Menurut PSAK No.31, Bank adalah lembaga yang berperan sebagai lembaga keuangan
antara pihak-pihak yang memiliki dana lebih dan lembaga yang membutuhkan dana, serta
lembaga-lembaga yang mendukung lalu lintas pembayaran.
Menurut UU No 10 Tahun 1998 tentang perbankan, usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
BANK KONVENSIONAL
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Konvensional merupakan bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, dimana bank menerapkan harga sesuai
tingkat suku bunga untuk produk simpanan atau kredit dan menerapkan biaya untuk jasa bank
lainnya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, konvensional berarti “menurut apa yang
sudah menjadi kebiasaan.”
Keuntungan bank berasal dari bunga serta dari kegiatan inti operasional bank, berupa
pengelolaan uang nasabah. Bank konvensional menetapkan biaya administrasi untuk kegiatan
pemberian pinjaman.
Pengelolaan dana pada bank konvensional yang menggunakan sistem bunga,
presentasenya tetap. Untuk nasabah yang menyimpan uangnya pada bank konvensional,
presentase bunganya tidak akan bertambah walaupun bank mendapatkan laba yang besar. Begitu
juga saat bank merugi, maka presentase bunganya tidak akan berkurang, atau tetap.
Pada bank konvensional ada yang dinamakan penalti atau biaya tambahan jika debitur
tidak bisa membayar cicilan tepat waktu. Hal ini karena presentase bunga yang tidak berubah
tersebut, baik di saat kredit macet maupun tidak. Besaran bunga sudah ditentukan oleh pihak
bank sesuai dengan besaran pinjaman.
Bank konvensional memiliki sistem operasional yang bebas nilai. Maksudnya, dalam
menjalankan setiap kegiatannya, bank konvensional berdiri sendiri dan bebas dari nilai-nilai
agama seperti yang dianut bank syariah. Di sini, bank konvensional dapat menjalankan
peranannya dalam perekonomian Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.