Anda di halaman 1dari 4

Nama :Hervina Surahman

Nim : 001710112019

Konsep dan Prinsip

Participatory Rural Apraisal

KONSEP DASAR PRA

PRA terdiri dari sekumpulan teknik atau alat yang dapat dipakai untuk
mengkaji keadaan pedesaan. Teknik ini berupa visual (gambar, tabel,
bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai
media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta
lingkungannya. Beberapa teknik yang terkenal meliputi Pemetaan desa,
Kalender musim, Transek (penelusuran desa), Diagram Venn (bagan
hubungan kelembagaan), Bagan perubahan dan kecenderungan,
Diagram alur, dan Diagram kegiatan harian (daily routine). Dalam
kajian informasi tidak semua sumber informasi senantiasa bisa dipercaya
ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang benar bisa diandalkan
dengan menggunakan prinsip “triangulasi” informasi, yaitu pemeriksaan
dan periksa ulang, melalui:

1.Keragaman Teknik PRA

Setiap teknik PRA punya kelebihan dan kekurangan. Tidak semua


informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PRA dapat
dipercaya. Melalui teknik-teknik lain, informasi tersebut dapat dikaji
ulang untuk melihat apakah benar dan tepat. Karenanya kita perlu
melihat bagaimana teknik-teknik PRA dapat saling melengkapi, sesuai
proses belajar yang diinginkan dan cakupan informasi yang
dibutuhkan.        
2.Keragaman Sumber Informasi

Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan


memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan
bertentangan. Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas
tidak jarang diwarnai oleh kepentingan pribadi. Karena itu sangat perlu
mengkaji silang informasi dari sumber informasi yang berbeda. Dalam
melaksanakan PRA perlu diperhatikan bahwa tidak didominasi oleh
beberapa orang atau elit desa saja tetapi melibatkan semua pihak,
termasuk yang termiskin dan wanita. Sumber Informasi lain juga dapat
dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.                                        

3.Keragaman Latar belakang Tim Fasilitator

Fasilitator PRA biasanya punya latar belakang atau keahlian khusus.


Selalu ada resiko bahwa dia mengutamakan ‘keahlian’ dia sendiri (bias),
walaupun sering kali kami tidak sadar. Untuk menghindari bahwa
kepentingan fasilitator akan menentukan temuan PRA, lebih baik
membentuk Tim ‘multi-disiplin’ atau ‘Polivalen’, yaitu suatu tim yang
terdiri dari orang dengan latar belakang, keahlian, jenis kelamin yang
berbeda.

PRINSIP-PRINSIP PRA

Adapun prinsip-prinsip yang diperlukan dalam mengkaji Keadaan


Pedesaan Secara Partisipatif adalah Prinsip mengutamakan yang
terabaikan (keberpihakan), Prinsip pemberdayaan (penguatan)
masyarakat, Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai
fasilitator, Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan, Prinsip
santai dan informal, Prinsip triangulasi, Prinsip mengoptimalkan hasil,
Prinsip orientasi praktis, Prinsip keberlanjutan dan selang waktu, Prinsip
belajar dari kesalahan, dan Prinsip terbuka. Peran orang atau tim luar,
yang berasal dari lembaga atau instansi, terbatas sebagai fasilitator
proses PRA. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena masih sering
ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu digurui. Untuk
itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat
dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana dan narasumber
utama dalam memahami keadaannya.

TAHAPAN DALAM PRA

Tahapan dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif meliputi:

A. Persiapan desa bersama wakil masyarakat (pimpinan, tokoh-


tokoh dan / atau koordinator setempat):

1. Menentukan tempat;
2. Menentukan waktu;
3. Mengumumkan kepada masyarakat;
4. Persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana yang diperlu;

B. Persiapan dalam Tim:

1. Menentukan informasi yang akan dikaji;


2. Menentukan teknik PRA yang ingin dipakai;
3. Menentukan dan menyediakan bahan pendukung dan media;
4. Membagi peran dalam Tim PM;

C. Melakukan Kajian Keadaan Kegiatan PRA:

1. Ulang menjelaskan maksud dan tujuan PRA


2. Menyepakati waktu dan kegiatan / teknik yang akan dilakukan
3. Membina suasana
4. Menjelaskan teknik PRA dalam sub kelompok
5. Melalukan teknik PRA
6. Diskusi umum (pembahasan keadaan)
7. Pembuatan gambar (visualisasi)
8. Diskusi lebih lanjut (analisa masalah dan potensi)
9. Presentasi dan diskusi
D. Perumusan hasil PRA melalui Lokakarya / Musyawarah
Masyarakat:

1. Mempresentasi semua hasil PRA;


2. Mendiskusikan kembali dengan masyarakat untuk mempertajam
temuan;
3. Penyusunan hasil akhir analisa kajian potensi, kesempatan,
masalah dan kemungkinan pengembangan program oleh
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai