Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN


PROGRAM PASCA SARJANA (S2)
TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI BATUAN
DASAR
potensi hidrokarbon pada batuan
dasar

MOH. RIFA’I B. LANDU

ABD. RAHIM

KIFAYATUL KHAIR
Pendahuluan
Reservoir minyak dan gas yang memiliki nilai ekonomis
telah ditemukan di batuan beku. Sebuah survei pada awal
1948 menemukan potensi hidrokarbon di celah-celah
reservoir bawah tanah di California, dan produksinya
mencapai 15.000 barel per hari.

Konsep batuan dasar dalam cekungan minyak dan gas


(Koesoemadinata, 2008) biasanya berupa batuan beku
(plutonik) dan metamorf. Batuan basement ekonomis
adalah sebagai lapisan sedimen yang mengalami proses
tektonik yang sangat kuat.
Metode
Metode yang digunakan adalah review
potensial dengan membahas data tentang
lapangan minyak dan gas Indonesia yang
memiliki reservoir basement.
Analisis Berdasarkan retakan, retakan
hidrotermal dan retakan yang disebabkan oleh
proses tektonik (struktur kekar dan sesar)
Data Lapangan
Data produksi, eksplorasi, dan pengembangan
lapangan dapat dioptimalkan dengan menerapkan
teknologi analisis batuan untuk melihat potensi batuan
basement sebagai reservoir minyak dan gas. Analisis
petrologi dan petrografi diterapkan pada bebarapa
data sebagai mode efektif yang mewakili banyak cara
eksplorasi minyak dan gas. Lima lapangan minyak dan
gas Indonesia yang diketahui menghasilkan
hidrokarbon dari waduk bawah tanah (baik batuan
beku maupun batu gamping) adalah Beruk, Suban, Sei
Teras, Tanjung, dan Oseil Seram Fields
Medan Beruk, Sumatra Tengah

Lapangan Beruk terletak di


daerah Minas, Kecamatan
Siak, Bengkalis, Riau, di
Cekungan Sumatra Tengah.
Zona penghasil minyak dari
Lapangan Beruk dari Sihapas
Group adalah Formasi Duri,
Bekasap, Bangko, Menggala,
dan Pematang (Caltex Pacific
Indonesia, 1995).
Suban Field, Sumatra Selatan
Lapangan Suban terletak di Cekungan Sumatra Selatan. Stratigrafi lapangan dari
bawah ke atas masing-masing adalah: batuan basement granit Pra-Tersier,
Formasi Talangakar (batu pasir-serpih, transgression sedimen, Oligosen Akhir),
Baturaja.
Tanjung Field, Kalimantan Selatan
Tanjung Field terletak di Barito Basin,
Kalimantan Selatan. Di sisi utara
Gunung Meratus, kelompok batuan
bernama Ayuh Massive terjadi
sebagai batuan bawah Ayuh rock
(Ayuh Massive) terdiri dari
granodiorit, diorit, gabro, dolerit,
sekis, gneiss, dan sedimen
vulkaniklastik. Sedimen vulkaniklastik
berkorelasi dengan Manunggal Group
yang membentuk batuan beku
plutonik dari Rimuh Complex
(Satyana, 1994).
Wilayah Oseil-Seram, Maluku

Oseil Field, Seram, masuk dalam Cekungan Buru-Seram. Daerah Seram secara
geologis termasuk ke dalam area Arc Banda. Pulau ini mirip dengan sebagian besar
bagian timur Indonesia. Secara tektonik, ini adalah bagian dari tepi kerak benua
Australia (Pigram dan Panggabean, 1981 dalam Hadipandoyo et al., 2007). Salah satu
waduk potensial di Seram Field adalah batu kapur Formasi Manusela yang memiliki
usia Jurassic
Hidrokarbon Oseil di Pulau Seram, Maluku, dihasilkan
dari reservoir retak di Formasi Manusela. Studi geologi
teknik pada mekanika waduk diperlukan untuk
menyelesaikan masalah eksplorasi minyak dan gas,
terutama ketika melakukan pengeboran dan uji
reservoir. Pengetahuan tentang karakteristik reservoir
di mana sifat-sifat batuan akan digunakan adalah untuk
menentukan zona rekahan di dalam sumur (Trilangga
dan Dradjat, 2012).
Batuan dasar berpotensi memiliki
porositas yang lebih tinggi dengan kombinasi
sistem twocrack. Sistem pori pertama terbentuk
pada proses rekah hidrotermal. Sedangkan
retakan yang dibentuk oleh diskontinyu atau
sesar dapat berfungsi sebagai pipa yang
menghubungkan pori-pori.
sekian

Anda mungkin juga menyukai