Nama : ………………………..
NIM : ……………………….
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : _______________________________
NIM : ______________________ Tgl Pengkajian : _______________
Ruang rawat : ______________________ No. Register : _________________
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn.R
2. Umur : 21 tahun
3. Jenis kelamin : L
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Pedagang
6. Tgl masuk RS : 16 november 2020 Waktu : 07.15 WIB
7. Dx. Medis : Fraktur Femur (Tertutup) 1/3 medial dextra
8. Alamat : ____________________
B. RIWAYAT KESEHATAN
Cara Masuk : ( ) Melalui IGD ( ) Melalui Poliklinik ( ) Transfer ruangan _________________
Masuk ke Ruangan pada tanggal : 16 november 2020 Waktu : 07.15 WIB
Diantar Oleh : ( ) sendiri ( )Keluarga ( ) Petugas Kesehatan ( ) Lainnya __________________
Masuk dengan menggunakan : ( ) Berjalan ( ) Kursi Roda ( ) Brankar ( ) Kruk ( ) Walker
( ) Tripod ( ) Lainnya, Jelaskan _________________________
Status Mental saat masuk : ( ) Kesadaran : Composmentis.
( ) GCS : E4 M5 V5
Tanda Vital Saat Masuk : TD 120/80 mmHg
Nadi 82 x/menit ( ) teratur ( ) Tidak teratur ( ) Lemah ( ) Kuat
RR 20 x/menit ( ) teratur ( ) Tidak teratur
Nyeri :
Numeric Rating Scale
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pain Moderate Worst Possible
Status Lokalis :
Catatan lain :
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri sehingga membutuhkan bantuan dari
perawat
Catatan lain :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan lain :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pola Makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir (Jika klien dirawat > 3 hari, maka lakukan
pengkajian pola makan 3 hr terakhir)
( ) 3 hari terakhir ( ) 24 jam terakhir
Jenis diet : tidak ada (Lih. di catatan medis)
Bentuk makanan yg diberikan : ( ) padat ( ) Bubur biasa ( ) Bubur saring ( ) Cair
Cara Pemberian : ( ) Oral ( ) Sonde ( ) Parenteral
Frekuensi pemberian : 3x/hari Kudapan/camilan : 2x / hari
Kemampuan makan : ( ) mandiri ( ) bantuan ( ) tergantung total
Porsi yg dihabiskan dari makanan yg disediakan :
( ) satu porsi habis setiap kali makan ( ) ½ - ¾ porsi ( ) < ½ porsi
Alasan tidak menghabiskan makan : tidak ada
Makanan lain diluar diet yg dikonsumsi : roti
Catatan lain :
Pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan, pasien makan 3 kali/hari dan selalu dihabiskan
Catatan lain :
Pasien tidak mengalami gangguan saat makan
Energi Metabolik
( ) merasa lemah ( ) merasa tenaga menurun ( ) mudah lelah
( ) tidak mampu melakukan aktifitas ( ) tidak ada tenaga
Catatan lain :
Pasien mengatakan merasa tidak mampu melakukan aktivitas dikarnakan kelemahan
dan terasa nyeri pada bagian paha sebelah kanan akibat fraktur. Pasien mengatakan
merasa tidak mampu melakukan aktivitas dikarnakan jika melakukan aktivitas nyeri
akan timbul.
Persepsi klien tentang BB nya (Hanya untuk klien dg kesadaran penuh)
( ) Merasa BB normal ( ) Merasa BB Lebih ( ) Merasa sangat gemuk ( ) Merasa kurus
Catatan lain :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. POLA ELIMINASI
Eliminasi buang air kecil (b.a.k)
( ) Tidak di kateterisasi urine (jika pasien di kateter maka pertanyaan langsung ke bagian
dilakukan kateterisasi urine)
( ) Frekuensi b.a.k dalam 24 jam : ……………. x/hr ( ) Penggunaan bedpan / urinal diatas TT
( ) Ke toilet : ( ) mandiri ( ) dengan bantuan
Apakah klien diinstruksikan untuk tampung urine 24 jam
( ) Ya, untuk keperluan pengeluaran cairan
( ) Tidak, karena ………………………………………………………….
Warna urine : ( ) kuning jernih ( ) Keruh ( ) berbusa ( ) Merah terang ( ) Merah pekat
( ) bekuan darah
Bau urine : ( ) normal ( ) busuk ( ) anyir
Masalah dalam pengeluaran urine : ( ) Nyeri ( ) Aliran tersendat ( ) enuresis ( ) Incontinensia
( ) retensi parsial/total ( ) urine menetes ( ) mengedan ( ) keluar pasir-pasir
( ) Dilakukan kateterisasi urine, jenisnya intermiten Lama kateter terpasang : baru 1 hari
Kebersihan kateter : ( ) bersih ( ) tampak kotor
Keluhan klien terhadap kateter terpasang : ( ) nyeri ( ) panas ( ) perih ( ) tidak nyaman
Aliran urine dlm selang kateter : ( ) lancar ( ) tersendat
Warna urine dalam urine bag/selang kateter : ( ) kuning jernih ( ) kuning pekat ( ) keruh
( ) berkabut/granulasi ( ) merah terang ( ) merah pekat
Volume urine bag dalam 3 jam terakhir : 400 ml
Volume urine bag dalam 6 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 8 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 24 jam terakhir : …………… ml
Volume cairan irigasi (jika dilakukan irigasi blas) dalam 24 jam terakhir : ……………….ml.
Tetesan irigasi : ……………….. tts/menit
Catatan lain :
Pasien mengatakan tidak mampu pergi ke toilet akibat fraktur yang dialaminya.
Pasien terpasang kateter urin. Warna urin dalam urine bag adalah kuning jernih
berbau khas. Volume urine bag dalam 3 jam terakhir adalah 400 ml.
Catatan lain :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan lain :
Sebelum sakit pasien tidur 4-6 jam/hari, pasien merasa segar setelah bangun tidur.
Setelah sakit, pasien tidur <4-5 jam/hari. Pasien mengatakan pasien hanya mampu
tidur 3-4 jam/hari dan tidur selalu terbangun akibat rasa nyeri yang timbul. Pasien
tidak pernah menggunkan alat/ obat bantu tidur.
Kognitif
Tingkat pendidikan terakhirSMA
Kemampuan mengambil keputusan : ( ) mampu ( ) ragu-ragu ( ) tidak mampu
mengambil keputusan ( ) buta aksara ( ) buta angka
Kemampuan mengingat : Jangka pendek : ( ) mampu ( ) Tidak mampu,
Jangka Panjang : ( ) mampu ( ) tidak mampu
Catatan lain :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
D. PEMERIKSAAN FISIK
TANDA – TANDA VITAL : TD : 120/80mmHg, Nadi : 82x/menit ( ) kuat ( ) lemah
( ) Teratur ( ) Tidak teratur RR : …….. x/mnt ( ) teratur ( ) tidak
Teratur. Irama nafas : ( ) normal ( ) Cheyne Stokes ( ) Biot
( ) Kussmaul ( ) Hyperventilasi ( ) Apneustik
STATUS MENTAL : ( ) composmentis ( ) Delirium ( ) Somnolen ( )Stupor ( ) Koma
1. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut hitam dan tidak berketombe, tidak ada nyeri
tekan, bentuk kepala simtris, tidak ada benjolan, mata simetris, pupil isokor, konjungtiva
tidak anemis, hidung simetris dan bersih, telinga simetris, bibir simetris dan lembab.
2. Leher :Letak trakea lurus, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada peninggian vena jugularis, nadi karotis teraba, tidak terdapat
penggunaan alat bantu pernafasaan.
3. Thorax ( Jantung & Paru)
(1)Inspeksi bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak ada
benjolan dan lecet, frekuensi nafas lambat, tidak nampak ictus cordis.
(2)Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi dada simetris antara kanan dan kiri,
getaran pada pemeriksaan taktil fremitus adalah lembut dan sama antara dada
kanan dan kiri.
(3)Perkusi : Suara pada lapang paru adalah sonor, suara pada area jantung adalah
redup, tidak terdapat pembengkakan jantung.
(4)Auskultasi : Suara nafas pada area lapang paru adalah vesikuler, tidak ada suara
nafas tambahan, irama nafas teratur, terdengar bunyi jantung 1 dan 2.
4. Abdomen
(1) Inpeksi : Bentuk abdomen datar, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat stretch
march, tidak ada pembesaran vena
(2) Auskultasi : Bising Usus 12 kali/menit.
(3) Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran hepar.
(4) Perkusi : Terdengar timpani di kuadran 1,2,3 dan 4.
5. Punggung & Tulang Belakang
Tulang belakang lurus, tidak tedapat benjolan dan nyeri tekan dan tidak terdapat
kelainan bentuk tulang belakang.
6. Genetalia & Rektum
Bersih dan terpasang kateter.
7. Ekstremitas atas
Kekuatan otot kanan 5 dan ROM aktif, kekuatan otot kiri 5 dan ROM aktif namun
pergerakan terbatas karena terpasang infus.
(1) Inspeksi: tidak ada kontraktur, tidak ada lesi, tidak ada edema
(2) Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidak ada begkak, tidak ada
krepitasi, tidak ada nodul, CRT <2 detik, akral hangat, tidak ada gangguan
sensorik dan motoriknya.
(3) Pergerakan dapat dinilai dengan memeriksa kekuatan otot tangan kanan dan kiri
5 yaitu: bisa melawan gravitasi.
8. Ekstremitas bawah
(1) Inspeksi: Terdapat Fraktur femur dextra 1/3 medial, terdapat luka bekas jahitan
akibat kecelakaan di bagian lutut sebelah kanan dengan panjang jahitan 6 cm,
jahitan tampak rapi, tampak lembab pada daerah sekitar luka bekas jahitan,
terdapat edema, terdapat perubahan warna, terdapat kontraktur pada bagian
femur dextra 1/3 distal.
(2) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada area fraktur femur dextra 1/3 medial, adanya
kemerahan, akral hangat pada area fraktur, Kekuatan otot kiri 3 dan ROM aktif,
kaki kanan tidak boleh dilakukan pemeriksaan kekuatan otot karena adanya
fraktur dan belum di oprasi, terdapat edema, Capillary refill Time <2 detik, tidak
ada kelainan pada sensorik dan motoriknya,
9. Pergerakan dapat dinilai dengan cara memeriksa nilai kekuatan otot kaki kanan 1
yaitu tidak ada pergerakan tetapi teraba atau terlihat adanya kontaksi otot. Sedangkan
untuk kekuatan otot kaki kiri 5 yaitu karena bisa melawan gravitasi dan tahanan pada
pemeriksa.
P : Peripheral _______________________________________________________
E : Extend or Size : ___________________________________________________
D : Depth or Tissue Loss : ______________________________________________
I : Infection and Sensation : ___________________________________________
S : Severe :__________________________________________________________
PEMERIKSAAN : SPECIMEN
TANGGAL 16 NOVEMBER 2020-11-17 JAM : 11.00
No
Hasil Nilai Rujukan
Parameter
Hematologi
Hemoglobin 11,8 g/dL 13,2-17,3 g/dL
Leukosit 12.600/uL 3.800-10.600/ uL
4,4-5,9 juta/uL
Eritrosit 4,1 Juta/Ul 40-52
No
Hasil Nilai Rujukan
Parameter
Kimia
SGOT 51U/L <37
SGPT 26U/L <41
GDS 143 mg/dL <200
Ureum 32 18-55 mg/dL
Creatinine 0,65 <1,2 mg/dL
Natrium 139 135-147 mmol/L
Kalium 3,4 8,8-10,3 mg/dL
Calsium 8,1
Chlorida 106
1) Hasil Rontgen :
Pada tanggal 4 Juni 2020, didapatkan hasil tampak fraktur multipel pada 1/3 proksimal
tengah distal os femur dextra. Sebagian caput femur tidak tervisualisasi. Tidak tampak jelas
lesi titik sklerotik
Dosis Rute
Mulai
Nama Pemberia Indikasi Efek Samping
Pemberian
n
Cetriaxon 1gr/12 jam 16 Cetriaxone Nyeri
F. DAFTAR e (IV). NOVEMBE Indikasi tenggorokan.
R 2020 ceftriaxone untuk Nyeri perut.
TERAPI mengatasi infeksi Mual .
(OBAT, bakteri gram Diare.
negatif maupun Feses menjadi
CAIRAN, gram positif. hitam.
Dosis ceftriaxone Napas pendek.
dll)
yang diberikan Pendarahan
biasanya berkisar atau memar
antara 1–2 gram yang terjadi
per 12 atau 24 spontan.
jam, tergantung Kelelahan atau
pada penyakit merasa lemas.
dan tingkat Sariawan.
keparahan
infeksi. Dosis
maksimal yang
dapat diberikan
adalah 4
gram/hari.
dapat
berinteraksi jika
digunakan
bersama dengan
obat lain.
Ranitidine 50 mg/12 16 Ranitidine Mual muntah.
jam (IV). NOVEMBE ranitidin jika Sakit kepala.
R 2020 terjadi porfiria Vertigo.
akut atau Ruam.
hipersensitivitas Konstipasi.
terhadap Diare.
ranitidin atau
komponen obat
tersebut.
Peringatan
penggunaan
ranitidin untuk
menyesuaikan
dosis pada pasien
dengan gangguan
fungsi ginjal dan
liver,
memberikan
bolus intravena
secara perlahan,
serta
menghentikan
dan mengganti
ranitidin dengan
penghambat
pompa proton
pada
gastroesophagea
l reflux disease
(GERD) yang
tidak
menunjukkan
SKALA BRADEN UNTUK PREDIKSI RISIKO LUKA TEKAN
3
Persepsi Sensori 1. Tidak merasakan/respon thd 2. Gangguan sensori pada bagian 3. Gangguan sensori pada 1 atau 4. Tidak ada gangguan sensori,
stimuli nyeri, menurun ½ permukaan tubuh atau hny 2 ekstremitas atau berespon berespon penuh terhadap
kesadaran berespon pd stimuli nyeri, tdk pd perintah verbal tp tdk perintah verbal.
dpt menkomunikasikan selalu mampu mengatakan
ketidaknyamanan ketidaknyamanan
3
Kelembaban 1. Selalu terpapar oleh keringat 2. Kulit Lembab 3. Kulit kadang-kadang lembab 4. Kulit kering
atau urine basah
2
Aktivitas 1. Tergeletak di tempat tidur 2. Tidak bisa berjalan 3. Berjalan pada jarak terbatas 4. Dapat berjalan sekitar
Ruangan
2
Mobilitas 1. Tidak mampu bergerak 2. Tidak dapat merubah posisi 3. Dapat merubah posisi 4. Dapat merubah posisi tidur
secara tepat dan teratur ekstremitas mandiri tanpa bantuan
3
Nutrisi 1. Tidak dapat menghabiskan 2. Jarang mampu menghabiskan 3. Mampu menghabiskan lebih 4. Dapat menghabis kan porsi
1/3 porsi makannya, sedikit ½ porsi makanannya atau dari ½ porsi makannya Makannya, tidak memerlukan
minum, puasa atau NPO lebih intake cairan kurang dari suplementasi nutrisi.
dari 5 hari jumlah optimum
1
Gesekan 1. Tidak mampu mengangkat 2. Membutuhkan bantuan 3. Dapat bergerak bebas tanpa
badannya sendiri, atau minimal mengangkat gesekan
spastik, kontraktur atau tubuhnya
gelisah
13
SKOR
Diadopsi dari Braden & Bergstom (1998), AHCPR (2008) Skor : 15 – 18 berisiko, 13 – 14 risiko sedang, 10 – 12 risiko tinggi, ≤ 9 risiko sangat tinggi
ANALISA DATA
Data Subjektif Masalah keperawatan Etiologi
Data Subjektif Gangguan Mobilitas Kerusakan
a. Pasien mengatakan sulit bergerak karena Fisik integritas
nyeri pada bagian kanan paha melakukan struktur
saat pergerakan tulang
b. Pasien mengatakan aktivitas nya dibantu
oleh keluarga
c. Pasien mengatakan sulit untuk bergerak
dan melakukan aktivitas secara mandiri,
d. Pasien mengatakan aktivitas mandiri
yang ia lakukan sudah tidak bisa ia
kerjakan lagi seperti BAB,BAK, mandi,
makan dan minum sehingga ia juga tidak
dapat melakukan aktivitas sebagaimana
ia sebelum sakit.
e. Pasien mengatakan mengalami
kelemahan pada ekstermitasnya
Data Objektif:
1. Keadaan umum tampak lemah
2. Tanda-tanda vital: TD:120/80mmHg.
N: 82 x/m
RR: 20x/m
T: 37.3 OC
3. Tmpak terdapat fraktur femur dextra
1/3 medial
4. terdapat luka bekas jahitan akibat
kecelakaan di bagian lutut sebelah
kanan dengan panjang jahitan 6 cm,
5. jahitan tampak rapi pada bagian femur
dextra 1/3 distal
6. tampak lembab pada daerah sekitar
luka bekas jahitan
7. terdapat edema pada bagian femur
dextra 1/3 distal,
8. terdapat perubahan warna pada bagian
femur dextra 1/3 distal
9. terdapat kontraktur pada bagian femur
dextra 1/3 distal.
10. Capillary refill Time <2 detik
11. Kekuatan otot
5555 5555
1111 5555
Data Subjektif NYERI AKUT Agen
Pencedera
1. Pasien mengatakan nyeri timbul apabila
Fisik
pada bagian fraktur digerakkan.
2. Pasien mengatakan nyeri seperti tertimpa
benda berat.
3. Pasien mengatakan nyeri paha kanan.
4. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul.
5. Pasien menyatakan nyeri hilang jika
diberi obat.
Data Objektif:
1. Ekspresi wajah pasien tampak
menahan kesakitan
1. Diagnosis Keperawatan
Hasil analisis data, diagnosis keperawatan yang ditegakan yaitu: Gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang, NYERI AKUT BD Agen
Pencedera Fisik dan gangguan pola tidur bd nyeri
2. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Gangguan Mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi:
kerusakan integritas struktur diharapkan kemampuan dalam aktivitas gerak - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan lainnya.
tulang. fisik meningkat dengan indikator kriteria hasil: - Identifikasi toleransi fisik melakukan
dengan indicator kriteria hasil: pergerakan.
1. Paien meningkat dalam aktivitas fisik - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
2. Melakukan perubahan posisi sebelum memulai mobilisasi.
3. Peningkatan kemampuan berpindah - Monitor frekuensi umum selama
4. Peningkatan dalam rentang gerak (range of melakukan mobilisasi.
motion) Terapeutik:
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu (mis. Pagar tempat tidur).
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. Duduk ditempat tidur, duduk disisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi).
Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
fisik 3 x 24 jam diharapkan masalah 1. Kaji lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas,
keperawatannyeri akut teratasi sebagian dengan intensitas nyeri.
kriteria hasil: 2. Kaji skala nyeri.
1. Pasien mampu mengontrol nyeri, 3. Kaji respon nyeri non verbal.
mampu menggunakam teknik 4. Kaji faktor memperberat dan memperingan nyeri
nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri. Teraupetik
2. Pasien melaporkan bahwa nyeri 5. Kontrol lingkungan yang dapat menyebabkan
berkurang. ketidak nyamanan pasien (mis. Suhu ruangan,
3. Pasien mengatakan rasa nyaman sudah pencahayaan, kebisingan)
mulai berkurang. 6. Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri nyeri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian keterolac dan analgetik
30mg/8jam
Gangguan pola tidur b.d nyeri Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
3 x 24 jam diharapkan masalah Gangguan pola 1. Kaji pola aktivitas dan tidur
tidur teratasi dengan kriteria hasil : 2. Kaji faktor penganggu tidur (fisik dan/atau
1. Jumlah tidur pasien dalam batas normal psikologis).
6-7 jam/hari.
2. Pola tidur,kualitas dalam batas normal. Terauputik
3. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan keyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi,terapi akupresur).
3. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Waktu Implementasi Evaluasi
6 Juni 2020 Data Subjektif:
Pukul - Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan 1. Pasien mengatakan masih tidak mampu melakukan
13:00 -13:40 WIB lainnya. aktivitas secara mandiri
- Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan 2. Pasien mengatakan ingin bisa melakukan aktivitas
pergerakan. secara mandiri namun sulit bergerak.
- Memonitor frekuensi jantung dan tekanan 3. Pasien mengatakan dalam melakukan aktivitas selalu
darah sebelum memulai mobilisasi. dibantu oleh kelurga dan perawat.
- Memonitor frekuensi umum selama 4. Pasien mengatakan nyeri pada paha kanan dan kaki
melakukan mobilisasi. seperti tertusuk-tusuk dan terus menerus, nyeri
- Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan bertambah jika melakukan pergerakan atau pergeseran
alat bantu (mis. Pagar tempat tidur). pada kakinya.
- Memfasilitasi melakukan pergerakan 5. Pasien mengatakan sudah dapat melakukan latihan
- Meliibatkan keluarga untuk membantu pasien napas.
dalam meningkatkan pergerakan. 6. Pasien mengatakan skala nyeri 6
- Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi. 7. Pasien mengatakan kaki kanan masih terasa kaku
- Menganjurkan melakukan mobilisasi dini 8. Pasien mengatakan tidur 4-5 jam.
- Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur, duduk Data Objektif (O)
disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke 1. Tanda-Tanda Vital :
kursi).; Tekanan darah: 120/80 mmHg.
- Mengkolaborasikan pemberian terapi obat Suhu : 37,1 OC.
ceftriaxon 1 gr/12 jam, ranitidine 50mg/12 jam, Nadi : 82 kali/menit (kuat dan teratur)
keterolac 30 mg/12 jam dan infus RL 20 tpm RR : 20 kali/menit (teratur).
13:30- 14:00 WIB - Mengkaji sekala nyeri. 2. Pasien tampak kesulitan menggerakan kakinya.
- Mengajarkan teknik latihan nafas dalam untuk 3. Pasien belum mampu dalam melakukan mobilisasi
mengurangi rasa nyeri terutama perubahan posisi
- Mengkaji faktor yang memperberat dan 4. Tingkat kemampuan 5
memperingan nyeri. 5. Pasien tidak mampu melakukan ROM (Range Of
- Mereposisi bidai.
15.00-15.30 WIB - Mengkaji pola aktivitas dan tidur pasien. Mation)
- Menganjurkan pasien menonton TV, bermain HP, 6. Pasien tampak meringis.
kunjungan teman. 7. Pasien dapat melakukan latihan napas dalam.
- Mengajurkan menghindari makanan/minum yang 8. Kantung mata tampak menghitam
mengganggu tidur 9. Diberikan keterloc 30mg (IV drip)
Assesment:
1. Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
2. Nyeri akut belum teratasi
3. Gangguan pola tidur belum teratasi
Planning (P) :
- monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi.
- monitor frekuensi umum selama melakukan
mobilisasi.
- libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.
- ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. Duduk ditempat tidur, duduk disisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur ke kursi).
- kolaborasikan pemberian terapi obat ceftriaxon 1
gr/12 jam, ranitidine 50mg/12 jam, keterolac 30
mg/12 jam dan infus RL 20 tpm