Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Farmasi Komunitas

Nyeri Muskuloskeletal

OLEH :

SUKAINAH AL HADAD

611810050

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MA CHUNG

2020
I. Tujuan Praktikum

1. Mampu melakukan proses penggalian gejala nyeri musculoskeletal pada pasien.

2. Dapat mengenali patofisiologi nyeri dan obat yang digunakan untuk mengatasinya.

II. Landasan Teori

Nyeri kronik merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada lanjut usia (lansia).

Permasalahan nyeri pada lansia adalah kesulitan menegakkan diagnosis dan menentukan

terapi,sehingga memperberat penyakit yang mendasari. Penatalaksanaan medis kasus

nyeri pada lansia sering kali terjadi kegagalan. Penyebab utama kegagalan tersebut

adalah adanya beberapa keyakinan yang tidak tepat, yaitu nyeri pada lansia adalah

sesuatu yang normal dan tidak perlu penanganan medis profesional,penderita nyeri

lansia lebih baik dalam mengatasi nyeri dibandingkan usia muda sehingga tidak

perlu penanganan khusus, dan nyeri kronis mungkin dapat menyebabkan penderita

lansia tidak nyaman tetapi tidak berbahaya.

Sistem musculoskeletal merupakan salah satu sistem tubuh yang sangat berperan

terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Komponen penununjang yang

paling dominan pada sistem ini adalah tulang. Masalah atau gangguan pada tulang akan

dapat mempengaruhi sistem pergerakan seseorang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja,

dewasa, maupun pada lansia.

Nyeri musculoskeletal berasal dari otot, tulang, persendian, dan jaringan penghubung.

Penyebabnya adalah iatrogenik,idiopatik,atau bisa karena trauma. Berdasarkan

kondisinya dibedakan menjadi 2 yaitu akut dan kronik. Jenis-jenis gangguan

musculosketelal adalah sebagai berukut :


1. Nyeri myofascial: nyeri yang dimulai dari bagian fascia yang memengaruhi sensorik,

motorik maupun otonom.

2. Nyeri muskuloskeletal: nyeri yang dimulai pada bagian otot.

3. Myalgia: nyeri yang terjadi pada bagian otot (generalized).

4. Fibromyalgia: sindrom nyeri kronik yang ditandai penyebaran pada bagian otot,

sendi, kekakuan pada sendi, kelelahan dan gangguan tidur.

5. Kaku: trauma pada bagian otot atau tendon yang disebabkan oleh overextension.

6. Keseleo: trauma pada bagian ligament disebabkan overextension sendi.

Dapat dilakukan beberapa pencegahan dini dalam nyeri musculosketal diantaranya adalah

Pemanasan dan peregangan otot sebelum olahraga berat serta menggunakan perban,

Untuk mencegah tendonitis dan kram, pemanasan dan minumair secukupnya serta

kurangi aktivitas fisik yang berlebihan. Dan mencegah kram pada malam hari (nocturnal

leg cramps) angkat kaki lebih tinggi dari jantung sewaktu tidur.
Worksheet Minggu III
Nyeri Muskuloskeletal

Buatlah penggolongan obat untuk musculoskeletal (poin maks=20)

Golongan Nama obat (merk dagang dan komposisi) Penandaan


1. Zostrix-HP cream (capsaicin 0,075%)
2. Zostrix arthritis pain reliefer cream (capsaicin
0,025%)
Capsaicum Obat bebas
3. Capsazin HP lotion (capsaicin 0,075%)
4. Capsazin arthritis pain reliefer no mess
applicator (capsaicin 0,15%)
1. Counterpain cream (Methyl Salicilate 120
Counter iritan Obat bebas
mg,Methanol 54,4 mg,Eugenol 13,6 mg)
1. Paramex nyeri otot (Pct 350 mg,Ibuprofen 200
Kombinasi 1 tablet,3-4 kali sehari
mg)
1. Neo Rheumachyl Cream 15 gram (Methol 50
NSAIDs topikal mg,Methyl salicylate 150 mg,Champor 15 Obat bebas
mg,Eugenol 20 mg)

Lainnya 1. Oskadon SP (Ibu profen 200 mg,pct 350 mg) 1 tablet,3-4 kali sehari

Nyonya Tamara (45 tahun) seorang karyawan swasta mengeluhkan nyeri otot yang dialaminya
hampir diseluruh badan dan meminta rekomendasi analgesik untuk nyeri ototnya. Nyeri tersebut
sudah dialami dalam seminggu ini. Obat yang dikonsumsi saat ini adalah simvastatin untuk terapi
dyslipidemia yang dialaminya.

Alternatif Obat
Simvastatin 10 mg 1x1 tablet sebelum makan
Na Diklofenak 50 mg 2x1 tablet sesudah makan
Rekomendasi
Sebaiknya nyonya Tamara melakukan pengecekan kadar kolestrol.
Efek samping
Simvastatin : Nyeri abdominal,nyeri kepala,mual,reaksi hipersensitifitas obat.
Na Diklofenak : Asma,hipersensitifitas
Terapi non farmakologi
Mengkonsumsi banyak air,buah,dan sayur.
Olahraga ringan walaupun hanya sebentar.
Menghindari makanan berlemak,atau gorengan-gorengan.
Studi Kasus II (poin maks=40)

Ny. Clara (67 thn) datang ke apotek dengan keluhan mengalami nyeri pada bagian lutut dan
mendapatkan tambahan parasetamol untuk terapi osteoarthritis, namun masih mengalami nyeri
yang sama (1 bulan yang lalu mengalami kesulitan berjalan terutama untuk jarak jauh)

Pasien menggunakan tylenon artritis 1300 mg 1-2 kali sehari (Biasanya pada pagi hari, kadang
pada malam hari), selain itu CaCO3 600mg 2x1, multivitamin dan ranitidine bila asam lambung
meningkat.

Pasien makan 3-4 kali buffet-style restaurant per minggu, snack sementara bekerja dan tidak
mengkonsumsi rokok atau alkohol

Rekomendasi dan KIE yang diberikan (Gunakan tools untuk nyeri musculoskeletal)

Alternatif obat
Meningkatkan penggunaan tylenon 1300 mg 3 kali sehari diminum sesudah makan.
CaCO3 600 mg 2x1.
Ranitidin 75 mg 2x1,sebelum makan. (Bila maag)
Glucosamine 3x1,sesudah makan.
Nyeri juga dapat dibantu dengan pemberian topical seperti voltaren gel dsb.
Efek Samping
1. Tylenon dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
2. Ranitidin dapat terjadi efek samping sembelit.
Terapi non Farmakologi
1. Mengurangi kebiasaan makan buffet style
2. Mengkompres dengan air dingin
3. Olahraga ringan secara rutin
Daftar Pustaka

1. https://www.researchgate.net/publication/265159386_Nyeri_musculoskeletal_dan_hubung
annya_dengan_kemampuan_fungsional_fisik_pada_lanjut_usia [accessed Nov 08 2020].
2. repository.unimus.ac.id%2F381%2F4%2F1.12.%2520BAB

%2520II.pdf&usg=AOvVaw39C508SScoYWvaybC-IH6G

3. journal.unair.ac.id%2FIJOSH%2Farticle%2Fdownload

%2F3309%2Fpdf&usg=AOvVaw1a2-b9NGkYQFp2AHAAj23-

4. ISO Volume 51-tahun 2017 s/d 2018.


5. MIMS edisi 15 tahun 2014.
6. MIMS edisi 17 tahun 2017/2018.
1.

Anda mungkin juga menyukai