KONVERGENSI IFRS
Presented:
Risal
1
Akuntansi
Independen
Dampak informasi
assimetri
Kualitas
Standar Audit 1. Adverse selection
Audit 2. Moral hazard
Kompeten
Standar Akuntansi ??
▪ Untuk keseragaman laporan keuangan
▪ Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari
penyusun
▪ Memudahkan auditor
▪ Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
▪ Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
8
PSAK SYARIAH
▪ Basis transaksi
▪ Digunakan oleh entitas yang melakukan
transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun non lembaga syariah
▪ Pengembangan dengan model PSAK umum
namun berbasis syariah dengan acuan fatwa
MUI
▪ PSAK 100 – PSAK 106
▪ Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan
Syariah, Akuntansi Murabahah, Musyarakah,
Mudharabah , Salam, Istishna
9
SAP
10
SAK ETAP
12
IFRS - PSAK
13
Mengapa IFRS
▪ Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
▪ Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
▪ Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
▪ “Strengthening Transparency and Accountability”
▪ Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and
achieve a single set of high-quality global accounting standards.”
14
Manfaat IFRS
15
Latar Belakang Konvergensi
16
Mengapa Konvergensi
18
Mengapa Konvergensi
19
Manfaat Konvergensi
21
Permasalahan Yang Dihadapi Dalam
Implementasi Dan Adopsi IFRS
22
Kritik Terhadap Konvergensi
32
Roadmap IFRS di Indonesia
33
Dampak IFRS Terhadap Sistem akuntansi
Dan Pelaporan
▪ Penyajian
Konsep other comprehensive income di
dalam laba rugi komprehensif
Perubahan definisi-definisi seperti kewajiban
menjadi liabilitas, dan hak minoritas menjadi
kepentingan non-pengendali
Pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan
Perubahan nama laporan keuangan menjadi ;
laporan rugi laba jadi laba rugi komprehensif,
neraca jadi laporan posisi keuangan
34
⚫ Pengukuran
Peningkatan penggunaan nilai wajar (fair value)
❖ Standar IFRS lebih condong kepada penggunaan nilai
wajar, terutama untuk properti investasi, beberapa aset
tak berwujud, aset keuangan, dan aset biologis. Dengan
demikian maka diperlukan sumber daya yang kompeten
untuk menghitung nilai wajar atau bahkan perlu menyewa
jasa konsultan penilai terutama untuk aset-aset yang
tidak memiliki nilai pasar aktif
Penggunaan estimasi dan Judgment
❖ Akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip,
akan lebih banyak dibutuhkan “judgment’ untuk
menentukan bagaiman suatu transaksi keuangan dicatat 35
▪ Pengungkapan
Persyaratan pengungkapan yang lebih banyak
dan lebih rinci
❖ IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai
informasi tentang resiko baik kualitatif maupun
kuantitatif
❖ Pengungkapan dalam laporan keuangan harus
sejalan dengan data /informasi yang dipakai untuk
pengambilan keputusan yang digunakan oleh
manajemen
36
PSAK Disahkan 2007 - 2008
37
PSAK Disahkan 23 Desember 2009
38
Interpretasi Disahkan 23 Desember 2009
39
PPSAK Disahkan Sepanjang 2009
(Berlaku efektif 2010)
40
PSAK Disahkan 2010
41
PSAK DISAHKAN NOP 2010
42
PSAK DISAHKAN 2011
43
PSAK DISAHKAN 2011
45
PSAK yang Disahkan 2011
46
ED PSAK yang Belum Disahkan
47
Karakteristik IFRS
48
“Judgment”
▪ IFRS = Principles
▪ Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
▪ Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
▪ Pengajaran dengan menggunakan kasus
▪ Ilustrasi
▪ PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang
dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A. Kontrak
meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin bahwa PT. A
membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan harga yang telah
ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian
49
modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.
Dinamis
51
“Fair value”
▪ IAS 41 Agriculture
▪ Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama
maupun pada tanggal laporan
▪ Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama.
▪▪ Fair
bothvalue menggunakan
on initial hargaand
recognition kuotasi jika tidak
at each ada menggunakan
balance sheet date
harga wajar alternatif
▪ Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value
▪ Bagaimana menentuka arus kas
▪ Tingkat suku bunga
▪ Model opsi
▪ Judgment : produk serupa, transaksi terkini, biaya penjualan
52
Pengungkapan Lebih Banyak
• MENGAPA DIPERLUKAN.
• SIAPA YANG HARUS MELAKUKAN
• BAGAIMANA PELAKSANAAN.
54
AKUNTAN PUBLIK
55
UKURAN PROFESI
56
RECIPROCITY
57
HARMONISASI MASYARAKAT EROPA
• KEBUTUHAN MENDESKRIPSIKAN
PENINGKATAN USAHA YANG MEMERLUKAN
SATU AUDIT UNTUK SEMUA PERUSAHAAN
DALAM SATU KELOMPOK.
• UNTUK MENGGAMBARKAN EKSPANSI YANG
MEMERLUKAN PELAYANAN KAP
INTERNASIONAL.
• AKUISISI GLOBAL DAN PENINGKATAN KLIEN
PASAR LUAR NEGERI MEMPANGARUHI
EKSPANSI USAHA AUDIT.
61
PELAYANAN KLIENT INTERNASIONAL
62
PERSEKUTUAN GLOBAL DAN ISUE
OPERASIONAL PERSEKUTUAN GLOBAL
KAP DI LUAR NEGERI IALAH OTONOM, BERDASARKAN
KEUNTUNGAN DAN PELAYANAN BERSAMA .
ISU, KEMAMPUAN AUDITOR MENGHASILAKAN LAPORAN
AUDIT YANG BAIK BERGANTUNG PADA BEBERAPA FAKTOR
SEPESIFIK ANTARA LAIN :
1. PEMBATASAN PENGGUNAAN NAMA KAP
2. PEMBATASAN HAK PENDIRIAN DAN ASOSIASI
3. PEMBATASAN RUANG LINGKUP PRAKTEK.
4. PEMBATASAN UPAH YANG DIKIRIM KE KAP PUSAT
5. DISKRIMINASI PAJAK .
6. PENGENDALIAN MUTU.
63
HARMONISASI STANDAR AUDIT