Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan YME yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada junjugan Nabi Muhammad Shallalahu’alaihi Wa Sallam.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok


mata kuliah Asuhan Kebidanan yang membahas mengenai Evidence Based pada
ibu hamil trimester dua.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing serta para narasumber yang telah menginspirasi kami.

Akhir kata, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Semarang, 22 Maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………..……………………………...1

DAFTAR ISI………………………………………..…………………………......2

BAB I PENDAHULUAN…………………………..…………………………......3

 Latar Belakang……………………….…………………………….……..3
 Rumusan Masalah………………………….………………………...…...4
 Tujuan………………………………………………………………...…..4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….…5

 Pengertian Evidence-Based Practice……………………………………....5

 Perkembangan Keilmuan Kebidanan yang Berhubungan Dengan Evidence


Based Practice…………………………………………………….…….....6
 Evidence Based yang dapat diterapkan pada Asuhan Kebidanan Trimester
II…………………………………………………………………………7

BAB III PENUTU……...………………………………………………………...13

 Kesimpulan…………………………………………………………...…13
 Saran……………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo, 2008).

Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin mulai


sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap bulan wanita melepaskan satu
sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai
(fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat melakukan hubungan seksual, cairan
sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur
banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat yang paling mudah untuk
dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri
sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat
pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-
kira 6-7 hari (Restyana, 2012 dalam Sumarmi, 2015).

Trimester kedua berlangsung sejak minggu ke-13 hingga minggu ke-27


kehamilan. Pada trimester ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada
minggu ke-18 dapat melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) untuk
mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
Jaringan kuku, kulit, serta rambut berkembang dan mengeras pada minggu
ke-20 dan ke-21. Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi.

3
Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak
sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

Di periode ini, biasanya ibu hamil sudah tidak lagi mengalami mual dan
muntah yang sangat mengganggu kualitas hidup. Tubuhmu juga kemungkinan
sudah lebih bertenaga dibandingkan trimester sebelumnya. Tetapi terdapat gejala
pusing, hyperpigmentasi, sembelit atau konstipasi, dan lain sebagainya.

Dari berbagai gejala yang muncul mengembangkan pemikiran untuk


mencari cara agar tercipta sebuah solusi. Oleh karena itu, terdapat beberapa
rujukan untuk mengatasi gejala yang terjadi pada saat trimester kedua.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Sejauhmanakah gejala yang terjadi pada trimester kedua?

2. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi gejala pada trimester kedua.

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui gejala yang terjadi pada trimester kedua.

2. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi gejala pada trimester kedua.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evidence-Based Practice (EBP)


Gambril (2000) mendefinisikan EBP sebagai suatu proses yang melibatkan
pembelajaran atas arahan diri sendiri yang mengharuskan pekerja profesional bisa
mengakses informasi sehingga memungkinkan kita bisa
a) Menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki dalam memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita jawab;
b) Menemukan bukti-bukti terbaik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan;
c) Menganalisis bukti-bukti terbaik itu untuk mendapatkan validitas penelitian
maupun kedayaterapannya pada pertanyaan-pertanyaan praktik yang kita
ajukan;
d) Membuat agar klien bertindak sebagai partisipan dalam pembuatan
keputusan dan
e) Mengevaluasi kualitas praktik pada klien.
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang
terpilih dan terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik,
ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan
asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak
selalu melakukan intervensi. Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian
besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau
dicegah. Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang
dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh bidan dalam
membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga
persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan
menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Siti, 2016:14)
Tujuan EBP adalah memberi alat, berdasarkan bukti-bukti-bukti terbaik
yang ada, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani gangguan kesehatan dan
kepribadian (Stout & Hayes, 2005 & Haynes, 1998). Artinya bahwa dalam

5
memilih suatu pendekatan pengobatan dan kepribadian, kita hendaknya secara
empiris melihat-lihat kajian penelitian yang telah divalidasikan secara empiris
yang menunjukkan keefektifan suatu pendekatan terapi tertentu pada diri individu
tertentu.
 Kelebihan Evidence-Based Practice
Kelebihan dari EBP dalam praktek profesional adalah:
a) Helper dan klien bersama-sama memperoleh pengetahuan dan informasi
sebanyak-banyaknya terhadap suatu penyakit atau masalah yang dialami
klien, sehingga akan membantu klien dalam membuat keputusan alternatif
dari sejumlah pilihan penaganan masalah atau penyakit (Stout & Hayes,
2005).
b) Dengan EBP memungkinkan praktisi (a) mengembangkan pedoman praktis
yang bermutu yang bisa diterapkan pada diri klien, (b) mengidentifikasi
literatur yang cocok yang bisa dijadikan bahan diskusi bersama klien, (c)
berkomunikasi dengan para profesional lain dari kerangka acuan atas
panduan pengetahuan dan (d) meneruskan proses pembelajaran diri sendiri
sehingga dihasilkan kemungkinan pengobatan terbaik bagi klien (Hines,
2000).

B. Perkembangan Keilmuan Kebidanan yang Berhubungan Dengan


Evidence Based Practice
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara
berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia,
sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan
dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya
pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua
negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke
tingkat yang sangat rendah.

Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:

a. Keluarga Berencana 

6
Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang
diinginkan

b. Asuhan Antenatal Terfokus 


Memantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan t bahaya,
menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi

c. Asuhan Pascakeguguran 
Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta
tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya

d. Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi


Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih,
aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk
mencegah terjadinya kesakitan dan kematian

e. Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah


persalinan.
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi
adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada
jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis
komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi
keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu
berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya.

C. Evidence Based yang dapat diterapkan pada Asuhan Kebidanan


Trimester II
1. Kunjungan ANC minimal 1 kali Kunjungan pada Trimester II

Waktu kunjungan : 14-28 minggu

Alasan perlu kunjungan:

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditanagni sebelum


membahayakan jiwa.

7
2) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, dan
kebiasaan tradisional yang berbahaya.
3) Membangun hubungan saling percaya .
4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan mengahdapi
komplikasi
5) Mendorong perilaku sehat ( nutrisi, kebersihan, olahraga,
istirahat, seks, dll).
6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertesi kehamilan (deteksi gejala
pre-eklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, proteinuria).

2. Strech Mark

Stretch mark pada saat kehamilan, yang paling umum terjadi pada
perut, payudara, pinggul, dan paha. Penelitian yang dilakukan oleh B.
Farahnik, K.Park, dkk dengan judul Striae Gravidarum: Risk Factors,
Prevention, And Management. Menyatakan bahwa krim yang
mengandung ekstrak Centella asiatica, terutama krim Trofolastin,
paling baik didukung oleh data untuk pencegahan atau pengurangan
keparahan SG. Untuk mencegah Stretch Mark atau Striae Gravidarum
(SG), krim dengan ekstrak Centella asiatica seperti krim Trofolastin dan
pijat harian merupakan pilihan perawatan yang paling didukung oleh
literatur. Sehubungan dengan pengelolaan SG, terapi yang paling
efektif saat ini termasuk krim tretinoin ≥ 0,05% dan modalitas seperti
laser fraksional nonablatif. Perawatan laser tampaknya menghasilkan
peningkatan rata-rata yang lebih besar dan dalam waktu yang jauh lebih
singkat daripada pengobatan topikal, tetapi tidak ada studi head-to-head
yang dilakukan hingga saat ini. Krim tretinoin dan perawatan laser
menghasilkan peningkatan kandungan elastin dan produksi kolagen
pada lesi yang dirawat, yang sebagian dapat menjelaskan peningkatan
yang diamati. Banyak penelitian baru yang menguji perawatan laser
baru, mikrodermabrasi, dan microneedling sedang berlangsung.

8
Centella asiatica adalah ramuan obat yang dianggap dapat
meningkatkan produksi kolagen dan serat elastis, menunjukkan krim
Trofolastin dengan ekstrak Centella asiatica, α-tokoferol, dan kolagen-
elastin hidrolisat dat diterapkan setiap hari dari minggu kehamilan 12
sampai pengiriman berkurang secara signifikan. kejadian SG
dibandingkan dengan plasebo. Mallol dkk. (1991) dan García
Hernández et al. (2013) menemukan bahwa krim yang mengandung
Centella asiatica secara signifikan mengurangi intensitas dan / atau
keparahan SG pada wanita yang memang mengalami SG. García
Hernández et al. (2013) juga menunjukkan bahwa tingkat keparahan
striae sebelumnya meningkat secara signifikan pada kelompok pasien
yang diobati dengan plasebo tetapi tidak berubah pada kelompok pasien
yang diobati dengan krim Centella.
Krim alfaastria dan krim verum, dua krim paten mengandung
asam hialuronat yang dikombinasikan dengan berbagai vitamin dan
asam lemak, terbukti secara signifikan menurunkan kejadian SG dalam
dua penelitian (de Buman et al., 1987, Wierrani et al., 1992). Asam
hialuronat, bahan aktif dalam kedua krim, diperkirakan meningkatkan
resistensi terhadap kekuatan mekanik dan menentang atrofi melalui
stimulasi aktivitas fibroblast dan produksi kolagen (Elsaie et al., 2009,
Korgavkar dan Wang, 2015).
Aplikasi minyak almond, minyak zaitun, atau cocoa butter
secara konsisten gagal menurunkan insiden SG secara signifikan
dibandingkan dengan kelompok plasebo. Penelitian menemukan bahwa
ketika minyak zaitun atau minyak almond diaplikasikan saat dipijat
setiap hari, mereka dikaitkan jika insiden pengembangan SG lebih
rendah. Namun, hasil ini dapat mencerminkan manfaat pijat saja
(Davey, 1972, Timur Taşhan dan Kafkasli, 2012).

9
3. Hiperpegmentasi
Hiperpegmentasi selama kehamilan biasanya memudar tanpa
perawatan setelah memiliki bayi. Bintik-bintik gelap mungkin akan
memudar setelah setahun, dan kulit harus kembali ke warna normal,
meskipun kadang-kadang perubahan tidak pernah benar-benar
hilang.Bagi beberapa wanita, kontrasepsi yang mengandung estrogen
(seperti Pil, patch, dan cincin vagina) juga dapat berkontribusi terhadap
melasma. Jika perubahan kulit mengganggu, pertimbangkan pilihan KB
lain.
Berdasarkan artikel yang dimuat dalam www.babycenter.com
berdasarkan beberapa penelitian dan rekomendasi semua perubahan
dalam pigmentasi kulit akibat melasma biasanya hilang dengan
sendirinya setelah melahirkan, untuk meminimalkan bintik-bintik gelap
pada kulit selama kehamilan dapat dilakukan dengan:
a. Mengunakan pelindung matahari. Tabir surya sangat penting
karena paparan sinar ultraviolet matahari (UV) memicu melasma
dan mengintensifkan perubahan pigmen. Gunakan tabir surya
spektrum luas (formula yang melindungi terhadap sinar UVA dan
UVB) dengan SPF 30 atau lebih tinggi setiap hari, bahkan ketika
tidak cerah, dan sering digunakan kembali pada siang hari jika
berada di luar. Sekalipun tidak berencana meninggalkan rumah
atau menghabiskan banyak waktu di luar, ada baiknya menerapkan
perlindungan matahari sebagai bagian dari rutinitas pagi .
American Academy of Dermatology memperingatkan bahwa kulit
terkena sejumlah besar sinar UV setiap kali berjalan di jalan, naik
mobil, atau bahkan duduk di dalam dekat jendela.Saat berada di
luar, kenakan topi bertepi lebar serta kemeja lengan panjang jika
memiliki perubahan pigmentasi pada lengan . Batasi waktu yang
habiskan di bawah sinar matahari, terutama antara pukul 10 pagi
dan 2 siang. Dan pasti menghindari salon tanning.

10
b. Jangan mencabut rambut dengan wax. Menggunakan wax untuk
menghilangkan rambut dapat menyebabkan peradangan kulit dan
memperburuk melasma, terutama di area tubuh yang dipengaruhi
oleh perubahan pigmentasi.Gunakan produk perawatan kulit
hypoallergenic. Pembersih dan krim wajah mengiritasi kulit dapat
membuat melasma bertambah buruk.
c. Mengoleskan concealer. Jika bintik-bintik gelap mengganggu,
tutupi dengan riasan dengan warna putih dan kuning untuk saat ini.
Jangan gunakan produk pemutih kulit saat hamil.
4. Pusing
Kehamilan dapat mempengaruhi perubahan dalam fisiologi ibu
yang meningkatkan risiko beberapa gangguan sakit kepala sekunder
yang berbahaya, terutama yang terkait dengan disfungsi endotel
pembuluh darah dan gangguan hipertensi. kehamilan. Penting untuk
mempertimbangkan penyebab sekunder dalam diagnosis banding sakit
kepala, yang mungkin memerlukan penyelidikan segera. Pre-eklampsia,
eklampsia, CVT, beberapa jenis stroke iskemik dan hemoragik, SAH,
pituitary popleitary, RCVS, PRES, dan sakit kepala petir menunjukkan
presentasi klinis yang tumpang tindih dan perlu diobati secara darurat.
Satu atau lebih antara elektroensefalografi, ultrasonografi pembuluh
darah kepala dan leher, MRI otak dan angiografi MR dengan kontras,
CT otak, ophthalmoscopy, dan pungsi lumbal akan membedakan sakit
kepala primer dan sekunder.
Sakit kepala adalah keluhan umum pada populasi umum,
terutama pada wanita. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa itu
adalah presentasi yang sering pada wanita hamil. Sakit kepala primer,
seperti migrain dan sakit kepala tegang, menyebabkan sebagian besar
sakit kepala pada kehamilan. Sebagian besar wanita memperhatikan
sakit kepala mereka hilang atau sangat membaik pada trimester kedua
dan ketiga kehamilan, mungkin karena pengurangan fluktuasi hormon
reproduksi. Namun, sekitar 10% mengalami gejala yang memburuk dan

11
setelah melahirkan, sebagian besar wanita dengan cepat kembali ke pola
migrain sebelum kehamilan.
Penelitian yang dilakukan oleh A. Negro, N. Delaruelle, dkk
yang berjudul Headache and Pregnacy: a sistematic review,
Penggunaan parasetamol pada kehamilan aman dan ibuprofen dapat
diresepkan untuk penggunaan jangka pendek pada trimester pertama
dan kedua. Ada peningkatan data keamanan pada triptan untuk
mengobati migrain pada kehamilan dan, jika perawatan lain gagal,
sumatriptan dapat digunakan untuk mengobati serangan migrain akut
juga saat menyusui. Pilihan dalam resep obat pencegahan terbatas dan
mungkin terbaik untuk mempertimbangkan intervensi teraman, yaitu
perubahan gaya hidup dan perawatan perilaku untuk manajemen stres.
Ketika pengobatan farmasi pencegahan diperlukan untuk migrain,
metoprolol dan propranolol adalah pilihan pertama diikuti oleh
amitriptyline. Hanya sedikit data yang tersedia untuk penggunaan
toksin Botulinum tipe A.

5. Konstipasi

Dalam penelitian berjudul The Temp Effect of Glucomannan on


Pregnancy Constipation oleh Fatemeh Janani dan Farahnaz Changaee,
sembelit adalah komplikasi umum di antara wanita hamil; itu mengacu
pada gerakan usus yang keras dan jarang di mana tinja yang cacat dari
tubuh menjadi keras dan kering, juga. Konstipasi sering terjadi pada
wanita hamil, dan dapat berkembang atau bertambah parah selama
kehamilan. Prevalensi konstipasi pada kehamilan dilaporkan antara
11% dan 38%. Paritas atau operasi caesar sebelumnya telah dikaitkan
dengan konstipasi. Berbagai intervensi medis saat ini dilaksanakan
untuk mengobati sembelit, beberapa di antaranya dilarang atau tidak
mau dilaksanakan oleh wanita hamil; dengan demikian, dokter berusaha
menghindari metode tersebut. Glukomanan, kombinasi beberapa gula

12
sederhana, adalah zat yang efektif untuk mengobati sementara
sembelit. Glukomonan mudah untuk digunakan dan merupakan
tanaman obat yang disetujui dan dirasakan manfaatnya selama
penelitian berlangsung dan seudah penelitian terbukti bahwa tanaman
tersebut memanglah dapat mengurangi konstipasi saat kehamilan.

13
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Melakukan kunjungan ANC minimal satu kali pada trimester kedua.


Kemudian, dapat mencegah strech mark dengan menggunakan ramuan obat yang
dianggap dapat meningkatkan produksi kolagen dan serat elastis seperti Centella
Asiatica. Hiperpigmentasi dapat dicegah dengan cara tidak menghabiskan waktu
di luar rumah saat siang hari. Gejala pusing pada trimester kedua dapat dicegah
dengan mengkonsumsi obat paracetamol, metoprolol dan propranolo. Terakhir,
gejala konstipasi dapat diminimalisir dengan menggunakan glukomanan.

B. SARAN

Masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
sempurna. Terlebih kekayaan tanaman yang dimiliki Indonesia begitu beragam
sehingga banyak hal yang bisa diangkat sebagai bahan meniliti. Untuk itu,
diharapkan ke depannya akan semakin berkembang dan dapat dijadikan sebagai
acuan untuk menemukan hal-hal baru yang semakin menarik.

14
DAFTAR PUSTAKA

C. Farahnik, K.Park, dkk. 2017. Striae Gravidarum: Risk Factors, Prevention, And

Management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5440454/

A. Negro, N. Delaruelle, dkk. 2017. Headache and Pregnacy: a sistematic review.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5648730/

Janani, Fatemeh , dkk. 2018. The Temp Effect of Glucomannan on Pregnancy

Constipation. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6259526/

Baby Center. 2017. Skin Darkening during Pregnancy Melisma or Chloasma.

https://www.babycenter.com/0_skin-darkening-during-pregnancy-melasma-or-

chloasma_222.bc. (diakses 12 Maret 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai