HORDEOLUM
Oleh :
Pembimbing :
SMF MATA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
ini dengan judul “Hordeolum” yang merupakan salah satu tugas kepaniteraan
menyelesaikan penulisan laporan kasus ini tepat waktu demi memenuhi tugas
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca
terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
2.2 Hordeolum.............................................................................................4
1. Definisi..............................................................................................4
2. Epidemiologi.....................................................................................5
3. Etiologi..............................................................................................6
4. Patofisiologi......................................................................................6
6. Diagnosis Banding............................................................................7
7. Penatalaksanaan................................................................................9
8. Pencegahan.......................................................................................10
9. Prognosis...........................................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman
merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada
praktek kedokteran. Insidensi tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Penyakit
ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, angka kejadian paling banyak
ditemukan pada anak usia sekolah. Hordeolum dapat timbul pada satu kelenjar
kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom,
merupakan infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll. Hordeolum internum merupakan
infeksi kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama yang terletak di dalam tarsus.
pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Gejala disertai
dengan rasa sakit dan mengganjal dan nyeri bila ditekan. Nyeri yang dirasakan
berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman. Kadang
mata berair dan peka terhadap sinar. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan
1
1.2 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan
konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra
inferior menyatu dengan pipi.1
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).3
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis
subaponeurotik dari kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat
yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan
3
penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas
dan 20 buah di kelopak bawah).
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva
palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
2.2 Hordeolum
2.2.1 Definisi
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar
4
Hordeolum Eksternum4
Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata, atau
infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari Moll.Hordeolum eksternum
terbentuk pada bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah
kecil.
Hordeolum Internum4
Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian
dalam kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di
bawah palpebra (pada konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai
bengkak dan kemerahan. Hordeolum internum mirip dengan chalazia, tetapi
cenderung lebih kecil dan lebih menyakitkan dan biasanya tidak
menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum internum ditandai dengan
onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan)
dibandingkan dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak sembuh tanpa
intervensi.
2.2.2 Epidemiologi
merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan
kebanyakan kasus tidak dilaporkan. Insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis
5
kelamin. Hordeolum lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada
(dan peningkatan viskositas sebum). Namun, hordeolum dapat terjadi pada anak-
2.2.3 Etiologi
pada 90-95% kasus hordeolum. Selain itu bisa juga disebabkan oleh
Staphylococcus epidermidis.5
2.2.4 Patofisiologi
Hordeolum eksternum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss
atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang
pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari
komplikasi blefaritis
2.2.5.1 Gejala
Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan
dan nyeri pada tepi kelopak mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya
terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Biasanya hanya sebagian
kecil daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak
membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik
kecil yang berwarna kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang
cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah.6
2.2.5.2 Tanda
6
Palpebra bengkak, merah sakit dan terdapat tonjolan pada palpebra.
Sering disertai blefaritis, konjungtivitis yang menahun, anemia, kemunduran
keadaan umum, acne vulgaris. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada
anak-anak dan dewasa muda.
Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata
yang terasa nyeri untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan,
dapat disertai nanah atau tidak pada hordeolum eksternum.6
Gejala Tambahan :6,7
Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan
beberapa gejala tambahan, yaitu :
Benjolan di kelopak mata atas atau bawah
Pembengkakan lokal kelopak mata
Nyeri lokal kelopak mata
Kemerahan pada kelopak mata
Nyeri sentuh
Pengerasan kulit dari margo kelopak mata
Sensasi terbakar di mata
Terasa berat pada kelopak mata
Gatal pada bola mata
Penglihatan kabur
Sekret purulen di mata
Iritasi pada mata
sensitivitas cahaya
Tearing
Ketidaknyamanan selama berkedip
Sensasi benda asing di mata
2.2.6 Diagnosis Banding
Kalazion
7
Merupakan peradangan kronik, fokal, dan steril dari kelenjar
Kalazion
Selulitis preseptal
Selulitis preseptal adalah infeksi pada kelopak mata dan jaringan
lunak periorbital yang ditandai dengan eritema kelopak mata akut dan
edema. Dapat disertai dengan konjungtivitis dan penurunan visus. Infeksi
bakteri ini biasanya terjadi akibat penyebaran lokal dari sinusitis atau
dakriosistitis, dari infeksi okular eksternal, atau trauma pada kelopak
mata.7
8
Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari.3
pembedahan.
a. Non farmakologi
- Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
- Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo
yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
- Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius.
- Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
- Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
b. Farmakologi
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam
tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah
hordeolum.
1. Antibiotik topical
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-
10 hari. Dapat juga diberikan eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum
eksterna dan hordeolum interna yang ringan.
2. Antibiotik sistemik
9
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Pada kasus hordeolum internum
dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau
dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin
atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari
selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal
dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau
lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi
jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep
antibiotik.7
2.2.8 Pencegahan
2.2.9 Prognosis
10
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa
tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang
sesuai.7
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : An.H
Usia : 5 tahun
Pekerjaan :-
3.2 Anamnesis
1. Keluhan utama
Kelopak mata kiri bengkak sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Kelopak mata kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu, kelopak mata kiri memerah
11
Pasien juga mengeluhkan keluhan yang sama 1 minggu yang lalu.
Tidak ada
Tidak ada
6. Riwayat pengobatan
Tidak ada
OD OS
Palpebra superior Normal Normal
12
3.5 Diagnosis
Hordeolum externum Os
3.6 Terapi
3.7 Prognosis
13
BAB IV
PENUTUP
Seorang pasien An. H 5 tahun datang dengan keluhan kelopak mata kiri
bawah bengkak sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan kelopak mata kiri
bawah memerah dan nyeri saat membuka dan menutup mata. Keluhan yang sama
juga dirasakan pasien 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan adanya
eodem dan merah pada palpebra superior sinistra yang menunjukan adanya reaksi
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidarta H. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakiy Mata. Edisi keempat. Balai
2. Wijan N. Palpebra. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta, 1989
http://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/jordeolum/.
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=enIid&u=http://emedicine.medscape.com/article/798940-
overview.
presentation. 2012
7. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai
15