Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 9

MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


“PERADABAN ISLAM SAFAWI DI PERSIA”

Di Susun Oleh :
Mustika Aini : 1811010069
Rini Wahyuni : 1811010006

Jurusan/Kelas/Semester : PAI/L/5
Dosen pengampu : Muhammad Candra Syahputra, M.Pd.
Mata Kuliah: Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2020/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan limpahan kesehatan jasmani dan rohani serta rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami kelompok 9 dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata
kuliah Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan pembahasan
tentang “Peradaban Islam Safawi di Persia”.
Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW. yang mudah-mudahan kita
selaku umat-Nya mendapat syafa’atul ‘uzma-Nya dihari kiamat kelak, Aamiin.
Atas tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada selaku dosen
kami Muhammad Candra Syahputra, M.Pd.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan bimbingan kritik dan
saran yang membangun agar sekiranya penyusunan makalah ini kurang baik akan
bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Bandar Lampung, 10 November 2020

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.Sejaeah Berdirinya Dinasti Safawiyah..................................................2
B.Kemajuan yang dicapai Dinasti Safawiyah...........................................4
C. Kemunduran Dinasti Safawiyah...........................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepeninggal Rasulullah, Islam sudah tersebar di seantero Jazirah
Arab.Islam terus melakukan ekspansi di bawah kendali pada masa Khalifah Ar-
Rasyidin dan selanjutnya oleh Dinasti Umayyah kemudian Dinasti Abbasiyah.
Diakhir pemerintahan Dinasti Abbasiyah, islam semakin merosot selama
beberapaabad.
Di tengah-tengah keterpurukan islam, munculah tiga kerajaan besar,
yaituKerajaan Turki Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan
Mughaldi India. Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya,
KerajaanSafawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat dan
dalam perkembangannya, Kerajaan Safawi sering bentrok dengan kerajaan
TurkiUsmani. Pada makalah ini akan di uraikan tentang peradaban islam pada
masaKerajaan Safawi di Persia.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Sejarah berdirinya Kerajaan Safawi?
2. Bagaimana perkembangan pada masa Kerajaan Safawi?
3. Apa penyebab kemunduran Kerajaan Safawi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Kerajaan Safawi.
2. Untuk mengetahui perkembangan pada masa Kerajaan Safawi.
3. Untuk mengetahui penyebab kemunduran KerajaanSafawi.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinastti Safawiyah

Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Pada waktu
kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di
Persia masih baru berdiri. Nama Safawi ini terus di pertahankan sampai tarekat
Safawiyah menjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang
disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering
berselisih dengan kerajaan Turki Usmani. Kerajaan Safawi mempunyai perbedaan
dari dua kerajaan besar Islam lainnya seperti kerajaan Turki Usmani dan Mughal.
Kerajaan syafawi ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai
madzhab negara. Oleh karena itu, kerajaan Safawi dianggap sebagai peletak dasar
pertama terbentuknya negara Iran dewasa ini .

Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah
Ardabil kota Azerbaijan. Tarekat ini bernama Safawiyah sesuai dengan nama
pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam “Musa al-
Kazim”. Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar
dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah.[3] Dalam
perkembangannya Bangsa Safawi (tarekat Safawiyah) sangat fanatik terhadap
ajaran-ajarannya. Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan mereka untuk
berkuasa karena dengan berkuasa mereka dapat menjalankan ajaran agama yang
telah mereka yakini (ajaran Syi'ah)..

Bermula dari prajurit akhirnya mereka memasuki Dunia perpolitikan pada


masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas geraknya
dengan menumbuhkan kegiatan politik di dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik dengan penguasa Kara Koyunlu
(domba hitam), salah satu suku bangsa Turki, yang akhirnya menyebabkan
kelompok Juneid kalah dan diasingkan kesuatu tempat. Di tempat baru ini ia
mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Bakr, AKKoyunlu, juga suku bangsa
Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar
Persia.

Tahun 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil tapi gagal. Pada tahun
1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi ia terbunuh dalam pertempuran
tersebut. Penggantinya diserahkan kepada anaknya Haidar secara resmi pada
tahun 1470 M, lalu Haidar kawin dengan seorang cucu Uzun Hasan dan lahirlah
Isma'il yang kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia dan
mengatakan bahwa Syi'ahlah yang resmi dijadikan mazdhab kerajaan ini.
Kerajaan inilah yang dianggap sebagai peletak batu pertama negara Iran.

iv
Ketika Gerakan Militer Safawi yang dipimpin Haidar menyerang wilayah
Sircassia, Haidar mengalami kekalahan dan ia terbunuh. Ali, putera dan pengganti
Haidar, didesak bala tentaranya untuk menuntut balas atas kematian ayahnya,
terutama terhadap AK Koyunlu. Akan tetapi Ya'kub pemimpin AK Koyunlu
menangkap dan memenjarakan Ali bersama saudaranya, Ibrahim, Ismail dan
ibunya di Fars (1489-1493 M). Mereka dibebaskan oleh Rustam, putera mahkota
AK Koyunlu dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya.
Setelah dapat dikalahkan, Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Namun, tidak lama
kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara dan Ali
terbunuh (1494 M).1

Periode selanjutnya, kepemimpinan gerakan Safawi di serahkan pada


Ismail. Pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash  dibawah pimpinan Ismail
menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu. Di kota Tabriz Ismail
memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama Dinasti Safawi. Hanya dalam
waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan
bagian timur Bulan Sabit Subur.

Ismail berusaha merebut dan mengadakan ekspansi ke wilayah kerajaan


Usmani (1514 M), tetapi dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan
malah Turki Usmani yang di pimpin oleh sultan Salim dapat menduduki Tabriz.
Rasa pemusuhan dengan Kerajaan Usmani terus berlangsung sepeninggal Ismail.

Adapun penguasa-penguasa Kerajaan Safawi adalah:.

1. Ismail (1501-1524)
2. Tahmasp I (1524-1576)
3. Ismail II (1576-1577)
4. M. Khudabanda (1577-1787)
5. Abbas I (1588-1628)
6. Safi Mirza (1628-1642)
7. Abbas II (1642-1667)
8. Sulaiman (1667-1694)
9. Husein (1694-1722)
10. Tahmasp II (1772-1732)
11. Abbas III (1732-1736)

Di  bawah  pimpinan  Ismail,  pada  tahun  1501  M,  pasukan  Qizilbash
menyerang  dan  mengalahkan  AK  Konyulu  di  Sharur  dekat 
Nakhchivan. Pasukan  ini  terus  berusaha  memasuki  dan  menaklukkan  T abriz, 
ibu kota  AK  Konyulu  dan  berhasil  merebut  serta  mendudukinya.  Di  kota

1 Adri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta, PTRajaGrafindo


Persada, 2011), hlm. 138

v
inilah  Ismail  memproklamirkan  dirinya  sebagai  Raja  pertama  Dinasti Safawi. 
Ia  disebut  juga  sebagai  Ismail  I. dengan  ia  sendiri  sebagai Syaikhnya  yang 
pertama  dan  menetapkan  Syi’ ah  Dua  Belas  sebagai agama  resmi  kerajaan 
Safawi.  Dengan  diproklamasikannya  kerajaan Safawi  sebagai  kerajaan  dan 
ditetapkan  pula  Syi’ ah  sebagai  agama

kerajaan  maka  merdekalah  Persia  dari  pengaruh  dari  kerajaan  Usmani


dan  kekuatan  asing  lainnya.  Peristiwa  inilah  yang  menjadi  cikal  bakal
lahirnya  Kerajaan  Safawi  yang  akan  turut  memberikan  kontribusi dalam
perkembangan kekuasaan Islam.

B. Kemajuan yang dicapai Dinasti Safawiyah

Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya,


kerajaan Safawi di Persia masih baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan
ini berkembang dengan cepat. Nama Safawi ini terus di pertahankan sampai
tarekat Safawiyah menjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan
yang disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering
berselisih dengan kerajaan Turki Usmani.

Kerajaan Safawi mempunyai perbedaan dari dua kerajaan besar Islam


lainnya seperti kerajaan Turki Usmani dan Mughal. Kerajaan ini menyatakan
sebagai penganut Syi’ah dan dijadikan sebagai madzhab negara. Oleh karena itu,
kerajaan Safawi dianggap sebagai peletak dasar pertama terbentuknya negara Iran
dewasa ini.2

Sebagai salah satu dari tiga kerajaan besar, Dinasti Safawiyah mencapai
puncak kemajuan yang cukup berarti. Kemajuan yang dicapai Dinasti Safawi
tidak hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang lain, dinasti ini juga
mengalami banyak kemajuan, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bidang Ekonomi

Stabilitas politik Kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah


memacu perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah Kepulauan
Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan
dikuasainya bandar ini, maka salah satu jalur dagang laut antara timur dan barat
yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis sepenuhnya menjadi
milik Kerajaan Safawi.

2 Istianah Abu Bakar. Sejarah Peradaban Islam. ( Malang : UIN Malang Press.) hlm
132.

vi
Di samping sektor perdagangan, Kerajaan Safawi juga mengalami
kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Fortile
Crescent).

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang


berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, tidak mengherankan apabila pada masa Kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini
terus berlanjut.

Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majelis istana, yaitu


Bahauddin Al-Syaerazi, seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibn Muhammad
Damad, seorang filosof, ahli sejarah, teolog, dan seorang yang pernah
mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah. Dalam bidang ini,
Kerajaan Safawi mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari kedua Kerajaan
Islam lainnya pada masa yang sama.3

3. Kondisi Politik dan Sosial Kerajaan Safawi

Keadaan politik pada masa kerajaan Safawi mulai bangkit kembalisetelah


Abbas naik tahta dari tahun 1587-1629 dan dia menataadministrasi Negara dengan
cara yang lebih baik.Kondisi memprihatinkan kerajaan Safawi bisa di atasi setelah
rajasafawi kelima Abbas I naik tahta, ia memerintah dari tahun 1587-1629
M.Langkah-langkah yang ditempuh Abbas I dalam rangka memulihkan politik
kerajaan safawi adalah:

a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturandan


pengontrolan dari pusat.
b. Pemindahan ibukota ke Isfahan,
c. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan safawi
dengan cara membentuk pasukan baru yanganggotanya terdiri atas budak-
budak yang berasal dari tawanan perang banga Georgia, Armenia, dan
Sircassia yang telah ada sejakraja Tamh I.
d. Mengadakan perjanjian dengan Turki Usmani.
e. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pada khutbah jumat.

Reformasi politik yang dilakukan oleh Abbas I tersebut berhasilmembuat


kerajaan safawi kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulaimemusatkan perhatiannya
merebut kembali wilayah-wilayahkekuasaannya yang hilang.Selanjutnya, perlu
diketahui bahwa kerajaan safawi dan turkiusmani sebelum abad ke-17 sudah
saling bermusuhan dan safawi banyakmengalami kekalahan, namun setelah Abbas
I naik tahta kerajaan safawidalam merebut wilayah kekuasaan Turki Usmani
3 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung , Pustaka Setia), hlm.253.

vii
banyak mengalami kemenangan. Abbas I mengarahkan serangan-serangannya ke
wilayangKerajaan Turki Usmani pada tahun 1602 M, saat Turki Usmani berada di
bawah kekuasaan Sultan Muhammad III. Pasukan Abbas I menyerang dan
berhasil menguasai Tarbiz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan NakhChivan,
Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-2906 M.Selanjutnya, pada
tahun 1622 M, pasukan Abbas berhasil merebutkepulauan Hurmuz dan mengubah
pelabuhan Gumrun menjadi PelabuhanBandar Abbas.

Pada tahun 1902 M pecahlah peramg Turki dengan Austria dantentara


Turki yang lain terpaksa pergi memadamkan pemberontakan kaumtarekat Jalaliah
(Maulawiyah) di Asia kecil. Kesempatan ini diambil olehSkeh Abbas dan berhasil
merebut kembali Tibriz dari tangan Turki.Setelah itu, dirampas juga Sirwan dan
akhirnya diambilnya Baghdadkembali yang sudah berkali-kali jatuh ketangan
Turki.Kemudian, ia sanggup menaklukkan negeri Kaukasus dandiperkuatnya
batas-batas kekuasaan sampai ke Balakh dan Merv. Pada bulan maret 1622 M ia
dapat pula merampas Pulau Hurmuz yang telahsekian lama menjadi pangkalan
kekuatan bangsa Portugis. Sesudah SyahAbbas I, tidak ada lagi Raja Safawi yang
kuat dan akhirnya kerajaan inidapat ditaklukkan oleh Nadir Syah.

4. Kondisi Keagamaan

Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masakhalifah-


khalifah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar syiahmenjadi agama
Negara. Tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Pahamsyiah tidak lagi menjadi
paksaan, bahkan orang Sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan
hanya itu saja, pendeta-pendeta Nasrani dibolehkan mengembangkan ajaran
agamanya dengan leluasa sebab sudah banyak bangsa Armenia yang telah
menjadi penduduk setia di kota Isfahan.

5. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibukota


kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri bangunan
bangunan besar lagi indah seperti masjid, rumah sakit, sekolah, jembatan raksasa
di atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan
taman-taman wisata yang ditata secara apik.Ketika Abbas I wafat, di Isfahan
terdapat 162 mesjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.

Di bidang seni kemajuan tampak begitu terlihat dalam gayaarsitektur


bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada masjid Shah yangdibangun pada
tahun 1611 M dan masjid Syaikh Luth Allah yangdibangun pada tahun 1603 M.
Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet,
permadani, pakaian dan tenun,mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis

viii
mulai dirintis sejakzaman Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M membawa
seorang pelukis timur ke Tarbiz. Pelukis itu bernama Bizhad.4

Demikianlah puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan safawi.Setelah


itu, kerajaan ini mulai mengalami gerak menurun. Kemajuan yangdicapainya
membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar islam yang di
segani oleh lawan-lawannya., terutama dalam bidang politik dan militer.
Walaupaun tidak setaraf dengan kemajuan islam dimasa klasik, kerajaan ini telah
memberikan kontribusinya mengisi peradaban islam melalui kemajuan-kemajuan
dalam bidang ekonomi, ilmu pengetauan, peninggalan seni, dan gedung-gedung
bersejarah.

C. Kemunduran Dinasti Safawiyah

Sepeninggal Abbas I, Kerajaan Safawi berturut-turut di perintah olehenam


raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman(1667-
1694 M), Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan AbbasIII
(1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut, kondisi Kerajaan Safawi
tidakmenunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkankemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.

Safi Mirza, cucu Abbas I adalah seorang pemimpin yang lemah. Ia


sangatkejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifat
pencemburunya.Kemajuan yang pernah dicapai Abbas I segera menurun. Kota
Qandahar(sekarang termasuk wilayah Afghanistan) lepas dari kekuasaan Kerajaan
Safawi.

Abbas II adalah raja yang suka minum minuman keras sehingga ia


jatuhsakit dan meninggal. Meskipun demikian, dengan bantuan wazir-wazirnya,
padamasa itu kota Qandahar dapat direbut kembali.Sebagaimana Abbas II,
Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindakkejam terhadap para pembesar yang
dicurigainya. Akibatnya, rakyat bersikapmasa bodoh terhadap pemerintah. Ia
diganti oleh Shah Husein yang alim.

Pengganti Sulaiman ini memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama
Syi’ahyang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran Sunni.
Sikap inimembangkitkan kemarahan golongan Sunni Afghanistan, sehingga
mereka bentrok dan berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti
Safawi.Pemberontakan bangsa Afghan tersebut terjadi pertama kali pada

4 Hamka, Sejarah Ummat Islam III (Jakarta: Bulan Bintang, 1975) hal 32

ix
tahun1709 M dibawah pimpinan Mir Vays yang berhasil merebut wilayah
Qandahar.

Pada tanggal 12 Oktober 1722 M Shah Husein menyerah dan 25oktober


Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.Salah seorang
putra Husein, bernama Tahmasp II, dengan dukungan penuh suku Qazar di Rusia,
memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah berkuasa atas Persia dengan
pusat kekuasaannya di kota Astrabad.Pada tahun 1762 M Tahmasp II bekerja
sama dengan Nadir Khan darisuku Afhsar untuk memerangi dan mengusir bangsa
Afghan yang mendudukiIsfahan.

Asyraf pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan di gempur


dandikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri
terbunuhdalam peperangan itu. Dengan demikian dinasti Safawi kembali
berkuasa. Namun pada bulan agustus 1732 M Tahmasp II dipecat oleh Nadir
Khan dan digantikanoleh Abbas III (anak Tahmasp II) yang ketika itu masih
sangat kecil. Empat tahunsetelah itu tepatnya 8 maret 1736, Nadir Khan
mengangkat dirinya sebagai rajamenggantikan Abbas III. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan kerajaanSafawi di Persia.5

Diantara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerjaan Safawi ialah


konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Bagi kerajaan Usmani
berdirinya kerajaan Safawi yang beraliran syiah merupakan ancaman
langsungterhadap wilayah kekuasaannya. Konflik antara dua kerajaan tersebut
berlangsunglama, meskipun pernah berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian
pada masaShah Abbas I, namun tak lama kemudian Abbas meneruskan konflik
tersebut, dansetelah itu dapat dikatakan tidak ada lagi perdamaian antara dua
kerajaan besarIslam itu.

Penyebab lainnya adalah dekadensi moral yang melanda sebagian para


pemimpin kerajaan Safawi. Ini turut mempercepat proses kehancuran
kerajaantersebut. Sulaiman, disamping pecandu berat narkotik, juga
menyenangikehidupan malam beserta harem-haremnya selama tujuh tahun tanpa
sekalipunmenyempatkan diri menangani pemerintahan. Begitu juga Sultan
Husein.Penyebab penting lainnya adalah karena pasukan ghullam (budak-
budak)yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi
seperti Qhizilbash.

5 Tamim Ansary, Dari Puncak Bagdad Sejarah Dunia Versi Islam (Jakarta: Zaman,
2012) hal 49

x
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinasti Safawiyah di Persia berkuasa antara tahun 1502-1722 M.


KerajaanSafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil,
sebuah kota diAzerbaijan. Tarekat ini di beri nama tarekat Safawiyah, didirikan

xi
pada waktuyang hampir bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Usmani. Nama
Safawiyahdiambil dari nama pendirinya, Safi Al-Din (1252-1334 M) dan nama
Safawi itterus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan,
nama ituterus di lestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan.

Kemajuan Pada Masa Kerajaan Safawi:

1. Ekonomi
2. Pengetahuan
3. Politik dan Sosial
4. Keagamaan
5. Pembangunan Fisik dan Seni

Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan safawi:

1. Ketidakcakapan para pemimpin dekadensi moral yang melanda


pemimpinnya
2. Gagalnya kebijakan pemusatan pemerintahandan ekonomi
3. Lemahnya system pertahanan serta keamanan
4. Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani
5. Terjadinya konflik intern dan perebutan kekuasaan di kalangan
keluargaistana

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Istianah Abu. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN MalangPress.

Hamka, Sejarah Ummat Islam III, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Ira Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

xii
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Tamim Ansary, Dari Puncak Bagdad Sejarah Dunia Versi Islam, Jakarta: Zaman,
2012.

Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II .


Jakarta:Rajawali Pers.

xiii

Anda mungkin juga menyukai