Anda di halaman 1dari 24

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK DAN OLIGOPOLI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomika

Dosen:
Endra Yuafanedi Arifianto, ST.

Oleh kelompok 4:
Mas Elang Masna (125060700111109)
Perdana Wiba Erganta (125060707111024)
Erna Siti Rochanah (125060700111101)
Nabila Izzah (125060700111066)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah yang
judul Pasar Persaingan Monopolistik dan Oligopoli dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, baik dari teknik penulisan maupun materi karena pengalaman yang kurang. Kritik
yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Malang, 30 Maret 2013

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…..……………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………....3
2.1 Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik …………..…………………..…….…..3
2.2 Karakteristik Dari Pasar Persaingan Monopolistik ……………………………..….4
2.3 Tindakan Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Persaingan
Monopolistik ………………………………………………………………………..6
2.4 Tindakan Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Persaingan
Monopolistik ………………………………………………………………………..7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan dari Pasar Persaingan Monopolistik …..……………....9
2.6 Pengertian Pasar Oligopoli ...…………………………………………..…………....9
2.7 Karakteristik Dari Pasar Oligopoli ………………………………………….……....10
2.8 Produsen dalam Pasar Oligopoli …………………………………………………...11
2.9 Model Kurva Permintaan Terpatah ……………………………………………...…11
2.10 Model Keseimbangan Pada Pasar Oligopoli ………………………………….......13
2.11 Kelebihan Dan Kekurangan Pasar Oligopoli …………………………………......14
BAB IV STUDI KASUS…………………………………………………………………...…15
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………...19
3.1 Kesimpulan……………………………………………….………………………...19
3.2 Saran…..…………………………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi ,prosedur, hubungan sosial
dan infrasturktur dimana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang
dengan imbalan uang. Menurut organisasinya, pasar dibedakan menjadi empat, yaitu pasar
persaingan sempurna, pasar monopolistik, pasar monopoli dan oligopoli. Pada kesempatan
ini penulis akan lebih memfokuskan terhadap pasar persaingan monopolistik dan oligopoli.

Pasar monopolistik (monopolistic competition) dikembangkan karena ketidakpuasan


terhadap daya analisis model persaingan sempurna (perfect competition) maupun monopoli
(monopoly). Pasar monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Di dalam
industri terdapat banyak perusahaan yang bebas (mudah) keluar-masuk. Namun produk yang
dihasilkan tidak homogen, melainkan terdiferensiasi (differentiated produk). Namun
perbedaan antara satu produk dengan produk yang lain tidak terlalu besar. Differensiasi ini
mendorong perusahaan untuk melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output
yang dihasilkan sangat mungkin saling substitusi.

Dalam semua bentuk pasar itu para penjual juga memperhatikan respon pembeli,
tetapi dalam pasar oligopoli para penjual juga memperhatikan respon lawan-lawannya.
Seorang oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang akan
dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang diambil.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian pasar persaingan monopolistik?
1.2.2 Bagaimana karakteristik dari pasar persaingan monopolistik?
1.2.3 Bagaimana tindakan penetapan harga dan output jangka pendek dalam persaingan
monopolistik?
1.2.4 Bagaimana tindakan penetapan harga dan output jangka panjang dalam persaingan
monopolistik?
1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik?
1.2.6 Apakah pengertian pasar oligopoli?
1.2.7 Bagaimana karakteristik dari pasar oligopoli?
1.2.8 Apa saja Produsen dalam pasar oligopoli?
1.2.9 Bagaimana model kurva permintaan terpatah?
1.2.10Bagaimana model keseimbangan pada pasar oligopoli?
1.2.11Apa kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian pasar persaingan monopolistik.
1.3.2 Mengetahui karakteristik dari pasar persaingan monopolistik.
1.3.3 Mengetahui tindakan penetapan harga dan output jangka pendek dalam persaingan
monopolistik
1.3.4 Mengetahui tindakan penetapan harga dan output jangka panjng dalam persaingan
monopolistik
1.3.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik.
1.3.6 Mengetahui pengertian pasar oligopoli.
1.3.7 Mengetahui karakteristik dari pasar oligopoli.
1.3.8 Mengetahui produsen dalam pasar oligopoli
1.3.9 Mengetahui model kurva permintaan terpatah.
1.3.10 Mengetahui model keseimbangan pada pasar oligopoli.
1.3.11 Mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pasar persaingan monopolistik

Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar persaingan tidak
sempurna. Teori pasar monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya
analisis model persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari stukturnya
pasar monopolistik lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna tetapi perushaan yang
berpatisipasi di pasar tersebut menghasilkan produk yang berbeda karakteristik.
Pasar monopolistik didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang
menghasilkan komoditas yang berbeda karakteristik (differentiated product) dan bisa disebut
juga sebagai pasar yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang dengan
diferensiasi produk yang berbeda-beda baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.
Dalam pasar persaingan monopolistik para konsumen merasakan adanya perbedaan
karakteristik dari produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk-
produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut bisa
mencerminkan perbedaan yang sebenarnya diantara produk-produk yang mereka konsumsi
atau hanya perbedaan persepsi konsumen bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di pasar memang berbeda. Sebagai contohnya
perbedaan produk dapat dilihat dari bentuk fisiknya seperti beda fungsi, bentuk ataupun
kualitas. Perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan merek, logo ataupun
kemasan. Lebih lanjut perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan hal-hal yang
terkait dengan penjualan seperti jangka waktu kredit, ketersediaan komoditas, kemudahan
dalam memperolehnya, pelayanan purna jual, lokasi perolehan komoditas, pelayanan dan
sebagainya. Pakaian, obat-obatan, kosmetik, restoran dan banyak komoditas makanan adalah
contoh-contoh dari komoditas monopolistik yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari.  
2.2 Karakteristik pasar persaingan monopolistik
2.2.1 Terdapat cukup banyak pengusaha
Dalam pasar persaingan monopolistis, terdapat cukup banyak pengusaha, akan
tetapi tidak sebanyak seperti yang terdapat pada pasar persaingan sempurna. Dan
apabila di suatu pasar terdapat banyak perusahaan, otomatis disana pasti terdapat pasar
monopolistis, akan tetapi ukuran/besarnya tidak melebihi perusahaan-perusahaan yang
lain. Dengan kata lain,  perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memiliki
ukuran yang relatif sama besarnya. Sehingga mengakibatkan produksi suatu suatu
perusahaan relatif sedikit, dibandingkan dengan seluruh produksi dalam keseluruhan
pasar tersebut.
2.2.2 Barangnya bersifat berbeda corak
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh
perusahaan nya memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu susah untuk
membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Apabila kita lihat
secara fisik suatu produk, akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka kita dapat
membedakan mana  produk suatu perusahaan dengan product perusahaan yang lainnya.
Di samping perbedaan dalam bentuk fisik, juga terdapat perbedaan dalam bentuk
bungkus atau pembungkusan product, dan ada pula yang berbeda dalam cara membayar
barang yang akan di beli. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini, barang yang
di  produksi oleh perusahaan pasar monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti
sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti yang dekat.
2.2.3 Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
Dalam pasar persaingan monopolistis suatu perusahaan dapat mempengaruhi suatu
harga, akan tetapi pasar ini hanya mendapat sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi
harga suatu barang produksi di bandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli.
Pasar monopolistis mendapat sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga disebabkan
oleh barang yang dihasilkan bersifat  berbeda corak (different product).
Karena perbedaan corak inilah yang menyebabkan konsumen atau pembeli akan
otomatis bersifat memilih, yaitu menyukai  produk perusahaan satu dan kurang
menyukai produk  perusahaan yang lain. Oleh karena itu perusahaan menaikkan harga
barang produksinya, ia akan tetap memiliki pelanggan, walaupun tidak sebanyak pada
waktu sebelum kenaikan harga barang produksinya. Dan bisa juga sebaliknya, apabila
perusahaan tersebut ingin menurunkan harga barang produksinya, tidaklah mudah
untuk menghabiskan penjualan barang tersebut, karna masih banyak konsumen yang
setia dengan produk yang telah lama ia pakai, walaupun harganya relative mahal..
2.2.4 Produsen lain mudah memasuki pasar
Apabila ada suatu perusahaan baru ingin memulai usahanya didalam pasar
persaingan monopolistik tidak akan banyak mengalami hambatan seperti halnya dalam
pasar oligopoli dan monopoli. Hal ini disebabkan oleh:
 Karena modal yang diperlukan relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
 Karena perusahaan itu harus menciptakan barang produksi yang bercorak beda
dengan barang produksi yang telah beredar dahulu di pasaran dan
mempromosikannya pada masyarakat untuk mendapat pelanggan, dan dengan
promosi tersebut, perusahaan harus dapat meyakinkan pelanggan akan mutu barang
tersebut.
2.2.5 Persaingan promosi penjualan sangat aktif
Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak pelanggan
walaupun harga barang produksinya berharga tinggi. Bahkan sebaliknya, suatu
perusahaan tidak mudah menarik banyak pelanggan dengan harga barang produksi
yang relatif rendah. Ini disebabkan oleh barang produksi yang mereka hasilkan, yaitu
barang yang bersifat  beda corak dengan barang yang sudah tersedia di pasaran, dan
mempromosikan barang baru tersebut. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli,
para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan
yang demikian itu antara lain adalah dalam rangka memperbaiki mutu dan desain
barang, melakukan iklan yang terus menerus memberikan syarat penjualan yang
menarik.
2.3 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Persaingan MonopoListik
Karena perusahaan persaingan monopolistik menghasilkan produk yang
terdiferensiasi, kurva permintaan yang dihadapinya memiliki kemiringan negatif, tetapi
karena terdapat banyak produk substitusi yang dekat untuk produk, kurva permintaannya
sangat elastis terhadap perubahan harga. Elastisitas harga permintaan semakin tinggi, kalau
diferensiasi produknya semakin sedikit. Seperti halnya dalam monopoli, kanena kurva
permintaan yang dihadapi oleh perusahaan memiliki kemiringan negarif dan linier, maka
kurva penerimaan marjinalnya berada di bawah kurva permintaan, yang mendorong sumbu
harga pada rink yang satuan dan memiliki kemiringan absolut dua kali lipat kurva
permintaan.

Seperti juga semua perusahaan dalam struktur pasar lain yang telah dibahas, tingkat
output terbaik dan perusahaan persaingan monopolistik dalam jangka pendek, dicapai ketika
penerimaan marjinal satuan dengan biaya marjinal, sepanjang harga (yang ditentukan pada
kurva permintaan) melebihi biaya variabel rata-rata. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 9-9.
Gambar 9-9 menunjukkan bahwa tingkat output terbaik dalam jangka pendek, dan
perusahaan persaingan monopolistik yang “umum” atau “mewakili”, adalah 6 unit dan
ditunjukkan oleh titik E, ketika MR = MC. Pada Q < 6, MR > MC dan laba total perusahaan
bisa diperbesar dengan meningkatkan output. Pada Q > 6, MC > MR dan laba total
perusahaan bisa diperbesar dengan mengurangi output. Untuk bisa menjual pada tingkat
output terbaik (yaitu, 6 unit), perusahaan membebankan harga sebesar $9 per unit (titik A
pada kurva D). Karena pada Q = 6, ATC = $7 (titik F dalam gambar), maka perusahaan
persaingan monopolistik ini memperoleh laba per unit sebesar AF = $2 dan laba total sebesar
AFBC = $12 (daerah yang diarsir dalam gambar). Seperti halnya dalam kasus perusahaan
persaingan sempurna maupun kasus monopolis, perusahaan persaingan monopolistik bisa
memperoleh laba, mencapai titik impas, atau justru merugi dalam jangka pendek. Jika pada
tingkat output terbaiknya, F>ATC, maka perusahaan memperoleh laba; jika P = ATC maka
perusahaan mencapai titik impas, dan jika P < ArC, maka perusahaan mengalami kerugian,
tetapi meminimalkan kerugiannya jika perusahaan terap berproduksi sepanjang P > AVC.
Terakhir, karena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik
memiliki kemiringan yang negatif, MR = MC < P pada tingkat output terbaiknya, sehingga
(seperti juga dalam kasus monopoli) bagian kurva MC yang menanjak dan terletak di atas
kurva AVC bukan merupakan kurva penawaran jangka pendek dan perusahaan persaingan
monopolistik.

2.4 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang Persaingan MonopoListik


Jika perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka
pendek (atau akan memperoleh laba dalam jangka panjang dengan membangun skala pabrik
yang optimal untuk berproduksi pada tingkat output terbaik mereka), lebih banyak
perusahaan akan memasuki pasar dalam jangka panjang. Ini berarti kurva permintaanyang
dihadapi oleh setiap perusahaan dalam pasar bergeser ke sebelah kin (karena pangsa pasarnya
berkurang), hingga akhirnya bersinggungan dengan kurva LAC perusahaan. Jadi, dalam
jangka panjang, semua perusahaan persaingan monopolistik hanya mencapai titik impas dan
berproduksi pada bagian kurva MC yang memiliki kemiringan negatif (dan tidak pada titik
terendah sebagaimana dalam kasus pasar persaingan sempurna). Hal ini ditunjukkan dalam
Gambar 9-10. Dalam Gambar 9-10, D’ adalah kurva permintaanyang dihadapi oleh
perusahaan yang “umum” atau “mewakili” pasar persaingan monopolistik dalam jangka
panjang.
Kurva permintaanD’ lebih rendah dan elastisitas harganya lebih tinggi dibanding
kurva D yang dihadapi oleh perusahaan dalam jangka pendek. Artinya, semakin banyak
perusahaan memasuki pasar persaingan monopolistik dalam jangka panjang (yang tertarik
oleh laba yang diperoleh), setiap perusahaan persaingan monopolistik akan memperoleh
pangsa pasar yang semakin kecil dan menghadapi kurva permintaanyang semakin tinggi
tingkat elastisitas harganya, karena semakin banyak produk saingan yang tersedia dalam
jangka panjang.
Perhatikan bahwa kurva permintaan Li bersinggungan dengan kurva MC dan SATC’
pada titik A’, yaitu tingkat output ketika MR’ = LMC = SMC’ (titik E’ dalam gambar).
Dengan demikian, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik menjual 4 unit produk
tersebut pada tingkat harga $6 per unit dan mencapai titik impas dalam jangka panjang
(bandingkan dengan Q 6 pada P $9 dan laba per unit $2 serta laba total $12 dalam jangka
panjang).
Pada tingkat harga lainnya, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian dalam
jangka panjang, dan dengan jumlah perusahaan yang berbeda, tidak akan tercapai titik impas.
Kenyataan bahwa perusahaan persaingan monopolistik berproduksi di sebelah kiri titik
terendah kurva LAC-nya ketika mencapai keseimbangan jangka panjang, berarti bahwa biaya
rata-rata produksi dan harga dan produk dalam pasar persaingan monopolistik lebih tinggi
dibanding pasar persaingan sempurna ($6 pada titik A’ dibanding $5 pada titik E”, secara
berturut-turut, dalam Gambar 9-10). Perbedaan ini tidak besar karena kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik sangat elastis. Akan tetapi, sedikit lebih
tingginya MC dan P dalam pasar persaingan monopolistik dibanding pasar persaingan
sempurna, bisa dianggap sebagai biaya untuk menyediakan sejumlah variasi produk
terdiferensiasi yang sesuai dengan berbagai macam selera konsumen, ketimbang hanya
memiliki satu produk yang tidak terdiferensiasi.
Kenyataan bahwa setiap perusahaan persaingan monopolistik berproduksi di sebelah
kiri titik terendah kurva MC, berarti bahwa setiap perusahaan berproduksi dengan kapasitas
berlebih (excess capacity) dan terdapat jauh lebih banyak perusahaan (artinya, terjadi
overcrowding) ketika bentuk pasar adalah persaingan monopolistik dibanding jika bentuknya
pasar persaingan sempurna.

2.4 Kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik


Kelebihan pasar persaingan monopolistik :
- Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya.
-  Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan
inovasi dalam menghasilkan produknya.
-  Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk
yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
- Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.
Kekurangan pasar monopolistik :
- Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
- Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
- Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen.

2.5 Pengertian pasar oligopoli


Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan (produsen).
Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar.
Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi
perilaku perusahaan lainnya dalam industri. Dari definisi di atas, kondisi pasar oligopoli
mendekati kondisi pasar monopoli.

2.6 Karakteristik pasar oligopoli


2.6.1 Hanya terdapat sedikit penjual
Dalam pasar oligopoli ini tidak terlalu banyak penjual karena satu penjual
merupakan perusahaan yang mempunyai banyak produk jadi dalam pasar ini yang
bersain adalah antara perusahaan yang mempunyai produk sama namu berbeda kualitas.
2.6.2 Barang yang dijual homogen
 Dalam pasar oligopoli ini juga menjual banyak barang-barang yang sejenis
namun berbeda dengan barang-barang yang ada di pasar lain umumnya. Barang-barang
yang siap dijual merupakan milik beberapa perusahaan yang merupakan pencipta
barang-barang tersebut, karena dalam pasar ini hanya terdapat beberapa saja yang
menjadi penjual karena penjual didalam pasar ini menghasilkan banyak barang yang
sama dengan perusahaan yang lain namun beda harga juga beda kualiasnya.
2.6.3 Sulit dimasuki perusahaan baru
   Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan
baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan
pembeli di banding perusahaan yang baru muncul  yang menawarkan barang yang sama
namun pembeli atau konsumen tidak tahu kualitas dari barang-barang yang dijual
perusahaan baru tersebut.
2.6.4 Membutuhkan peran iklan
Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang karena iklan
dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan
terbukti ampuh dalam menarik perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-
barang, dengan mudah perusahaan membuat iklan tentang produknya dengan
keunggulan-keunggulan produknya dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan
pesaing.
2.6.5 Terdapat satu pemimpin pasar (market leader)
Dalam pasar oligopoli ini jelas terjadi suatu kepemimpinan perusahaan yang
bisa saja mengakibatkan banyak perusahaan muncul dan mengikuti produk yang di
luncurkan oleh perusahaan yang memimpin pasar, contohnya saja produk mie instan.

Banyak sekali varian yang diluncurkan oleh perusahaan yang menjadi


pemimpin pasar mie instan, ketika perusaaan ini mengeluarkan produk terbarunya dan
mengiklankannya lalu masyarakat yang melihat iklan tersebut banyak yang membeli
produk ini, otomatis perusahaan yang lain dan pesaing perusahaan ini akan membuat
varian yang sama untuk produknya untuk mencoba menarik pembeli.
2.6.6. Harga jual tidak mudah berubah
Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tigak cepat naik atau turun, bisa
dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah, mengapa? mungkin saja karena
penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan
sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis
pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih
pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu harga lebih
murah dengan kualitas yang hampir sama.
2.7 Produsen Oligopoli
Paling tidak terdapat dua perilaku produsen yang dapat dibedakan dalam pasar
oligopoli, yaitu :
 Produsen dalam pasar oligopoli tidak melakukan kolusi untuk menentukan harga
dan jumlah ouput yang harus dihasilkan(non collusive oligopoly)
 Produsen dalam pasar oligopoli berkolusi dalam menetukan harga dan jumlah
output yang akan dihasilkan(collusive oligopoly)
2.8 Kurva Permintaan Terpatah
Dalam Gambar 10-1, kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah
D atau ABC, dan memiliki patahan pada tingkat harga berlaku $6 serta kuantitas
kesimbangan 40 unit (titik B). Perhatikan bahwa kurva D jauh lebih elastis di atas bagian
patahan dibanding di bagian bawahnya, atas dasar asumsi bahwa para pesaing tidak akan
ambil bagian dalam peningkatan harga tetapi akan dengan cepat mengikuti penurunan harga.
Kurva penerimaan marjinal adalah MR atau AGEHJ; AG adalah bagian dan kurva
penerimaan marjinal yang berkaitan dengan bagian kurva permintaanAB; NJ berkaitan
dengan bagian kurva permintaanBC. Patahan kurva permintaanpada titik B menyebabkan
kurva penenimaan marjinal terputus sepanjang GH. Tingkat output terbaik bagi oligopolis
yang memiliki kurva biaya marjinal MC ini adalah sebesar 40 unit dan ditunjukkan oleh titik
E, yaitu ketika kurva MC memotong bagian yang vertikal dan kurva MR.
Dengan begitu oligopolis ini akan mengenakan harga $6 yang ditunjukkan oleh titik
B (pada patahan kurva perinintaan). Seperti halnya bentuk organisasi pasar yang lain,
perusahaan dalam pasar oligopoli bisa memperoleh laba, mencapai titik impas atau merugi
dalam jangka pendek, dan akan tetap berproduksi selama P>AVC.
Dan Gambar 10-1 juga dapat melihat bahwa kurva biaya marjinal oligopolis tersebut
dapat meningkat atau menurun di sepanjang bagian kurva MR yang terputus (misalnya dan
MC’ ke MC”), tanpa mempengaruhi oligopolis itu untuk mengubah harga yang berlaku
sebesar $6 dan penjualan sebesar 40 unit (sepanjang F > AVC).4 Hanya jika kurva MC
bergeser Iebih tinggi dan kurva MC’ maka oligopolis rersebut akan terdorong unruk
meningkatkan harganya dan mengurangi kuannitas yang dijualnya, atau hanya jika kurva MC
bergeser lebih rendah dan MC’ maka oligopolis itu menurunkan harganya dan meningkatkan
kuantirasnya yang dijualnya. Jika kurva permintaanbergeser ke sebelah kanan atau kiri,
penjualan akan secara berturut-turut meningkat atau menurun, tetapi oligopolis tersebut akan
tetap mempertahankan harga sebelumnya selama patahan pada kurva permintaantetap jatuh
pada tingkat harga yang satuan dan selama kurva MC tetap memotong kurva MR pada
bagian yang terputus atau vertikal.

2.9 Faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli


Ada dua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli, yaitu :
2.9.1 Efesiensi skala besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil,
semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat
modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi
(biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar.
Dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil, skala efisiensi baru tercapai juka produksi
mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga
jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun.
Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang di butuhkan untuk
berproduksi ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal,
maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan
rupiah.
Keadaan di atas merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi
perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya
terdapat sedikit produsen.
2.9.2 Kompleksitas manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan
persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non
harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri
oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan
dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik
agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak
banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli
akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
2.10 Keseimbangan oligopoli
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut oligopolis (oligopolist).
Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Analisis
keseimbangan oligopoli tidak menekankan dimensi waktu, melainkan kompetisi.
Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemampuan mengatur output dan
harga, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom
mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak
ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik.

2.11 Kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli


Kelebihan pasar oligopoli:
- Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
- Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
- Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan antar penjual.
- Adanya penerapan teknologi baru.
Kekurangan pasar oligopoli:
- Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
- Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
- Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena
semangat bersaing kurang
- Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
- Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
- Bisa berkembang ke arah monopoli

BAB III
STUDI KASUS

Contoh Perilaku Oligopoli pada Industri Telekomunikasi


Ada hal menarik yang dapat dicermati dari gencarnya perang tarif percakapan
melalui telepon seluler akhir-akhir ini, yaitu masing-masing provider mengklaim bahwa
mereka telah memberikan harga terbaik bagi para pelanggannya. Simak saja misalnya
bagaimana perilaku tiga operator telepon seluler terbesar di Indonesia (PT. Telkomsel,
PT. Indosat, dan PT. Exelcomindo Pratama) dalam mengibarkan bendera perang
pemasaran dengan menawarkan tarif percakapan di bawah Rp1 per detik. Terlepas dari
iming-iming menarik yang ditawarkan, perang tarif yang diluncurkan para operator
telepon seluler kini sebenarnya sudah memasuki ranah yang mengusik perhatian kita
kalau tidak mau dikatakan sudah membingungkan atau bahkan menjebak bagi
pelanggan individual.
Kreatifitas para operator dalam merumuskan skema tarif percakapan ternyata
mampu mengacak-acak perilaku pelanggan sehingga membuat pelanggan individual
seringkali penasaran dan terpancing emosinya. Simak saja bagaimana operator XL
menawarkan tarif Rp 0,1 per detik ke sesama operator;  sementara Telkomsel Simpati
PeDe menawarkan Rp 0,5 per detik.  Indosat Mentari menawarkan Rp 0 pada menit
pertama ke sesama operator; dan IM3 menawarkan tarif Rp 0,01 per detik ke seluruh
operator untuk percakapan 90 detik pertama dan selebihnya menggunakan tarif Rp 15
per detik ke sesama operator dan Rp25 per detik ke operator lain.  Belum lagi, operator-
operator lain kini juga mulai sibuk menawarkan tarif paling murah ke sesama
pelanggan dengan syarat dan kondisi tertentu.
Dengan perkembangan yang ada itu sebenarnya lumrah saja kalau kemudian
ada yang bertanya apakah memang pelanggan telepon seluler selama ini telah
diperlakukan secara wajar oleh para operator telepon?  Pertanyaan ini muncul karena
memang pelanggan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai berapa sebenarnya
biaya produksi yang dikeluarkan oleh para operator untuk menyediakan jasanya ke
publik.  Memang bukan menjadi kewajiban operator untuk mendeklarasi urusan
internal perusahaannya ke publik, tetapi persaingan tarif yang terjadi sebenarnya secara
implisit mengindikasi adanya ketidakwajaran perolehan manfaat antara produsen dan
pelanggan telekomunikasi.  Pelanggan sebenarnya juga menyadari bahwa investasi di
telekomunikasi tidak bisa tergolong murah, terutama untuk mendapatkan lisensi,
memilih platform teknologi, dan kemudian membangun infrastruktur fisik yang
tersebar di seluruh wilayah negeri.  Masyarakat kemudian bisa menerima berapa pun
tarif berbicara via telepon seperti yang ditawarkan oleh para operator.  Pelanggan
seolah tidak berdaya untuk menolak tawaran harga yang disampaikan para operator
karena masyarakat sendiri memang seolah terbuai dengan janji manis dalam mobilitas
berkomunikasi.  Lebih dari itu, “rasa haus” berlebihan yang selama ini dirasakan
masyarakat akibat adanya kelangkaan akses dan koneksi telepon seolah terobati dengan
pemunculan peranti komunikasi bergerak, seperti halnya mobile phone atau di
Indonesia lebih populer dengan sebutanhand phone.
Mobilitas berkomunikasi kini seolah menjadi kebutuhan masyarakat, dan
bukan lagi barang mewah yang didominasi oleh sekelompok orang berduit yang
mampu membeli peranti telepon bergerak yang sekaligus juga berfungsi sebagai simbol
status seperti halnya yang terjadi pada era 1980-an yang lalu.  Masyarakat di negeri ini
nampaknya kini lebih cenderung untuk memperhatikan pada berapa besaran ongkos
percakapan yang wajar dibanding dengan membuat kalkulasi bertelepon dalam satuan
waktu tarif percakapan per detik yang murah.  Hampir semua operator memang
memberi harga penawaran yang relatif lebih murah untuk percakapan ke sesama
operator dibanding tarif antar operator.  Satu hal yang perlu mendapat perhatian
bersama adalah bahwa jebakan tarif seperti yang terjadi ini sebenarnya mengingatkan
masyarakat pengguna jasa telepon seluler untuk lebih berhati-hati atau lebih pas untuk
dikatakan lebih cermat terhadap tawaran telepon murah yang diluncurkan oleh para
operator.
Tesis yang diajukan dalam tulisan ini sebenarnya adalah bahwa kalau industri
telekomunikasi di negeri ini bergerak secara efisien, sudah semestinya pelanggan
mendapat harga layanan yang wajar.  Jadi, pelanggan berhak mendapat kemanfaatan
atas sejumlah sumberdaya yang telah dikeluarkannya.  Itu pula sebabnya, tulisan ini
tidak dimaksudkan untuk menolak adanya kecenderungan penurunan tarif telepon ke
sesama operator, tetapi justru lebih sebagai upaya untuk menyadarkan pelanggan bahwa
tawaran harga yang wajar, yaitu harga yang mendekati daya-beli bagi pelanggan,
sebenarnya adalah hak dan merupakan suatu hal yang perlu didapat pelanggan dan
bukan sekedar diberi iming-iming yang diumbar oleh para operator telepon seluler.
Switching Behavior
Pada dasarnya iklim persaingan yang dihadapi oleh operator telepon seluler di
Indonesia kini sudah mendekati pada situasi yang bersifat oligopoli.  Ada tiga
karakteristik kunci yang melekat pada situasi pasar oligopoly, yaitu: (1) pergerakan
industri didominasi oleh kiprah beberapa operator dengan skala besar; (2) masing-
masing operator menjual atau menawarkan produk yang identik atau memiliki
pembedaan yang relatif terbatas; dan (3) industri memiliki barrier to entry yang
signifikan besarannya sehingga tidak mudah bagi pendatang baru untuk masuk ke
dalam industri yang dimaksud.  Dari perspektif operator telepon seluler, penerapan
strategi pemasaran pada situasi pasar yang bersifat oligopoli tentu memerlukan upaya
ekstra terutama dalam memaknai elastisitas hargaterhadap besaran permintaan pulsa
oleh pelanggan.
Secara teoritis, elastisitas harga terhadap permintaan suatu produk akan sangat
ditentukan oleh karakteristik pasar, kategori produk, kategori branding yang melekat
pada suatu produk, preferensi terhadap waktu, dan kondisi perekonomian makro
(lihat:Bijmolt, T.H.A., Van Heerde, J.H.,  dan Pieters, G.M.R.,”New Empirical
Generalizations on the Determinants of Price Elasticity”, Journal of Marketing
Research, Vol. XLII, May 2005, pp141-156). Satu hal penting dari temuan empiris itu
adalah bahwa upaya korporasi dalam mengakomodasi price endogeneity seperti yang
dimaksudkan itu ternyata mempunyai imbas yang kuat pada besaran elastisitas harga
suatu produk. Itu artinya, bagi kepentingan pelaku industri telekomunikasi, perang tarif
yang selama ini telah berlangsung sebenarnya hanya dapat dijustifikasi sampai pada
suatu titik di mana kebijakan penurunan tarif per satuan waktu akan berimbas pada
penurunan jumlah permintaan pulsa telepon.  Dengan kata lain, rasionalitas ekonomis
yang ada dalam benak pelanggan akan menentukan tingkat sensitifitas mereka terhadap
kebijakan agresif mengenai tarif telepon.
Dengan mencermati perkembangan pasar yang ada sekarang ini, sebenarnya
masih ada peluang bagi para operator untuk mendongkrak tingkat penetrasi pasar,
terutama untuk segmen yang berpotensi menjadi pengguna jasa telekomunikasi di masa
datang.  Hanya saja, hal yang mungkin perlu diwaspadai oleh para operator adalah
bahwa bisa saja, karena faktor emosi sesaat dalam menetapkan tarif psikologis seperti
yang diadopsi para operator selama ini, justru akan berpengaruh pada pergeseran
perilaku pelanggan untuk beralih operator (switching behavior).  Kalau hal ini terjadi,
maka tidak mustahil kalau pada gilirannya nanti loyalitas pelanggan terhadap suatu
produk atau operator telepon tertentu menjadi sesuatu yang sulit dicapai.  Pelanggan
mungkin saja tetap mendapat kepuasan terhadap suatu operator tertentu, namun tetap
saja mereka beralih operator, karena alasan satu dan lain hal.
Sebagai penutup, dalam jangka yang menengah, perilaku beralih akan memberi
peluang bagi munculnya perilaku oportunis yang hanya mementingkan kemanfaatan
sesaat dan tidak mempedulikan keberlanjutan layanan prima yang diberikan kepada
pelanggan.  Hal yang sudah jamak dijumpai kalau sekarang ini seseorang memiliki dua
atau lebih nomor telepon seluler.  Hal ini tentu saja bukan semata-mata untuk tujuan
menghindar dari pelacakan terhadap suatu nomor, tetapi lebih sebagai bentuk pencarian
kenyamanan dalam melakukan percakapan melalui telepon seluler. Harapannya adalah
bahwa pelanggan, terutama pelanggan individual, akan mendapatkan nilai yang optimal
dari harga layanan telepon seluler yang diberikan oleh para operator.
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar persaingan tidak
sempurna. Teori pasar monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap
daya analisis model persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari
stukturnya pasar monopolistik lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna tetapi
perushaan yang berpatisipasi di pasar tersebut menghasilkan produk yang berbeda
karakteristik.
3.1.2 Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yang
tidak diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif. Konsumen membayar lebih dan
mampu untuk membeli sedikit daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun juga,
pengaruhnya tidak seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan
menyediakan keragaman yang banyak diminta.
3.1.3 Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan (produsen).
Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar.
Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan akan
mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri.

3.2 Saran
3.2.1 Sebaiknya produsen meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen akan tetap setia
pada produk tersebut. Sehingga meskipun produsen menaikan harga barang tersebut,
produsen tidak lantas kehilangan banyak pelanggan. Karena konsumen sudah percaya
dengan mutu produk tersebut. Selain itu pasar persaingan monopolistik  juga menuntut
produsen agar lebih inovatif lagi dalam berproduksi. Baik inovatif dalam menciptakan
suatu produk maupun inovatif dalam efisiensi penggunaan faktor produksi.
3.2.2 Pada kesempatan ini penulis memberikan saran sebagai berikut: pembelajaran
mengenai dinamika persaingan dalam pasar oligopoli sudah banyak di lakukan.
Tingkatkan strategi persaingan dalam pasar oligopoli.

DAFTAR PUSTAKA
http://blogkasman-blogkasmancom.blogspot.com/2012/01/makalh-pasar-monopolistik.html
diakses pada 31 Maret 2013
http://ibnukurniawan-cintailmu.blogspot.com/2012/03/pasar-oligopoli.html diakses pada 31
Maret 2013
http://ikamaiyastri.blogspot.com/2010/12/pasar-persaingan-monopolistik.html diakses pada
31 Maret 2013
http://maulidaaisyah.blogspot.com/2012/11/pasar-persaingan-oligopoli.html diakses pada 31
Maret 2013
Rahardja, Prathama. “Pengantar Ekonomi Mikro”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2010.
Daftar Pertanyaan
1. Apa perbedaan pasar oligopoli, monopolistic dan pasar persaingan sempurna?
2. Bagaimana cara untuk menaikkan harga barang pada awal produksi suatu perusahaan?
3. Jelaskan kurva permintaan terpatah?
4. Bagaimana kriteria yang termasuk dalam oligopoli kolusif?
5. Apakah semen termasuk oligopoli kolusif?

Anda mungkin juga menyukai