60
61
Tabel 4.1.
Data Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Korea Kelas X di SMA 1
BPI Bandung
No Jawaban
Pretanyaan
. Guru 1 Guru 2
1 Bagaimanakah Pertama bikin silabus Jika di kelas
perencanaan untuk satu semester, menyesuaikan materi
pembelajaran bahasa kemudian lebih dengan RPP / silabus
Korea yang telah Ibu dijabarkan di rpp untuk
persiapkan ? langkah-langkah
pembelajarannya
2 Bagaimanakah langkah- Tahapannya terdapat Tahap pertama: siswa
langkah atau tahapan- pembuka, pembuka di mendapatkan materi
tahapan pelaksanaan sini sebagai pemanasan dari guru bisa disebut
pembelajaran bahasa sebelum masuk ke sebagai (kognitif)
Korea? materi belajar, bisa
berupa pembahasan Tahap kedua: siswa
yang berhubungan akan melakukan latihan
dengan materi. Kalau dan materi yang telah
pertemuan sebelumnya disampaikan (asosiatif
sudah belajar suatu kalau ga salah namana
materi, setelah pembuka ehehe)
akan mereview materi
sebelumnya. Kemudian Tahap ketiga: siswa
62
1. Jika persentase berada pada rentang 20.00% - 36.00%, maka hasil yang
didapatkan berada pada kategori tidak baik.
2. Jika persentase berada pada rentang 36.01% - 52.00%, maka hasil yang
didapatkan berada pada kategori kurang baik.
3. Jika persentase berada pada rentang 52.01% - 68.00% maka hasil yang didapatkan
berada pada kategori cukup baik.
4. Jika persentase berada pada rentang 68.01% - 84.00% maka hasil yang didapatkan
berada pada kategori baik.
5. Jika persentase berada pada rentang 84.01% - 100% maka hasil yang didapatkan
berada pada kategori sangat baik.
(Narimawati, Anggadini dan Ismawati, 2010, hlm. 85)
67
Tabel 4.2.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kondisi Kesehatan pada Variabel
Problematika Non Linguistik
No Alternatif Jawaban Skor
Skor
Ite Pernyataan Ideal
SS S RG TS STS Aktual
m
1 Saya melihat tulisan di
5 15 14 0 0 127 170
papan tulis dengan jelas.
2 Saya mendengar materi
yang disampaikan 12 16 4 2 0 140 170
dengan baik dan jelas.
Jumlah 17 31 18 2 0 267 340
Tabel 4.2 menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator kesehatan
adalah 267. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor rata-rata, hasil
persentase pada indikator tersebut adalah (267:340)×100% = 78%. Dapat
disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 68.01% - 84.00% atau berada pada
kategori baik.
Tabel 4.3.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Minat Terhadap Pembelajaran
Bahasa Korea pada Variabel Problematika Non Linguistik
No Alternatif Jawaban Skor
Skor
Ite Pernyataan Ideal
SS S RG TS STS Aktual
m
6 Saya sangat tertarik
mempelajari bahasa 4 5 7 18 0 97 170
korea.
Tabel 4.3 menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator minat
terhadap pembelajaran bahasa Korea adalah 97. Apabila dihubungkan dengan skala
penafsiran skor rata-rata, hasil persentase pada indikator tersebut adalah
68
Tabel 4.4.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Motivasi Belajar Bahasa Korea
pada Variabel Problematika Non Linguistik.
No Alternatif Jawaban Skor
Skor
Ite Pernyataan Ideal
SS S RG TS STS Aktual
m
8 Saya senang mempelajari
4 6 5 13 6 91 170
bahasa Korea.
10 Saya termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran 4 3 9 17 1 94 170
bahasa Korea.
Jumlah 8 9 14 30 7 185 340
Tabel 4.4. menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator motivasi
belajar bahasa Korea adalah 185. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor
rata-rata, hasil persentase pada indikator tersebut adalah (185:340)×100% = 54%.
Dapat disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 52.01% - 68.00% atau berada
pada kategori cukup baik.
69
Tabel 4.5.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Konsentrasi Belajar Bahasa Korea
pada Variabel Problematika Non Linguistik.
No Alternatif Jawaban Skor
Skor
Ite Pernyataan Ideal
SS S RG TS STS Aktual
m
4 Saya bertanya pada guru
jika materi yang
3 9 9 10 3 101 170
disampaikan sulit
dipahami.
5 Saya fokus dalam
mengikuti pembelajaran 0 7 24 3 0 106 170
bahasa Korea di kelas.
Jumlah 3 16 33 13 3 206 340
Tabel 4.6.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kebiasaan Belajar Bahasa Korea
pada Variabel Problematika Non Linguistik.
Tabel 4.6. menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator kebiasaan
belajar bahasa Korea adalah 73. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor
rata-rata, hasil persentase pada indikator tersebut adalah (73:170)×100% = 42%.
Dapat disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 36.01% - 52.00% atau berada
pada kategori kurang baik.
Tabel 4.7.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Rasa Percaya Diri Siswa pada
Variabel Problematika Non Linguistik.
Tabel 4.7. menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator rasa
percaya diri siswa adalah 87. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor rata-
rata, hasil persentase pada indikator tersebut adalah (87:170)×100% = 51%. Dapat
71
disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 36.01% - 52.00% atau berada pada
kategori kurang baik.
Tabel 4.8.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Interaksi dengan Orang Tua pada
Variabel Problematika Non Linguistik.
Tabel 4.8. menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator interaksi
dengan orang tua adalah 72. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor rata-
rata, hasil persentase pada indikator tersebut adalah (72:170)×100% = 42%. Dapat
disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 36.01% - 52.00% atau berada pada
kategori kurang baik.
72
Tabel 4.9.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Interaksi Guru pada Variabel
Problematika Non Linguistik.
Tabel 4.9. menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator interaksi
guru adalah 376. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor rata-rata, hasil
persentase pada indikator tersebut adalah (376:510)×100% = 74%. Dapat
disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 68.01% - 84.00% atau berada pada
kategori baik.
73
Tabel 4.10.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sarana dan Prasarana Sekolah
pada Variabel Problematika Non Linguistik.
No Alternatif Jawaban Skor
Skor
Ite Pernyataan Ideal
SS S RG TS STS Aktual
m
14 Sarana dan prasarana di
sekolah mendukung dan
membantu saya dalam 4 10 18 2 0 118 170
proses pembelajaran
bahasa Korea.
15 Sekolah menyediakan
buku ajar dalam proses
0 10 19 4 1 106 170
pembelajaran bahasa
Korea.
16 Buku yang digunakan
dalam pembelajaran
2 4 14 13 1 95 16
bahasa Korea sangat
menarik.
Jumlah 6 24 51 19 2 319 510
Tabel 4.10 menunjukkan jumlah skor jawaban responden pada indikator sarana
dan prasarana sekolah adalah 319. Apabila dihubungkan dengan skala penafsiran skor
rata-rata, hasil persentase pada indikator tersebut adalah (319:510)×100% = 63%.
Dapat disimpulkan angka tersebut berada pada rentang 52.01% - 68.00% atau berada
pada kategori cukup baik.
74
Tabel 4.11.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan antar Siswa pada
Variabel Problematika Non Linguistik.
Tabel 4.12.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kemampuan Menyimak pada
Variabel Problematika Linguistik.
Tabel 4.13.
Tanggapan Responden terhadap Indikator Kemampuan Berbicara pada
variabel problematika linguistik.
Tabel 4.14.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kemampuan Membaca pada
Variabel Problematika Linguistik.
Tabel 4.15.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kemampuan Menulis pada
Variabel Problematika Linguistik.
Tabel 4.16.
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tata Bahasa pada Variabel
Problematika Linguistik.
4.3. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka telah teridentifikasi
problematika apa saja yang terjadi pada siswa kelas X SMA 1 BPI Bandung, baik
problematika linguistik maupun problematika non linguistik. Berikut adalah
pembahasan dari hasil data yang telah didapkatkan selama penelitian dilakukan.
1. Guru harus tahu benar tujuan yang hendak dicapai dalam mengajar. Tujuan
pengajaran ini harus dirumuskan seoperasional mungkin agar hasil pengajarannya
mudah dievaluasi.
2. Guru harus memutuskan dan menetapkan tingkah laku yang akan dimiliki dan
diperlihatkan murid setelah berakhirnya satu periode mengajar-belajar.
80
(2012: 29) menyatakan bahwa “Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi, penyimpangan antara teori dan praktik,
penyimpangan aturan dan pelaksanaan dan penyimpangan yang terjadi pada masa
lampau dengan yang terjadi sekarang” problematika adalah hal yang masih
menimbulkan masalah yang belum dapat dipecahkan.
Dari hasil kuesioner yang peniliti bagikan kepada siswa kelas X SMA 1 BPI
Bandung yang mengacu pada indikator yang dikemukakan oleh Dimyanti dan
Mujiono (2013), ditemukan beberapa problematika yang terjadi atau dialami oleh
siswa pada pembelajaran bahasa Korea, berikut adalah aspek-aspek yang termasuk
dalam kategori kurang baik:
1. Aspek Kebiasaan Belajar
Pada aspek kebiasaan belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Korea,
pernyataan nomor 11 yaitu “Saya mengulang kembali pelajaran bahasa Korea ketika
dirumah” memperoleh hasil sebagai berikut: 3 siswa menjawab S (Setuju), 7 siswa
menjawab RG (Ragu-ragu), 16 siswa menjawab TS(Tidak Setuju), dan 8 siswa
menjawab STS (Sangat Tidak Setuju). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kebiasaan belajar siwa termasuk dalam kategori kurang baik.
Pengertian kebiasaan belajar merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui
belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat
otomatis (Djaali 2008). Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2013, hlm. 239-253),
kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi kemampunanya dalam
berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi belajar, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010 : 82-83)
“kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri” kebiasaan belajar
yang dapat mempengaruhi keberhasilan studi adalah kebiasaan belajar yang baik,
sedangkan yang membuat individu gagal adalah karena melaksanakan kegiatan
belajar yang kurang baik.
Oemar Hamalik (2005) mengemukakan bahwa seseorang yang ingin berhasil
dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang baik. Dari
84
Pada aspek interaksi siswa dengan orang tua dalam pembelajaran bahasa Korea,
pernyataan nomor 12 yaitu “Orang tua selalu memeriksa buku latihan saya”
memperoleh hasil sebagai berikut: 3 siswa menjawab S (Setuju), 9 siswa menjawab
RG (Ragu-ragu), 11 siswa menjawab TS(Tidak Setuju), dan 11 siswa menjawab STS
(Sangat Tidak Setuju). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar
siswa termasuk dalam kategori kurang baik.
Kewajiban dari orang tua adalah mendidik anaknya. Orang tua yang kurang/tidak
memperhatikan anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan
belajar anak-anaknya akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Hubungan antara
orang tua dengan anak juga harus harmonis. Karena hal ini juga membantu
keberhasilan dalam belajar mereka (Dimyati dan Mudjiono, 2013, hlm. 239-253).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam
pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan
pendidikan anak-anaknya. Pendidik pertama dan utama adalah orang tua. Nur (2015,
hlm. 22-23) menyatakan bahwa peran orang tua dalam pendidikan adalah sebagai
pendidik, pendorong, fasilitator dan pembimbing.
4. Aspek Hubungan Antar Siswa
Pada aspek hubungan antar siswa dalam pembelajaran bahasa Korea, pernyataan
nomor 17 yaitu “Saya kenal dengan semua teman di kelas bahasa Korea”
memperoleh hasil sebagai berikut; 7 siswa menjawab S (Setuju), 17 siswa menjawab
RG (Ragu-ragu), dan 10 siswa menjawab TS(Tidak Setuju). Selanjutnya pada
pernyataan nomor 18 yaitu, “Saya akrab dengan semua teman di kelas bahasa Korea”
memperoleh hasil sebagai berikut; 1 siswa menjawab S (Setuju), 10 siswa menjawab
RG (Ragu-ragu), 22 siswa menjawab TS(Tidak Setuju), dan 1 siswa menjawab STS
(Sangat Tidak Setuju). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar
siswa termasuk dalam kategori kurang baik.
Seperti yang di kemukakan oleh Iskandarwassid dan Sunendar (2008) bahwa
perlu disadari bahwa dalam hubungannya dengan pembelajaran ada dua jenis
lingkungan yang berbeda karakteristik, namun amat mempengaruhi keberhasilan
belajar berbahasa, yaitu lingkungan kelas dan lingkungan di luar kelas. Lingkungan
86
Tidak Setuju). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada aspek tata bahasa
termasuk dalam kategori kurang baik.
Lie (2010) menuturkan bahwa dalam pengajaran bahasa, biasanya ada empat
bidang keterampilan yang dijadikan acuan kurikulum: mendengarkan, membaca,
berbicara, dan menulis. Sementara itu, tata bahasa merupakan keterampilan yang
diajarkan guna meningkatkan penguasaan dalam empat bidang itu. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa penguasaan tata bahasa sangat berpengaruh pada
peningkatan penguasaan empat keterampilan tersebut. Oleh karena itu, jika siswa
tidak dapat memahami tata bahasa Korea maka hal ini akan menghambat pula pada
pencapaian tujuan dalam pembelajaran bahasa Korea.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan
data yang telah didapatkan dari wawanca dan membagikan kuesioner yang
dilakukan oleh peneliti. Selain itu, peneliti menuliskan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan agar pembelajaran bahasa Korea di SMA BPI 1 Bandung menjadi lebih
efektif.
5.1. SIMPULAN
Pertama, silabus dan rancangan perencanaan pembelajaran bahasa Korea di SMA
1 BPI Bandung disiapkan oleh guru sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah
tersebut. Pembelajaran bahasa Korea di sekolah ini bertujuan untuk melatih
kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa Korea dasar pada empat kompetensi
yaitu menyimak, membaca, berbicara dan munulis agar dapat bemanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Guru menggunakan metode ceramah, role playing, diskusi dan
menggunakan media pembelajaran buku modul KCCI, dan PPT, lagu bahasa Korea.
Materi yang diberikan kepada siswa meliputi pengenalan huruf hangul,
perkenalan, sekolah, kegiatan sehari-hari, hari dan tanggal, makanan Korea, kegiatan
akhir pekan, cara membeli sesuatu, dan keluarga. Adapun indikator keberhasilan
dalam pembelajaran bahasa Korea yaitu, siswa diharapkan mampu memahami dan
dapat mempraktekan atau menggunakan bahasa Korea dengan baik dan benar. Proses
pembelajaran bahasa Korea di kelas sudah berjalan dengan efektif. Hanya saja masih
ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran bahasa Korea dengan fokus,
hal ini berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Kedua, tahapan evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Korea yaitu
dengan melakukan tes terhadap siswa, dengan cara siswa diberikan tugas untuk
menghafal materi yang telah disampaikan. Masing-masing siswa akan dites secara
bergantian, ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami dan
mengingat materi yang telah diajarkan. Hasil dari evaluasi pada kelas X di SMA 1
88
89
BPI Bandung ini bervariasi, masih sedikit siswa yang memenuhi indikator
keberhasilan da nada juga siswa yang masih tertinggal dalam pembelajaran bahasa
Korea. Menurut guru kelas X, hal ini berkaitan dengan minat siswa terhadap
pembelajaran bahasa Korea. Jika dilihat pada hasil angket pada indikator minat
belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa Korea yaitu 57% siswa yang berminat
pada pembelajaran bahasa Korea. Dapat disimpulkan angka tersebut berada pada
rentang 52.01% - 68.00% atau berada pada kategori cukup baik.
Ketiga, setelah dilakukan identifikasi problematika pembelajaran bahasa Korea
kelas X SMA 1 BPI Bandung, terbagi menjadi dua faktor yaitu problematika
linguistik dan non linguistik. Problematika linguistik yaitu pada kompetensi
menyimak dan pemahaman tata bahasa Korea, hal ini disebabkan adanya perbedaan
karakteristik bahasa Korea. Adapun problematika non linguistik yang dialami oleh
siswa yaitu meliputi kebiasaan belajar siswa, rasa percaya diri, interaksi dengan orang
tua, dan hubungan antar siswa. Hasil dari identifikasi ini menunjukan aspek-aspek
tersebut berada pada kategori kurang baik.
5.2. IMPLIKASI
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana agar
pembelajaran bisa mencapai tujuan secara optimal, dengan menggambarkan
bagaimana sejak perencanaan hingga evaluasi pembelajaran serta apa saja
problematika yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Korea kelas X di SMA 1 BPI
Bandung dan menjadi bahan acuan atau pembanding terhadap para pendidik.
Penelitian ini juga dapat menjadi potret sebagai refleksi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Korea. Selain itu penelitian ini dapat membantu meminimalisir
problematika yang sering muncul dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
5.3. REKOMENDASI
Berkenaan dengan hasil penelitian yang diperoleh, diajukan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
1) Siswa hendaknya berupaya untuk banyak mengulang pelajaran bahasa Korea
dengan cara belajar yang diminatinya di waktu-waktu luang.
90