Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan I:

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


Jalan Nangka No. 58, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan – 12530 |Telp. (021) 7818718
Jalan Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur Telp. (021) 87797409
Fax. (021) 78835283 – website: www.unindra.ac.id Tanggal Ter
FORMULIR 1 September
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
mor Dokumen Nomor Revisi Halaman
7

Mata Kuliah: Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Semester: 1/Ganjil SKS: 3


Mata Kuliah Prasyarat -
Program Studi: Bimbingan dan Konseling Dosen Pengembang RPS: Dr. Nani Hanifah, M.Pd., dan Drs. Uhud Syam
Dra. Nina Mardiana, M.Pd., Dra. Sumaryati T. M.Pd., Anna Rufaidah, M
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan tentang pendidikan sebagai
umum dan khusus di Imdonesia dalam kerangka sistem pendidikan na
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa mampu memahami dan menerapkam konsep dasar ilmu p
nasional dan pembangunan nasional serta bersikap sebagai guru yang
pendidikan.
Deskripsi Mata Kuliah Membicarakan situasi pendidikan dan pengembangannya sebagai obje
meliputi komponen: pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, kewib
kasih sayang, dan kelembutan, keteladanan, penguatan, tindakan tega
(dengan unsur: materi, metode, alat bantu, lingkungan pembelajaran,
seluruhnya membentuk pembelajaran, sejarah dan sistem pendidikan
dalam profesi bimbingan dan konseling.
Materi Pembelajaran Hakikat manusia dan pengembangannya (pengertian, sifat, wujud, dim
seutuhnya), hakikat pendidikan (pengertian, peran, pilar, landasan, asa
pendidikan (lingkungan pendidikan informal:rumah, pendidikan forma
masyarakat), situasi pendidikan dan pengembangannya serta unsur-un
pendidikan, sistem pendidikan nasional (UU no. 20 th. 2003), masalah
hubungan pendidikan dengan pembangunan dan antisipasi terhadap m
dalam profesi bimbingan dan konseling.
Daftar Pustaka Utama Depdiknas. 2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Nasional. Jakarta: Eko Jaya.
Ngalim, M. Purwanto. 2002. Ilmu Pendidikan (Teoritis dan Praktis). Ban
Umar Tirtaraharja dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: R
Tambahan Prayitno, 2009. Dasar-Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Gr

Pengalam
Minggu Bahan Kajian/Materi Metode
Kemampuan yang diharapkan Waktu Belajar
Ke Pembelajaran Pembelajaran
Mahasisw
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I – II Mahasiswa mampu menjelaskan Hakikat manusia dan Ceramah dan 4 x 50 = Mhs mamp
tentang hakikat manusia dan pengembangannya tanya jawab 200 menit menjelaska
pengembangannya a. Pengertian sifat materi kulia
dan wujud sifat dari
hakikat manusia mendengar
b.Dimensi hakiikat ceramah da
manusia dan tanya jawab
pengembangannya
c. Sosok manusia
Indonesia
seutuhnya.

Mahasiswa mampu menguraikan Ceramah, tanya 4 x 50 =


III – IV tentang hakikat pendidikan jawab, Discovery 200 menit Mhs mamp
Hakikat pendidikan menguraika
a. Pengertian materi kulia
pendidikan dari
b. Peran pendidikan mendengar
c. Pilar pendidikan ceramah, ta
d. Landasan jawab dan
pendidikan discovery
e. Asas pendidikan
f. Aliran pendidikan

Mahasiswa mampu membedakan Ceramah, tanya 2 x 50 =


V antara lingkungn pendidikan jawab, diskusi 100 menit Mhs mamp
informal, formal dan nonformal Tri pusat pendidikan membedak
dalam tri pusat pendidikan a. Keluaga/Rumah materi kulia
(pendidikan dari
informal) mendengar
b. Sekolah, PT ceramah, ta
(pendidikan jawab dan
formal) diskusi
c. Masyarakat
(pendidikan
nonformal)
Mahasiswa mampu 4 x 50 =
VI - VII mendiskripsikan tentang situasi 200 menit Mhs mamp
pendidikan sebagai objek formal Situasi pendidikan: mendeskrip
ilmu pendidikan a. Situasi pendidikan Ceramah, tanya materi kulia
sebagai objek jawab, dari
formal ilmu pemberian mendengar
pendidikan tugas ceramah, ta
b. Pengembangan jawab dan t
situasi pendidikan yang
meliputi dikerjakann
unsur/komponen
pendidikan:
- Pendidik
- Peserta didik
- Tujuan
pendidikan
- Kewibawaan
UTS - Kewiyataan
VIII
Mahasiswa mampu menguraikan 4 x 50 =
IX – X tentang sejarah dan tokoh 200 menit Mhs mamp
pendidikan nasional dan dunia Sejarah dan tokoh menguraika
pendidikan Ceramah, tanya materi kulia
a. Sejarah dan tokoh jawab dari
pendidikan mendengar
nasional ceramah da
b. Sejarah dan tokoh tanya jawab
pendidikan dunia

Mahasiswa mampu 4 x 50 =
XI-XII mendiskripsikan tentang sistem 100 menit Mhs mamp
pendidikan nasional Sistem pendidikan mendiskrips
nasional Ceramah, tanya materi kulia
a. Pendidikan jawab dan mendengar
sebagai suatu inkuiri ceramah, ta
sistem jawab dan i
b. Kelembagaan
pendidikan (jalur,
jenjang dan jenis
pendidikan)
c. UURI nomor 20
tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan
Nasional

Mahasiswa mampu menjelaskan 2 x 50 =


XIII tentang masalah pendidikan dan 100 menit Mhs mamp
pemecahannya menjelaska
Masalah pendidikan Ceramah, tanya kuliah dari
dan pemecahannya jawab dan mendengar
a. Masalah brainstorming ceramah, ta
pemerataan jawab dan
pendidikan brainstormi
b. Masalah mutu
pendidikan
c. c.Masalah efisiensi
pendidikan
d. d. Masalah relevansi
pendidikan

Mahasiswa mampu menguraikan 2 x 50 =


XIV tentang hubungan pendidikan 100 menit Mhs mamp
dengan pembangunan dan Hubungan menguraika
antisipasi terhadap masa depan pendidikan dengan Ceramah, tanya materi kulia
pembangunan dan jawab, diskusi mendengar
antisipasi terhadap ceramah, ta
masa depan jawab dan d
a. Ciri masyarakat
masa depan
b. Tantangan bagi
masyarakat masa
depan
c. Upaya
mengantisipasi
masa depan

Mahasiswa mampu menjelaskan 2 x 50 =


XV tentang posisi ilmu pendidikan 100 menit Mhs mamp
dalam profesi bimbingan dan Posisi ilmu Ceramah, tanya Menjelaska
konseling pendidikan dalam jawab, kuliah dari
profesi bimbingan pemberian mendengar
dan konseling tugas ceramah, ta
jawab dan t
yang dikerja

XVI UJIAN PENGENDALI MUTU (UPM)

Materi: Hakikat Manusia dan Pengembangannya

A. Pengertian Sifat Hakikat Manusia dan Wujud Sifat Hakikat Manusia

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mempunyai ciri khas yang berbeda
dengan hewan yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut demikian karena sifat yang
terdapat pada manusia, tidak terdapat pada hewan.
Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005: 3) mengemukakan “Sifat hakikat manusia
diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik secara prinsipil (bukan hanya gradual) membedakan
manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama
jika dilihat dari segi biologisnya”.
Socrates menamakan manusia sebagai Zoon Politicon (hewan yang bermasyarakat) dan
Max Scheller menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier (hewan yang sakit). M.J
Langeveld meyebut manusia sebagai Enimal Educandum yaitu hewan yang dapat dididik.
Menurut Aristoteles, manusia disebut sebagai Animal Rasionale (hewan yang berakal budi
yang dapat berpikir dan bertindak). Cassirer mengatakan: manusia sebagai Animal
Symbolicium (hewan yang berkomunikasi dengan simbol). Padahal manusia dan hewan
masing-masing diciptakan dalam bentuk berbeda, hewan tidak dapat menjadi manusia atau
manusia tidak dapat menjadi hewan. Sebutan lain manusia adalah: manusia sebagai Homo
Feber (manusia pekerja), manusia sebagai Homo Sapiens (manusia masa kini yang berpikir)
dan manusia sebagai Homo Socius (manusia sebagai makhluk sosial).
Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005: 4) mengatakan wujud sifat hakikat manusia
yang tidak dimiliki oleh hewan dikemukakan oleh paham eksistensialisme (paham tentang
keberadaan manusia) yaitu:
1. Kemampuan menyadari diri
2. Kemampuan bereksistensi
3. Pemilikan kata hati
4. Memiliki moral
5. Kemampuan bertanggung jawab
6. Rasa kebebasan (kemerdekaan)
7.Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
8. kemampuan menghayati kebahagiaan

Penjelasan tentang wujud sifat manusia sebagai berikut:


1. Kemampuan Menyadari Diri
Manusia menyadari dirinya berbeda dengan hewan, berbeda dengan pribadi manusia
lainnya dan berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan menyadari diri berperan
ganda yaitu manusia sebagai subjek dan sebagai objek. Manusia sebagai subjek, pelaku yang
menjalani kehidupan, yang menjalani proses pendidikan, untuk mengembangkan potensi
(kemampuan yang dibawa sejak lahir) yang ada pada dirinya, mematuhi norma (peraturan)
agama, masyarakat, negara dan sekolah serta melestarikan lingkungannya. Manusia
sebagai objek yang dikenai norma tersebut, sehingga timbul pengabdian, pengorbanan,
tenggang rasa dan empati serta sebagai objek uji coba dalam pelaksanaan pengobatan
maupun pendidikan.
Kemampuan manusia menyadari diri berbeda dengan lingkungannya. Kemampuan ini
mengalami pengembangan ganda ke arah luar dan ke arah dalam.
Pengembangan ke arah luar, memandang lingkungan sebagai objek untuk dimanfaatkan
demi memenuhi kebutuhannya sehingga aspek sosialitas terbina. Pengembangan ke arah
dalam berarti pembinaan aspek individualitas manusia dengan mengeksplorasi
(menumbuhkembangkan) potensi yang ada pada dirinya ke arah kesempurnaan diri.
Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui pendidikan oleh seorang pendidik dengan
memberi tugas kelompok dan tugas mandiri.
2. Kemampuan Bereksistensi
Manusia bukan hanya sekedar ada (eksis) tetapi mempunyai kemampuan bereksistensi
artinya keberadaan dirinya dapat menempatkan diri dan menerobos ruang dan waktu, bebas
berpikir untuk mengantisipasi peristiwa, merencanakan dan melihat jauh prospek masa
depan. Kemampuan bereksistensi dapat dikembangkan melalui pendidikan dengan
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas sejak usia dini.
3. Pemilikan Kata Hati (Hati Nurani
Kata hati adalah kemampuan pada diri manusia untuk mengambil keputusan tentang
baik buruknya perbuatannya sebagai manusia. Manusia yang tajam kata hatinya, memiliki
kecerdasan akal budi yang tinggi sehingga mampu membedakan yang baik/benar dan yang
buruk/salah. Sebaliknya kata hati yang tumpul, tidak mampu membedakan yang baik dan
yang buruk. Kata hati merupakan petunjuk bagi moral/perbuatan. Kata hati yang tumpul
dapat ditajamkan dengan pendidikan kata hati (gewetan forming) yaitu melatih akal
kecerdasan dan kepekaan emosi, tujuan agar manusia memiliki keberanian moral (berbuat)
baik yang didasari kata hati yang tajam.
4. Memiliki Moral
Moral (etika) menunjuk kepada perbuatan yang benar atau salah. Moral berkaitan
dengan nilai-nilai maka moral adalah nilai-nilai kemanusiaan. Etiket bagian dari etika yaitu
sopan santun. Orang yang memiliki kata hati yang tajam belum tentu perbuatannya
(moralnya) baik. Yang diperlukan untuk melakukan perbuatan baik adalah kemauan untuk
melakukannya. Moral manusia yang singkron (sesuai) dengan kata hati yang tajam,
menjadikan manusia yang bermoral tinggi (luhur). Sebaliknya moral manusia yang singkron
dengan kata hati yang tumpul menjadikan manusia bermoral rendah. Demikian pula
perbuatan yang tidak singkron dengan kata hati yang tajam, menjadikan manusia tidak
bermoral.
5. Kemampuan Bertanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kesediaan untuk menanggung akibat dari satu perbuatan.
Wujud` dari tanggung jawab ada bermacam-macam yaitu:
a. Tanggung jawab pada diri sendiri: berarti menanggung tuntutan kata hati dalam bentuk
penyesalan yang dalam.
b. Tanggung jawab kepada masyarakat: berarti menanggung norma sosial, dalam bentuk
menerima sanksi sosial berupa cemoohan masyarakat dan hukuman penjara.
c. Tanggung jawab kepada Tuhan: berarti tuntutan norma agama berupa perasaan
berdosa/terkutuk kemudian bertobat.
Ada kaitannya dengan kata hati, moral dan tanggung jawab. Kata hati memberi
pedoman, moral melakukan dan tanggung jawab merupakan kesediaan menerima
konsekuensi/akibat dari perbuatan.
6. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)
Tuntutan kodrat manusia adalah rasa bebas merdeka. Tidak terikat oleh sesuatu, artinya
bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan norma (aturan) yang berlaku pada
agama, masyarakat dan negara. Ada kaitan antara moral, kata hati, tanggung jawab dan
kebebasan. Perbuatan yang bermoral baik sesuai dengan kata hati yang tajam. Orang yang
bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukannya akan merasa bebas, merdeka,
tidak merasa bersalah dan tidak terkungkung oleh ketakutan.
7. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Haknya
Seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu dan berkewajiban untuk memenuhi
suatu tuntutan. Orang yang melaksanakan kewajiban dengan kesadaran tanpa keterpaksaan
merupakan suatu keluhuran. Pemenuhan hak dan kewajiban bertalian dengan keadilan.
Keseimbangan antara pemenuhan hak dan kewajiban dilaksanakan oleh orang yang adil.
Orang itu lebih dahulu melaksanakan kewajibannya, daripada mendahulukan menuntut
haknya. Untuk menumbuhkembangkan rasa kewajiban melalui pendidikan disiplin agar
bertanggung jawab melaksanakan kewajibannya.
8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan,
pengalaman pahit dan penderitaan. Manusia dapat menghayati kebahagiaan apabila
kepribadiannya kuat mempunyai jiwa yang bersih, stabil, jujur, bertanggung jawab,
mempunyai keyakinan hidup yang kukuh, tekad kuat untuk berusaha dan kesediaan
menerima hasilnya sehingga suasana hidup penuh kedamaian. Pendidikan dapat membina
terbentuknya kepribadian yang kuat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai