RABIATUL ADAWIYA SLAMAT. 1904050. TRAUMA MEDULA SPINALIS Minggu 1
RABIATUL ADAWIYA SLAMAT. 1904050. TRAUMA MEDULA SPINALIS Minggu 1
OLEH:
RABIATUL ADAWIYA SLAMAT
19.04.050
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
1. Defenisi
Trauma medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth,
2001).Trauma medulla spinalis adalah buatan kerusakan tulang dan sumsum yang
mengakibatkan gangguan sistem persyarafan didalam tubuh manusia yang
diklasifikasikan sebagai :
- komplet (kehilangan sensasi dan fungsi motorik total)
- tidak komplet (campuran kehilagan sensori dan fungsi motorik)
Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan sering kali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila Trauma itu mengenai daerah
servikal pada lengan, badan dan tungkai mata penderita itu tidak tertolong. Dan apabila
saraf frenitus itu terserang maka dibutuhkan pernafasan buatan, sebelum alat pernafasan
mekanik dapat digunakan.
2. Etiologi
Penyebab dari Trauma medulla spinalis yaitu :
a. kecelakaan otomobil, industri
b. terjatuh, olah-raga, menyelam
c. luka tusuk, tembak
d. tumor.
3. Patofisiologi
Kerusakan medulla spinalis berkisar dari kamosio sementara (pasien sembuh
sempurna) sampai kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla, (lebih salah satu
atau dalam kombinasi) sampai transaksi lengkap medulla (membuat pasien paralisis).Bila
hemoragi terjadi pada daerah medulla spinalis, darah dapat merembes ke ekstradul
subdural atau daerah suaranoid pada kanal spinal, segera sebelum terjadi kontusio atau
robekan pada Trauma, serabut-serabut saraf mulai membengkak dan hancur.
Sirkulasi darah ke medulla spinalis menjadi terganggu, tidak hanya ini saja tetapi proses
patogenik menyebabkan kerusakan yang terjadi pada Trauma medulla spinalis akut.
Suatu rantai sekunder kejadian-kejadian yang menimbulkan iskemia, hipoksia, edema,
lesi, hemorargi.
Trauma medulla spinalis dapat terjadi pada lumbal 1-5
a. Lesi L1 : Kehilangan sensorik yaitu sama menyebar sampai lipat paha dan
bagian dari bokong.
b. Lesi L2 : Ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari anterior paha.
c. Lesi L3 : Ekstremitas bagian bawah.
d. L4 : Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior paha.
e. Lesi L5 : Bagian luar kaki dan pergelangan kaki.
4. Manifestasi Klinis
a. nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena
b. paraplegia
c. tingkat neurologik
d. paralisis sensorik motorik total
e. kehilangan kontrol kandung kemih (refensi urine, distensi kandung kemih)
f. penurunan keringat dan tonus vasomoto
g. penurunan fungsi pernafasan
h. gagal nafas
5. Pemeriksan Diagnostik
a. Sinar X spinal
Menentukan lokasi dan jenis Trauma tulan (fraktur, dislokasi), unutk kesejajaran,
reduksi setelah dilakukan traksi atau operasi
b. Skan ct
Menentukan tempat luka / jejas, mengevaluasi ganggaun struktural
c. MRI
Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi
d. Mielografi
Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika faktor putologisnya
tidak jelas atau dicurigai adannya dilusi pada ruang sub anakhnoid medulla
spinalis (biasanya tidak akan dilakukan setelah mengalami luka penetrasi).
Foto ronsen torak, memperlihatkan keadan paru (contoh : perubahan pada
diafragma, atelektasis)
e. Pemeriksaan fungsi paru (kapasitas vita, volume tidal) : mengukur volume
inspirasi maksimal khususnya pada pasien dengan trauma servikat bagian bawah
atau pada trauma torakal dengan gangguan pada saraf frenikus /otot interkostal).
f. GDA : Menunjukan kefektifan penukaran gas atau upaya ventilasi
6. Komplikasi
a. Neurogenik shock.
b. Hipoksia.
c. Gangguan paru-paru
d. Instabilitas spinal
e. Orthostatic Hipotensi
f. Ileus Paralitik
g. Infeksi saluran kemih
h. Kontraktur
i. Dekubitus
j. Inkontinensia blader
k. Konstipasi
8. Pencegahan
Faktor – faktor resiko dominan untuk Trauma medula spinalis meliputi usia dan
jenis kelamin. Frekuensi dengan mana faktor- faktor resiko ini dikaitkan dengan Trauma
medula spinalisbertindak untuk menekankan pentingnya pencegahan primer. Untuk
mencegah kerusakan dan bencana ini , langkah- langkah berikut perlu dilakukan :
a) Menurunkan kecepatan berkendara.
b) Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu.
c) Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.
d) Program pendidikaan langsung untuk mencegah berkendara sambil mabuk.
e) Mengajarkan penggunaan air yang aman.
f) Mencegah jatuh.
g) Menggunakan alat- alat pelindung dan tekhnik latihan.
Personel paramedis diajarkan pentingnya memindahkan korban kecelakaan mobil
dari mobilnya dengan tepat dan mengikuti metode pemindahan korban yang tepat
kebagian kedaruratan rumah sakit untuk menghindari kemungkinan kerusakan lanjut dan
menetap pada medula spinalis.
·
PENGKAJIAN SEKUNDER
a) Exposure
Adanya deformitas tulang belakang
b) Five Intervensi
- Hasil AGD menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi
- CT Scan untuk menentukan tempat luka atau jejas
- MRI untuk mengidentifikasi kerusakan saraf spinal
- Foto Rongen Thorak untuk mengetahui keadaan paru
- Sinar – X Spinal untuk menentukan lokasi dan jenis cedera tulang
(Fraktur/Dislokasi)
c) Give Comfort
Kaji adanya nyeri ketika tulang belakang bergerak
d) Head to Toe
Leher : Terjadinya perubahan bentuk tulang servikal akibat cedera
Dada : Pernapasan dangkal, penggunaan otot-otot pernapasan, pergerakan dinding
dada, bradikardi, adanya desakan otot diafragma dan interkosta akibat cedera spinal
Pelvis dan Perineum : Kehilangan control dalam eliminasi urin dan feses,
terjadinya gangguan pada ereksi penis (priapism)
Ekstrimitas : terjadi paralisis, paraparesis, paraplegia atau
quadriparesis/quadriplegia
e) Inspeksi Back / Posterior Surface
Kaji adanya spasme otot, kekakuan, dan deformitas pada tulang belakang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA, NIC DAN NOC
Positioning
Menempatkan
pasien di tempat tidur
yang nyaman, yang
bersifat terapeutik.
Menyediakan
tempat tidur yang
kuat/kokoh.
Menempatkan pada
posisi yang
terapeutik.
Memposisikan
tubuh pasien dengan
tepat.
Menghentikan atau
mendukung pengaruh
bagian tubuh.
Meningkatkan
pengaruh bagian-
bagian tubuh.
Mencegah
terjadinya amputasi
pada posisi flexi.
Memposisikan
pasien untuk
mengurangi dyspnea.
Memberikan
tindakan keperawatan
untuk mengurangi
edema seperti
memberi alas di
bawah lengan.
Memposisikan
pasien agar
pertukaran gas
menjadi lancar.
Memberi dorongan
pada pasien untuk
melakukan latihan
secara aktif.
Memberikan
bantuan pada leher
yang mengalami
trauma.
Menggunakan
papan kaki pada
kasur.
Kembali
menggunakan teknik.
Memposisikan
saluran urin dengan
tepat.
Memposisikan
pasien untuk
mencegah nyeri pada
luka.
Menyanggah
punggung dengan
menggunakan
penopang punggung
dengan tepat.
Meningkatkan efek
anggota badan pada
tingkat 20 atau lebih
di atas tingkat jantung
untuk memperbaiki
aliran pembuluh
balik.
Memberikan arahan
pada pasien tentang
bagaimana
menggunakan postur
tubuh yang baik
ketika melakukan
kegiatan.
Mengontrol
penggunaan alat
penarik yang tepat.
Mempertahankan
posisi dan integritas
daya tarik.
Meninggikan
tempat tidur pada
posisi kepala.
Membalikkan tubuh
pasien dengan
memperhatikan
kondisi kulit.
Mengistirahatkan
pasien setidaknya
setiap 2 jam sesuai
jadwal.
Menggunakan alat
yang tepat untuk
menopang
tungkai/lengan.
Menempatkan
pasien pada tempat
yang mudah dicapai.
Penempatan tempat
tidur-tombol yang
mudah dijangkau.
Tempatkan lampu
tanda panggilan yang
mudah dilihat.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN TRAUMA MEDULA
SPINALIS DI RUANGAN IGD RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
OLEH:
RABIATUL ADAWIYA SLAMAT
19.04.050
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
Ruangan : IGD
Tanggal : 08/10/2020
Jam : 10:30 Wita
No.RM : 343434
Nama pasien : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 04/04/1983/ 30 Tahun
Alamat : Toddopuli II
Rujukan : Ya
Diagnosa Medik : Trauma Medula Spinalis
Keluarga yang bisa di hubungi : Tn. A
Alamat : Toddopuli II
Transportasi waktu datang : Ambulance
Alasan Masuk : Mengalami kelemahan anggota gerak, nyeri di area cedera
dan sesak napas
I. Primary Survey
A. Airway
1. Pengkajian jalan napas
Bebas Tersumbat (Lendir/Mukus)
Trachea di tengah : Ya Tidak
a. Resusitasi : -
b. Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan : -
B. Breathing
1. Fungsi pernapasan :
a. Dada simetris : Ya Tidak
b. Sesak napas : Ya Tidak
c. Respirasi : 30x/menit, dan terdapat penggunaan otot bantu pernapasan.
d. Krepitasi : Ya Tidak
e. Suara napas : tidak ada.
f. Saturasi 02 : 100 %
g. Assesment :-
h. Resusitasi :-
i. Re evaluasi :-
2. Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pola napas
C. Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
a. Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 96x/menit Kuat , Regular
c. CRT : < 3 detik
d. Assesment :-
e. Resusitasi :-
f. Re evaluasi :-
2. Masalah keperawatan : -
D. Disability
1. Penilaian fungsi neurologis
Kesadaran composmentis dengan GCS 15 (E4V5M6)
2. Masalah keperawatan : -
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi : -
E. Exposure
1. Penilaian Hipotermia/hipertermia
Tidak ada peningkatan suhu tubuh, dengan suhu : 36oC
2. Masalah keperawatan :-
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi :-
TRAUMA SCORE
A. Frekuensi pernapasan
10 -25 4
25 -35 3
> 35 2
< 10 1
0 0
B. Usaha napas
Normal 1
Dangkal 0
C. Tekanan darah
> 89mmHg 4
70 -89 3
50 -69 2
1- 49 1
0 0
D. Pengisian kapiler
< 3 dtk 2
> 3 dtk 1
0 0
E. Glasgow Coma Score (GCS)
14 -15 5
11- 13 4
8 – 10 3
5- 7 2
3- 4 1
Total trauma score : 15
REAKSI PUPIL
Kanan Ukuran (mm) Kiri Ukuran (mm)
Cepat 2,5 mm 2,5 mm
Kontriksi - -
Lambat - -
Dilatasi - -
Tak bereaksi - -
PENILAIAN NYERI :
Pasien mengeluh nyeri hebat area cedera
1. RIWAYAT KESEHATAN
S :Sign/symptoms (tanda dan gejala)
Pada saat pengkajian Ny. A mengeluh mengalami kelemahan keempat anggota
gerak, nyeri hebat pada area cedera, sesak napas dan keadaan umum lemah.
A : Allergies (alergi)
Ny. A mengatakan tidak ada alergi obat dan makanan.
M : Medications (pengobatan)
- Tramadol 100 mg/2 ml
- O2 nasal kanul 3 liter
3. TANDA-TANDA VITAL
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Frekuensi Napas : 30x/menit
Suhu tubuh : 36 0C
c. Dada/ thoraks
Paru-paru : Simetris kiri dan kanan, suara napas -
Jantung : Simetris kiri dan kanan, Batas paru dan jantung ICS 2-3
d. Abdomen :
tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada bekas operasi
e. Genitalia: Tidak dilakukan
b. Ekstremitas :
Status sirkulasi : Pengisian kapiler pada ektermitas atas dan bawah < 3 detik.
c. Neurologis
Fungsi sensorik : Pasien dapat merasakan stimulus berupa sentuhan ringan pada
anggota tubuh.
Fungsi Motorik : Pasien dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan
gravitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan
kekuatan otot 3 3.
3 3
5. Hasil Laboratorium
Nama : Ny. A RM : 343434
Diagnosa : Trauma Medula Spinalis Tgl. Hasil : 09-10-2020
HEMATOLOGI RUTIN
WBC 9.11 4.00-10.0 10^3/ul
RBC 3.42 4.00-6.00 10^6/ul
HGB 10.5 12.0-16.0 Gr/dl
HCT 31.1 37.0-48.0 %
MCV 90.9 80.0-97.0 fL
MCH 30.7 26.5-33.5 Pg
MCHC 33.8 31.5-35.0 gr/dl
PLT 436 + 150-400 10^3/ul
RDW-CV 12.7 10.0-15.0
PDW 8.9 10.0-18.0 fL
MPV 8.9 6.50-11.0 fL
PCT 0.39 0.15-0.50 %
NEUT 4.70 52.0-75.0 %
LYMPH 2.74 20.0-40.0 %
MONO 1.32 2.00-8.00 10^3/ul
EO 0.27 1.00-3.00 10^3/ul
BASO 0.08 0.00-0.10 10^3/ul
6. Pengobatan
Nama obat Dosis Indikasi
Infuse RL
20 tpm RL umumnya digunakan sebagai cairan hidrasi
dan elektrolit sebagai agen alkalisator untuk
meringankan beberapa kondisi misalnya
ketidakseimbangan elektrolit tubuh, diare, luka
bakar, kehilangan banyak darah dan cairan.
Ceftriaxone
2 gr/12 jam/iv Obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati
berbagai macam infeksi bakteri.
Tramadol Obat Tramadol adalah pengobatan nyeri opioid
100 mg/2 ml
yang digunakan untuk mengatasi nyeri sedang
hingga cukup parah.
ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan
DS :
- Ny. A mengeluh sesak napas
DO :
- Klien terlihat pucat (sianosis)
Ketidakefektifan pola napas
- Adanya pernapasan cuping hidung
- Terdapat penggunaan otot bantu pernapasan
- RR : 30X/menit
DS :
- Ny. A mengeluh nyeri hebat pada area leher bagian
belakang
DO :
- Ny. A memakai colar neck
- Hasil foto X- cervical menunjukkan fraktur dislokasi
C1-2.
Nyeri Akut
- Pengkajian nyeri
P: Dislokasi pada C1-C2
Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: Area leher bagian belakang
S: Skala 8 (Berat)
T: Nyeri berdurasi 10 menit saat bergerak
- Ekspresi wajah Ny. a tampak meringis
DS :
- Ny. A mengeluh mengalami kelemahan pada
keempat anggota geraknya
DO :
- Kekuatan otot 3 3 Hambatan Mobilitas Fisik
3 3
- Klien membutuhkan bantuan untuk memenuhi ADL
nya.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Ajarkan mobilisasi sederhana yang dilakukan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI