BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini masalah KVA di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang serius,
meskipun hasil survey xeroptalima (tahun 2002) menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria WHO
secara klinis kekurangan vitamin A di Indonesia sudah tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat (< 0,5%). Namun pada survey yang sama menunjukkan bahwa 50 % balita secara
sub klinis masih kekurangan Vitamin A. Oleh karena itu sekitar separuh dari jumlah balita di
Indonesia masih terancam kebutaan karena kekurangan vitamin A.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain
vitamin.Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh melalui
suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan adalah
vitamin Aatau yang disebut juga retinol. Vitamin A berfungsi antara lain menjaga kelembaban
dankejernihan selaput lendir, memungkinkan mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan
kurangcahaya (sore atau senja hari), serta pada ibu nifas akan meningkatkan mutu vitamin A
dalamASI, sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A yang cukup dari ASI.
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah
kelompok bayiusia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun).
Sedangkan yang lebih beresiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah
kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2
tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun
jumlahnya, anak kuranggizi atau di bawah garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit
infeksi (campak, diare,TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang
tinggal di dareahdengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat
kapsul vitamin A danimunisasi di Posyandu maupun Puskesmas, serta anak yang kurang/jarang
makan makanansumber vitamin A.
Campak adalah penyakit virus yang sangat menular. Virus campak yang terkandung
dalam jutaan tetesan kecil yang keluar dari hidung dan mulut ketika orang yang terinfeksi batuk
atau bersin. Seseorang yang rentan terhadap penyakit campak dapat menangkap virus dengan
bernapas, dengan menyentuh permukaan dan kemudian meletakkan tangan di dekat hidung atau
mulut.
Penyakit ini adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam,
batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit
ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup
kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini.
Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit
infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi
akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan
mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu KVA?
2. Apa itu Camapak?
3. Bagaimana hubungan antara KVA dan penyakit campak?
4. Bagaimana upaya dalam mengurangi campak dengan penanggulangan KVA?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu KVA
2. Mengetahui tentang penyakit campak
3. Mengetahui hubungan antara KVA dan penyakit campak
4. Mengetahui upaya dalam mengurangi campak dengan penanggulangan KVA
BAB II
ISI
2.1 Vitamin A
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh manusia dan hewan. Sistem
kekebalan membantu mencegah atau melawan infeksi dengan cara membuat sel darah putih yang
dapat menghancurkan berbagai bakteri dan virus berbahaya. Retinol berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B, yaitu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan
humoral.
Vitamin A termasuk zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena gizi ini tidak dapat dibuat oleh
tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Tubuh dapat memperoleh vitamin A melalui bahan makanan seperti
bayam, daun singkong, pepaya matang, hati, kuning telur dan juga ASI. Kemudian juga dapat diperoleh melalui
kapsul vitamin A dosis tinggi.
Fungsi Vitamin A secara umum yaitu membantu pembentukan jaringan tubuh dan tulang, meningkatkan
penglihatan dan ketajaman mata, memelihara kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan kekebalantubuh,
memproteksi jantung, anti kanker dan katarak, pertumbuhan dan reproduksi.
Anak-anak yang cukup mendapat vitamin A bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka
penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Angka kecukupan
vitamin A yang di anjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin untuk Indonesia dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
2.2.2 Campak
Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus,
dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran
pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan
diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia danrubeola (bahasa Latin),
yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa Islandia
dikenal dengan namamislingar dan measles dalam bahasa Inggris. Campak adalah penyakit
infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut,
demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian
diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.
Agent campak adalah measles virus yang termasuk dalam
familiparamyxoviridae anggota genus morbilivirus. Virus campak sangat sensitif terhadap
temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat Celcius atau bila
dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam. Dengan pembekuan lambat maka
infektivitasnya akan hilang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbulnya gejala kekurangan konsumsi vitamin A
2. Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan
gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan,
gejala-gejala mata, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri
dengan deskuamasi dari kulit
3. Hubungan KVA dan campak : ada hubungan antara kekurangan vitamin A dan penyakit campak,
defisiensi vitamin A bisa meningkatkan terkena komplikasi campak yang juga berujung
kematian.
4. Pencegahan dan pengobatan : pencegahan tingkat pertama (primary prevention), pencegahan
tingkat kedua (secondary prevention), pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
3.2 Saran
1. Para ibu rumah tangga diberi wawasan mengenai pentingnya asupan Vitamin A
2. Pemerintah membuat program untuk memberikan suplemen Vitamin A pada penderita Campak
3.
DAFTAR PUSTAKA
Akramuzzaman, Syed M et al.2002.Measles vaccine effectiveness and risk factors for measles in Dhaka,
Bangladesh.http://www.who.int /bulletin/archives/80(10)776.pdf (Pada tanggal 14 April 2012)
Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Black, Robert. 2003. Micronutrient deficiency--an underlying cause of morbidity and mortality. Bulletin
of the World Health Organization,, Vol. 81 Issue 2, p79, 1p
Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
J Bart, Kenneth, et al. 1983Measles and Models. Measles and Models. International Journal of
Epidemiology. Vol.12, No.3
Madsen, Kreesten Meldgaard .2002.A Population-Based Study Of Measles, Mumps, And Rubella
Vaccination And Autism V O L U M E 3 4 7 No 19
Purwitasari, D., Maryanti D., 2009. Buku Ajar Gizi dalam kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum.
Yogyakarta: Nuha Medika
Reddy, V.1986.Relationship between measles, malnutrition, and blindness: a prospective study in Indian
children Vol 44, 924-930.
Rosales, Francisco J. 2002. Community and International Nutrition Research Communication.
Department of Nutrition, The Pennsylvania State University, University Park, PA 16802
Rosales, Francisco J. 2002. Vitamin A Supplementation of Vitamin A Deficient Measles Patients
Lowers the Risk of Measles-Related Pneumonia in Zambian
Children. http://jn.nutrition.org/content/132/12/3700.short (Pada tanggal 14 April 2012)
Semba, Richard D. 2002. Vitamin A, Infection and Immun Function dalam Nutrition and Immune
Function. USA.