Anda di halaman 1dari 2

TUGAS IKGD – DENTAL MATERIAL

Pengajar : Dr. drg. Yosi Kusuma Eriwati, M.Si

Critical Review

“IS ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT AN OPTION FOR CARIES


TREATMENT DURING COVID-19 PANDEMIC?”

Disusun oleh :
Nuzulisa Zulkifli (2006491153)
Program S2 IKGKOM FKG UI 2020

Kedokteran gigi adalah salah satu profesi yang paling berisiko tinggi terpapar infeksi silang;
penggunaan handpiece menciptakan percikan dan aerosol yang dapat bertindak sebagai penyebar
bakteri, jamur, dan virus. Stabilitas SARS ‐ CoV ‐ 2 dalam aerosol dan berbagai permukaan telah
diteliti menunjukkan bahwa penularan SARS CoV-2 dapat terjadi melalui udara, karena virus dapat
tetap hidup dan menular hingga 3 jam dalam aerosol dan hingga 72 jam di permukaan. Data ini
menunjukkan bahwa lingkungan gigi mendukung penularan infeksi virus ini. Situasi ini memerlukan
protokol perawatan gigi untuk mengurangi risiko infeksi, hal ini tertuang dalam review yang ditulis
oleh Maria Grazia Cagetti, et al yang berjudul Could SARS‐CoV‐2 burst the use of Non‐Invasive and
Minimally Invasive treatments in paediatric dentistry?.1

Perawatan non-invasif termasuk kedalam minimum intervention dentistry (MID) juga


mencakup manajemen lesi karies awal menggunakan sealant terapeutik dan infiltrasi resin pada
permukaan. Bukti terkini menunjukkan bahwa infiltrasi resin merupakan pengobatan yang efektif
untuk karies enamel dan dentin non-kavitas. Selain pengendalian karies, non-invasif perawatan seperti
remineralisasi dan penggunaan sealant dapat mengurangi hipersensitivitas, risiko karies, dan
kerusakan pasca erupsi pada gigi permanen.1,2 Pendekatan ini mencakup Atraumatic Restorative
Treatment (ART) yang pertama kali diusulkan untuk mengobati karies pada anak-anak yang tinggal di
remote area. Jaringan keras yang terinfeksi diangkat menggunakan instrumen tangan dilanjutkan
dengan penumpatan menggunakan Glass Ionomer Cement (GIC) viskositas tinggi. Meskipun
Cochrane Review menyimpulkan bahwa bukti ilmiah tentang efek ART masih langka, scientific
evidenced lainnya tidak menyatakan demikian. Tingkat kelangsungan hidup restorasi setelah lebih
dari 2 tahun pada gigi sulung dilaporkan 94,3% (± 1,5) untuk restorasi pada satu permukaan dan 64,5%
(± 3,9) untuk restorasi pada beberapa permukaan. ART baru-baru ini dinilai sebagai pengobatan yang
efektif untuk pasien berkebutuhan khusus, berkontribusi dalam pengurangan ketidaksetaraan dalam
akses ke perawatan mulut. Selain pengobatan karies, pengobatan minimal invasif terutama teknik ART
telah terbukti menjadi pendekatan yang efektif untuk mempertahankan gigi molar pertama pasca
erupsi.1

Senada dengan review yang ditulis oleh Alaa Bani Hani, et.al COVID‐19 change the way we
manage caries in primary teeth? Current implications on Paediatric Dentistry bahwa MID juga
dianggap sebagai Aerosols Generating Exposures (AGEs) berisiko rendah, sehingga mengurangi
ketidaknyamanan pada anak, yang berkontribusi pada penurunan penyebaran aerosol alami. Selain itu,
sebagian besar prosedur MID dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Tindakan yang dilakuakan
antara lain sealant, aplikasi resin, Aplikasi Silver Diammine Fluoride (SDF), Hall Technique, dan
Atraumatic Restorative Technique (ART).3
Namun menurut pendapat saya walaupun ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa ART
telah menunjukkan longevity yang baik bila digunakan untuk restorasi satu permukaan, tetapi tingkat
keberhasilan yang lebih rendah dilaporkan untuk permukaan oklusal proksimal. Hal ini dapat dikoreksi
dengan melakukan pemilihan dental restoration material yang tepat. Mengutip hasil studi meta analis
yang dilakukan Daniela P. Raggio, et.al berjudul Is Atraumatic restorative treatment an option for
restoring occlusoproximal caries lesions in primary teeth? A systematic review and meta‐analysis
dan juga studi yang sama oleh Martin A. van 't Hof berjudul The Atraumatic Restorative Treatment
(ART) approach for managing dental caries: a meta‐analysis yang bertujuan untuk memverifikasi
tingkat keberhasilan restorasi ART permukaan oklusal proksimal pada gigi sulung dengan
mempertimbangkan; longevity, kerusakan pulpa atau perkembangan lesi karies didapati hasil ART
yang dilakukan dengan GIC viskositas tinggi menunjukkan tingkat kelangsungan hidup/ keberhasilan
yang serupa dengan pendekatan konvensional menggunakan resin komposit atau amalgam pada gigi
sulung dan dapat disarankan sebagai pilihan yang baik untuk permukaan oklusal proksimal di molar
pertama. Selain itu, investigasi klinis terkontrol secara acak lebih lanjut mengenai restorasi permukaan
oklusal proksimal pada gigi sulung masih diperlukan.2,3

Analisis statistik pada penelitian Chao Zhang DDS, PhD berjudul Remineralization of Natural
Human Carious Dentin Lesions with an Experimental Whisker‐Reinforced Atraumatic Restorative
Treatment Composite menunjukkan bahwa ART composite menghasilkan remineralisasi yang jauh
lebih tinggi daripada RM ‐ GIC (p ≤ 0,05). Untuk remineralisasi masing-masing bahan terdapat
perbedaan statistik antara 4 minggu dan 8 minggu (p ≤ 0,05), sehingga composite ini juga bisa menjadi
pilihan untuk material ART.4
Hanya saja menurut pendapat saya, ART ini lebih efektif untuk dilakukan pada gigi sulung
atau pada pasien pediatri dan perlu penelitian lebih lanjut jika dilakukan pada pasien dewasa dan pasien
geriatri didasarkan pada salah satu studi meta analisis yang dilakukan oleh Gerd Göstemeyer berjudul
Atraumatic vs conventional restorative treatment for root caries lesions in older patients: Meta‐ and
trial sequential analysis menyimpulkan tingkat kegagalan ART pada karies akar masih lebih besar
dibandingkan dengan conventional restorative treatment.5
Dapat disimpulkan dari beberapa literatur tersebut diatas bahwa ART ini cukup efektif
dilakukan sebagai alternatif perawatan karies pada pasien pediatri dengan pemilihan material
yang tepat yang memiliki viskositas tinggi serta ketahanan dan longevity cukup untuk gigi
sulung maupun gigi molar pertama pasca erupsi selama masa pandemic covid-19.

REFERENSI :
1. Maria Grazia Cagetti, et al ; Could SARS‐CoV‐2 burst the use of Non‐Invasive and Minimally Invasive
treatments in paediatric dentistry?,Sept 2020 ,International Journal of Pediatric Dentistry

2. Alaa Bani Hani, et.al ; COVID‐19 change the way we manage caries in primary teeth? Current implications
on Paediatric Dentistry, July 2020, International Journal of Pediatric Dentistry
3. Daniela P. Raggio, et.al ; Is Atraumatic restorative treatment an option for restoring occlusoproximal
caries lesions in primary teeth? A systematic review and meta‐analysis, Nov 2012, International Journal
of Pediatric Dentistry
4. Chao Zhang DDS, PhD, et al ; Remineralization of Natural Human Carious Dentin Lesions with an
Experimental Whisker‐Reinforced Atraumatic Restorative Treatment Composite, jan 2012, Journal Of
Prosthodontic
5. Gerd Göstemeyer berjudul Atraumatic vs conventional restorative treatment for root caries lesions in
older patients: Meta‐ and trial sequential analysis, may 2019, Journal Of Gerondotology

Anda mungkin juga menyukai