Anda di halaman 1dari 15

BAB Vhjj

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data

sekunder yang telah diperoleh dari data rekam medis mengenai Hubungan antara

Tingkat Kepatuhan Mengikuti Kegiatan Prolanis pada Pasien Diabetes Mellitus

Tipe 2 dengan kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Pacet

Mojokerto. Jenis penelitian yang dgunakan adalah studi kasus korelasional

analitik, dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif

menggunakan teknik total sampling. Pada penelitian ini menggunakan instrumen

berupa observational ceklist pada rekam medis. Teknik analisa data menggunakan

uji statistik korelasi uji Chi-square untuk tabel pengumpulan data dilakukan pada

bulan Agustus 2020. Data penelitian ini diperoleh di Puskesmas Pacet Mojokerto

dengan total sample sebanyak 11 pasien diabetes mellitus.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pacet berada di Kabupaten Mojokerto Jalan Pacet Ledok,

Kecamatan Pacet Mojokerto. Kepala Puskesmas Pacet Kabupaten Mojokerto

Budi Hariyanto, S.Kep., Ners. dan dokter pembimbing dr. Eka Nurmalasari.

77
B. Hasil Penelitian

a. Karakteristik Pasien

Karakteristik meliputi jenis kelamin, usia pasien mellitus tipe 2 di

Puskesmas Pacet menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan sistem

komputerisasi.

1. Karakteristik berdasarkan Jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien diabetes mellitus tipe 2 di
Puskesmas Pacet

No Jenis Kelamin f %
1 Laki-laki 4 36.4
2 Perempuan 7 63.6
Total 11 100
Sumber :data penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa jumlah pasien berjenis kelamin

perempuan menjadi mayoritas yaitu sebanyak 7 pasien (63.6%), sementara

pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 pasien (36.4%).

2. Karakteristik berdasarkan Usia.

Tabel 5.2 Tendensi sentral berdasarkan usia pasien pasien diabetes mellitus
Puskesmas Pacet

Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%


Usia 6.64
59,9 57,00 56,00 50.00-72.00 55,44 – 64,78
Sumber :data penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa usia minimal 50 tahun dan usia

maksimal 72 tahun, dengan rata-rata usia responden 59,9 tahun dan tingkat

kepercayaan pada rentang 55,44 tahun sampai dengan 64,78tahun.


C. Analisa Data Univariat

Analisa Univariat ini bertujuan untuk menggambarkan variabel

independen yaitu Hubungan antara Tingkat Kepatuhan Mengikuti

Kegiatan Prolanis pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kadar

Gula darah menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan system

komputerisasi.

1. Kepatuhan Mengikuti Kegiatan Prolanis Pada Pasien Diabetes Mellitus

Tabel 5.6 Tingkat Kepatuhan Mengikuti Kegiatan Prolanis pada Pasien


Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Pacet
No. Kategori Kepatuhan Mengikuti f %
Prolanis
1 Buruk
9 81.8
2 Baik
1 9.1
3 Sedang
1 9.1
Jumlah 100
11
Sumber : data penelitian 2020
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui sebagian besar kepatuhan

mengikuti kegiatan PROLANIS yang kepatuhannya baik berjumlah

1 (9,1%) dan yang kepatuhnya sedang berjumlah 1 (9,1%) dan

kepatuhan buruk berjumlah 9 orang (81,8%).

2. Tingkat Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Tabel 5.7 Kadar gula darah pada Pasien Diabetes Mellitus di


Puskesmas Pacet

No Kategori f %
1 2 18,2
baik
2 0 0
sedang
3 9 81,8
buruk
Jumlah 11 100
Sumber : data penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui sebagian besar

responden yaitu sebanyak 9 (81,8%) menunjukkam tingkat kadar


gula darah

D. Analisa data bivariat

Analisis Bivariate dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2010).Dalam

penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara tingkat kepatuhan mengikuti kegiatan prolanis dengan tingkat

kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas

Pacet.

Pengolahan analisa data bivariateini dengan menggunakan

bantuan komputerisasi SPSS 16, Uji statistik yang digunakan adalah

chi-square yang digunakan untuk menganalisis suatu hubungan di

antara dua variabel yang memiliki skala data ordinal by ordinal.

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan α = 0,05 diperoleh P

Value 0,04 < 0,05 maka Ha diterima dan Hₒ ditolak, yang

berarti ada hubungan antara tingkat kepatuhan mengikuti kegiatan

Prolanis dengan tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes

mellitus tipe 2 di Puskesmas Pacet.


BAB VI

PEMBAHASAN

Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mengupayakan salah

satu program untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS). Perlu

peran dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan yang

hendaknya mengupayakan program pengelolaan penyakit

kronis tersebut berjalan sehingga dapat mengatasi kasus

Diabetes Melitus pasien, dengan menggunakan metode

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (BPJS,2015).

Bentuk pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis

terdapat aktivitas dalam PROLANIS meliputi aktivitas

konsultasi medis atau edukasi, Home visit, Reminder, aktivitas

klub dan pemantauan status kesehatan (BPJS Kesehatan, 2016).

Diabetes mellitus dideskripsikan sebagai kelompok

gangguan metabolik yang mempunyai karakter kadar gula

darah yang tinggi. Orang dengan penyakit diabetes mempunyai

risiko terkena banyak masalah kesehatan yang mematikan,

menyebabkan biaya kesehatan yang lebih tinggi, pengurangan

kualitas hidup, dan peningkatan risiko kematian. Kadar gula

darah tinggi yang berkelanjutan menyebabkan kerusakan

pembuluh darah secara umum yang memengaruhi jantung,

mata, ginjal, dan saraf. Hal ini menimbulkan berbagai

komplikasi.Prevalensi global diabetes di orang dewasa berusia


18-99 tahun naik dari 8.4% di tahun 2017 dan diprediksikan

naik menjadi 9.9% di 2045. Perubahan ini disebabkan oleh

urbanisasi yang sangat cepat dan perubahan drastis gaya hidup

(Cho et al., 2018). Diabetes militus dapat dibagi menjadi,

diabetes militus tipe I, diabetes militus tipe II, diabetes

gestasional dan diabetes dengan tipe spesifik lain. Diabetes tipe

I adalah disebabkan sel beta pankreas yang dirusakkan secara

permanen akibat proses autoimun.

Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada kadar

atau banyakanya kandungan gula di dalam sirkulasi darah di

dalam tubuh. Gula di dalam tubuh sebenarnya terdapat dalam

beberapa bentuk.Gula yang ada di dalam darah disebut glukosa,

yakni bentuk gula yang paling sederhana.Kadar glukosa darah

adalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat dalam

darah (Qurratuaeni, 2018).

Faktor yang mempengaruhi perubahan kadar gula darah

ada 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal

meliputi penyakit dan stress, obesitas, makanan, latihan atau

olahraga, konsumsi OHO dan Insulin, pemantauan kadar gula

darah serta usia. Serta factor eksternalnya meliputi pendidikan

dan pengetahuan.

Hasil analisa data dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat 11

responden menunjukan mengikuti kegiatan Prolanis yang patuh dimana

3 responden (2%) dengan tingkat kadar gula darah stabil, dan 1

responden (3,6%) tingkat kadar gula darah tidak stabil. Sedangkan 9


responden (%) menunjukan ketidakpatuhan mengikuti kegiatan 9

responden (%) tingkat kadar gula tidak stabil. Hasil uji korelasi chi

square didapat p-value 0,004 (p<α0,05). Hal tersebut menunjukkan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, dimana terdapat hubungan yang

bermakna antara kepatuhan mengikuti kegiatan Prolanis dengan kadar

gula darah pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Pacet

Mojokerto. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rahmi (2018) dan Almira (2019)


BAB VII

PENUTUPA

1. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada

hubungan yang cukup kuat antara kepatuhan mengikuti kegiatan Prolanis dengan kadar

gula darah pasien diabetes mellitus di Puskesmas Pacet Kabupaten Mojokerto.

2. SARAN

1. Bagi pemegang program PROLANIS

Diharapkan dapat memaksimalkan kegiatan PROLANIS tersebut sehingga

memotivasi masyarakat untuk hadir dalam kegiatan yang dilakukan.

2. Bagi Kepala Puskesmas

Diharapkan dapat meningkatakan pelayan kesehatan terutama pada

kegiatan PROLANIS supaya bisa berjalan sama rata dan maksimal sesuai

dengan apa yang telah dicanangkan oleh Pemerintah dan BPJS

Kesehatan.

3. Bagi responden

Diharapkan dapat rutin berkunjung dalam kegiatan PROLANIS guna

menjaga kondisi tubuh.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam

meneliti pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis

dengan desain penelitian yang berbeda danjenis penyakit kronis


lainnya seperti asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK),

kanker, hipertensi, hipertiroid, jantung koroner, gagal jantung,

stroke, gagal ginjal kronis (GGK), batu ginjal, penyakit

sendi/rematik.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2015b. Panduan Praktis Prolanis


(Program Pengelolaan Penyakit Kronis).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2016. Peserta Program JKN. Informasi


Publik [diunduh 6 Januari 2017]. Tersedia dari: https://bpjs
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/jumlahPeserta.

Decroli. 2019. DIABETES MELITUS TIPE 2. FK Universitas ANDALAS.


Padang.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Pos Pembinaan Terpadu (POSPINDU).
Kemenkes. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI.2014. Waspada Diabetes . Pusat Data Dan Informasi
(PUSDATIN). Kemenkes. Jakarta Selatan.
Kementerian Kesehatan RI. 2019.Hari Diabetes Sedunia. Pusat Data dan
Informasi.Kemenkes. Jakarta Selatan.
Suyono, Soegondo, Waspadji. 2018. Penatalaksanaan Diabetes melitus Terpadu.
Edisi kedua. Cetakan ke-11. FKUI.Jakarta
Shuadzah, R., Wijayanti L., 2018. Tingkat kepatuhan mengikuti program prolanis
pada pasien DM tipe 2 dengan kadar gula darah. FK Universitas Sebelas
Maret.Solo

Sari AN. 2014. Efektivitas Pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis

(Prolanis) Dalam Penanganan Diabetes Melitus Tipe 2 Oleh Dokter

Keluarga Di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. [Skripsi].

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

91
Lampiran 1

JENIS_KELAMIN
Case Processing Summary

JENIS_KELAMIN Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

USIA LAKI-LAKI 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%


dimension1

PEREMPUAN 7 100.0% 0 .0% 7 100.0%

USIA
Descriptives

Statistic Std. Error

USIA Mean 59.9091 2.00207

95% Confidence Interval for Lower Bound 55.4482


Mean Upper Bound 64.3700

5% Trimmed Mean 59.7879

Median 57.0000

Variance 44.091

Std. Deviation 6.64010

Minimum 50.00

Maximum 72.00

Range 22.00

Interquartile Range 7.00

Skewness .819 .661

Kurtosis .273 1.279


Lampiran 2

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kepatuhan_mengikuti_kegiat 11 26.2% 31 73.8% 42 100.0%


an_prolanis * Kadar_gula

kepatuhan_mengikuti_kegiatan_prolanis * Kadar_gula Crosstabulation


Count

Kadar_gula

Buruk = >180 Baik = 80-144


mg/dl mg/dl Total

kepatuhan_mengikuti_kegiat Baik = 6x 0 1 1
an_prolanis Sedang = >3x 1 0 1

Buruk = <3x 9 0 9
Total 10 1 11

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 11.000a 2 .004


Likelihood Ratio 6.702 2 .035
Linear-by-Linear Association 7.848 1 .005
N of Valid Cases 11

a. 5 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,09.
Kepatuhan_mengikuti_Prolanis * Kadar_Gula_Darah Crosstabulation
Count

Kadar_Gula_Darah

Buruk = >180
mg/dl Baik = 80-144 Total

Kepatuhan_mengikuti_Prola Baik = 6x 9 0 9
nis Buruk = < 3x 1 0 1

Sedang = > 3x 0 1 1
Total 10 1 11

Lampiran 3
Statistics
Kepatuhan_mengikuti_Prolanis

N Valid 11

Missing 0
Mean 1.27
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .647
Range 2
Percentiles 25 1.00

50 1.00

75 1.00

Kepatuhan_mengikuti_Prolanis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik = 6x 9 81.8 81.8 81.8

Buruk = < 3x 1 9.1 9.1 90.9

Sedang = > 3x 1 9.1 9.1 100.0

Total 11 100.0 100.0

Statistics
Kadar_Gula_Darah

N Valid 11

Missing 0
Mean 1.182
Median 1.000
Mode 1.0
Std. Deviation .6030
Range 2.0
Percentiles 25 1.000

50 1.000

75 1.000
Kadar_Gula_Darah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Buruk = >180 mg/dl 10 90.9 90.9 90.9

Baik = 80-144 1 9.1 9.1 100.0

Total 11 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai