Anda di halaman 1dari 9

Diagenesis yang dibahas kali ini lebih mengarah ke sedimen klastik.

Diagenesis
adalah suatu proses yang mempengaruhi “sedimen” (material) terletak di dekat
permukaan bumi dengan suhu dan tekanan yang rendah. Sebenarnya diagenesis
dan metamorfisme hampir memiikki kesamaan akan tetapi yang menjadi pembeda
utamanya adalah pada suhu dan tekanannya. Diagenesis terjadi dibawah suhu 200
C dan tekanan dibawah 300MPa atau 2kb dengan kedalaman maksimal 7km
(Winkler,1967).

Perubahan-perubahan yang terjadi hingga menyebabkan diagenesis adalah


disebabkan oleh pergerakan bumi dan peningkatan tekanan yang ada pada suatu
daerah. Diagenesis juga bisa dikatakan sebagai proses dalam perubahan material
sedimen menjadi sedimen yang telah terlithifikasi. Proses-proses yang terjadi
dalam lithifikasi adalah :

1. Kompaksi

Kompaksi adalah mengkompakkan lagi butiran-butiran sedimen sehingga


kemas yang terbentuk menjadi lebih dekat dan baik serta porositas yang
terdapat dalam proses lithifikasinya menjadi berkurang. Hal tersebut
disebabkan oleh pengurangan air maupun partikel cairan karena efek
pembebanan dari material sedimen lain yang ada di atasnya. (meskipun g
selalu).

2. Sementasi

Proses dimana partikel-partikel sedimen menjadi bersatu oleh karena


adanya material sekunder yang mengisinya. Hal tersebut dapat berupa zat
yang berasal dari resapan air tanah ke pori-pori batuan, atau berasal dari
pelarutan mineral dalam batuan yang juga diikuti oleh redeposisi
arenaceous rock. Selain itu, semen dapat mengakibatkan tumbuhnya
kristal baru atau mengalami overgrowth.

Hal tersebut ditabelkan dengan tabel di bawah :


3. Pelapukan

Proses dimana batuan menjadi perlahan-lahan hancur dan mengalami


dekomposisi oleh tenaga eksogen seperti angin, hujan, perubahan suhu,
tanaman dan bakteri. Bisa dikatakan bahwa pelapukan merupakan tahapan
awal dalam proses denudasi.

Diagenesis

Material sedimen yang baru terendapkan dicirikan oleh material lepas,


tidak, kompak, porositas tinggi, dan kandungan air yang tinggi pula. Pengendapan
yang terus berlangsung, terutama bersamaan dengan penurunan cekungan
sedimentasi, menyebabkan sedimen yang lebih muda akan memberikan tekanan
pada sedimen yang ada dibawahnya. Proses ini akan diiringi oleh perubahan sifat
fisik dan kimia sedimen akibat tekanan dan perbahan temperature pada
lingkungan yang semakin dalam. Perubahan tersebut akan menyebabkan
terjadinya proses kompaksi dan litifikasi pada material sedimen sehingga
terjadilah perubahan dari material sedimen lepas menjadi batuan sedimen. Seua
proses yang mengakibatkan perubahan sedimen menjadi batuan sedimen disebut
diagenesis. Proses diagenesis terjadi pada temperature dan tekanan yang lebih
tinggi dari temperature dan tekanan pada proses pelapukan, tetapi lebih rendah
dari proses metamorfisme. Meskipun demikian tidak diketahui batas yang pasti
antara proses digenesis dengan proses metamorfisme.
Proses diagenesis dimulai ketika adanya aktifitas organic awal dari proses
sementasi ketika material sedimen masih didasar cekungan sedimentasi.
Komposisi mineral asal, kemungkinan mengalami perubahan karena terjadinya
reaksi kimia yang mengakibatkan terjadinya pernggantian mineral, terbentuknya
mineral baru dan pelarutan mineral. Proses-proses tersebut mengakibatkan
perubahan tekstur batuan, struktur batuan, komposisi dan porositas batuan
sedimen. Porositas awal endapan sedimen dapat mengalami perubahan karena
adanya proses yang berlangsung selama proses diagenesis. Porositas awal akan
mengalami penurunan karena adanya proses kompaksi dan sementasi. Sedangkan
peningkatan porositas awal disebabkan karena adanya proses dari mineral-mineral
yang tidak stabil.
Proses diagenesis dapat disebabkan oleh proses fisika, kimia, dan biologi.
Bermacam proses diagenesis dan hasilnya. Alterasi sedimen akibat aktifitas
organic merupakan proses awal diagenesis. Kompaksi merupakan proses fisika
yang terjadi segera setelah material sedimen mengalami penimbunan dan berlanjut
terus sampai ke tempat yang lebih dalam. Proses sementasi merupakan proses
kimia yang dapat terjadi pada awal proses diagenesis dan sapat terus berlanjut
pada waktu material sedimen mengalami penimbunan dan pengangkatan

a.      Aktifitas Organisme


Aktifitas organisme terjadi pada awal proses diagenesis segera setelah material
sedimen mengalami pengendapan. Aktifitas organism akan mempercepat atau
memacu terjadi proses diagenesis lainnya. Organisme yang menyebabkan proses
ini dapat merupakan organisme yang ssangat kecil (mikrobia) dimana aktifitas
jasad renik sangat berhubungan dengan proses dekomposisi material organic.
Proses dekomposisi material organic akan mempengaruhi pH da Eh air pori
sehingga mempercepat terjadinya reaksi kimia dengan mineral penyusun sedimen.
Aktifitas mikrobia antara lain fermentasi, respirasi, pengurangan nitrat, besi, sulfat
dan pembentukan gas methan. Selain itu aktifitas organism lainnya terjadi ketika
endapan sedimen berlangsung seperti buworing, boring,. Kebanyakan bioturbasi
terjadi pada sedikit di bawah permukaan pengendapan, setelah pengendapan
material sedimendengan kedalaan beberapa puluh sentimeter. Proses ini akan
membentuk kenampakan yang khas pada batuan sedimen yang disebut struktur
sedimen.
b.      Proses Diagenesis Fisika
Kompaksi merupakan proses penyusunan kembali butiran sedimen sehingga
menghasilkan hubungan antara butiran yang lebih rapat. Hasil dari proses
kompaksi adalah ; Penurunan porositas dan permeablitas sedimen, pengualaran
fluidadan pori antara butiran, penipisan perlapisan. Secara teori proses kompaksi
pada sedimen silisiklastik dengan butir yang mebundar akan menurunkan
porositas dari sekitar 48% menjadi sekitar 26%. Tetapi karena butiran sedimen
pasir dan lumpur dialam tidak beraturan sehingga perubahan porositas akibat
kompaksi sulit diperkirakan. Proses kompaksi pada pasir sangat bergantung pada
porositas dan orientasi awal, ukuran butir, keseragaman butiran, dan komposisi
partikel sedimen.
c.       Proses Diagenesis Kimia
Proses diagenesis kimia merupaka reaksi yang komplek antara batuan dan cairan
yang terdapat di dalam lubang antara butiran (pori-pori). Ada beberapa macam
proses diagenesis kimia, yaitu sementasi, autogenic, rekristalisasi, inverse,
replacement, dan dissolution.
-          Sementasi merupakan proses pembentukan mineral baru dalam pori batuan
oleh proses presipitasi. Proses ini dapat juga terjadi karena adanya penambahan
unsure kimia pada butiran mineral penyusun sedimen sehingga menyebabkan
mineral tersebut semakin bertumbuh. Semen dapat mengisi semua lubang pori
batuan, sehingga dapat menurunkan porositas batuan menjadi nol. Semen juga
mengakibatkan material sedimen, dan proses sementasi merupakan proses kimia
yang menyebabkan terjadinya proses pembatuan. Proses sementasi terutama pada
tingkat awal hingga pertengahan proses diagenesis. Atau dapat juga terjadi pada
akhir atau bahkan setelah terjadinya pengangkatan batuan sedimen. Proses
sementasi yang terjadi di awal dapat mengurangi proses pemadatan mekanik
sedimen, kecuali semen yang terbentuk mengalami pelarutan.
-          Autogenik pada pengertian yang luas merupakan semua proses, termasuk
proses sementasi dan replacement, yang mengakibatkan terbentuknya mineral
baru didalam sedimen atau batuan sedimen. Tetapi pada proses diagenetik,
autogenic merupakan proses pembentukan mineral baru selain sementasi dan
replacement. Mineral baru initerbentuk akibat proses kristalisasi larutan atau
alterasi dari mineral atau fragmen batuan.
-          Penggantian (replacement) merupakan proses pelarutan mineral atau sebagian
mineral pada waktu terjadinya proses diagenesis, dan terjadinya proses kristalisasi
mineral baru yang berbeda komposisinya pada tempat mineral yang mengalami
pelarutan. Tekstur dan struktur awal pada umunya tidak mengalami perubahan
(terawetkan). Contoh yang baik adalah proses pembentukan fosil kayu (petrified
wood). Proses penggantian mineral pada proses diagenesis merupakan proses
yang sangat umum terjadi pada batuan sedimen silisiklastik maupun sedimen
karbonat. Proses ini dikontrol oleh pH,Eh, temperature, tekanan, dan kehadiran
ion lainnya dalam larutan
-          Inversi merupakan proses penggantian mineral oleh bentuknya yang lain
biasanya terjadi pada mineral yang polimorf (mineral dengan komosisi kimia
sama tetapi bentuknya berbeda. Contohnya adalah perubahan mineral aragonite
(CaCO3 ortorombik) menjadi kalsit (CaCO3 romhedaral). Contoh lain adalah
perubahan dari opal A (SiO2 amorf) menjadi opal CT yang mengandung
kristobalit (SiO2 ortorombik). Proses ini biasanya bersamaan dengan proses
rekristalisasi.
-          Rekristalisasi merupakan poses yang sering dikacaukan denga pengertian
proses penggantian (replacement) dan inverse. Tetapi pada pengerian yang lebih
sempit, rekritalisasi merupaka proses perubahan ukuran dan bentuk Kristal
mineral tanpa perubahan yang berarti pada komposisi kimianya. Oleh sebab itu
akibat rekristalisasi, tekstur dan struktur awal mineral mengalami perubahan total.
Proses rekristaliasi dapat terjadi pada semua batuan sedimen, tetapi proses ini
sangat umum pada bauan sedimen nonklastik terutama batuan karbonat
-          Proses pelarutan merupakan proses diagenesis yang penting yang
menyebabkan meningkatnya porositas dan penipisan lapisan batuan sedimen
terutama pada batuan yang mudah larut seperti batuan karbonat dan evaporit.
Proses ini dikontrol oleh pH, Eh, temperature, tekanan parsial CO2, komposisi
kimia dan ion strength. Proses pelarutan juga dikontrol oleh porositas dan
permiabilitas awal, mineralogy dan ukuran butir sedimen.. Material yang paling
mudah larut dalam batupasir adalah semen kalsit, sehingga efek utama dari proses
pelarutan adalah penghilangan semen. Proses ini diesbut disementasi. Mineral
metastabil pada batupasir seperti feldspar, fragmen batuan dan mineral berat,
dapat juga mengalami pelarutan.
Diagenesis biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Eogenesis, proses awal diagenesis yang terdapat di antara endapan dan
timbunan, atau dekat permukaan,
2. Mesogenesis, tahap tengah dari proses diagenesis yang terjadi setelah
penimbunan,
3. Telogenesis, tahap akhir dari proses diagenesis.
Akibat Dari Proses Diagenesis
Proses diagenesis menyebabkan terjadinya variasi tekstur, komposisi
mineral, sifat fisika, dan sifat kimia, batuan sedimen. Perubahan utama akibat
proses diagenesis dapat dikelompokkan menjadi sifat fisiknya, perubahan
komposisi mineral, dan perubahan sifat kimia batuan sedimen.
a.       Perubahan sifat fisik terjadi selama proses digenesis seperti perubahan pada
tekstur. Proses diagenesis yang menyebabkan perubahan tekstur antara lain
bioturbation, kompaksi, sementasi, dan pelarutan.
b.      Perubahan komposisi mineral yang terjadi selama proses diagenesis
dihasilkan dari proses sementasi, auogenik, replacement, inversion, dan solution.
Tergantung dari prosesnya, mineral penyusun sedimen akan hilang atau
terbentuknya mineral yang baru. Meskipun demikian perubahan mineralogy
akibat proses diagenesis tidak selalu dapat dikenalii dengan mudah. Hanya semen
pada batuan sedimen yang mudah dikenali karena mengisi pori antar butiran.
c.       Perubahan komposisi kimia dalam sedimen dapat mengalami penambahan
atau hanya perubahan yang terjadi pada komponen penyusun sedimen itu sendiri.
Seperti misalnya kalsium dan silica bertambah karena proses sementasi selama
diagenesis ataukah penembahan ini disebabkan karena terjadinya pelarutaan
mineral karbonat atau silikat penyusun sedimen itu sendiri. Oleh sebab itu sangat
sulit menghitung jumlah perubahan komposisi sedimen karena dari awal tidak
diketahui dengan pasti komposisi awal sedimen tersebut.

Tingkat sedimentasi

Tingkat pengendapan sedimen berbeda tergantung pada lokasi. Sebuah


saluran di flat tidal dapat mengalami pengendapan beberapa meter sedimen dalam
satu hari, sementara di dasar laut dalam, setiap tahun hanya beberapa milimeter
dari sedimen terendapkan. Dapat dibedakan pengendapan akibat sedimentasi
normal dan sedimentasi akibat proses katastropisme. Kategori yang terakhir
mencakup semua jenis proses yang luar biasa tiba-tiba seperti gerakan massa,
longsoran batuan atau banjir. Proses bencana dapat menyebabkan proses
pengendapan secara tiba-tiba dari sejumlah besar sedimen. Dalam beberapa
lingkungan sedimen, sebagian dari total kolom batuan sedimen dibentuk oleh
proses bencana, meskipun lingkungan tersebut secara umum stabil. Lingkungan
sedimen lainnya didominasi oleh sedimentasi normal yang sedang berlangsung.
Dalam banyak kasus, sedimentasi terjadi secara perlahan. Di padang pasir,
misalnya, angin mengendapkan material silisiklastik (pasir atau lanau) di beberapa
tempat, atau banjir katastropik di lembah mungkin menyebabkan pengendapan
mendadak sejumlah besar material detrital, tetapi di sebagian besar tempat ,erosi
eolian yang mendominasi. Jumlah batuan sedimen yang terbentuk tidak hanya
bergantung pada jumlah material yang tersedia, tetapi juga pada seberapa baik
materi terkonsolidasi. Erosi menghilangkan sedimen yang terendapkan segera
setelah pengendapan.

Semen

Semen adalah material pengisi serta rongga pengikat antar butir sedimen,
dapat berbentuk amorf atau kristalin. Semen, material halus yang berperan sebagai
pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya
berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi. Semen terdiri dari material halus
yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori yang diendapkan
setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika, oksida besi
ataupun sulfat. Bahan semen yang lazim adalah :

1. Semen karbonat seperti kalsit dan dolomit


2. Semen silika seperti kalsedon dan kuarsa
3. Semen oksida besi seperti limonit, hematit, dan siderit

Batuan Sedimen adalah batuan beku, metamorf, ataupun yang mengalami proses
litifikasi yaitu proses kompaksi dan sementasi.
REFERENSI

https://www.academia.edu/26051714/_TUGAS_Fragmen_Matriks_dan_Semen

https://poncoaw.wordpress.com/2013/05/01/diagenesis/

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen

http://acisarea.blogspot.co.id/2011/04/diagenesis.html

Anda mungkin juga menyukai