan kesehatan.
6. Berikan ceramah untuk
menyampaikan informasi dalam
jumlah besar, pada saat yang
tepat.
7. Libatkan individu,keluarga, dan
kelompok dalam perencanaan
dan rencana implementasi gaya
hidup atau modifikasi prilaku
kesehatan.
2 Ketidakefekti 00078 Pengetahuan: Rejimen 1813 5616
fan Penanganan Pengajaran: Peresepan Obat-Obatan
manajemen 1. Identifikasi kesiapan dan
kesehatan kemampuan menerima informasi
keluarga 2. Identifikasi faktor-faktor yang
yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi keluarga
untuk hidup bersih dan sehat
3. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk
bertanya
6. Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup yang
sehat

3 Nyeri Kronik 00133 Kontrol Nyeri 1605 Manajemen Nyeri : 2210


b.d agen
cidera lokasi,karakteristik,durasi,frekuens
fisiologis i, kualitas,intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.

sampaikan penerimaan pasien


terhadap nyeri.

dirasakan, dan antisipasi dari


ketidaknyamanan prosedur.
pengkajian nyeri dilakukan.

\
43. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

No Tanggal Diagnosis Tujuan Khusus Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Keluarga
1 15-agt-2020 Ketidakefektifan 1.mampu TUK 1. mampu
pemeliharaan mengidentifikasi mengidentifikasi S: Keluarga mengatakan sudah
kesehatan pemeliharaan pemeliharaan mengerti tentang penjelasan yang
kesehatan keluarga kesehatan keluarga diberikan oleh perawat yang
2.mencegah terjadi a.Mendiskusikan bersama menyakut tentang
Ketidakefektifan keluarga pengertian tentang Ketidakefektifan pemeliharaan
pemeliharaan kesehatan Ketidakefektifan kesehatan
3.melaksaanakan pemeliharaan kesehatan
penyembuhan untuk b. Menjelaskan keluarga
keluarga tentang penyebab
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan . O: Wajah tampak baik, keadaan
c. Memberikan kesempatan umum sedikit lemah,. Klien
keluarga untuk mengulang tampak kesakitan jika diperkusi
kembali apa yang dijelaskan pinggangnya
oleh perawat
TUK 2.mencegah terjadi
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
a.mendiskusikan dengan
keluarga cara mencegah A: TUK 1-2teratasi
terjadinya Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
b. menjelaskan kekeluarga
apa yang harus dilakukan
untuk mencega
c. memotivasi keluarga agar P: Intervensi dipertahankan,
tidak cemas lanjutkan ke TUK 3
TUK 3. melaksaanakan
penyembuhan untuk
keluarga
a. Mendorong keluarga
untuk menceritakan apa yang
dilakukan untuk mengatasi
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
b.Mendiskusikan bersama
keluarga cara merawat
anggota keluarga
c. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang
disampaikan

No Tanggal Diagnosis Tujuan Khusus Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Keluarga
2. 15-agt- Ketidakefektifan 1.keluarga mampu TUK 1. keluarga mampu
2020 manajemen mengidentifikasi mengidentifikasi S: -Ny i mengatakan sudah
kesehatan keluarga Ketidakefektifan Ketidakefektifan manajemen cukup memahimi apa yang
manajemen kesehatan kesehatan keluarga sudah diberikan
keluarga a.mendiskusikan kekeluarga
2.mampu mencegah pengertian ketidakefektifan
terjadinya yang tidak manajemen kesehatan
diinginkan keluarga keluarga O: -Wajah tampak baik, keadaan
3.melakukan tindakan b. menjeakan keluarga umum sedikit lemah,. Klien
penyembuhan jika penyabab terjadinya tampak kesakitan jika diperkusi
sakit Ketidakefektifan manajemen pinggangnya
kesehatan keluarga
c.memberikan kesempatan
keluarga untuk mengulang
kembali apa yang sudah
dijelaskan A: -TUK 1-2 teratasi
TUK 2 mampu mencegah
terjadinya yang tidak
diinginkan keluarga
a.berikan pengertian
pencegahan terlebih dahulu
b.memotivasikan keluarga P: - dipertahankan, lanjutkan ke
tentang pencegahan tersebut TUK 3
c.menjelaskan jika ada
keluarga yang tidak
dimengerti
TUK 3. melakukan tindakan
penyembuhan jika sakit
a. Mendorong keluarga untuk
menceritakan apa yang
dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut
b. Mendiskusikan bersama
keluarga c. Memberikan
kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan

No Tanggal Diagnosis Tujuan Khusus Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Keluarga
3 15-agt- Nyeri kronik b.d 1.mampu TUK 1. mampu
2020 Agen cidera mengidentifikasi mengidentifikasi masalah S: - Keluarga mengatakan sudah
fisiologis pemeliharaan Nyeri kronik b.d Agen cidera mengerti tentang penjelasan
kesehatan fisiologis yang diberikan oleh perawat
2.mencegah terjadi a.Mendiskusikan bersama yang menyakut tentang sakit
masalah kesehatan keluarga pengertian tentang yang dialami nanti
kedepannya sakit yang dilami sekarang
3.melaksaanakan b. Menjelaskan kepada
penyembuhan untuk keluarga tentang penyebab O: - wajah tampak baik ,tapi
keluarga nanti saat ini kesehatan . sedikit lemah jika disuruh
c. Memberikan kesempatan menggantikan posisi baru
keluarga untuk mengulang
kembali apa yang dijelaskan
oleh perawat
TUK 2.mencegah terjadi A: -TUK 1-2 teratasi
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
a.mendiskusikan dengan
keluarga cara mencegah P: - dipertahankan, lanjutkan ke
terjadinya peyakit jika timbul TUK 3
b. menjelaskan kepada
keluarga apa yang harus
dilakukan jika sakitnya
timbul
c. memotivasi keluarga agar
tidak cemas
TUK 3. melaksaanakan
penyembuhan untuk keluarga
a. Mendorong keluarga untuk
menceritakan apa yang
dilakukan untuk mengatasi
pada saat nanti sakit
b.Mendiskusikan bersama
keluarga cara merawat
anggota keluarga
c. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang
disampaikan
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia pada Keluarga
Tn.W menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari : Pengkajian,
diagnosa, perencanaan keperawatan, catatan perkembangan (pelaksanaan dan evaluasi)
dan dokumentasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam memberikan asuhan
keperawatan perlu adanya intervensi. Adapun diagnosa yang muncul adalah:
1. Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan,
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
keluarga
3. Nyeri kronis
B. Saran
Melalui makalah ini kami mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran kepada
kami karena kami tau dalam makalah ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam
penulisan, isi, maupun penyusunannya.
DAFTAR PUSTAKA

Gusti Salvari, (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika.

Made Riasmini dkk. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok,
dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesman dan
Masyarakat. Jakarta : UI-Press.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1
Cetakan ke-3 (Revisi). Jakarta: Dewan Perwakilan Pusat PPNI.

Friedman, M.M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, & praktik/ Marilyn M.
Friedman, VickyR, Bowden, Elaine G. Jones; Jakarta: EGC

https://www.academia.edu/6898811/ASKEP_KELUARGA_TAHAP_LANSIA

https://id.scribd.com/doc/296336862/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Lansia

Anda mungkin juga menyukai