Anda di halaman 1dari 49

PENATALAKSANAAN PADA KASUS PENURUNAN

KESADARAN DENGAN SYOK SEPSIS DAN


PERITONITIS, DIABETES MELITUS, CKD,
DAN BRONKOPNEUMONIA

Disusun Oleh:
Vina Yuliawati 1610070100075
Mayasari Putri Yanna 1610070100076

Preseptor:
dr. Ade Ariadi, Sp.An
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. D
• Usia : 53 tahun
• Alamat : Sijunjung
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Tanggal masuk : 28 April 2021
• RM : 215288
• Ruang rawatan : ICU
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri seluruh perut sejak 2 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri seluruh perut sejak 2 hari yang lalu.
• Pasien mengalami penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
• Pasien kiriman RST sudah masuk ok tetapi keadaan umum pasien berat
• Pasien butuh ICU
• Pasien mengalami mual dan muntah sebanyak 3 kali.
• Pasien demam sejak 1 hari yang lalu
• Pasien tidak ada keluhan batuk
• Pasien tidak ada keluhan sesak nafas
• Pasien tidak ada BAB sejak 2 hari yang lalu, flatus ada.
• Pasien tidak ada riwayat meminum obat rematik, obat asam urat, obat herbal, dan
jamu.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Ada riwayat diabetes mellitus
• Tidak ada riwayat perdarahan sebelumnya
• Tidak ada riwayat hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada riwayat penyakit keturunan, penyakit menular dan
kejiwaan

Riwayat kebiasaan
• Merokok dan minum alcohol disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan : Berat
• Kesadaran : Somnolen
• Tekanan Darah : 90/60 mmhg
• Nadi : 109 kali/menit
• Nafas : 28 kali/menit
• Suhu : 38,5ᵒC
Status Generalisata
• Kepala : normochepal
• Wajah : tidak ada kelainan
• Mata : konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
• Paru-paru : vesikuler, wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
• Jantung : regular, tidak ada gallop dan tidak ada mur-mur
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Lokalis
• Abdomen : nyeri tekan (+) seluruh perut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
• Hemoglobin : 9,3 g/dL (rendah)
• Eritrosit : 3.540.000 mm3
• Hematokrit : 26,9% (rendah)
• Leukosit : 16.800 mm3 (tinggi)
• Trombosit : 307.000 mm3
Kimia klinik
• Glukosa darah : 114 mg/dL
• Ureum : 204 mg/dL (tinggi)
• Kreatinin : 6,19 mgdL (tinggi)
• Kalsium : 7,14 mg/dl (rendah)
Elektolit Serum (Na-K-Cl)
• Natrium (Na) : 130,2 mEq/L (rendah)
• Kalium (K) : 4,8 mEq/L
• Clorida (Cl) : 100,5 mEq/L
DIAGNOSIS
• Penurunan kesadaran ec. syok sepsis
• Peritonitis difusa
• Akut on chronic kidney disesase
• Diabetes mellitus tipe 2
• Bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN
 O2 3L/menit
 IVFD RL guyur 1 kolf → RL 12 jam/kolf
 Terpasang NGT
 Terpasang kateter
 Meropenem 3x1 gr
 Levofloxacin 1x750mg
 Omeprazol 2x40 mg
 Paracetamol 3x 500 gr
 Nebu combivent 1/8 jam
 Co glukonas 1 gr
 Asam folat 3x1
 Bicnat 3x1
 Drip norepineprin 0,05
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
• Hemoglobin : 9,3 g/dL (rendah)
• Eritrosit : 3.540.000 mm3
• Hematokrit : 26,9% (rendah)
• Leukosit : 16.800 mm3 (tinggi)
• Trombosit : 307.000 mm3
Kimia klinik
• Glukosa darah : 114 mg/dL
• Ureum : 204 mg/dL (tinggi)
• Kreatinin : 6,19 mgdL (tinggi)
• Kalsium : 7,14 mg/dl (rendah)
Elektolit Serum (Na-K-Cl)
• Natrium (Na) : 130,2 mEq/L (rendah)
• Kalium (K) : 4,8 mEq/L
• Clorida (Cl) : 100,5 mEq/L
FOLLOW UP
Hari I/ 28 MEI 2021 , DI ICU
S Penurunan kesadaran
Nyeri seluruh perut
Konjungtiva anemis
Demam
O Keadaan : Berat
Kesadaran : Somnolen
Tekanan darah : 90/45 mmhg
Nadi : 102 kali/menit
Nafas : 24 kali/menit
Suhu : 39,1ᵒC
Terpasang O2 nasal kanul 3L/menit
Terpasang dower cateter, urin ada berwarna kuning pekat
Terpasang NGT berwarna hitam
Pemeriksaan Laboratorium 28 Mei 2021, 12.12 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Hematologi
Hematologi Lengkap
Hb (L) 8,5 g/dl 12-16
Eritrosit (L) 3,27 106/mm3 4.0-5.0
Hematokrit (L) 25,4 % 36-48
MCV (L) 77,7 fL 84-96
MCH (L) 26 pg/cell 28-34
MCHC 33,5 g/dl 32-36
RDW-CV (H) 15.9 % 11.5-14.5
Leukosit (H) 22.2 103/mm3 5.0-10.0
Trombosit 267 103/mm3 140-400
Hemostatis
PT 12,60 detik 10-12,7
APTT (H) 44 detik 23-34,7
Kimia Klinik
Kalsium (L) 8,26 mg/dl 8,8-10,4
Pemeriksaan Laboratorium 28 Mei 2021, 13.35 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Kimia Klinik
SGOT (H) 129 U/L < 31
SGPT (H) 49 U/L < 32
Albumin (L) 2,34 g/dl 3,5-4,8
HbA1c (H) 6,54 % 3,8-5,8
Ureum (H) 120 mg/dl 20-50
Kreatinin (H) 6,5 mg/dl 0,5-1,5
Kalsium (L) 8,26 mg/dl 8,8-10,4
Elektrolit serum
Na 134,3 mEq/L 135-145
K 5,1 mEq/L 3,5-5,5
Cl 102,4 mEq/L 98-108
Hemostatis
D-dimer (H) 4,55 um/ml <0,5
Pemeriksaan Laboratorium 28 Mei 2021, 13.35 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Analisa Gas Darah
pH (L) 7,34 7,35-7,45
PCO2 (L) 23,6 mmHg 35-45
PO2 (L) 42,6 mmHg 80-100
HCO3 (L) 12,8 mEq/L 22-26
BE - 10,7 mEq/L -2 - +2
SO2 (L) 75,4% 94-100
Analisa Gas Darah
pH (L) 7,343 7,35-7,45
PCO2 (L) 22,70 mmHg 35-45
PO2 (L) 56,90 mmHg 80-100
HCO3 (L) 12,40 mEq/L 22-26
BE - 10,8 mEq/L -2 - +2
Total CO2 13,1
SO2 (L) 87,50 % 94-100
Pemeriksaan Laboratorium 28 Mei 2021, 14.01WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Imunologi
Procalcitonin (PCT) (H) 17,87 mg/dl < 0,1
Pemeriksaan Laboratorium 28 Mei 2021, 23.51 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Urinalisa
Urine Lengkap
Warna Kuning Kuning muda jernih
Blood 1+ Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 1+ EU 1
Keton Negatif Negati
Protein 1+ Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
pH 6 4,6-8,5
Berat jenis 1020 1003-1029
Sedimen Urine
Eritosit 3-4/LBP 0-4
Lekosit 3-4/LBP 0-3
Epitel 2-3/LPK 0-1
Pemeriksaan Laboratorium 28 Mei 2021, 23.51 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Hematologi
Hematologi Lengkap
Hb (L) 8,1 g/dl 12-16
Eritrosit (L) 3,20 106/mm3 4.0-5.0
Hematokrit (L) 24.1 % 36-48
MCV (L) 75.3 fL 84-96
MCH (L) 25.3 pg/cell 28-34
MCHC 33,6 g/dl 32-36
RDW-CV (H) 17.9 % 11.5-14.5
Leukosit (H) 12.3 103/mm3 5.0-10.0
Trombosit 151 103/mm3 140-400
FOLLOW UP
Hari I/ 28 MEI 2021 , DI ICU
A Penurunan kesadaran ec. syok sepsis
Peritonitis difusa
Akut on chronic kidney disesase
Diabetes melitus tipe 2
Bronkopneumonia
P Pasien dilakuka op Laparotomi Syiring NE 8mg 0,2 սg/jam
Syring dobutamin 3 ug/ jam
IVFD Aminofluid 1500cc/24 jam Syring ketamin 50mg/jam
IVFD Nacl 0,9% 500cc + ocreotide Syring asam tranexid 3gr/24jam
/12jam Syring vasopresin 0,04 ug/jam
Asam folat 2x5mg
Bicnat 3x500mg Diet : CF 6x100cc
Nebu combivent 3x2
NAC 4x 200mg Cairan masuk : 5.389,63 cc
Curcuma 3x1tab Cairan keluar : 2730 cc
Ibuprofen 4x400mg Balance cairan : + 2659,63 cc
Paracetamol 4x1gr
Inj Vitamin K 3x10mg
FOLLOW UP
Hari II/ 29 MEI 2021, DI ICU
S Penurunan kesadaran
Konjungtiva anemis
Demam
O Keadaan : berat
Kesadaran : somnolen
Tekanan darah : 93/41 mmhg
Nadi : 86 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 40,9ᵒC
Terpasang O2 nasal kanul 4L/menit
Terpasang dower cateter, urin ada berwarna kuning
Terpasang ventilator
Pemeriksaan Laboratorium 29 Mei 2021, 11.59 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Kimia Klinik
Ureum (H) 244 mg/dl 20-50
Kreatinin (H) 5,66 mg/dl 0,5-1,5

Pemeriksaan Laboratorium 29 Mei 2021, 12.45 WIB

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Imunologi Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
TPHA Non Reaktif Non Reaktif
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif
FOLLOW UP
Hari II/ 29 MEI 2021 , DI ICU
A Post Laparotomi
Penurunan kesadaran ec. syok sepsis
Akut on chronic kidney disesase
Diabetes melitus tipe 2
Bronkopneumonia
P IVFD Aminofluid 1500cc/24 jam Syring asam tranexid 3gr/24jam
IVFD Nacl 0,9% 500cc + ocreotide 1 Syring vasopresin 0,04 ug/jam
amp /12jam Inj metocloperamid 3x10mg
Asam folat 2x5 mg Inj ca glukonas extra
Bicnat 3x500 mg Inj Vitamin K 3x10mg
Nebu combivent 3x2 Inj omeprazol 2x40mg
NAC 4x 200mg Inj paracetamol 4x1 gr
Curcuma 3x1tab Inj midazolam k/p
Ibuprofen 4x400mg
Syiring NE 8mg 0,2 սg/jam Diet : CF 6x100cc
Syring dobutamin 3 ug/ jam
Syring ketamin 10mg/jam Cairan masuk : 1.417,94 cc
Cairan keluar : 370 cc
Balance cairan : + 1.047,94 cc
FOLLOW UP
Jam Hari II/ 29 MEI 2021, DI ICU

08.30 EKG Atrial fibrilasi P/


HR: 170-180x/menit Cardioversi 120 J
Syring Amiodaron tahap III
Inj Ca Gluconas 1 gr
16.00 EKG Atrial Fibrilasi P/
TD: 92/40 Lanjutkan
HR: 100x/menit Syring Amiodaron tahap III

17.00 Pasien arrest P/


Dilakukan RJP 15 menit
Epineprin 3 → ROSC

17.20 Pasien arrest kembali P/


Respon tidak ada Dilakukan RJP tapi tidak dibelirak epineprin 3
Pupil midriasis maksimal
Nadi carotis tidak teraba

17.45 EKG asistol Pasien dinyatakan meninggal


Sepsis Tinjauan Pustaka

Sepsis merupakan disfungsi organ yang mengancam nyawa


diakibatkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi, mengakibatkan
kerusakan pada jaringan dan organ. Disfungsi organ adalah perubahan
akut skor SOFA (Sequential Organ Failure Assessment) ≥2 akibat
infeksi.
Patofisiologi Sepsis
Kriteria Sepsis

• Kriteria Sepsis dengan SOFA dan qSOFA


Kriteria qSOFA

Laju pernapasan >22x/menit

Perubahan status mental/kesadaran

Tekanan darah sistolik < 100 mmHg


Tatalaksana Sepsis

1. Pengukuran Kadar Laktat


2. Kultur Darah Antibiotik Spektrum Luas
3. Cairan Intravena
4. Pemberian Vasopressin
Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan yang


disebabkan oleh infeksi atau kondisi aseptik
pada selaput organ .perut (peritonium).
Peritonium adalah selaput tipis yang jernih
yang membungkus organ perut dan dinding
peerut bagian dalam. Lokasi peritonitis bisa
terlokalisir atau difus dan riwayat akut atau
kronik.
Patofisiologi
Peritonitis
Diagnosis
Peritonitis

Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita


bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau
mengejan. Nyeri objektif berupa nyeri jika
digerakkan seperti palpasi, nyeri tekan lepas, tes
psoas.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Perut yang membuncit dan tegang atau distended
Palpasi : Nyeri tekan dan defans muskular (rigidity)
Perkusi : Pekak hepar akan menghilang, dan perkusi abdomen
hipertimpani karena adanya udara bebas.
Auskultasi : Bising usus akan melemah atau menghilang sama
sekali.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium : Hematologi lengkap, Analisa gas darah.
Tatalaksana
Peritonitis

• Pemberian Oksigen (O2)


• Resusitasi Cairan
• Analgetik
Digunakan analgetik opiat intravena dan mungkin
dibutuhkan antiemetik
• Antibiotik
Harus spektrum luas, yang mengenai baik aerob
dan anaerob, diberikan intravena. Cefalosporin
generasi III dan metronidazole adalah strategi primer
Diabetes Melitus

Diabetes mellitus (DM) adalah kelompok


penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat gangguan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya.4
Kriteria diagnosis diabetes mellitus :4
Glukosa darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl
Glukosa darah 2 jam post-prandial ≥200
mg/dl
HbA1c ≥ 6,5%
Glukosa darah sewaktu (GDS) ≥200 mg/dl
Patofisiologi
Penatalaksanaan

Non farmakologis :

• Edukasi
• Terapi nutrisi medis
• Latihan fisik
Farmakologis :

Obat Anti hiperglikemik oral :


Terapi insulin
CKD

Chronic kidney disease (CKD) adalah kerusakan ginjal


secara struktural atau fungsional yang terjadi selama >3
bulan yang berpengaruh pada kesehatan dengan
memenuhi salah satu dari kerusakan ginjal yang
ditandai dengan albuminuria, abnormalitas sedimen
urine, kelainan elektrolit, kelainan histologis, kelainan
struktural yang ditemukan pada pencitraan, tiwayat
transplantasi ginjal, dan penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1,73m2
Patogenesis
Diikuti oleh
Kematian dan regenerasi sel
Hilangnya
Cedera terlepasnya dan
Cedera nevron
ginjal akut sel-sel epitel pemulihan
kronik secara
tubulus arsitektur
ireversible
normal

Kerja
nefron
lebih
besar

Laju destruksi dan


Hiperfiltrasi
penyusutan nefron Sklerosis
(Hipertensi Tekanan
meningkat sehingga glomerulu
ditingkat LFG
perkembangan s
nefron)
menjadi uremia
Klasifikasi
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi:


• Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
• Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
(comorbid condition)
• Memperlambat pemburukan (progression) fungsi ginjal
• Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
• Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
• Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi
ginjal.
Bronkopneumoni

radang paru-paru pada bagian lobularis, ditandai dengan adanya


bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,
jamur serta benda asing
Patofisiologi
Bronkopneumonia
Tatalaksana BP

A. Antibiotik
1. Terapi pasien rawat jalan
• Sebelumnya sehat dan tidak menggunakan antibiotik dalam 3 bulan
sebelumnya
• a. Makrolid
• b. Doxicilin
2. Ada komorbid (penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, alkohol,
keganasan, asplenia, obat immunospresi, antibiotik 3 bulan sebelumnya)
• a. Fluoroquinolon respirasi (moxifloxacin, gemifloxacin/ levofloxacin
750 mg)
• b. β lactam + makrolid
3. Pada daerah dengan angka infeksi tinggi dan dengan resisitensi tinggi
makrolid terhadap
• S.pneumoniae, dipertimbangkan antibiotik sesuai poin 2.
4. Rawat inap tidak di ICU
• Fluoroquinolon respirasi atau β lactam + makrolid
5. Rawat inap di ICU
• β lactam (cefotaxim, ceftriaxon, atau ampicilin sulbaktam) +
azitromisin atau floroquinolon respirasi
6. Bila diperkirakan pseudomonas
• β lactam antipseudomonas (piperasilin-tazobactam, cefepime,
imipenem atau merpenem) + ciprofloxasin atau levofloxacin (750
mg) atau
• β lactam antipseudomonas + aminoglikosid dan azitromisin atau
• β lactam antipseudomonas + aminoglikosid dan floroquinolon
antipneumococal (untuk pasien alergi penisilin ganti β lactam dengan
asterona
2. Tindakan suportif meliputi oksigen untuk mempertahankan
SaO2 > 92%
3. Resusitasi cairan intravena untuk memastikan stabilitas
hemodinamik.
4. Bantuan ventilasi: ventilasi non invasif (misalnya tekanan jalan
napas positif kontinu (continous positive airway pressure), atau
ventilasi mekanis mungkin diperlukan pada gagal napas.
5. Bila demam atau nyeri pleuritik dapat diberikan antipiretik
analgesik serta dapat diberikan mukolitik atau ekspektoran
untuk mengurangi dahak.
Pembahasan
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai